Wati Yang Suka Peju

Certia Mesum – Wati Teman Chet Yang Suka Peju -kisah asliku yang aq alami sangat simple dimana aq bisa berkenalan dengan wanita dengan cara chatting kebanyakan kenalan wanitaq berasal dari manado ,kalau chating kita biasanya menceritakan kisah hidup, perjalanan hidup entah itu dalam percintaan atau masalah pribadinya dan ada juga yang mengajak ketemuan untuk bercinta.

 

Dimana ada salah satu wanita yang aq kenal dia masih mahasiswi namanya Wati yang aq kenal dia sedang berkuliah di salah satu universitas di manado katanya dia adalah anak seorang terkaya di kotanya, kami sudah tukar nomer telepon suatu hari saat aq sedang berada di pusat kota aq menghubungi dia dan mengajak dia untuk ketemuan, setelah berjanji ketemu di tempat yang di setujui aq langung meluncur ke tempat café.

“Apa benar kamu Wati” tanyaq

“iya benar kamu sendiri sigit ya???sambil menjulurkan tangannya.

Wati mengajak salah satu temannya. “kenalin juga ini temanku namanya Mia.

Melihat pertama kali Wati ternyata lebih cantik dari aq bayangkan dia seperti model tubuhnya yang tinggi langsing dan mempunyai tonjolan payudara yang oke, saking lamanya melihat dia sampai aq melamun dan di buyarkan dengan dia menanyai “haiii kamu mau pesan menu apa???

“menunya apa sih?? Aq ngikut saja sama dengna kalian, jawabku.

“lho lho kamu kanapa ko kelihatannya gugup gitu , santai saja say??

Haduh dia malah mengundang diriku say, jadi malu dan semakin gugup diriku, dan setelah aq kuasi diriku sendiri aq bersikap santai,

“gak apa apa kok wat, aq ngikut saja makanannya biar cepat gitu pesenannya.

Awal aq mengenal wati Aq sudah kalau aq itu sudah menikah, dia pun gak mempermasalahkannya dia malah senang karena aq jujur dan menyukai laki laki yang lebih dewasa, kami pun menunggu makanan sambil ngobrol entah itu dari masalah kuliah sampai gak terasa kalau waktu itu udah menunjukan pukul 9 malam , dan aq menawarkan untuk pulang saja,

“wati udah malam rupanya gimana kalau aq mengantar kamu pulang ke kost kostsan”

“iya mas sigit kalau kamu free anterin aq ya, sambil bangkit dari duduknya.

Aq menuju kasir untuk membayar makanannya dan menuju ke tempat parkir untuk mengambil mobilku,

Kita saling mengobrol katanya dia minggu depan dia minta untuk bertemu lagi”

Deg! jantungku terasa berhenti ketika Wati bilang seperti itu, aq langsung berusaha menguasai situasi.

“Ooo.. Pasti bisalah, asal kamu kabarin sehari sebelum datang,” pintaq.

“Oke deh, ntar aq hubungi kamu Mas” kata Wati.

“Terus, kamu mau dateng sama Mia atau sendirian?” tanyaq.

“Sendirilah Mas, masa iya sama temanku.. Kan nggak romantis?” jelas Wati.

Tanpa terasa sampailah di depan tempat kost Wati.

“Selamat malam,” kataq.

“Terima kasih ya Mas, sampai ketemu minggu depan,” Wati mengingatkan.

“Ok” jawabku singkat, dan setelah itu aq langsung tancap gas balik dengan perasaan yang masih bertanya-tanya dengan ucapan Wati yang sedikit romantis. Tetapi sebandel apapun aq, aq tetap memegang prinsip aq tentang virginitas seorang cewek. Buat aq jika seorang gadis itu masih virgin, aq tidak akan pernah mau Making Love karena sudah menjadi prinsip aq untuk tidak merusak masa depan seseorang.

6 hari sudah berselang setelah pertemuan pertama dengan Wati dan sesuai janji dia, Kamis siang Wati menelphone HP-ku. Ringtone dengan lagu dilema cellulerku berbunyi dan saat aq liat layarnya ternyata 081252xx (nomor Wati).

“Mas Sigit besok aq berangkat sepulang kuliah, bisa jemput nggak?” tanya Wati.

“Oke bisa, jam berapa?” balas aq bertanya.

“Mungkin dari Surabaya jam 18.00″ jawab Wati.

“Lho emang kamu mau langsung balik?” selidik aq.

“Tidaklah Mas, aq kan ingin ditemanin Mas Sigit semalaman” jelasnya.

