Queen of Illusion Forest

salam buat kita semua!

kali ini ane datang lagi dengan ide dan cerita baru, semoga bisa dinikmati oleh agan agan sekalian.

sekalian mohon masukan dan sarannya karena ide ini bener bener fresh dan belum ada backup chapternya.

Qirani, Witch of Illusion​
Qirani membuka mata dan kesadarannya mulai pulih.

dia melihat kesekelilingnya dan menemukan dirinya berada ditempat yang tidak dia kenali, namun entah kenapa terasa sangat familiar dan akrab dijiwanya.

“aku ada dimana?”

*****

namanya adalah Kirana Citrawani, atau yang sekarang sudah berubah menjadi Qirani.

Kirana yang dulu adalah seorang wanita dewasa berusia 40 tahun yang terpaksa meninggal dunia karena penyakit jantung. Kirana dewasa tidak menikah, sehingga pada saat meninggal hanya ada keluarga dan beberapa temannya yang datang untuk melayat.

Kirana dewasa tidak menyesali hidupnya, hanya sedikit menyayangkan saja. posisi dan status dalam hidupnya, yang dia usahakan dengan sepenuh tenaga dan keringat, membuat dirinya terjebak dalam aturan dan batasan. padahal yang Kirana sebenarnya inginkan adalah kebebasan, baik secara sosial maupun secara personal.

Kirana dewasa tidak asing dengan hubungan seksual. walaupun dia tidak menikah, dia juga tetap memiliki pengalaman seks yang menyenangkan dan memuaskan. namun Kirana berharap bisa melakukan lebih, yang sayangnya tidak bisa dia lakukan karena dia harus menjaga nama baik dan posisinya.

Kirana dewasa sekarang sudah tiada, berganti dan berpindah dunia ke sebuah tempat yang baru dan luar biasa dengan nama yang baru. sekarang dia adalah Qirana, putri seorang petani yang memiliki bakat sihir yang luar biasa.

Qirani menyadari ingatan masa lalunya pada usai lima tahun. terkejut namun senang karena sekarang tidak ada lagi batasan dan larangan yang merantai kebebasannya seperti dikehidupan yang lalu.

Qirani menemukan bakatnya dalam hal sihir pada usia enam tahun. berbekal cerita cerita fantasy dari film dan racauan teman teman pecinta kartun dikehidupan sebelumnya, Qirani tidak hanya berhasil mengaktifkan kekuatan sihirnya tapi juga berhasil merapalkan mantra pertamanya yaitu Tembakan Bola Air.

Qirani yang penuh rasa penasaran semakin giat untuk mencoba dan mempelajari kekuatan sihir barunya. dengan bantuan seorang penyihir tua yang bekerja sebagai dukun penyembuh didesanya, kekuatan Qirani berkembang dengan sangat cepat melampaui gurunya dan orang orang yang dikenal oleh gurunya.

Qirani berusia sepuuh tahun saat kedua orang tuannya memutuskan untuk membawa Qirani ke kota untuk belajar disekolah. Qirani tadinya berpikir bahwa tidak ada sekolah didunia yang baru ini, namun ternyata dia salah. sekolah didunia yang baru ini tidak jauh berbeda dengan sekolah di dunianya yang lama, tetap dengan duduk rapih dikelas sambil mencatat dan sesekali mempraktekkan teori yang diajarkan.

Qirani berusia lima belas tahun saat dia lulus dari sekolah. Qirani berhasil menjadi lulusan terbaik disekolahnya, dengan nilai teori tertinggi dalam sejarah dan nilai praktek terbaik dinegaranya. kemampuan Qirani dalam hal sihir dianggap sama dengan banyak penyihir besar dalam sejarah.

Qirani yang baru saja lulus akhirnya membuka salah satu bagian dari ingatan masa lalunya, ingatan yang dia kunci secara tidak sadar mengenai hal hal liar dan gila yang sudah lama ingin dia coba. namun Qirani sadar bahwa dirinya yang sekarang masih belum bisa memenuhi keinginannya, paling tidak belum sepenuhnya.

berbekal ingatan liar dari masa lalunya, Qirani muda akhirnya masuk kedalam perpustakaan sekolahnya untuk mencari satu jenis sihir yang bisa membantunya dalam memenuhi harapan terliarnya. sihir itu adalah Sihir Ilusi.

