Tracy – An Offering

Pelan-pelan kubuka mataku, walau kepalaku masih pusing tapi kucoba untuk menyadarkan diriku. Sangat terkejut aku ketika kusadari bahwa kedua tangan dan kakiku terikat di sebuah kursi. Ternyata aku sudah berada di sebuah ruangan remang-remang yang cukup besar. Di setiap sisi ruangan tersebut terdapat layar film yang sangat besar dan juga terdapat sebuah panggung bundar setinggi 40cm persis di tengah-tengah ruangan. Panggung tersebut dikelilingi oleh sofa-sofa, mungkin jumlahnya sekitar 8 sofa dan semuanya sudah penuh terisi oleh orang-orang yang tidak kukenal. Kursi tempatku terikat berada persis di depan panggung disamping salah satu sofa. Tiba-tiba aku teringat dengan apa yang terjadi. Aku, Tracy pacarku dan Rita teman kuliahnya akan memasuki sebuah diskotik, akan tetapi di pelataran parkir diskotik tersebut kami disergap oleh beberapa orang dan masih dapat kuingat orang-orang tersebut membekap mulutku dan mulut Tracy dengan saputangan yang berbau chloroform. Setelah itu aku tidak ingat apa-apa lagi sampai dengan aku sadar dan sudah terikat disebuah kursi. “ Aah..sudah bangun rupanya” terdengar suara Rita disebelahku. Kupalingkan wajahku dan kulihat Rita duduk santai di sofa sebelahku sambil memegang segelas minuman. “Rita, apa-apaan ini…apa yang terjadi” tanyaku kepadanya. “Ssst…tidak usah banyak tanya, lihat saja, pertunjukkan sebentar lagi dimulai” kata Rita sambil menunjuk ke arah panggung. Belum sempat aku berkata lagi, tiba-tiba beberapa lampu sorot menyala dan menerangi panggung tersebut, dan seorang pembawa acara naik ke atas panggung. “Bapak-bapak members yang terhormat, selamat datang di pesta ini. Malam ini kami akan menghibur Bapak-bapak dengan mempersembahkan sebuah hadiah manis buat Bapak-bapak sekalian. Hadiah ini adalah pilihan yang berasal dari suara terbanyak yang Bapak-bapak berikan berdasarkan foto-foto yang diedarkan oleh manajer club saudari Rita. Selamat menikmati….” ujar si pembawa acara. Kemudian terdengar bunyi dentuman lagu house music, dan naik ke atas panggung dua pria berbadan tegap sambil memegang erat Tracy yang ditutup matanya dengan sebuah kain hitam. Tracy meronta-ronta berusaha melepaskan diri, namun kedua pria berbadan tegap tersebut terlalu kuat baginya. Masih bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi, aku melihat Tracy sudah berganti pakaian, pakaian yang Tracy pakai saat ini hanyalah sebuah long dress putih tipis, dengan model backless dipunggung, dengan belahan dada dari leher sampai dibawah pusar dan belahan paha dari pinggang terus ke bawah. Meskipun pakaian tersebut menutupi kedua payudara Tracy dan bagian bawah Tracy, namun karena tipisnya bahan pakaian tersebut dan ditambah dengan lampu sorot panggung yang sangat terang, sangat terlihat bahwa Tracy sudah tidak mengenakan BH dan celana dalam lagi. Bayangan kedua puting payudara Tracy dan bayangan kedua paha dan vagina Tracy sangat jelas terlihat. Tidak berapa lama kemudian naik ke atas panggung dua pria lagi yang berbadan sama tegapnya sambil masing-masing membawa sebuah tiang besi dengan rantai dikedua ujungnya. Di atas panggung kedua pria itu langsung menancapkan kedua tiang tersebut pada lubang di dasar panggung, sehingga kedua tiang itu berdiri tegap sejajar. Setelah kedua tiang tersebut berdiri dengan mantap, maka keempat pria berbadan tegap tersebut dengan paksa langsung mengikat kedua tangan dan kaki Tracy pada rantai di kedua tiang, sehingga Tracy terikat erat di antara kedua tiang dengan bentuk menyerupai X. Dengan aba-aba dari pembawa acara keempat pria tersebut pergi meninggalkan panggung. Si pembawa acara kemudian dengan sigap membuka tutup mata Tracy dan terlihatlah wajah Tracy yang cantik. Decak kagum bergema di ruangan itu. Rupanya semua yang hadir sangat mengagumi kecantikan Tracy. Tracy memanglah seorang gadis cantik, langsing, umurnya 22 tahun, tinggi 165cm dengan besar payudara yang sangat sesuai dengan badannya. Tracy adalah seorang gadis keturunan Indo-Inggris. Meskipun terlihat habis menangis, Tracy masih terlihat sangat cantik, apalagi terlihat jelas bahwa Tracy telah didandani dengan baik, diberi make up yang sesuai dan dengan rambutnya yang sebahu telah diatur sedemikian rupa sehingga seperti kelihatan dari salon. Kemudian Rita bangun dari tempat duduknya dan naik ke atas panggung dan mengambil microphone dari si pembawa acara. “Bapak-bapak, mari kita mulai pesta kita. Nama mainan kita malam ini adalah Tracy, umurnya 22 tahun, tinggi 165cm, cup bra 34d, tinggalnya di kawasan pondok indah, statusnya mahasiswi, tapi sebentar lagi kita ubah statusnya menjadi bank sperma. Bagaimana komentar loe Tracy sayang…?” Tanya Rita sambil mengarahkan microphone ke arah Tracy. “Jangan….tolong Rit lepasin gue, gue tidak mau, ampun Rit, jangan, gue takut hamil…” tangis Tracy tersedu-sedu. “Hahaha…, sekarang loe tidak mau, tapi sebentar lagi loe akan gue buat memohon-mohon untuk dibolehin melayani Bapak-bapak ini” tawa Rita. “Bapak-bapak sekalian, mungkin Bapak-bapak lihat sekarang ini Tracy masih tidak mau mengikuti acara pesta kita ini. Harap maklum karena selama ini yang menyetubuhinya hanya pacarnya yang duduk terikat di kursi itu” lanjut Rita sambil menunjukku yang masih terikat erat di kursi. “Tapi tidak usah kuatir, sebentar lagi kami akan buat Tracy yang cantik ini memohon-mohon untuk dapat melayani Bapak-bapak sekalian, dan bernafsu untuk disetubuhi, bahkan dihamili ramai-ramai di depan pacarnya” tambah Rita. “Mari kita mulai pesta ini..” kata Rita sambil memberikan tanda. Lagu house music dikecilkan suaranya, layar film disetiap sisi ruangan mulai menyala dan terlihat Tracy di layar film tersebut. Rupanya panggung tersebut dilengkapi dengan kamera dari empat arah. Kemudian naik ke atas panggung 3 wanita muda dengan membawa nampan berisi berbagai macam alat sex, dari dildo, penjepit putting payudara sampai dengan alat-alat lainnya yang aku tidak tahu untuk apa gunanya. “Jangan…., tolong…please jangan Rit, jangan….” Iba tracy sambil menangis. Rita dan ketiga gadis itu mengacuhkan saja ibaan Tracy dan mulai bekerja. Salah satu gadis tersebut masuk ke dalam rok Tracy dan yang dua lainnya berdiri di kanan dan kiri Tracy dan menyingkapkan kain yang menutupi kedua payudara Tracy dan mulai menjilatinya. Sedangkan Rita dengan gaya wartawan mulai mewawancarai Tracy. “Bagaimana Tracy sayang…enak?” Tanya Rita sambil menyorongkan microphone ke arah Tracy menunggu jawaban. “Jangan….jangan…tolong….lepasin gue Rit” tangis Tracy. “Ok, kita tunggu beberapa saat, kita lihat jawaban loe masih sama tidak” kata Rita. Rita kemudian sedikit ke pinggir panggung dan turut menyaksikan ketiga gadis itu mengerjai tubuh Tracy. Kedua gadis di kiri dan kanan Tracy mulai giat bekerja, terlihat sekali mereka berusaha merangsang Tracy, mereka menjilati leher dan kuping belakang Tracy dan juga meraba, menjilati dan menggigit kecil payudara Tracy. Sedangkan gadis ketiga, meskipun hanya banyangannya saja yang terlihat dibalik rok Tracy, namun masih cukup jelas terlihat bayangan tersebut menciumi kedua paha dan vagina Tracy. Tracy hanya tertunduk lemas, sekali-sekali terdengar erangan kecil keluar dari mulut Tracy. Hal tersebut berlangsung kira-kira 10 menit, dan kemudian mulai terlihat Tracy menggoyang-goyangkan tubuhnya dan kepalanya secara perlahan mengikuti irama permainan ketiga gadis tersebut. Ketiga gadis itu mengetahui bahwa Tracy mulai menikmati permainan mereka. Mereka kemudian makin giat dan mempercepat tempo permainan, hal mana membuat Tracy makin cepat menggerak-gerakan badan dan kepalanya secara tidak beraturan. 