Alamak si Wati ini, bikin aq berpikir yang nggak-nggak.

“Oo gitu, oke sapa takut” tantang ku.

“Oke deh Mas, sampai besok” seiring kata itu HPnya langsung dimatikan.

Setelah telphone off, aq langsung hubungi salah satu hotel di Surabaya yang menjadi tempat favorite aq dan kebeetulan aq salah satu members di hotel tersebut. Sehingga setiap saat aq bisa booking room dengan posisi open.

Hari jum’at jam 18.00 tepat aq sudah nongkrong di jok mobilku. Diparkiran terminal Bungur Asih dan selang 5 menit cellulerku berbunyi, “Mas kamu dimana?” suara Wati.

“Aq sudah di parkiran terminal nih,” jelasku.

“Oke deh aq ke situ” jawab Wati.

Dengan perasaan deg-degan aq menunggu Wati nongol dari pintu keluar terminal, dan dari jauh aq lihat tubuh semampai yang agak kurusan berlenggak-lenggok seperti di catwalk. Setan bertanduk, meniup pikiranku sepanjang Wati menuju mobilku.

“Hey Mas Sigit, gimana khabarnya?” tanya Wati.

“Baik Wati” jawabku singkat.

“Sudah lama ya Mas Sigit tunggunya,” ia membuka percakapan.

“Belum kok Wati” jawabku singkat.

Tanpa panjang lebar, aq langsung menuju hotel yang sehari sebelumnya aq sudah booking. Dan parfum dengan aroma melati sangat megganggu birahi kelaki-lakianku. Setan bertanduk semakin aktif mengetuk pikiran kotorku untuk langsung bercinta dengannya.

Sesampai di hotel aq langsung minta kunci dan menuju kamar lantai 2 nomor 222.

“Lho Mas kenapa kok booking yang 2 bed?” tanya Wati.

“Lho memangnya kenapa?” aq berlagak bengong.

“Wati pengennya yang satu bed, supaya bisa berduaan,” jawab Wati polos.

Walaupun setan sudah pada meringis diatas kepalaq dan bilang, yes! tetapi aq berusaha cool di depan Wati dan sedikit berkata bijak bagaikan orang tua.

“Wati, kita tidak untuk macam-macamkan di kamar ini?” balasku bertanya.

“Ya sudah deh Mas, aq mau mandi dulu ya” jawab Wati kesal.

15 menit lamanya Wati mandi, akhirnya pintu kamar mandi terbuka dan begitu kagetnya aq, ketika Wati hanya mengenakan daster yang tipis tanpa menggunakan BH dan CD, sehingga nampak jelas sekali puting yang kecil menonjol di balik daster tipisnya. Tanpa melihat gelagat Wati yang semakin membuat detak jantungku semakin cepat, aq langsung ambil handuk dan mandi.

Malam semakin larut dan hampir 3 jam aq di dalam kamar berdua dengan Wati, detak jantungku semakin kencang tatkala Wati sesekali sengaja menyentuhkan tangannya di pundakku. Adik kecilku berontak dengan keras ingin keluar dari celanaq.

“Mas, malam ini kamu manis banget sih,” kata Wati memuji.

“Ah kamu bisa aja” jawabku agak gugup.

Karena pertanyaan itu disampaikan hanya dengan jarak 20 centi dari mukaq sehingga bau harum di wajahnya begitu menggelitik syaraf kelaki-lakianku.

“Mmm bagaimana.. ” belum selesai aq tanyakan sesuatu tiba-tiba tubuh kecil Wati sudah berada dipangkuanku. Sehingga memudahkan dia untuk mencium bibirku. Sedangkan posisiku sendiri sangat tidak menguntungkan untuk membalas ciuman Wati, karena posisi tanganku menopang tubuhku.

“Mmm.. Mas.. Aq suka kamu,” kata Wati sambil melanjutkan ciuman mautnya.

Aq tidak bisa menjawab sepatah kata apapun karena memang serang bibir tipis Wati menggelontor bibirku bertubi-tubi. Perlahan tapi pasti, aq mulai merubah posisiku untuk terlentang di ranjang sehingga tubuh mungil Wati dengan mudah naik diatas tubuhku.

Aq rasakan perutku mulai basah dengan cairan yang mulai menetes dari memek Wati. Karena dari tadi dia sudah tidak memakai celana dalam sehingga saat duduk diperutku, aq merasakan betapa halus bulu-bulu di selangkangan gadis ini. Tanganku mulai membelai punggung dan tengkuk Wati, sehingga hal itu membuat birahi Wati mulai terkoyak.