Qirani berusia enam belas tahun saat ini. satu tahun sudah dia habiskan untuk melakukan penelitian dan percobaan sampai akhirnya Qirani berhasil menguasai Sihir Ilusi. sebuah cabang sihir yang bisa digunakan untuk mengelabui mata dan indera orang lain.

*****

“Akhirnya aku berhasil menguasai Sihir Ilusi. Sihir yang mampu menipu mata dan indra orang lain. hehehe”

Qirani yang sedang duduk diperpustakaan mulai berpikir dengan liar, memikirkan hal hal menyenangkan yang bisa dia lakukan dengan Sihir Ilusi.

“Tapi sebelum aku melakukan hal yang menarik, aku harus memastikan kalau sihirku benar benar berfungsi sesuai dengan keinginanku.”

Qirani mencoba Sihir Ilusinya pada seorang pemuda yang duduk tidak jauh dari dirinya. pria itu sudah sejak lama mengikuti Qirani dan membuat Qirani tidak nyaman karena selalu memperhatikan dirinya. walaupun Qirani memang senang mendapat perhatian, tapi sekarang bukan waktu yang tepat dan Qirani tidak suka saat orang lain menentukan sesuatu untuk dirinya, baik sengaja ataupun tidak disengaja.

‘baiklah, sekarang mari kucoba pada pria jahil itu.’ pikir Qirani.

‘Sihir Ilusi, Ilusi Fantasy Seksi!’

Qirani mengaktifkan sihirnya dan menembakannya pada pemuda yang selalu mengikutinya. pemuda itu tampak terkejut sesaat, lalu matanya berubah kosong, pertanda bahwa Sihir Ilusi Qirani berhasil mempengaruhi pemuda itu.

*****

POV Pemuda

namanya adalah Akuda, pemuda kota biasa tanpa prestasi tertentu.

Akuda juga adalah siswa dari sekolah sihir, sekolah yang sama dengan Qirani. Akuda juga merupakan satu dari sekian banyak pemuda disekolah sihir yang menjadi penggemar setia dari Qirani.

dimata Akuda, Qirani adalah seorang dewi kecantikan dan juga kecerdasan. tubuhnya sempurna untuk seorang wanita, dada yang besar namun tidak terlalu besar, bibir yang lembut, mata yang indah, rambutnya yang lembut berkilau layaknya mata air yang jernih, membuat Qirani menjadi sosok yang dipuja, dipuji dan diimpikan oleh banyak pria disekolah sihir.

selain itu Qirani juga sangat pintar, melengkapi keindahan fisiknya yang tidak tertandingi.

Akuda cukup beruntung karena sudah satu tahun ini, Qirani memutuskan untuk datang ke perpustakaan sekolah. tempat dimana Akuda mulai bekerja sebagai penjaga perpustakaan. Akuda selalu menyempatkan dirinya untuk duduk tidak jauh dari Qirani disela jam kerjanya, memandangi indah wajah Qirani sambil berharap dewi keberuntungan memberinya berkat.

dan tampaknya dewi keberuntungan benar benar datang pada Akuda.

hari sudah menjelang gelap, semua pengunjung perpustakaan sudah pulang. semua kecuali Qirani yang masih sibuk dengan bukunya. Akuda tahu kalau sekarang sudah waktunya perpustakaan tutup, dan ini berarti dia harus memanggil Qirani untuk memberitahukan tentang itu. Akuda sangat bersemangat sekali dan segera mengambil kesempatan itu.

“permisi, nona Qirani.”