5 menit kemudian mulai terdengar erangan yang lebih keras dari Tracy. “Aahh…eeghh….”, erang Tracy sambil makin kencang menggerakan kepalanya ke kanan dan kiri. “Wah mulai panas nih” sahut Rita tiba-tiba sambil memegang microphone. “Bagaimana Bapak-bapak mau lihat tubuh telanjang Tracy?”, tanya Rita kepada Bapak-bapak dalam ruangan tersebut. “Mauuu……”, sahut mereka serentak “Eh enak saja Bapak-bapak mau lihat, kita tanya dulu dong sama Tracy, mau tidak dia telanjang di depan Bapak-bapak” lanjut Rita sambil tertawa. “Bagaimana Tracy, mau telanjang di depan Bapak-bapak ini” Tanya Rita. “Jangaan…eegh….tidak Rit…aaah…lepasin gue…”, desah Tracy sambil terus menggerak-gerakan badan dan kepalanya mengikuti irama permainan ketiga gadis itu. “Wah Bapak-bapak, dia masih belum mau tuh, bagaimana kalau kita pakai bantuan alat, mungkin Tracy mau berubah”, kata Rita sambil mengambil sebuah dildo kecil berbentuk mirip telur puyuh dengan sebuah kabel menyambungkannya ke sebuah kotak kecil. Rita kemudian menyalakan alat tersebut, dan memberikannya kepada gadis yang berada di dalam rok Tracy. ZZZZ bunyi alat itu dari balik rok Tracy disertai teriakan-teriakan kecil Tracy “AAAH……UUUHH…Ampuuun……. Jangaaaaa….eeegghh”. Alat itu rupanya membuat Tracy kehilangan kontrol. Teriakan Tracy semakin keras, kedua tangannya yang terikat mengepal kuat, kaki-kakinya yang juga terikat mengejang dengan keras dan gerakan badan dan kepalanya semakin liar. Melihat itu Rita mengambil sebuah dildo elektrik berbentuk dan sebesar penis pria. Kemudian Rita juga mengambil beberapa gelang karet dengan bulu-bulu kasar terikat pada gelang-gelang karet tersebut. Dengan tersenyum Rita mengalungkan gelang-gelang karet tersebut pada dildo yang baru saja diambilnya dan menyerahkannya dildo yang sudah lengkap dengan beberapa gelang karet berbulu itu kepada gadis yang sedang sibuk bekerja di balik rok Tracy. “AAAH…. Rit loe jahhaat..eegh..uugh…” teriak Tracy dengan tiba-tiba. Aku tidak bisa melihat dengan jelas apa yang dilakukan gadis itu terhadap vagina Tracy, tapi terlihat sekali Tracy menjadi semakin liar, larut dalam permainan dan teriakannya semakin keras menjadi-jadi, tapi raut muka Tracy mulai berubah. Tracy yang pada awalnya terlihat ketakutan dan selalu menutup matanya sekarang mulai berani membuka matanya dan menampakkan senyumnya yang manis sambil terus mendesah dan menggoyangkan badannya. “Bagaimana Tracy? Enak?” Tanya Rita seperti wartawan. Untuk pertama kalinya Tracy memalingkan wajahnya kepada Rita seakan-akan mau menjawab pertanyaan Rita . “Mmpfh…..aah….egghhh” jawab Tracy. “Gimana sih, kok ditanya jawabnya cuma ah eh uh gitu, pakai bahasa Indonesia dong, enak tidak?, tanya Rita lagi. Tracy yang masih memandang Rita hanya menganggukkan kepala tanpa bisa berkata-kata. “Jawab…, gue tidak mau terima anggukan doang, loe kan tidak bisu”, bentak Rita tiba-tiba. “AAH…en..egghh…uugh…nak, enaaak…” jawab Tracy di depan microphone yang disambut tepuk tangan riuh bapak-bapak dalam ruangan itu. “Sekarang mau nggak loe telanjang didepan Bapak-bapak ini?” tanya Rita lagi. “Terserah eeghh….mmpfph… loe Rit eehghh” kata Tracy sambil mendesah-desah dengan keras. “Kok terserah gue..loe yang mau telanjang kok bukan gue” jawab Rita ketus. “Loe mau telanjang dan lihatin vagina loe diapain di balik rok loe ke Bapak-bapak ini tidak? Tanya Rita lagi. “Iya mau aaahh…uhhh..” desah Tracy. “Mau apa, bilang!” hardik Rita. “Gue mau telanjang dan nunjukin vagina gue diapain ke Bapak-bapak ini eegh….ahhh” desah Tracy dengan lantang. “Nah gitu dong, dari tadi, pake sok jual mahal segala” cetus Rita sambil memberi kode kepada gadis-gadis itu untuk melepas pakaian Tracy. Ketiga gadis yang dari tadi mempermainkan Tracy mulai melepaskan ikatan baju Tracy dibelakang leher Tracy dan ikatan baju di salah satu sisi pinggang Tracy, sehingga pakaian itupun lepas dengan mudah dari tubuh Tracy yang mulus tanpa mengganggu ikatan pada kedua tangan dan kaki Tracy. Decak kagum dan siulan-siulan tanda kagum bergema dari Bapak-bapak di dalam ruangan itu. Tubuh Tracy yang langsing namun padat itu sudah telanjang bulat, tanpa sehelai benangpun, dengan posisi tetap sepert huruf X. Di vagina Tracy tertancap dan meliuk-liuk dildo elektrik dilengkapi dengan gelang-gelang berbulu dan dari lubang pantat Tracy keluar sebuah kabel. Kabel itu adalah kabel dari dildo berbentuk telur puyuh yang terus bergetar dan sudah terbenam habis di lubang pantat Tracy. Badan Tracy terus bergoyang, matanya mulai melihat layar film yang terletak disisi depan Tracy. Desahan-desahannya semakin kuat, senyumnya terlihat semakin lebar, akan tetapi matanya tidak pernah lepas dari layar film yang mempertunjukkan tubuhnya yang telanjang itu. “Wah Bapak-bapak, rupanya Tracy ini senang main film blue, dari tadi matanya melihat ke layar film tersebut” sahut Rita tiba-tiba. Mendengar itu muka Tracy menjadi sedikit merah karena malu dan mulai memalingkan wajahnya dari layar film. “Ck…ck…ck…., tidak usah malu sayang, nikmati saja” kata Rita sambil menjambak rambut Tracy agar mukanya kembali menghadap layar film itu. “Kamu suka diginiin”, tambah Rita sambil berdiri di belakang Tracy dan mulai menggerakan naik turun dildo yang tertancap di vagina Tracy. “Aaah..” tubuh Tracy mengejang, desahannya kembali mengeras. “Lihat layar film itu, suka? tanya Rita. “Aahh…Rit, sukaaaa, enaak…..” jawab Tracy sambil tersenyum dan menatap kembali layar film. “Mau nyampe sayang? Tanya Rita lagi. “Aaah mauu…..” jawab Tracy tanpa malu-malu lagi. Rita pun mengocok dildo itu makin kencang keluar masuk vagina Tracy, tubuh Tracy tergoncang-goncang, Tracy menjerit-jerit kenikmatan sambil mengeluarkan desahan-desahan dan kata-kata enak, terus, jangan berhenti dan sebagainya. Tubuh Tracy mengejang, kakinya menjinjit, kedua tangannya yang terikat di atas kepalanya mengepal keras, kepalanya mengadah ke atas sambil sekali-sekali menunduk melihat vaginanya di kocok denga keras. Terlihat Tracy sebentar lagi akan klimaks, akan tetapi tiba-tiba Rita menghentikan kocokannya dan mengeluarkan kedua dildo dari vagina dan lubang pantat Tracy. “Jangan dilepaaas…., gue udah mau nyampe” teriak Tracy tiba-tiba dan para Bapak-bapak itupun tertawa mendengarnya. “Enak aja mau nyampe, loe nggak malu nyampe sama alat. Itu banyak Bapak-bapak disini yang bisa bikin loe nyampe beratus-ratus kali. Mau dibikin nyampe sama Bapak-bapak ini? tanya Rita. Tracy yang sudah sangat terangsang itu menjawab pelan “Mau”. “Hahaha, tapi nyampe tidak ada yang gratis, loe harus ngelayanin Bapak-bapak ini dong, cepat minta dan mohon ke Bapak-bapak ini untu loe layanin” lanjut Rita. “Bapak-bapak boleh saya layanin bapak-bapak sekalian? Saya mohon agar diijinkan melayani Bapak-bapak sekalian” kata Tracy. “Hahaha…, loe nggak malu mau disetubuhi rame-rame didepan pacar loe tuh” kata Rita lagi sambil menunjuk diriku. “Minta ijin sana sama pacar loe” sambung Rita. “Sayang, boleh ya aku melayani dan disetubuhi Bapak-bapak ini, please yaaa boleh, aku sudah tidak tahan” kata Tracy cepat. Aku tidak menjawab dan hanya diam saja. “Ok, diam tanda setuju” kata Rita tiba-tiba sambil memerintahkan ketiga gadis untuk melepaskan ikatan Tracy. Setelah dilepaskan ikatannya, Tracy diperintahkan untuk menari erotis di atas panggung. Dengan genit Tracy mulai meliuk-liukkan tubuhnya mengikuti irama house music dan sekali-kali meraba-raba kedua payudara dan vaginanya untuk menarik perhatian seluruh Bapak-bapak itu. Dengan suara gemuruh, bapak-bapak itu yang rata-rata usianya 50-65 tahun berebutan ke pinggir panggung. “Silahkan Bapak-bapak, pesta secara resmi dimulai. Ingat Bapak-bapak boleh melakukan apa saja terhadap Tracy, tidak ada peraturan disini. Bapak-bapak tidak wajib menggunakan kondom, silahkan saja jika anda mau menghamili Tracy, namun tentu saja nanti ada fee-nya” kata Rita melalui microphone. Bapak-bapak itu kemudian melucuti pakaian mereka masing-masing. Perut mereka terlihat gendut-gendut, dan banyak diantara mereka berbulu sangat lebat. Sangat kontras dengan tubuh Tracy yang langsing dan mulus itu. Mereka kemudian menuntun Tracy turun ke panggung dan mendekatiku yang masih terikat di kursi. Mereka kemudian mengelilingi kursiku dan menyuruh Tracy berdiri mengangkang dihadapanku. Salah satu mereka kemudian berdiri dibelakang Tracy dan menarik rambut Tracy dan mencium bibir Tracy. Terlihat sekali Tracy membalas ciuman tersebut dengan mesra, mereka saling beradu lidah. Tangan dari Bapak itu mulai menggerayangi vagina Tracy dari belakang dan kemudian memasukkan dua jarinya kedalam vagina Tracy. Sedikit menjinjit Tracy akibat tusukan-tusukan dua jari Bapak itu. Kemudian Bapak itu melepaskan ciumannya dari Tracy dan meminta Tracy untuk berlutut dihadapanku. Bapak tersebut kemudian tiduran terlentang di selangkangan Tracy dan mulai menjilati vagina Tracy serta menusuk-nusuk vagina Tracy dengan kedua jarinya. Bapak-bapak yang lain mulai menciumi, menjilat dan menggigit kecil kedua payudara Tracy, yang lainnya mengocok lubang pantat Tracy, sedangkan kedua tangan Tracy disuruh mengocok penis Bapak-bapak yang lain secara bergantian. 