Dari mulutku Wati mulai merambat kebawah, menjilati puntingku hingga membuat darah aq berdesir dengan kencang.

“Wati.. Geli sayang.. ” aq merintih.

Wati sepertinya semakin bernafsu mendengar rintihan aq, dan semakin berani saja gadis ini memainkan lidahnya disekitar perutku. Tubuhnya semakin kebawah dan sampailah wajah nya di atas selangkanganku, dengan satu gerakan saja, celana adidas yang aq kenakan langsung tertanggal.

“Mas.. Aq suka penis kamu.. Gila besar sekali” puji Wati dan setelah itu langsung saja mulutnya yang tipis mulai mendarat di batang kemaluanku.

“Oohh.. ” aq merintih dan mnggelinjang saat mulut Wati mulai melahap penisku yang sudah mulai mengencang. Sesekali tangan yang lentik mengocok batang kemaluanku.

“Aaow.. Sakit sayang” jeritku saat giginya mengenai kepala penisku.

Aq hanya menikmati jilatan, hisapan dan kuluman bibir Wati yang tipis sembari aq menengok kebawah melihat Wati yang lagi asyik mengoral penisku. Duh alamak, ini gadis kok jago banget oral sex nya. Awas ya aq balas nanti kalo gadis itu sudah puas menghisap penisku. Disaat aq membayangkan apa saja yang bakal aq laqkan dengan gadis kecil ini, tiba-tiba Wati bangkit dari selangkanganku dan berdiri.

“Mas. Wati sudah nggak tahan.. Aq masukin ya?” tanya Wati sambil melepas penisku dari mulutnya.

“Wati, Mas tidak mau, jika kamu masih virgin,” aq berusaha jelaskan masalah prinsipku tentang keperawanan seseorang.

“Mas, Wati ingin banget.. Wati sudah pernah laqkan kok sama pacarku” jelas Wati tidak mau kalah.

“Kamu serius..?’” tanyaq bingung.

“Percaya sama Wati Mas, aq sudah tidak virgin kok,” sambil berkata seperti itu, Wati langsung berdiri diatas tubuhku. Tangannya yang lentik memegang penisku yang berdiri kencang untuk diarahkan ke lubang memeknya

Bless.., suara penisku mengoyak memek Wati.

“Ughh, Mas..” kepala penisku langsung membuka lubang sempit di selangkangan Wati.

“Gila, enak sekali punya Mas.. aakkh” Wati menggerinjang sembari mulai berusaha memasukkan seluruh batang kemaluanku.

Aq merasakan lubang surgawi milik Wati sangat sempit sekali, sehingga aq merasakan sesuatu yang menjepit batang kemaluanku.

“Mas.. mentok nih, gila banget.. padahal belum masuk semua..” rintih Wati.

“Gila Mas punya kamu panjang.. Eenaak Mas” rintih Wati.

Beberapa kali Wati menggerakkan tubuhnya naik turun, tiba-tiba Wati mulai mempercepat pergerakkannya diatas tubuhku yang naik turun.

“Mass.. Wati.. Mau.. Daapett.. Maass..” rintih Wati.

Karena memang penisku tidak bisa masuk seluruhnya (hanya menyisakan 2 cm saja), sambil bergerak naik turun tangan Wati berusaha menahan tubuhnya dia tas dadaq.

“Mas.. Aaampunn.. Aqu nggak tahan lagi..” rintih Wati.

“Mas.. Sigit.. Wati kee.. luuaarr..” bersamaan dengan rintihan panjang Wati sesuatu aq rasakan menyiram batang kemaluanku.

Sssurr.., cairan yang terasa banyak membasahi selangkan aq.

Tubuh Wati langsung terkulai lemas dengan permainan tadi sehingga dia terlentang sambil menutup mata, merasakan sisa-sisa kenikmatan yang sudah diraihnya. Tanpa memberi nafas sedikitpun, aq mulai membungkuk di atas dada gadis yang masih belia ini. Dengan sentuhan yang penuh perasaan, lidahku mulai memainkan puntingnya yang masih mengencang besar. Aq berusaha membangkitkan gairah Wati yang sudah mulai terkulai lemas.

“Mas.. Kamu hebat.. Ughh,” pujian Wati tidak sampai selesai karena gigiku yang nakal mulai menggigit punting Wati dengan mesra. Aq membiarkan kedua tangannya menggapai kepalaq yang sedang asyik menikmati puntingnya yang kencang. Maklum, Wati tergolong cewek yang tidak mempunyai payudara sehingga puntingnya lebih dominan.