“iyaahh~ kenapa yaahh~”

suara Qirani yang sedikit mendesah membuat konsentrasi Akuda buyar seketika. ditambah lagi dengan penampilan pakaian Qirani yang tidak diduga oleh Akuda. Qirani saat ini menggunakan sebuah dress panjang yang longgar, namun dengan belahan dada yang sangat rendah sampai menampilkan setengah buah dadanya.

belum lagi dengan bagian roknya, yang walaupun panjang memiliki dua belahan di kanan dan kiri yang sangat tinggi sampai ke pinggul. menampilkan sedikit kulit paha Qirani yang lembut dan bersih.

“kak~ kakak kenapahh?”

Akuda mau tak mau tersedar dari lamunannya, melihat wajah Qirani yang sedikit memerah dengan setetes liur yang menetes diujung bibirnya. mata Qirani tampak tidak fokus, seakan akan Qirani berusaha keras untuk mempertahankan pandangannya ke wajah Akuda walau sebenarnya Qirani tampak ingin melihat kebawah, ke area yang lebih privat.

“ehh.. itu.. emm… maaf nona Qirani… ini.. apa itu aduh.. ehmmmm…”

“kenapaahh kak~?”

Qirani berdiri dengan cepat, dalam sekejap sudah berdiri sangat dekat dengan Akuda. wajah Qirani nyaris menempel dengan wajahnya, sementara dada Qirani terasa menekan dadanya. Akuda merasa sesak nafas saking panik dan semangatnya. dia tidak pernah bermimpi bisa berdiri sedekat ini dengan Qirani. Akuda juga kaget karena dia tidak pernah membayangkan kalau Qirani adalah seorang wanita yang sangat berani, terlalu berani bahkan sampai membuat Akuda meragukan mata dan kepalanya sendiri.

“kakak~ mau aku keluar? hehe”

Akuda melihat dan merasakan Qirani menempelkan dan menggesekkan paha dalamnya ke paha Akuda, dengan tatapan sayu Qirani memandang Akuda seakan akan mengundang Akuda untuk melakukan sesuatu yang tidak sopan.

“kakak~ maukah kakak bantu aku supaya aku bisa keluar? hihi”

GLEK!

Akuda tidak sadar dia menelan ludah dan kata – katanya sendiri. Qirani, sang dewi kecantikan dari sekolah sihir, mengundang dirinya untuk melakukan sesuatu yang tidak sopan? apakah ini mimpi?

“ehhh.. itu … no.. nonaa.. saya … saya cumaa… hiiekkkkk!!!”

Akuda merasakan selangkangannya ditekan oleh kaki Qirani. tubuh Akuda dengan cepat memberikan respon penuh semangat, membangkitkan sosok kecil keras diantara kedua kakinya. Qirana tampak memperhatikan sosok kecil itu. dia tertawa kecil dengan manis sekali.

“kakak mau duluan? bolehhh~~ tapi setelah itu bantu aku yaahh~”

Qirani menarik rambutnya ke atas dan mengikatnya dengan sebuah tali yang muncul entah darimana. Qirani kemudian berlutut dengan wajah tepat didepan selangkangan Akuda. Akuda yang panik bahkan tidak lagi mempertanyakan kenyataan yang dia lihat. yang ada di otak Akuda adalah apa yang harus dia lakukan untuk membuat situasi ini berlanjut lebih lama lagi.

“aku buka ya kakak~”

dengan lembut tangan Qirani masuk ke celah diantara perut dan celananya. tangan lembut itu kemudian dengan perlahan menarik celana Akuda turun, setiap centinya membuat Qirani tampak sangat bersemangat. Qirani kemudian menghentikan tarikannya pada celana Akuda, membiarkan celana itu menyangkut dipinggul Akuda dan membuat dirinya bingung.

“aku mau kasih bonus untuk kakak~ hiihii”

Qirana kemudian membuka kancing dressnya, membuat belahan bajunya semakin rendah dan menampilkan lebih banyak bagian tubuhnya. nafas Akuda rasanya mau berhenti karena tidak menyangka bahwa Qirana akan seberani ini. Qirana kemudian menurunkan dress bagian atas, memperlihatkan tubuhnya yang polos tanpa penutup apapun. dadanya yang bulat dan indah dihiasi puting mancung menggoda membuat mata Akuda seakan mau melompat keluar dari rongganya.