30 menit Tracy diperlakukan demikian. Bapak-bapak itu berganti-gantian melahap payudara dan vagina Tracy, dengan tangan Tracy terus mengocok penis-penis Bapak-bapak itu secara bergantian pula. Tracy mengerang-erang keras tanda terangsang dan sudah berapa kali Tracy orgasme dengan perlakuan Bapak-bapak itu. Kemudian Tracy diminta untuk berdiri dan mengambil nampan dari Rita. Rita rupanya telah menyiapkan sebuah nampan berisi gelang-gelang karet dengan tempelan macam-macam digelang tersebut. Ada yang diselimuti bulu-bulu, ada yang permukaannya tidak rata, ada yang berupa bola-bola kecil dan sebagainya. Tracy kemudian disuruh berjongkok dan menghisap penis mereka satu persatu. Setelah penis mereka menegang, Tracy diminta memasukan gelang karet-gelang karet tersebut di penis-penis mereka, sehingga seluruh penis bapak-bapak itu diberi gelang karet beraneka macam. Kemudian mereka menarik sebuah meja ke depan kursiku dan membaringkan Tracy telentang di meja tersebut. Meja tersebut sangat dekat sekali dengan kursiku, jaraknya mungkin hanya 10cm dari kursiku, sehingga aku akan dapat melihat dan mendengar semua yang akan terjadi. Salah satu dari Bapak yang beperut buncit dan berbulu dada lebat kemudian memerintahkan Tracy untuk mengangkang, dan menaruh kedua tanganya disamping kepalanya sambil memegangi ujung meja yang satunya. “Nih, saya tunjukin bagaimana mengolah wanita, biar loe juga bisa bahagiain pacar loe ini” ujarnya kepadaku. “Siap sayang?” tanyanya kepada Tracy. Tracy mengangguk sambil tersenyum. Kemudian bapak itu dengan perlahan memasukkan penisnya yang sudah diberi gelang ke dalam vagina Tracy sampai masuk semuanya dan membiarkannya didalam untuk beberapa menit. Badan Tracy sedikit terangkat ketika vaginanya dimasuki oleh penis yang sangat besar dan bergelang itu, tangannya memegang erat ujung meja, desahan pelan terdengar. “Enak sayang?” Tanya Bapak itu. “Enak” jawab Tracy sambil tersenyum. Kemudian Bapak itu mulai memompa penisnya keluar masuk vagina Tracy, dari pelan dan lama-lama makin cepat. “Aahh..enak…enaaak…terus-terus” desah Tracy ketika Bapak itu semakin keras memompa vagina Tracy dengan penisnya. 30 menit vagina Tracy dipompa oleh penis Bapak itu. 3 kali Tracy mengalami orgasme. Aku tidak pernah melihat Tracy begitu cepatnya orgasme, mungkin dikarenakan gelang di penis Bapak itu. Selama 30 menit itu Tracy tidak ada hentinya berteriak-teriak kenikmatan. Tangannya memeluk Bapak itu, bibirnya menciumi bulu-bulu lebat di dada Bapak itu. “Saya udah mau nyampe nih Tracy sayang, mau dikeluarin di dalam boleh? tanya Bapak itu. “Boleh..boleh..silahkan sayang” jawab Tracy manja. “Kamu lagi subur gak?” Bapak itu penasaran. Tracy hanya mengangguk sambil tersenyum. “Nggak takut hamil?” Tanya bapak itu lagi. “Saya mau dihamili Bapak, saya mau punya anak dari pria jantan seperti Bapak. Please keluarin di dalam” sahut Tracy manja. “AAhhh…” tanpa menunggu lagi Bapak itu orgasme dan mengeluarkan spermanya didalam vagina Tracy sebanyak-banyaknya. Bapak itu dan Tracy kemudian berciuman dengan ganas sambil berpelukan. Bapak itu benar-benar berharap gadis secantik Tracy hamil oleh benihnya. “Gantian” kata Bapak-bapak yang lain. Salah seorang mereka kemudian berdiri menggantikan Bapak yang pertama. Bapak itu kemudian meminta Tracy untuk kembali membuka kedua kakinya lebar-lebar. Tracy dengan cepat menuruti kemauan Bapak itu. Bapak itu kemudian menaruh kaki Tracy diatas kedua pundaknya, sehingga masing-masing kaki Tracy terangkat dan bertumpu pada pundak bapak itu. Kemudian Bapak itu meraih tangan Tracy dan memegangnya erat disamping pantat Tracy dan mulai memasukan penisnya ke dalam vagina Tracy dengan cara menarik kedua tangan Tracy yang mengakibatkan selangkangan Tracy maju ke depan menyambut penis tersebut. Dengan tarikan tersebut vagina Tracy maju kedepan dan melahap penis tersebut sampai habis, dan ketika Bapak itu mengendurkan tarikannya vagina Tracy bergerak mengeluarkan penis tersebut, akan tetapi sebelum kepala penis itu keluar Bapak itu menarik kembali lengan Tracy yang mengakibatkan vagina Tracy kembali melahap penis tersebut, dan terus begitu berulang-ulang. Bapak tersebut melakukannya dengan sangat kasar, sehingga pantat dan badan Tracy terangkat tinggi dan Tracy hanya bertumpu pada pundaknya. Pada saat Bapak itu menarik dengan keras pundak Tracy pun terangkat sehingga badannya hanya bertumpu pada kepalanya yang terdongak ke ujung meja yang satunya. Diperlakukan dengan kasar, ternyata membuat Tracy tambah terangsang, matanya merem melek dan mulutnya terbuka lebar sambil mengeluarkan desahan-desahan keras, kakinya yang yang berada dipundak Bapak itu sudah turun dan bersandar di atas kedua lengan Bapak itu yang membuat pompaan Tracy terhadap penis Bapak itu bisa semakin cepat dan dalam. Dalam keadaan demikian Bapak itu tidak perlu menggerakan pinggulnya, tapi tarikannya pada tangan Tracy yang membuat pinggul Tracy bergerak mendekati dan menjauh dari penisnya dan Tracy tidak perlu mengeluarkan tenaga, karena pergerakan itu bukan dari Tracy tapi sebagai akibat ditariknya lengan Tracy. Terlihat sekali Tracy menikmati gaya ini, desahan-desahan terus keluar dari bibirnya, matanya terpejam rapat, dan ketika orgasme badannya mengejang keras dan berhenti di atas untuk beberapa menit. Kemudian setelah orgasme Tracy membuka matanya dan tersenyum pada bapak itu dan meminta agar Bapak itu segera melanjutkan lagi tarikan-tarikannya. Bahkan ketika Bapak itu dengan sengaja menghentikan kegiatannya, malah Tracy yang berusaha menarik lengan bapak itu agar vaginanya melahap penis sang Bapak. 1 jam sudah persetubuhan Tracy dengan Bapak yang kedua ini, rupanya Bapak ini lebih kuat dari Bapak yang pertama, tapi sebaliknya Tracy malah makin sering orgasme. Teriakan-teriakan Tracy semakin kencang. Vaginanya sudah basah kuyup. Plok..plok..plok bunyinya ketika penis tersebut keluar masuk vagina Tracy. Tracypun tanpa sadar mulai mengeluarkan kata-kata memuji Bapak tersebut. “Oom hebat, jangan berhenti… Tracy mau selamanya seperti ini, Tracy mau bahagian oom” desah Tracy tanpa sadar. “Kalo Tracy mau bahagian om, Tracy hamil anak om ya? Tracy mau?” Sahut Bapak itu. “Mau ooomm… Tracy mau omm… Hamili Tracy… Tracy akan bahagiain om…” Bapak tersebut mengejang dengan keras dan klimaks di dalam vagina Tracy, dan kemudian melepaskan pegangannya pada tangan Tracy. Tracy dengan segera bangun dan dalam posisi duduk langsung mengulum penis bapak tersebut dan menjilati dan membersihkan sisa-sisa sperma yang sudah bercampur dengan cairan vagina yang masih menempel pada penis tersebut. Kemudian Tracy ditarik beramai-ramai ke atas panggung oleh bapak-bapak yang lain dan disetubuhi secara kasar beramai ramai dengan berbagai macam gaya. Ada kalanya Tracy dipompa dari belakang dengan gaya doggy style sambil mulutnya mengulum penis dan kedua tangannya mengocok penis-penis yang lain. Dan yang paling membuat Tracy suka dan cepat orgasme adalah ketika vaginanya dan lubang pantatnya dimasuki secara bersamaan oleh penis-penis tersebut, baik dalam posisi Tracy di atas dan vaginanya dimasuki penis dari bawah, sedangkan lubang pantatnya dipompa oleh penis yang lain dari belakang, maupun pada saat lubang pantatnya dipompa dari bawah oleh sebuah penis dan penis yang lainnya tertancap mantap di vagina Tracy dari arah atas. Bahkan ada beberapa kali mereka melakukan double penetration tersebut terhadap Tracy sambil berdiri. Malam itu Tracy habis-habisan dikerjai sampai pagi, dan Tracy sangat menyukainya dan selalu siap mengikuti kemauan Bapak-bapak itu, meskipun permintaannya kadangkala cukup aneh, seperti misalkan ketika disruh menjilati lubang pantat setiap bapak-bapak tersebut, Tracy pun melakukannya dengan sukarela, dan ketika Tracy diminta untuk mengulum jempol kaki beberapa dari Bapak-bapak itu, Tracy pun melakukannya dengan senang hati seakan-akan sedang mengulum penis. Tracy mungkin berpuluh-puluh kali orgasme pada malam itu karena melayani bapak-bapak tersebut. Bapak-bapak itupun berulang kali orgasme di dalam vagina Tracy, tidak ada yang mengeluarkan spermanya di mulut atau di lubang pantat Tracy, semuanya di dalam vagina Tracy. Semuanya berharap menjadi orang pertama yang menghamili Tracy. Dan setiap kali sehabis orgasme, penis-penis tersebut dibersihkan dengan mulut Tracy. Setelah pagi menjelang barulah aktivitas berhenti, Rita melepaskan ikatanku dan memintaku mengantar Tracy pulang. Diperjalanan pulang Tracy meminta maaf kepadaku dan menyakinkanku untuk tidak bilang siapa-siapa karena semua kegiatannya malam itu direkam oleh Rita, dan Tracy takut kalau sampai aku mengadu misalkan ke polisi, rekaman video sex Tracy malam itu akan menyebar kemana-mana. Aku hanya mengangguk tanda setuju.

Malam minggu seperti biasa aku melepon HP Tracy, untuk menanyakan rencana malam mingguan. Tut..tut…tut..HP Tracy tidak ada yang mengangkat. Ketika akan kumatilkan ternyata HP Tracy ada yang mengangkat. “Hallo Dear” suara Rita terdengar jelas. “Hallo, kok loe Rit, mana Tracy?, tanyaku. “Oh Tracy sedang kerja, mau ngomong nih gue taruh di speaker yaa”, jawab Rita sambil menyerahkan HP kepada seseorang. “Hall…uuhh..eeggh..hallo”, terdengar suara Tracy terengah-tengah. “Sedang dimana dan sedang ngapain kamu Trac” sahutku dengan kaget. “Bilang ke pacar kamu, sedang diapain kamu pelacur, mungkin pacar kamu itu nyari kamu buat malam mingguan, suruh kesini aja, saya tidak mau ganggu orang pacaran hahaha” tiba-tiba terdengar suara seorang pria sayup-sayup dibelakang Tracy. “Baik tuan” jawab Tracy dan kemudian melanjutkan bicara denganku. ” Aku eegh..aahhh…ugghh ada di hotel X, sed…uggh…sedang di dog…mmpfh di dog style sama mmppfh… tuanku, kamu..eegghhh kesini aja..uggghhh kamar penthouse..aahhh..ugghhhh” desah Tracy terbata-bata. Tanpa pikir panjang, mobilku segera melaju ke hotel X.