Semakin lama, mulutku yang liar mulai membalas perlaqkan Wati saat mencumbui aq sebelumnya. Sesekali tubuhnya yang kurus menggelinjang hebat saat aq mainkan pusar perutnya dengan lidahku, hal ini membuat kedua pahanya terbuka lebar. Kesempatan itu tidak aq sia-siakan, wajahku langsung menangkap bongkahan daging dengan rambut yang begitu halus. Dengan satu kali gerakan, kedua tanganku sudah bisa mengunci kedua pahanya diatas pundakku.

“Mmas.. Gelii.. Ampun.. Ooohh,” Wati hanya bisa merintih saat klitorisnya aq mainkan dengan lidahku. Sesekali aq mencium bau wangi bekas cairan Wati yang sudah keluar saat permainan pertama. Dan hal itu menambah birahiku untuk melumat habis seluruh cairan yang mulai meleleh kembali dari lubang kewanitaanya. Sesekali pinggul Wati yang mungil ikut terangkat keatas, mengikuti hisapan mulutku di selangkangannya. Beberapa saat kemudian..

“Mas.. Ammpun.. Aq mau keluar laagi.. Mmass” kedua tangan Wati membenamkan wajahku dalam-dalam diantara kedua pahanya. Bersamaan dengan itu pula cairan putih meleleh dengan deras dari ujung lubang kewanitaanya. Dengan sedikit liar, aq minum semua cairan yang keluar dan aq jilatin sampai bersih kembali tanpa ada cairan sedikitpun.

“Capek sayang.. ” tanyaq.

“Kamu benar-benar gila Mas.. Hebat banget kamu,” puji Wati.

Belum selesai dia memeujiku, aq langsung mengangkat tubuhnya yang langsing dan sedikit kurus. Sekali angkat tubuhnya langsung berhadapan dengan tubuhku, dengan cekatan penisku aq tancapkan ke lubang memek Wati,

“Mmas.. Aduh.. Kamu benar-benar nakal..,” kata Wati manja.

Kedua tangan Wati menggelayut dileherku sedangkan kedua kakinya mengunci pinggulku, sehingga hal ini memudahkan penisku menerobos masuk di lubang memeknya.

“Slep.. Slep.. Slep.. ” terdengar penisku bergerak keluar masuk lubang Wati. Kedua tanganku menahan bongkahan pantat Wati yang tidak begitu besar, untuk memudahkan pergerakan keluar masuk penisku. Karena tubuh Wati yang ringan memudahkan aq untuk berhubungan sambil menggendong Wati.

Posisi ini aq pertahankan sampai, Wati orgasme yang ketiga kalinya.

“Mass.. Aq.. Keluar lagi.. ” sambil berkata demikian Wati berusaha mendekap tubuhku erat-erat sedangkan tubuhnya tidak bisa mendekat tubuhku karena memang terganjal penisku yang panjang.

Disaat tubuh Wati turun dari gendonganku, aq sedikit mendorong tubuhnya untuk menghadap ke dinding. Sambil aq bisikan kata yang mesra di telinganya

“Akan kuberikan semua kenikmatan malam ini” rayuku.

“Mass..” desah Wati.

Kaki Wati aq buka lebar, sehingga memudahkan aq untuk penetrasi melalui belakang.

Bless.., batang kemaluanku kembali menghunjam lubang Wati yang masih terengah-engah. Kedua tanganku memegang pinggul Wati dari balakang, sehingga memudahkan aq untuk bergerak maju mundur. Kedua tangan Wati menahan tubuhnya di dinding kamar.

“Mas.. Eennakk sekali.. ” rintih Wati.

“Kamu memang.. Jagonya Mas.. Uuuhh,” berkali-kali Wati merintah tetapi hal itu tidak menghentikan permainan aq yang semakin gila saja.

Setelah puas dengan posisi seperti itu, dengan memeringkan tubuh Wati yang masih berdiri, aq angkat kakinya satu sehingga aq bisa memasukkan penisku dengan leluasa.

Crek.. Crek.. Crekk.., suara penisku yang sudah mulai dibasahi oleh cairan Wati yang begitu banyak meleleh, sampai menetes di pahaq.

“Mas.. Kamu.. Pandai sekali membuatku melayang.. Aaahh.. Uuuhh”

“Sayaang.. Aq.. Nggaa.. Tahann..” untuk yang kesekian kalinya lubang kewanitaan Wati mengucurkan cairan putih pekat dibatang kemaluanku.

Setelah aq puas, akhirnya aq membopong tubuh Wati dan meletakkan di pinggir ranjang. Kali ini aq melaqakn doggie style, aq semakin bergairah untuk bermain dengan beberapa variasi dalam bersetubuh.