Qirana kemudian melanjutkan untuk melepas celana Akuda, menariknya dengan mudah dan dikejutkan dengan batang kelamin Akuda yang tegak menjulang penuh semangat. mata Qirani melotot terbelalak, senyum mesum menghiasi wajah Qirani yang tidak bisa melepaskan pandangannya dari batang yang sangat menggoda itu.

“kakak~~~ aku boleh cobain punya kakak~~?”

wajah Qirani mendekat ke arah batang Akuda, nafasnya yang menderu meniup batang Akuda yang sedang menjadi sangat sensitif. Akuda sangat tidak sabar, wanita impiannya akhirnya duduk berlutut diselangkangannya, memberikan kenikmatan pada dirinya dan hanya dirinya.

******

Qirani berusaha keras menahan tawanya.

sambil berjalan keluar dengan tubuh gemetar, sekuat tenaga menahan diri supaya tidak ada suara yang keluar dari mulutnya.

Qirani sangat bangga pada dirinya sendiri. mantra Sihir Ilusi yang dia lakukan benar benar efektif. bahkan terlalu efektif sampai mampu membuat orang lain tertipu dalam fantasi dan imajinasi mereka sendiri.

didalam perpustakaan, Akuda yang terjebak dalam Sihi Ilusi tidak menyadari tingkah lakunya yang menjijikkan. Akuda menelanjangi dirinya sendiri diperpustakaan yang padat dan ramai, didepan rekan kerja dan guru yang sibuk berlalu lalang, lalu mengocok batangnya yang berdiri keras dan tegak sambil mendesah dengan keras.

kepala perpustakaan sampai meneriaki dan memukul kepala Akuda, berusaha menyadarkannya dari fantasi gila yang ada dikepalanya, namun Akuda tidak kunjung bangun. dia malah menjadi semakin gila dengan mengarahkan batang kerasnya pada guru dan murid yang lain, seakan mengundang mereka untuk menyentuh dirinya.

jika ada orang yang cukup jeli untuk memperhatikan, mereka pasti sadar kalau Akuda saat ini sedang dalam pengaruh sihir. matanya yang tidak fokus adalah satu satunya petunjuk yang bahwa Akuda yang sekarang bukanlah Akuda yang sebenarnya. tapi tidak banyak orang yang memiliki kejelian seperti itu, dan mereka yang memilikinya jelas tidak akan duduk santai didalam perpustakaan sekolah.

“senangnya berbuat jahil. hahahahahaha!!” Qirani tertawa puas setelah dia cukup jauh dari perpustakaan.

“percobaan berikutnya adalah Ilusi lokasi atau Ilusi statis. bagaimana menempatkan sebuah Ilusi pada objek tertentu dan membuat orang yang melihat objek itu menganggap bahwa benda itu adalah sesuatu yang lain.”

dengan semangat, Qirani berlari lari kecil menuju kamar hotel yang dia sewa.

tanpa Qirani sadari, ada sosok lain yang memperhatikan kelakuannya. sosok dengan kekuatan sihir yang lebih besar daripada Qirani.

“dasar penyihir kecil nakal. hmmhh!”

thank you very much!

keep sange keep coli keep muncrat!

selamat siang kawan2 dan suhu2 sekalian.

setelah berapa hari kosong akhirnya ane berhasil menyelesaikan chapter 2.

semoga suhu2 sekalian bisa menikmatinya.


Qirani, House of Illusory Desire​

dua bulan setelah percobaan Qirani pada Akuda

Qirani sengaja menunggu dua bulan sebelum melanjutkan percobaannya karena tingkah Akuda diperpustakaan saat itu menarik lebih banyak perhatian dari yang Qirani bayangkan. Akuda diinterogasi secara intens selama dua minggu berturut turut, berbagai macam organisasi keamanan dan organisasi sihir menanyai Akuda tentang kelakuan gilanya.