Kupencet bel pintu penthouse Hotel X itu. Setelah beberapa menit seseorang akhirnya menjawab dan membukakan pintu. “Hai dear, masuk yuuk” sahut Rita menyambutku sambil membuka pintu dan mempersilahkan diriku masuk. “Silahkan duduk, gue panggil Tracy dulu” kata Rita sambil mempersilahkan aku duduk pada sebuah sofa di ruangan penthouse tersebut. Penthouse tersebut sangatlah besar dan terdiri dari beberapa ruangan, termasuk ruang tamu tempat aku menunggu, terdapat lima ruangan. “Nah ini dia pacar loe yang cantik” tiba-tiba Rita datang sambil menggandeng Tracy. Tracy terlihat capai, rambutnya sedikit berantakan, dengan hanya mengenakan sebuah kaus yang terlihat kebesaran tanpa mengenakan celana atau bawahan apapun. “Tracy, ada yang loe mau bilang sama pacar loe ini kan, gue tinggal dulu yaa, biar loe berdua bisa ngomong dengan privasi” kata Rita lagi sambil meninggalkan kami berdua dan masuk ke dalam salah satu ruangan. Beberapa menit kami berdua hanya berdiam dan berpandangan saja. “Maafin aku sayang” ujar Tracy memecah kesunyian. Kemudian Tracy menceritakan kepadaku bagaimana Rita memerasnya dengan menggunakan film yang merekam adegan sex Tracy dengan beberapa pria ketika didiskotik minggu yang lalu. Tracy mengatakan kepadaku bahwa Rita mengancam akan menyebarkan film itu apabila Tracy tidak mau menuruti kemauan dan perintah Rita. Dan Tracy menambahkan lagi kepadaku bahwa dia tidak mau sampai film itu tersebar, dan untuk itu Tracy minta pengertianku. Seperti hari ini, Tracy menjelaskan bahwa dia terpaksa melayani seorang setengah baya yang dia panggil oom Tony karena apabila tidak mau film itu akan segera tersebar. Entah mengapa, mendengar penjelasan Tracy tersebut, bukannya aku menjadi marah tapi aku malah terangsang, rasa penasaran dan ingin tahuku jadi timbul. “Bagaimana Tracy, pacar loe sudah mengerti? Kita tidak punya banyak waktu nih, kamu harus segera dandan, party-nya oom Lim akan segera datang” tiba-tiba Rita masuk memotong pembicaraan kami. “Loe ok kan? Tracy akan gue jaga kok, nggak usah kuatir, loe boleh kok nemenin Tracy, loe boleh awasi dan lihat, tapi tidak boleh ganggu”, kata Rita lagi kepadaku. Mungkin karena rasa penasaran dan ingin tahu yang sudah meluap, akupun mengangguk tanda setuju. “Nah gitu dong” sahut Rita sambil mengangkat telepon dan menelepon seseorang. “Mbak, sudah siap nih, bisa naik ke atas” kata Rita kepada seseorang entah siapa. Beberapa menit kemudian, bel penthouse berbunyi lagi. Rita membukakan pintu dan mempersilahkan masuk 6 orang, terdiri dari lima wanita dan 1 pria. Melihat dari penampilan dan tas make-up yang dibawa orang-orang tersebut, terlihat jelas mereka adalah para juru rias. “Nah, mbak, ini sang putrinya, tolong didandani dan dipersiapkan untuk nanti malam yaaa” kata Rita kepada salah seorang dari mereka. “Baik bu, segera kita kerjakan” jawab orang yang diajak bicara oleh Rita. Kemudian mereka membawa Tracy ke sebuah ruangan yang ternyata sebuah kamar tidur. Dibukanya baju Tracy sehingga Tracy telanjang bulat dan kemudian mereka membaringkan Tracy di tempat tidur yang tersedia. “Jangan tegang mbak, kita cuma akan bikin rileks mbak dan dandani mbak, Cuma itu saja” kata salah satu dari mereka. Empat orang dari mereka kemudian meluluri minyak pada badan Tracy dan mulai memijat Tracy dari ujung kepala sampai ujung kaki. 2 jam mereka memijat Tracy, dan Tracy terlihat menjadi rileks karena pijatan-pijatan mereka. Kemudian setelah membersihkan Tracy dari minyak-minyak tersebut, mereka mulai mengerjakan luluran pada Tracy, juga waxing dan mencukur bulu kemaluan Tracy sampai habis. Setelah itu mereka membawa Tracy ke kamar mandi, dan mulai memandikan Tracy. Perlakuan mereka terhadap Tracy seperti memperlakukan seorang ratu pada jaman-jaman dahulu. Tracy hanya tinggal diam saja, dan semuanya mereka yang mengerjakan, kecuali ketika sikat gigi, mereka hanya memberikan sikat gigi dan odol pada Tracy dan Tracy melakukannya sendiri. Selebihnya mereka yang mengerjakan, dari membersihkan rambut Tracy dengan shampoo, menyabuni seluruh tubuh Tracy dan membersihkan vagina Tracy. Selesai mandi dan handukkan, Tracy dibawa ke meja rias dan didudukan di kursi rias, kemudian mereka mulai mendandani Tracy, memberikan make-up tipis pada wajah Tracy, menata rambut Tracy, memberi minyak wangi dan sebagainya. Setelah selesai mereka meninggalkan penthouse tersebut. Tracy diminta menunggu di sebuah kamar, sedangkan aku dan Rita menunggu di ruang tamu sambil berbasa-basi, yang sebagian percakapan kami hanyalah seputar pembicaraan Rita untuk menenangkanku dan berusaha menyakinkanku bahwa baik aku maupun Tracy akan menyukai deal yang telah kami sepakati. Tiba-tiba bel berbunyi menghentikan pembicaraanku dan Rita dan tidak beberapa lama kemudian Rita sudah masuk bersama 10 orang bapak-bapak setengah baya berusia sekitar lima puluh tahunan. Kemudia Rita memperkenalkan aku sebagai rekan bisnisnya kepada bapak-bapak itu dan meninggalkan kami ke ruangan tempat Tracy berada. Bapak-bapak tersebut yang mengira aku rekan bisnis Rita memperkenalkan diri mereka satu persatu kepadaku. Lim, James, Chang, Thomas, Anton, Mettu, Tampubolon, Mikael, Johny dan satu lagi adalah orang yang selalu mereka panggil Babah. Kami kemudian duduk-duduk di sofa sambil berbasa-basi, beberapa dari mereka mengambil botol wine yang memang sudah disediakan dan menuangkannya ke gelas. Ternyata mereka berasal dari berbagai latar belakang, ada yang pengusaha, ada yang tentara dan ada juga yang pejabat sipil. Kurang lebih lima belas menit kemudian, Rita masuk kembali ke ruangan tamu sambil menggandeng Tracy dengan tangan kirinya dan tanggan kanannya memegang handycam. Tracy keliahatan sangat cantik, tubuhnya sudah telanjang bulat, dengan tinggi 165cm, berat 46kg dan ukuran payudara yang pas serta make-up dan tataan rambut yang sangat rapi dan indah, membuat Tracy terlihat sangat sexy dan menggairahkan. “Nah, Bapak-bapak, perkenalkan ini Tracy, siap melayani bapak-bapak sekalian, umurnya baru 22 tahun, jadi bapak-bapak harus maklum kalau Tracy ini belum pengalaman, dan sesuai permintaan bapak-bapak semua adegan akan saya filmkan untuk koleksi bapak-bapak sekalian” kata Rita sambil menarik Tracy dan menaruhnya persis ditengan ruangan. “Karena ini pembayarannya berdasarkan jam-jam-an, bapak-bapak boleh memakai Tracy sampai bapak-bapak puas semua, nanti diakhir, seperti biasa, kita hitung saja berapa jam selesainya. Oh ya, untuk alat-alat ada diruang yang itu” kata Rita lagi sambil menunjuk salah satu ruangan dan mulai menyalakan handycam-nya. Tracy mematung menunggu ditengah-tengah ruangan, dia tidak tahu apa yang akan dilakukan atau apa yang harus dilakukan, sehingga dia hanya berdiam diri saja. Melihat Tracy yang masih canggung, Bapak-bapak itu tersenyum. Tiba-tiba James meminta Tracy untuk berputar perlahan 360 derajat, sehingga mereka bisa melihat seluruh tubuh Tracy. Kemudian Lim, menanyakan kepada Tracy ukuran tubuhnya, dan dijawab oleh Tracy dari tinggi badan, berat, ukuran pinggang dan ukuran payudaranya. Selanjutnya Chang dengan tertawa-tawa kecil meminta Tracy melebarkan dua kakinya dan membuka vaginanya dengan kedua jarinya dan mempertontonkannya kepada mereka. Tracy pun dengan ragu-ragu dan canggung mulai membuka kedua kakinya, sehingga ia kini dalam posisi berdiri dan mengangkang. Kemudian dengan kedua jari telunjuknya, Tracy mulai membuka bibir vaginanya. Chang kemudian meminta Tracy untuk membuka vaginanya lebih lebar lagi dan memintanya untuk memainkan klitorisnya sendiri. Malu-malu Tracy mulai membuka bibir vaginanya dengan menggunakan jari telunjuk dan jari tengah tangan kirinya lebar-lebar, sedangkan jari telunjuk tangan kanannya mulai memainkan klitorisnya sendiri. Jari telunjuk Tracy mulai meraba-raba klitorisnya sendiri dengan gerakan naik turun dan memutar. Setelah 10 menit, gerakan jari telunjuk Tracy tersebut mulai membuat vagina Tracy basah, dan dengan sigap Rita memfilmkannya serta mengambil gambar close-up vagina Tracy yang mulai basah tersebut. Kemudian Lim, meminta Tracy untuk mendatanginya dan mengangkang dihadapannya dengan kedua tangan dibelakang kepala. Tracy mendatangi Lim yang duduk dipaling tengah, kemudian Tracy membuka kakinya lebar-lebar dan mengangkat kedua tanggannya dibelakang kepalanya. Vagina Tracy yang sudah dicukur habis bulu-bulu vaginanya terlihat sangat mengkilap karena cairan kewanitaannya sendiri. Lim kemudian mengeluarkan sebuah vibrator kecil dari sakunya. Vibrator itu sebesar 2 jari manusia namun sedikit lebih panjang dengan bulu-bulu seperti ijuk diujungnya. ZZZZ…bunyi vibrator itu mulai dinyalakan. Vibrator itu ternyata dapat bergetar dan bergerak meliuk-liuk, membuat bulu-bulu ijuk diujung vibrator itu turut bergetar dan bergerak menyapu membentuk lingkaran kecil. Tracy memandang ketakutan dengan apa yang dilihatnya. Refleknya merapatkan kedua kakinya dan kedua tangannya menutupi vaginannya. Akan tetapi dengan halus Lim membuka kembali kedua kaki Tracy dan meminta Tracy agar kedua tangannya kembali ke belakang kepalanya. Dengan halus kemudian Lim menenangkan Tracy dan mengatakan bahwa Tracy tidak perlu takut dan bahwa Tracy akan menyukai apa yang akan dia lakukan terhadap vagina Tracy. Tracy dengan ragu-ragu akahirnya menuruti apa yang diinginkan oleh Lim. Tracy mulai membiarkan kakinya dibuka oleh Lim dan mulai menaruh kembali lengannya dibelakang kepalanya. Dengan mata terpejam Tracy mulai pasrah dengan apa yang akan diterimanya, dan Lim dengan perlahan mulai mendekatakan dan menempelkan vibrator tersebut ke bibir vagina Tracy. Tracy sedikit melangkah mundur karena kaget ketika vibrator itu mulai menempel pada bibir vaginanya. Akan tetapi dengan sigap Lim menahan pantat Tracy dengan tangan kirinya sambil terus memainkan vibrator itu di bibir vagina Tracy dengan tangan kanannya. Ujung vibrator itu kemudian secara perlahan mulai memasuki vagina Tracy. Ujung dari vibrator itu dengan sengaja ditempelkan Lim ke klitoris Tracy. Bulu-bulu ijuk diujung vibrator itu mulai meliuk-liuk memutar dan mempermainkan klitoris Tracy. “EEgggh…..” desah Tracy ketika bulu-bulu ijuk itu berputar-putar di klitorisnya. Dengan masih memejamkan mata, gerakan tubuh Tracy mulai meliuk-liuk seirama dengan liukan bulu-bulu ijuk vibrator itu. Kedua kaki Tracy menjinjit ketika Lim mulai memainkan vibartor itu dengan cepat di klitoris Tracy. Desahan-desahan Tracy semakin terdengar keras, dan ketika Lim mulai memasukkan vibrator itu lebih ke dalam vagina Tracy, mata Tracy yang sedari tadi terpejam kini membelalak dan tanpa sadar Tracy memandangi vaginanya sendiri yang sebentar lagi akan dimasuki oleh vibrator tersebut. Lim menghentikan kegiatannya sejenak dan memandang Tracy seakan-akan meminta ijin kepada Tracy untuk melanjutkan aktivitasnya. Tracy memandang Lim sebentar sambil tersenyum seakan-akan mengijinkan Lim untuk mulai memasukkan vibrator itu ke dalam vaginanya dan kembali memandangi vibrator yang sudah menempel divaginanya tersebut. Melihat senyum Tracy, Lim mulai memasukan vibrator itu ke dalam vagina Tracy secara perlahan tapi pasti. “AAAGGHH….” jerit Tracy pelan. Badan Tracy terangkat sedikit sehingga kakinya sedikit menjinjit, matanya kembali terpejam, kepalanya mendongak ke atas, dadanya membusung ke depan, dengan tangan tetap di belakang kepalanya dan tangan kiri Lim yang tetap memegang pantat Tracy sedangkan tangan kanan Lim memasukkan vibrator ke dalam vagina Tracy, menjadikan pemandangan yang kusaksikan sangat indah dan membuatku turut terangsang, dimana seorang gadis jelita dirangsang habis oleh seorang pria gendut dan botak berumur lima puluh tahunan.