“Hekk..” muka Wati dimasukan dalam-dalam diatas bantal ketika penisku menghujam kesekian kalinya.

“Oohh.. Wati.. Punya kamu asyik banget..” puji aq.

Sambil menggerakkan maju mundur tubuhku dibelakang tubuh Wati, aq melihat jelas kucuran keringat dari tubuh kami berdua. Sampai akhirnya Wati menjerit panjang dibarengi kedua tanganya meremas sprey hotel dengan kencang.

“Mass.. Aaammppunn..” gigi Wati menggigit bantal dengan kencang.

“Aq juga mau keluar sayang.. Wati..?” aq mendesah kenikmatan

“Ooo Wati.. Mau dikeluarin dimana.. aakhh,” aq bergerak semakin cepat memasukkan penisku.

“Di dalam aja sayang.. ” pinta Wati.

“Jangan aq nggak mau.. Cepet sayang aq sudah mau keluar nih..” desahku.

“Watia.. Aaakhh” aq segera melepas penisku dari lubang memek Wati dan dengan seketika membalikkan badannya hingga mulutnya pas didepan penisku.

Bagaikan di film-film BF yang pernah aq lihat, Wati langssung melumat habis penisku.

Crutt.. Crut.. Crut.., entah berapa kali semburan spermaq dalam mulut Wati, aq hanya merasakan kenikmatan yang luar biasa.

Semburan demi semburan, Wati seperti tidak mempedulikan lagi. Gadis itu tetap mengocok, mengulum dan menghisap dalam-dalam penisku. Terlihat jelas spermamu menetes kelaur dicelah bibirnya yang mungil dan belum sampai jatuh, lidahnya berusaha menjilat kembali.

“Mmm.. Aq suka sekali sperma kamu Mas..” kata Wati sambil menelan seluruh spermaq yang sudah keluar.

Sambil menjilati sisa-sisa sperma yang masih menempel di batang kemaluanku,

“Ma kasih Mas.. Kamu memberikan apa yang selama ini aq impikan” kata Wati.

“Selama ini pacarku tidak pernah memberikan ini semua, asal dia sudah keluar ya sudah tanpa harus mikirin aq” jelas Wati.

Malam itu kami tidur berpelukkan sampai pagi dengan keadaan telanjang bulat, aq sudah tidak ingat lagi berapa kali memberikan kepuasan terhadap Wati. Akan tetapi yang membuat diriku bangga adalah, aq bisa memberikan kepuasan kepada pasanganku. Karena buat aq sex bukan milik pria seorang tetapi milik kedua pasangan yang melaqkkannya.

Paginya Wati membangunkan aq tepat pukul 06.00

“Mas.. anter aq ke terminal ya, aq harus balik nih,” pinta Wati.

“Oke, yuk kita segera bersiap-siap” ajakku.

“Mas, kamu janji ya berikan aq seperti ini setiap aq mau,” kata Wati.

“Iya sayang, selama kamu mau.. Aq akan berikan” jawabku penuh harap.

Sambil berkata demikian kita berdua menuju kamar mandi untuk mandi bersama. Dan di kamar mandi, untuk sekali lagi kita melaqkan hubungan sex yang sangat fantastis di bawah guyuran shower. Dan entah berapa kali Wati mereguk kenikmatan saat itu. Yang pasti hari itu begitu hebat permainan yang aq laqkan denagn Wati.

Setelah siap, aq check out dan meluncur kearah terminal Bungurasih.

“Kamu hati-hati Wati” sambil aq kecup keningnya.

“Terima kasih Mas buat permainan semalam dan tadi pagi” kata Wati berterima kasih.

“Kamu memang luar biasa Mas” puji Wati.

Akhirnya tubuh Wati yang semampai bergegas meninggalkan mobilku untuk menuju ke antrean bus menuju kota K. Lambaian tangannya berkali-kjali melambai seiring dengan tubuhnya yang hilang ditelan keramaian terminal.

Hari ini menyisakan cerita yang maha dahsyat karena permainan sex aq yang bisa diterima oleh pasangan aq. Setelah hari itu, kita berdua sering saling calling, saling perhatian, saling share dan sering juga janjian untuk sekedar melepas kangen dan diakhiri dengan permainan sex.

Wati, salah satu teman chating aq yang sekarang entah kemana perginya. Semoga kamu bisa mengenang masa-masa indah kita saat berdua. Dan aq masih berharap kamu kembali datang di hari-hariku untuk mereguk kenikmatan bersama.