Lim menancapkan vibrator itu sampai mentok di dalam vagina Tracy, dan kemudian dia mendiamkannya sejenak, membiarkan bulu-bulu ijuk itu berputar menyapu dinding rahim Tracy. Kemudian Lim secara perlahan mulai menarik vibrator itu yang membuat bulu-bulu ijuk itu menyapu seluruh dinding bagian dalam vagina Tracy. Ketika bulu-bulu ijuk itu hampir sampai dibagian luar vagina Tracy, Lim secara perlahan kembali memasukkan vibrator itu ke dalam vagina Tracy sampai mentok, begitu dia lakukan berulang-ulang seperti orang sedang memompa. Pompaan-pompaan vibrator itu membuat vagina Tracy banjir oleh cairan kewanitaannya sendiri, plok..plok..plok…, bunyinya. Tracy mendesah-desah keras, badannya bergoyang-goyang mengikuti irama pompaan vibrator itu. Gerakan tangan Lim memompa vibrator itu keluar masuk vagina Tracy semakin cepat. Kini Tracy sedikit membungkuk dan kedua tangannya membuka vaginanya sendiri agar vibrator itu dapat makin leluasa keluar masuk vaginanya. Mata Tracy bergantian memandang Lim dan vaginanya sendiri sambil terus mendesah-desah dan bergoyang-goyang. Rita dengan kameranya terus merekam adegan tersebut. “Gimana Tracy, suka?”, tanya Rita. Tracy hanya mengangguk sambil memandang kamera sebentar dan kemudian kembali memandangi vaginanya yang sedang dipompa oleh Lim. Tracy semakin larut dengan permainan Lim terhadap vaginanya. Lim memompa vagina Tracy dengan cepat kemudain melambat dan cepat lagi, begitu seterusnya. Hal ini membuat Tracy semakin mendesah-desah kenikmatan, lelehan cairan kewanitaannya sudah keluar dan membasahi kedua paha bagian dalam Tracy. Saking larutnya dalam permainan, dengan tidak sadar Tracy yang menggerakan pinggulnya agar vaginanya tetap dipompa vibrator itu apabila Lim dengan sengaja menghentikan pompaan vibrator itu. 15 menit diperlakukan demikian, tiba-tiba badan Tracy mengejang keras, kakinya kembali menjinjit, tangannya memegang keras kedua bahu Lim, matanya terpejam erat dan mulutnya sedikit terbuka menandakan Tracy semakin mendekati orgasme. “Aaaaaaaaaahhhhhhh……” teriak Tracy keras sambil mengeraskan pegangannya pada bahu Lim. Tracy mengalami orgasme yang sangat tinggi, kedua pahanya dirapatkan dan badannya mengejang keras untuk beberapa menit. Lim mematikan vibrator itu dan mengeluarkan tangan kananya dari jepitan paha Tracy. Vibrator itu tetap didiamkan didalam vagina Tracy. Tracy yang masih merapatkan kedua pahanya tersebut terlihat sekali menikmati orgasme yang baru dialaminya meskipun terlihat wajah Tracy sedikit malu karena orgasme disaksikan banyak orang. Tepuk tangan bergemuruh diruang itu. Bapak-bapak itu bersorak-sorak gembira melihat seorang gadis muda baru saja orgasme didepan mereka. Tracy hanya tersenyum malu disoraki demikian. “Jangan bengong aja dong, kalau sudah klimaks, gantian dong servis oom-oom ini” ujar Rita tiba-tiba sambil tetap mengarahkan handycam ke arah Tracy. Kemudian Rita meminta Tracy untuk melepaskan vibrator itu dari vaginanya dan meminta Tracy untuk berlutut dengan kedua kaki mengangkang ditengah ruangan. Tracy menuruti permintaan Rita, dan diapun berlutut dengan kedua kaki mengangkang ditengan ruangan. Tracy menunggu ditengah ruangan sambil diam. Dalam keadaan berlutut dan kedua paha terbuka, vagina Tracy yang mulus tanpa sehelai rambutpun masih terlihat mengkilap dan basah, demikan juga bagian dalam kedua paha Tracy. “Ayo, mau satu-satu atau ramai-ramai” ujar Rita mempersilahkan tamu-tamunya untuk memulai rtonde berikutnya. “Atau yang paling tua dulu yang lagi ulang tahun” tambah Rita sambil memandang Babah yang disusul dengan tawa Bapak-bapak yang lain. “Setuju…, yang paling tua dulu, kita yang lebih muda ngalah” sahut Johny dan diiyakan yang lain. Dengan tertawa mesem karena diledek temannya Babah mulai berdiri dan mendekati Tracy. Babah kemudian menjambak rambut Tracy ke belakang sehingga wajah Tracy terdongak ke atas menhadap muka Babah, seorang pria tua, berumur sekitar 58 tahun, bertubuh gemuk dengan perut buncit dan rambut yang jarang dan beruban. “Oom lagi ulang tahun nih, apa yang bisa kamu kasih” tanyanya dengan kasar kepada Tracy. “…Rahim Tracy Om… Tracy mau ngasih om hadiah keturunan dari rahim Tracy” Jawab Tracy ketakutan. “Menarik. Cepat hisap!” ujar Babah yang sudah tidak sabar langsung memelorotkan celana dan celana dalamnya, dan terlihatlah penis Babah yang ternyata sangat besar dan panjang. Penis terbesar yang pernah Tracy lihat, gemuk, berurat, panjang dan sedikit membengkok ke atas. Tracy yang masih ketakutan melihat penis sebesar itu langsung ditarik kepalanya ke selangkangan Babah. Dengan satu tangan yang membuka paksa rahang Tracy, Babah memasukkan penisnya yang besar itu ke mulut Tracy, dan menahan kepala Tracy diselangkangannya. Kemudian dengan kasarnya Babah menggerakkan pinggulnya maju mundur sehingga penis itu memompa mulut Tracy. “Aggh..aggh….” suara Tracy terdengar tersedak penis Babah. Tangan Tracy berusaha menahan pinggul Babah agar Babah tidak bisa memompa penisnya ke dalam mulut Tracy. Melihat itu Mettu yang orang papua dan berbadan tegap meskipun usianya sudah 50 tahunan dengan sigap bangkit dari duduknya dan menelikung kedua tangan Tracy ke belakang. Satu tangan Mettu memegang kedua tangan Tracy dan tangan Mettu yang lain mulai memainkan vagina Tracy dari belakang. “Sini Bah saya bantuin biar nona manis ini cepat menurut” ujar Mettu kepada Babah, yang dibalas dengan anggukan kepala oleh Babah. Dengan keadaan kedua tangan dipegang erat dibelakang punggungnya, Tracy tidak dapat berbuat apa-apa lagi. Tracy tidak dapat mencegah Babah untuk memompa penisnya ke dalam mulutnya dan Tracy pun tidak dapat merapatkan kakinya karena salah satu tangan Mettu berada diselangkangannya sedang memainkan vaginanya dengan lincah. 10 menit diperlakukan seperti itu, dimana Babah memompa paksa penisnya yang besar ke dalam mulut Tracy dan jari-jari Mettu dengan lihainya keluar masuk vagina Tracy dan memijit serta memilin klitoris Tracy, terlihat reaksi Tracy mulai berubah, dari yang tadinya tegang dan meronta-ronta, sekarang mulai rileks dan merima perlakuan Babah dan Mettu terhadap tubuhnya yang mulus itu. Tracy mulai tidak berusaha merapatkan kedua kakinya lagi, dan Tracy mulai membuka mulutnya menyesuaikan dengan lingkar penis Babah yang sangat besar itu. Rupanya diperlakukan kasar oleh Babah dan Mettu memberikan rangsangan tersendiri buat Tracy. Rasa takutnya mulai hilang, rasa kuatir akan hamil lambat laun sirna, yang terasa oleh Tracy sekarang hanyalah rangsangan hebat pada sekujur tubuhnya, rasa nikmat pada vaginanya dan rasa ingin bersetubuh. Lambat laun, kedua kaki Tracy mulai rileks, Tracy bahkan makin melebarkan kedua kakinya dan membiarkan jari-jari Mettu semakin leluasa keluar masuk vaginanya yang sudah basah itu. Tubuh Tracy mulai mengikuti gerakan jari-jari Mettu yang memompa vaginanya dan kepalanya tidak lagi harus dipaksa dan dipegangi oleh Babah. Sekarang malah Tracy dengan sukarela mengulum penis Babah yang besar dan menggerakkan kepalanya maju mundur melahap penis Babah. Tanpa berkata-kata, Mettu melepaskan pegangannya pada kedua tangan Tracy dan mencabut jari-jarinya dari vagina Tracy dan kembali duduk di sofa. Terlihat wajah kecewa dari Tracy ketika Mettu mengeluarkan jari-jarinya dari vagina Tracy. Kemudian Babah merebahkan Tracy di atas karpet di tengah ruangan. Babah kemudian membuka kaki Tracy lebar-lebar, sehingga posisi Tracy telentang di atas karpet dengan kaki mengangkang lebar. Semua yang hadir terkagum-kagum melihat Tracy yang sangat cantik siap untuk disetubuhi. Babah kemudian membuka seluruh bajunya dan langsung menindih tubuh Tracy sambil mengarahkan penisnya yang besar itu ke vagina Tracy. “Aagghh…” erang Tracy ketika penis besar Babah mulai memasuki vaginanya. Babah dengan kasar langsung memasukkan penisnya sampai mentok ke dalam vagina Tracy yang sudah basah itu. Karena besarnya diameter penis Babah, vagina Tracy terlihat tertarik dan penuh dan menjadi berbentuk bulat melingkar ketat di penis Babah.

Babah mulai memompa penisnya dengan cepat keluar masuk vagina Tracy. Tracy yang belum pernah vaginanya dipompa oleh penis sebesar penis Babah hanya bisa mengerang-erang dengan mata tertutup dan mulut sedikit terbuka. “AAAHHH….UUUUHHHH……OOOHHHH” teriak Tracy sambil menggelinjang-gelinjang dan kedua tangganya meremas-remas karpet yang cukup tebal itu. Babah semakin cepat memompa vagina Tracy dengan penisnya. Kaki Tracy terangkat ke atas memberikan kesempatan kepada Babah untuk terus memompa vaginanya dengan lebih cepat lagi. “Aaahh…enak…terus…ooh….” Tracy mulai meracau dengan mata tertutup dan tanggannya semakin keras meremas-remas karpet. Rita dengan sigap memfilmkan setiap adegan antara Tracy dan Babah, bagaikan beauty and the beast dimana seorang pria setengah baya dengan perut buncit sedang mensetubuhi seorang wanita muda yang sangat cantik. Setelah 10 menit disetubuhi Babah, tiba-tiba badan Tracy mengejang, kedua kakinya dirapatkan menjepit pinggang Babah, tangannya memeluk erat leher Babah dan badannya terangkat cukup tinggi. “AAAAGGHHH…….” erang Tracy mencapai orgasme yang sangat tinggi. Kemudian badan Tracy melemah, pelukan tangannya lepas dari leher Babah, kakinya yang tadinya memeluk pinggang Babah jatuh ke karpet, vagina Tracy yang tersumpal rapat oleh penis babah terlihat mengeluarkan cairan sampai membasahi karpet. Belum lagi sempat Tracy menarik napas, Babah dengan kasar mengangkat dan membalikan tubuh Tracy ke arah sofa dimana bapak-bapak yang lain duduk menonton. Tanpa melepaskan penisnya dari vagina Tracy, Babah membuat Tracy sekarang dalam posisi menungging menghadap bapak-bapak yang lainnya. Pantat Tracy terangkat tinggi, sedangkan kepalanya tertunduk ke karpet dan badannya bertumpu pada kedua lutut dan tangannya. Tiba-tiba Babah dengan kasar dan dalam tempo yang cepat mulai kembali memompa vagina Tracy dengan posisi doggy style. “Aaaaghh…egghhhh…..sakiiit….” teriak Tracy mendapat perlakuan kasar dari Babah. Mendengar itu Babah malah semakin bersemangat dan semakin keras menghajar vagina Tracy dengan penisnya dari belakang. Tangan Babah memegang pinggang Tracy dan mulai menarik maju mundur badan Tracy, sehingga pompaan penisnya dalam vagina Tracy semakin keras dan cepat. Mendapat perlakuakn demikian, Tracy hanya bisa mengerang-erang keras, tangannya kembali meremas-remas karpet dengan kepala tetap tertunduk. Badan Tracy maju mundur mengikuti pompaan keras penis Babah. Setiap kali Babah memasukkan penisnya sampai mentok ke vagina Tracy, terdengar teriakan Tracy. “AAHGHH…..AAGHHHH….AGHHH…” teriak Tracy berulang-ulang. Semakin cepat lagi Babah memompa penisnya semakin cepat dan keras erangan Tracy jadinya. “Hei pelacur, jangan Cuma liatin karpet dong” sahut Rita tiba-tiba. Tracy yang masih sibuk dengan hajaran-hajaran penis Babah dalam vaginanya tidak menjawab Rita. “Hei pelacur lihat kamera dong…jangan cuma nunduk aja” sahut Rita lagi sambil terus memfilmkan setiap adegan doggy style antara Tracy dan Babah. Karena Tracy tidak menjawab juga, Babah menjambak rambut Tracy dengan kasar dan menariknya ke belakang sehingga wajah Tracy terdongak ke atas dan badannya sekarang menjadi bertumpu di kedua telapak tangannya. “Lihat kamera pelacur!!!…biar muka loe yang keenakan gue entot bisa keliahatan” teriak Babah dengan kasar kepada Tracy. Kemudian Babah merubah posisinya yang tadinya berlutut menjadi berjongkok di belakang Tracy. Posisi itu membuat Babah dapat makin cepat lagi memompa vagina Tracy dari belakang dan membuat penisnya dapat makin keras menekan vagina Tracy, meskipun sebenarnya penis yang besar itu sudah mentok di dalam vagina Tracy. Dengan tidak mengurangi kecepatan pompaan penisnya dan dengan tangan kanan tetap menjambak rambut Tracy, tangan kiri Babah mulai maju melewati pinggang Tracy dan jari-jari tangan kirinya mulai meraba-raba vagina Tracy dan memainkan klitoris Tracy dengan lincahnya. “Aaaaahh…uuuu……..aaaaahhhh….ee eeehhhgggh” teriak Tracy makin keras menggema dalam ruangan itu. Pemandangan yang sungguh menakjubkan, seorang gadis cantik disetubuhi dari belakang dengan kasar oleh seorang pria tua. Tubuh Tracy yang langsing terlihat kecil dibandingkan dengan tubuh Babah yang buncit. Jari-jari tangan kiri Babah terlihat makin lincah memainkan klitoris Tracy, penis Babah yang besar terlihat makin cepat keluar masuk vagina Tracy yang masih sempit itu. Tangan kanan Babah makin keras menkambak rambut Tracy. Tracy dalam posisi demikian tidak dapat berbuat apa-apa selain mengikuti irama permainan Babah. Mengikuti apa maunya Babah, beberapa menit bermain cepat, kemudian melambat dan menjadi cepat lagi. Wajah Tracy yang terdongak karena jambakan Babah pada rambutnya menunjukkan betapa Tracy sebenarnya menikmati perlakuan kasar Babah. Mata Tracy merem melek dan mulutnya terbuka lebar menikmati serbuan penis Babah dari belakang dan permainan jari-jari Babah pada klitorisnya. Tangan Tracy makin keras meremas-remas karpet, payudaranya yang padat bergantung dan bergoyang keras ke depan dan ke belakang, vaginanya sudah sangat basah, cairan vaginanya bukan saja meleleh banyak di kedua paha bagian dalamnya tapi sedikit-sedikit mulai menetes ke karpet. “plok…plok..plok…” bunyi vagina Tracy yang sudah banjir karena cairan kewanitaannya sendiri. “Wah, si pelacur sudah horny abis” sahut Rita sambil mengclose-up wajah Tracy dengan kameranya. “Wah, udah banjir nih…” sahut Rita lagi sambil mengarahkan kameranya ke selangkangan Tracy. “Nah ini dia nih si tua bangka yang bikin Tracy merem melek kenikmatan” sambung Rita lagi sambil sekarang mengarahkan kameranya ke Babah. “Hehehe” Babah tertawa kecil. Rupanya kata-kata Rita membuat Babah semakin bersemangat menyetubuhi Tracy. “Tracy ini sekarang udah jadi betina gue…jadi pelacur gue, dia tidak akan lagi bisa lepas dari gue” sahut Babah didepan kamera sambil terus memompa vagina Tracy yang sudah banjir itu dengan penisnya. “Mau bukti….Tracy, keluarin lidah loe” perintah Babah tiba-tiba. Dan yang terjadi kemudian sangatlah luar biasa. Bagaikan dihipnotis, Tracy yang tubuhnya sedang bergonjang keras maju mundur menerima sodokan-sodokan Babah dari belakang mulai menjulurkan lidahnya keluar dari mulutnya yang sudah terbuka lebar dari tadi. Melihat kejadian itu semua orang dalam ruangan tertawa lebar dan banyak yang memuji kehebatan Babah dalam mengontrol Tracy. “Suruh dia jilat ini Oom” sahut Rita kepada Babah sambil menyorongkan sebuah dildo hitam besar ke mulut Tracy. “Hisap pelacur” perintah Babah kepada Tracy. Tracypun kemudian tanpa membantah dan diiringi tawa semua orang yang hadir di ruangan itu mulai menghisap dildo itu bagaikan sedang mengulum penis. Kurang lebih 5 menit Tracy mengulum dildo itu, James tiba-tiba bangkit dari duduknya. “Sini, hisap punya saya aja, boleh ya Bah” kata James kepada Babah. “Silahkan, tapi ganti posisi dulu” sahut Babah sambil melepaskan jambakannya pada rambut Tracy dan kemudian menarik kedua tangan Tracy ke belakang dengan keras, sehingga mau tidak mau Tracy menjadi berdiri di kedua kakinya. Sekarang posisi Tracy berdiri dengan masing-masing tangannya ditarik ke belakang oleh masing-masing tangan Babah. Rambut Tracy kembali dijambak, sekarang oleh James dan kepalanya ditekan menuju selangkangan James. James membuka celana dan celana dalamnya, dan terlihatlah sebuah penis hitam, besarnya tidak sebesar penis Babah tapi lebih panjang. “Sini…hisap” perintah James sambil menjambak rambut Tracy dan memasukkan penis hitamnya ke dalam mulut Tracy dan mulai menggerakannya maju mundur. Tracy dalam posisi berdiri dan menungging tidak bisa berbuat apa-apa atas keroyokan dua pria setengah baya itu. Babah memompa vagina Tracy dari belakang dan James memompa mulut Tracy dari depan. Kedua tangan Tracy dipegang oleh Babah seakan-akan Babah sedang memegang tali kendali kuda, kaki Tracy terbuka lebar dan kepala Tracy tidak dapat bergerak karena jambakan James pada rambutnya. 30 menit diperlakukan demikian, sudah tidak terhitung berapa kali Tracy mencapai orgasme. Cairan kewanitaannya semakin deras membasahi kedua paha dalamnya, kakinya sudah mulai bergetar karena terlalu letih berdiri dan orgasme yang berulang-ulang. Tiba-tiba Babah mencabut penisnya yang besar dari dalam vagina Tracy dan melepaskan tangan Tracy. “Nah… sekarang gue mau nyobain lubang pantat loe pelacur!!!” sahut Babah sambil terkekeh-kekeh. Kaget dan takut mendengar kata-kata Babah, Tracy berusaha berontak. Hisapan mulutnya pada penis James terlepas dan Tracy langsung duduk di atas karpet mencoba menghindari serangan Babah pada lubang pantatnya. “Coba Bantu..angkat dan pegang ini pelacur” kata Babah kepada teman-temannya yang sedari tadi hanya menonton. Tampubolon, Mikael dan Johny dengan sigap memegang badan dan tangan Tracy dan menariknya kembali berdiri. “Jangan…oom…terlalu besar….” tangis Tracy tersedu-sedu. Tampubolon dan Mikael memegang badan Tracy dari kedua sisi, dan memaksa Tracy berdiri. Kedua kaki Tracy mereka buka lebar-lebar, kedua tangan Tracy mereka lipat ke belakang ke punggung Tracy seperti polisi memegang penjahat dan mereka mendorong tubuh bagian atas Tracy ke depan, sehingga sekarang posisi Tracy dalam keadaan berdiri, menungging 90 derajat dengan kaki terbuka lebar dan tangan terlipat di punggung. “Jangan…jangan….” tangis Tracy semakin keras. Seakan-akan tidak mendengarkan tangisan Tracy, kemudian Johny mulai memegang kedua bongkahan pantat Tracy dan menguakkannya ke hadapan Babah. Tarikan Johny pada pantat Tracy itu mengakibatkan lubang pantat Tracy menjadi terlihat dan sedikit terbuka seakan-akan siap menerima penis Babah yang besar. “AAAGGGGGGGGAHHHHHHHHH………….” Tiba-tiba terdengar jeritan Tracy. Rupanya Babah mulai memasukkan penisnya yang besar ke dalam lubang pantat Tracy. “AAGGHHHH…..ja…agghh ngaaan…ssaaaakiiittt” teriak Tracy ketika secara perlahan tapi pasti penis Babah masuk ke dalam lubang pantat Tracy. “UUhhh…masih seret dan sempit nih” kata Babah ketika seluruh penisnya sudah masuk ke dalam lubang pantat Tracy. Kemudian Tampubolon dan Mikael mendorong badan atas Tracy lebih ke bawah lagi, dan kedua tangan Tracy diletakan di pinggir meja sofa sehingga Tracy dengan reflek memegang pinggiran meja tersebut. Sekarang posisi Tracy makin menungging dengan kedua tangannya berpegangan pada meja sofa, kepala tertunduk dan di lubang pantatnya terbenam seluruh penis Babah yang besar. Tampubolon, Mikael dan Johny kemudian sedikit menyingkir dan membiarkan Tracy dengan Babah. 3 menit tidak ada pergerakan baik dari Babah maupun Tracy, mereka seakan-akan sedang berpose dalam posisi seperti itu. Rupanya Babah sedang memberikan waktu agar Tracy dapat mengambil napas dan agar Tracy terbiasa dengan keadaan dimana penis Babah yang besar didalam lubang pantat Tracy. “Aaagg…aaggghhh…” jerit pelan Tracy ketika Babah mulai menarik penisnya secara perlahan dari lubang pantat Tracy sampai tinggal kepala penis Babah yang masih terbenam dalam lubang pantat Tracy. “AAAAGGGHHHHHHH…..” jerit Tracy dengan keras ketika secara tiba-tiba dan kasar Babah memasukkan kembali seluruh penisnya ke dalam lubang pantat Tracy. Hal tersebut dilakukan Babah berulang-ulang. Babah menarik secara perlahan penisnya dari lubang pantat Tracy dan kemudian kembali memasukan penisnya dengan cepat ke dalam lubang pantat Tracy. Setiap kali Babah secara perlahan menarik penisnya dari lubang pantat Tracy, terdengar jeritan kecil seperti desahan dari mulut Tracy dan setiap kali Babah dengan kasar memasukkan penisnya kembali ke dalam lubang pantat Tracy terdengan jeritan keras Tracy. Begitu kasarnya Babah memasukkan penisnya ke dalam lubang pantat tracy, mengakibatkan setiap kali penis besar itu masuk ke dalam lubang pantat Tracy, Tracy menjerit panjang, kepalanya terdongak ke atas dan kedua kakinya menjadi menjinjit karena dorongan Babah dari belakang. Babah kemudian memegang pinggul Tracy dari belakang dan mulai mempercepat pompaan penisnya pada lubang pantat Tracy. “Aahh…uuuhhh…aaaggghhh…uuugggh hhh……” terdengar jeritan Tracy disertai deru napas Tracy yang terengah-engah. Badan Tracy terguncang-guncang keras maju mundur, kakinya terjinjit,tangannya dengan keras memegang pinggir meja, kedua payudaranya bergoyang cepat, kepala terdongak ke atas dan bibirnya terkatup rapat antara menahan sakit dan sensasi yang Tracy rasakan dalam lubang pantatnya. Melihat kedua payudara padat Tracy yang bergoyang-goyang, Mikael dan Johny berjongkok di bawah tubuh Tracy dan masing-masing mulai menjilati dan menghisap puting payudara Tracy. Mikael menghisap puting payudara kiri Tracy dan Johny menghisap puting payudara kanan Tracy. Kemudian tangan kanan Mikael dan tangan kiri Johny mulai menggerayangi paha dalam dan selangkangan Tracy. Jari-jari tangan mereka secara bergantian mulai memainkan klitoris Tracy dan mulai masuk ke dalam vagina Tracy dan mengorek-ngoreknya. 15 menit diperlakukan demikian, wajah Tracy yang tadinya terlihat menahan sakit sekarang mulai berubah terlihat menikmati permainan 3 lelaki tua itu. Kadangkala Tracy menundukan wajahnya untuk melihat 2 laki-laki tua yang sedang menyusu di kedua payudaranya, dan tanpa sadar Tracy tersenyum seakan-akan geli melihat dirinya menyusui 2 laki-laki tua, dan kadangkala Tracy menoleh kebelakang untuk melihat Babah yang sedang memompa lubang pantatnya. Sewaktu meoleh ke belakang Tracy selalu menunjukkan wajah nakal dan gemas kepada Babah seakan-akan menyemangati Babah untuk terus mensodomi dirinya. Tangan Tracy secara bergantian mulai berusaha meraih pinggul Babah, namun tidak berhasil karena badab Babah yang sangat gendut itu, sehingga tangan-tangan Tracy hanya bisa menyentuh paha Babah. “Aaahhh..uuhhhhh…aaahhhh…” desahan keras Tracy mulai terdengar manja. Rasa sakit pada lubang pantatnya telah hilang dan digantikan oleh kenikmatan yang luar biasa. Vagina Tracy yang sudah tidak berbulu itu terlihat mengkilap, cairan kewanitaannya membanjiri vaginanya dan terus meleleh ke kedua paha dalamnya. Badan Tracy mulai mengikuti irama permainan 3 laki-laki tua itu dan kedua tangannya mulai bergantian memegang rambut Mikael, rambut Johny dan paha Babah.

Rupanya ketiga laki-laki tua itu sudah sangat berpengalaman dan kompak dalam mengerjai tubuh wanita muda secara bersama-sama. Tracy yang baru berumur 22 tahun terlihat sekali belum berpengalaman dan kepayahan melayani permainan mereka. 1 jam dikerjai oleh 3 laki-laki tua dan orgasme yang datang bertubi-tubi dan silih berganti membuat Tracy mabuk kepayang. Matanya menjadi sayu, racauan-racauan mulai keluar dari mulut Tracy dan gerakan-gerakan tubuh Tracy menjadi makin banal menunjukkan betapa Tracy menikmati permainan ini. “Mau double penetration pelacur?” Tanya Babah tiba-tiba. “Aaagh… terserah oom….ugghhh…….aagghhh” jawab Tracy sambil terus mendesah-desah. Mendengar jawaban Tracy, Babah, Mikael dan Johny tersenyum. Mikael dan Johny kemudian dengan sigap membuka seluruh baju dan celananya masing-masing sehingga telanjang bulat. Johny kemudian dan berbaring telentang di atas karpet. Penis Johny terlihat mengacung tegak bagaikan tiang. Penis Johny kira-kira seukuran penis Babah. Melihat penis Johny, muka Tracy tersenyum seakan-akan sedang mengkhayalkan rasanya penis Johny di dalam vaginanya. Kemudian Babah dan Mikael menggendong Tracy ke arah penis Johny yang sudah berdiri tegak. Babah dengan penisnya yang masih tertancap kuat di dalam lubang pantat Tracy menggendong Tracy dari belakang dengan cara melingkarkan kedua tangannya di pinggang Tracy dan mengangkat Tracy, sedangkan Mikael menggendong Tracy dari depan dengan melingkarkan kedua tangannya ke punggung Tracy. Selagi diangkat oleh Mikael dan Babah, Tracy memeluk leher Mikael dan menciumi bibir dan leher Mikael. “Wah si pelacur udah nggak tahan nih, tunggu…oom johny pakai ini dong” sahut Rita tiba-tiba sambil menyerahkan sesuatu dari karet tipis berbentuk kondom tapi dengan kedua ujungnya terbuka. “Wah udah lama tidak pakai sarung penis buntut kuda, boleh juga nih” jawab Johny sambil meraih benda itu dari tangan Rita. Benda yang disebut Johny sarung penis itu bagian luarnya tidak rata, bergelombang dan mempunyai bulatan-bulatan seperti bisul yang diujungnya terdapat beberapa bulu kasar dan panjang. “Kalau oom Babah pakai yang ini nih” kata Rita lagi sambil sekarang menyerahkan sesuatu seperti gelang mutiara kepada Babah. “Plok…” bunyi penis Babah keluar dari lubang pantat Tracy. “Sebentar ya pelacur..saya pakai ini dulu” kata Babah kepada Tracy yang dijawab oleh Tracy dengan senyuman. Johny sambil terlentang di karpet juga sudah berusaha memasang sarung penis buntut kuda ke penisnya. Karena besarnya penis Johny dan penis Babah, kedua orang itu terlihat kesusahan memasang alat yang diberikan oleh Rita di penisnya masing-masing, sehingga cukup lama waktu yang dibutuhkan. Selagi Babah dan Johny sibuk memasang alat-alat tersebut ke penisnya masing-masing, Tracy sesekali terlihat memandang takjub ke arah mereka sambil berciuman dengan Mikael yang memeluk tubuh Tracy dari belakang. Jari-jari tangan kanan Mikael memainkan klitoris Tracy sambil sesekali masuk ke dalam vagina Tracy, sedangkan jari-jari tangan kirinya sibuk memainkan kedua puting Tracy. Sedangkan tangan kiri Tracy terlihat berada di belakang pantatnya memainkan penis Mikael, sedangkan tangan kanan Tracy meraih ke belakang atas menjambak-jambak kecil rambut Mikael. Mikael dan Tracy terus berciuman mesra sambil sesekali melihat apakah Babah dan Johny sudah siap. Setelah sekitar 10 menit, akhirnya baik Johny maupun Babah terlihat sudah mengenakan alat-alat pemberian Rita pada penis besarnya masing-masing. Kemudian Mikael membimbing Tracy ke arah Johny yang sudah terlentang di atas karpet. Tracy yang sudah terangsang oleh permainan Mikael langsung berdiri mengangkangi Johny persis di atas penis Johny. Kemudian secara perlahan Tracy menurunkan tubuhnya dan mengarahkan vaginanya ke penis Johny. Ketika vagina Tracy tinggal beberapa centimeter dari penis Johny, terlihat Tracy berhenti dan menjadi ragu, mukanya menunjukkan bahwa Tracy kuatir apakah penis Johny akan membuat vaginanya sakit. Dengan halus Mikael membimbing Tracy dan menekan pelan tubuh Tracy ke bawah ke arah penis Johny. Tracy yang masih muda dan sangat cantik itu dituntun secara perlahan oleh Mikael untuk memasukkan vaginanya ke penis laki-laki tua gendut. “Aaagh………” desah Tracy ketika penis bersarung Johny mulai menyentuh bibir vaginanya. “Nggak apa-apa…terusin ke bawah…lama-lama jadi enak” hibur Mikael sambil terus menuntun Tracy. “EEGGhhhhh…….” desah Tracy lebih keras ketika penis bersarung Johny mulai memasuki vaginanya. Tracy sekarang dalam posisi berjongkok, tangan kiri Tracy memeluk erat pundak Mikael dan tangan kanannya bertumpu pada dada Johny, sedangkan mata Tracy terus tertuju pada penis Johny yang mulai masuk ke vaginanya. Rupanya sarung penis yang bergelombang dengan bulatan-bulatan berbulu itu memberikan sensasi kepada vagina Tracy. Terlihat vagina Tracy menjadi sangat-sangat basah dan Tracy semakin mengerang ketika penis Johny semakin masuk ke dalam vaginanya. Mikael kemudian menekan tubuh Tracy ke bawah dengan halus dan “BLESSSHHH….” terdengar bunyi tersebut ketika penis Johny masuk seluruhnya ke dalam vagina Tracy. Muka Tracy terlihat takjub, wajahnya terus memandangi vaginanya yang sudah terisi penuh oleh penis Johny. Kemudian terlihat Mikael membetulkan posisi Tracy, kakinya yang berjongkok ditarik ke belakang, sehingga posisi Tracy menjadi duduk berlutut di atas selangkangan Johny, hal mana membuat penis Johny semakin masuk ke dalam vagina Tracy. Kedua tangan Tracy sekarang bertumpu pada dada Johny. Johny hanya berdiam untuk beberapa saat memberikan waktu kepada Tracy untuk membiasakan diri. Kemudian Johny mulai memutar pantatnya secara perlahan yang disambut dengan erangan kecil Tracy. Muka Tracy terlihat kenikmatan atas goyangan Johny tersebut, matanya bergantian memandang vaginanya sendiri dan muka Johny. Johny kemudian makin cepat melakukan putaran pantatnya dan ditambah sodokan-sodokan kecil dari bawah ke vagina Tracy. Tracy diperlakukan demikian mulai kehilangan kontrol atas dirinya sendiri, tangannya kirinya mulai meraba-raba kedua payudaranya sendiri dan tangan kanannya dilipat ke belakang memegangi belakang lehernya dan bergerak ke arah mukanya sendiri dan mulai menghisap jari-jarinya sendiri dengan mulutnya yang mungil itu. Kemudian Mikael mendorong tubuh bagian atas Tracy ke depan dan membuka pantat Tracy agar dapat dimasuki penis Babah. Tracy menoleh ke belakang, seakan-akan tidak mau ketinggalan melihat Babah mulai memasukan penis besarnya yang sudah dilingkari gelang mutiara ke dalam lubang pantat Tracy. “Aaaggghh……” erang Tracy ketika penis Babah memasuki lubah pantatnya. Kepala Tracy bergoyang hebat ke kiri dan ke kanan menahan sensasi nikmat masuknya penis Babah ke lubang pantatnya. “Uuuhhhh… besar-besar eegghh…aaaggghhhh besar-besar” racau Tracy. ” Aaahhh…kerasa beradu …aaaggg….di dalam…….’ Racau Tracy tambah keras. Mendengar itu, Rita mengarahkan kameranya ke wajah Tracy. “Apanya yang kerasa pelacur?” Tanya Rita sambil terus mengarahkan kameranya ke wajah Tracy. “Penis oom Johny dan penis oom Babah terasa beradu di di……aaggghhhh dinding dalam vagina dan….eagggghhhh dinding dalam pantat…gue….aaaggghhh…” jawab Tracy tanpa malu-malu lagi. “penuh….eeeggg…kerasa penuuuhhh..aaaggghhh nikmaaaatttt” racau Tracy makin menjadi-jadi. Kemudian Johny dan Babah mulai secara kompak memompa penisnya masing keluar masuk vagina dan lubang pantat Tracy. Pompaan mereka semakin lama semakin cepat, membuat tubuh Tracy tergoncang-goncang. Kepala Tracy bergoyang tidak beraturan karena nikmat yang dirasakannya. Kedua payudara Tracy dijilati oleh Johny dari bawah. Kedua tangan Johny memainkan puting Tracy seperti orang mencari signal radio. Mikael kemudian menghampiri Tracy dari depan, penisnya yang juga besar dan hitam mengacung keras didepan wajah Tracy. Tracy tanpa perlu diperintahkan lagi langsung membuka mulutnya dan mengulum penis Mikael. Kedua tangan Mikael memegang kepala Tracy dan menarik serta mendorongnya sehingga mulut Tracy memompa penisnya. Mikael yang tahu Tracy kerepotan atas hujaman-hujaman penis Babah dan Johny di vagina dan lubang pantat Tracy, kadangkala membimbing muka Tracy agar mulut Tracy menjilati dan mengulum kedua buah zakarnya. Tahu apa yang Mikael mau, Tracy dengan semangat menjilati dan megulum buah zakar Mikael, bahkan Tracy dengan senang hati menjilati lubang pantat Mikael. Rupanya tidak seperti sebelumnya, kali ini ketiga laki-laki tua itu ingin mempermainkan Tracy lebih jauh. Ketika Tracy hampir orgasme, mereka memelankan pompaan mereka pada mulut, vagina dan lubang pantat Tracy, bahkan kadangkala menghentikannya atau bahkan menekan keras penis di lubang pantat dan vagina Tracy dan menjambak rambut Tracy dengan keras sehingga Tracy tidak jadi orgasme. Yang terjadi adalah sangat mengagumkan, orgasme yang selalu hanya hampir itu, membuat Tracy semakin binal dan semakin tidak bisa mengontrol dirinya. Tangan Tracy bergantian mengocok penis Mikael dan berusaha menggapai pinggul Babah agar mempercepat pompaannya. Erangan-erangan Tracy semakin keras, badan dan kepala semakin bergoyang-goyang tidak beraturan mencari titik-tik nikmat di dalam vaginanya. Kadang kala Tracy dengan semangat mengulum dan mengocok penis Mikael, kadangkala mulutnya sibuk menjilati dada dan pundak Johny dan kadangkala pula kedua tangannya ke belakang atas memeluk leher Babah sambil bibirnya menciumi leher Babah. Tracy terlihat sekali berusaha melayani 3 laki-laki tua itu dengan sebaik-baiknya, Tracy berusaha sekuat tenaga membuat 3 laki-laki itu terangsang dan menikmati permainan ini. Namun ketiga laki-laki yang sudah sangat pengalaman itu tidak membiarkan diri mereka cepat hanyut dan tidak membiarkan Tracy untuk orgasme. “Ammmpunn..egggghhh….ampun…….p engen….nyampe….” erang Tracy keras, namun harapannya tinggal harapan, karena 3 laki-laki tua masih ingin mempermainkan Tracy dalam waktu yang lama. Dua jam Tracy digarap habis oleh ketiga laki-laki tua itu. Dua jam pula Tracy memohon-mohon untuk dibiarkan orgasme. Mata Tracy sudah sayu dan merem melek menerima kenikmatan yang rasanya tidak ada akhirnya. Badannya bergoyang erotis mengikuti pompaan pada mulut, vagina dan lubang pantatnya. Terlihat sekali Tracy sedang menikmati permainan tersebut, Tracy menjadi tidak peduli dengan sekelilingnya. Tracy sudah tidak mempedulikan lagi Rita yang merekam adegan demi adegan. Tracy sudah tidak mempedulikan lagi sorak-sorak dari Bapak-bapak yang lain. Tracy berada di dunianya sendiri, seperti orang yang “on” karena ekstasi. Tracy menggelinjang liar dan erotis, tubuhnya dibiarkan mengikuti apa maunya ketiga laki-laki tua itu. Apabila Mikael menarik kepalanya ke arah penisnya, Tracy dengan senang hati menjilati penis dan buah zakar Mikael dengan tersenyum dan menatap sayu Mikael. Apabila Johny menarik tubuh Tracy ke bawah, dengan otomatis Tracy menciumi Johny, bermain lidah dengan Johny serta menjilati dada Johny, dan Apabila Babah menarik tubuhnya ke belakang, Tracy membiarkan kedua tangan Babah memainkan dan meremas-remas kedua payudaranya, sambil Tracy mengangkat tangannya dan melingkarkan tangannya tersebut ke leher Babah, sambil berciuman dengan Babah dan menjilati leher Babah. Pemandangan yang terus terang membuatku terangsang. Seorang gadis muda berumur 22 tahun disetubuhi oleh 3 laki-laki tua berumur antara 50-56 tahunan. Seorang gadis cantik bertubuh langsing dan mulus melayani 3 laki-laki gendut dan berbulu lebat. Tiga jam permainan sudah berlalu, tiba-tiba Mikael memerintahkan Tracy untuk membuka mulutnya dan mengeluarkan lidahnya. “Buka mulut kamu pelacur…lebih lebar lagi..” sahut Mikael. Tracy tahu akan apa yang terjadi, membuka mulutnya lebar-lebar dan kedua tangannya berpegangan pada pinggang Mikael. “AAAAGHHHHH……..mandi sperma gue pelacur” sahut Mikael orgasme dan memuncratkan spermanya ke mulut dan muka Tracy. Tracy sambil terus dipompa vagina dan lubang pantatnya oleh Johny dan Babah kemudian menelan sperma yang masuk ke dalam mulutnya dan mengambil sperma yang bertebaran dimukanya dengan jari-jarinya dan kemudian menghisap jari-jarinya tersebut. Seperti orang kehausan, kemudian tracy menjilati penis Mikael dan membersihkan penis Mikael dari sperma-sperma yang masuih menempel di penis Mikael dengan terus memandang sayu Mikael sambil tersenyum manis. Tiba-tiba, tanpa melepaskan penisnya dari dalam lubang pantat Tracy, Babah menelentangkan dirinya di karpet sambil ikut menarik tubuh Tracy sehingga penis Johny lepas dari vagina Tracy. Sekarang tubuh Tracy terlentang di atas tubuh Babah dengan penis Babah tetap tertancap di lubang pantatnya. Kedua kaki Tracy terbuka lebar ditarik oleh kaki Babah ke arah luar dan kedua tangan Tracy diangkat ke atas ke samping kiri kanan kepalanya. Babah memegangi kedua tangan Tracy di sekitar siku tangan Tracy, kedua kaki Babah yang mengait kedua kaki Tracy ke arah luar, membuat Tracy menjadi mengangkang sangat lebar. Dada Tracy membusung karena perut Babah yang gendut. Kemudian Johny berlutut dihadapan selangkangan Tracy. Tracy yang kedua tangan dan kakinya yang sudah tidak dapat bergerak karena pegangan dan kaitan tangan dan kaki Babah hanya dapat tersenyum ke arah Johny ketika Johny melepaskan sarung buntut kuda dan memasukkan penisnya ke dalam vagina Tracy. “Aaaggg…aagggg…aaagggg….oooogh hhhhhhh..” erang Tracy kenikmatan ketika Babah dan Johny mulai memompa penisnya masing-masing dalam vagina dan lubang pantat Tracy dengan keras. “Gimana rasanya? Ngomong dong” kata Rita sambil terus merekam adegan demi adegan. “Nikmaaatt eegg….nikmaatt……ennaaakkk….” jawab Tracy sambil membiarkan kedua puting payudaranya dijilat dan digigit kecil oleh Johny. “Rasanya penuuh…..aaghhh…..bulu-buluu kasar…….di dalam vagina gue…geli…enaakkk eeggghhh…bola-bola kecilll..uggghhhh di lubang pantat gue Rit…” sambung Tracy lagi sambil menadang terus vaginanya yang dipompa keras oleh Johny. “Pelacur mau dihamili oom Johny…mau nyampe sama-sama yuuk bertiga” sahut Babah tiba-tiba. “Mauuu…hamili Tracy Oom eeeggghhhhh….aagghhhhh….Tracy mau melayani oom sampai puaaass….ugghhhh” jawab Tracy. Puas dengan jawaban Tracy, Babah menarik lengan Tracy makin ke atas, sehingga dada Tracy semakin membusung. Dan dengan kompak Johny dan Babah memompa vagina dan lubang pantat Tracy dengan sangat cepat. Johny memompa vagina Tracy dari atas dengan sangat cepat dari atas, sambil menjilati dan menggigit puting payudara, seluruh dada Tracy sampai ketiak Tracy yang terbuka lebar tidak luput dari jilatan dan gigitan Johny, sedangkan Babah memompa lubang pantat Tracy dari bawah dengan sangat cepat sambil mulutnya menjilati dan menggigit leher Tracy yang jenjang. “UUGGGGHHHHHH….UGGGGHHHHH….” Tracy hanya bisa mengerang-ngerang keras kepalanya terdongak ke belakang, lehernya bersandar di pundak kiri Babah, mata Tracy terpejam dan giginya menggigit bibirnya sendiri. Setengah jam Babah dan Johny memompa keras vagina dan lubang pantat Tracy. Ruangan tersebut menjadi hingar bingar oleh suara erangan dan rintihan nikmat Tracy serta dengus napas Johny dan Babah. “Plok..plok..plok…” bunyi vagina Tracy yang sudah sangat basah itu. Mereka bertiga seakan-akan sedang dalam suatu balapan mengejar garis finish yang sudah dekat. Tracy yang paling tidak berpengalaman di antara ketiganya, terlihat hanya dapat mengikuti tempo Babah dan Johny. Babah dan Johny terlihat yang mengatur tempo agar mereka bertiga dapat orgasme secara bersamaan. Mengetahui bahwa Babah dan Johny ingin orgasme bersamaan dengannya, Tracy hanya bisa memberi semangat Babah dan Johny. “TERUSSSSS OOOMMM……AAAHHHH..EGGGHHHH…. TRACY MAUUU DIHAMILIII….” teriak Tracy menjadi-jadi. Tiba-tiba badan ketiganya mengejang keras, Tracy memandang muka Babah dan Johny bergantian dan kemudian merebahkan kepalanya lagi kebelakang sambil mengejang sangat-sangat keras. Mulut Tracy terbuka lebar badannya menggeliat keras, kedua kakinya yang dikait kaki Babah bergetar hebat dan kedua tangannya meraih dan meremas-remas karpet dengan kuatnya. “AAAAAAAAAGGGGGGGGGGGGGGGGGGGH ………..” teriak Tracy pada saat orgasme yang sudah ditunggu-tunggunya berjam-jam akhirnya datang juga. Bersamaan dengan itu Johny juga menekan keras penisnya ke dalam vagina Tracy dari atas dan Babah menekan keras penisnya ke dalam lubang pantat Tracy dari bawah. “AAGGHHHHHHHH…” sahut Babah dan Johny bersamaan, sambil memuncratkan spermanya sedalam mungkin ke dalam rahim Tracy Mereka bertiga mengalami orgasme yang sangat panjang, sampai akhirnya tubuh Johny rubuh ke atas tubuh Tracy, sehingga Tracy terjepit ditengah-tengah. 5 menit mereka berdiam pada posisi itu, kemudian Johny mencabut penisnya dari dalam vagina Tracy dan disusul kemudian oleh Babah. Sperma Johny luber keluar dari vagina Tracy. Babah dan Johny kemudian kembali ke sofa dan masing-masing menyalakan rokok, meninggalkan tubuh Tracy yang lemas di atas karpet. “Nah….pelacur…gimana rasanya..enak kan?” sahut Rita. “Tadi baru babak pertama…siap untuk babak kedua?” tambah Rita lagi. “Haah… Nanti Tracy hamil anak siapa dong om..?” Tanya Tracy bingung. “Gak masalah sayang, yang penting kamu hamil” Jawab Johny. Tracy hanya bisa tersenyum kecil, dilihatnya Bapak-bapak yang lain mulai melepaskan baju dan celananya masing-masing.