Akuda berakhir dengan kondisi depresi dan stress berat, yang mana Qirani tidak terlalu perduli. yang Qirani khawatirkan adalah bahwa seseorang akan cukup jeli untuk melihat sihir yang dilakukan Qirani pada Akuda. namun setelah dua bulan berjalan, Qirani tidak melihat ada petunjuk apapun yang mengarah ke dirinya.

“syukurlah, sampai saat ini aku masih aman.”

“sekarang saatnya mencoba eksperimen baru.”

Qirani sudah memiliki target tempat percobaan. tempat itu adalah sebuah restaurant yang berada ditepian kota. restaurant ini tidak terlalu ramai dengan pengunjung namun entah kenapa merekea tidak pernah menutup restaurantnya sama sekali.

“hmm bagaimana kalau aku atur untuk empat jam dulu.”

percobaan Qirani kali ini adalah untuk membuat ilusi tanpa dia harus berada dilokasi tersebut. caranya adalah dengan menanamkan Sihir Ilusi pada sebuah benda sihir yang juga memiliki cadangan energi sihir. Qirani akan mengamati dari luar restaurant untuk melihat sejauh apa efek yang berhasil dia ciptakan dengan ilusinya.

******

malam pun tiba, Qirani berjalan sendiri menuju restaurant yang menjadi target percobaannya.

Qirani masuk ke dalam restaurant itu dan melihat bahwa hanya ada satu atau dua orang pengunjung yang sedang sibuk menikmati makan malam mereka masing masing. Qirani memesan minuman saat pelayan restauran sekaligus pemilik restauran datang menghampiri untuk menerima pesanan.

Qirani mengamati ukuran restauran yang tidak terlalu besar ini dan menyesuaikan Sihir Ilusi pada benda sihirnya. setelah Qirani yakin bahwa alatnya sudah sesuai dan akan bekerja pada waktunya, Qirani langsung meninggalkan restaurant tanpa menunggu pesanannya datang.

“mari kita lihat apakah aku bisa membuat restaurant yang sepi menjadi sebuah rumah bordil yang menyenangkan.”

*****

namaku adalah Ravi, pemilik restoran yang berada ditepian kota yang sepi.

Ravi sengaja membuka restoranku tanpa pernah tutup karena Ravi berharap akan selalu ada pengunjung walau pada tengah malam maupun dini hari. tentunya Ravi tidak akan bisa menjaga restauran ini sendiri sehingga Ravi bergantian dengan istriku untuk menjaga restauran ini.

hari itu, ada seorang wanita muda yang datang pada malam hari menuju tengah malam. wanita muda ini tampaknya masih berusia enam belas tahun, namun cara dia melihat dan memandang restauran ini tampak seperti seseorang yang berusia jauh lebih tua. matanya memancarkan aura yang menunjukan pengalaman dan kegilaan.

wanita itu hanya memesan sebuah minuman, namun dia pergi sebelum minuman itu bisa Ravi antar ke mejanya. tentunya itu adalah hal yang aneh, namun karena Ravi sudah berpengalaman dalam dunia restauran dan sekarang sudah nyaris tengah malam, Ravi tidak terkejut lagi dengan tingkah gadis itu. masih banyak orang diluar sana dengan tingkah yang lebih aneh dari gadis itu.

tengah malam pun tiba.

beberapa pengunjung yang tadi sedang sibuk makan sekarang sudah selesai dan dalam proses membayar makanan mereka. namun tiba tiba pintu restauranku mendadak terhempas terbuka dan segerombolan wanita petualang masuk ke dalam restauranku dengan kasar.

“PELAYAANN! BAWAKAN GUA MENU!”

dengan terburu buru Ravi menghampiri kelompok petualang itu sambil membawa beberapa buku menu untuk mereka. mereka kemudian segera sibuk membaca dan memilih menu yang mereka inginkan sementara Ravi punya waktu luang untuk mengamati mereka. dan Ravi bisa bilang bahwa mereka adalah kelompok petualang yang mengerikan, dalam artian yang berbeda.

wanita yang berteriak dan membanting pintu tampaknya adalah pemimpin dari grup ini. tubuhnya sedikit berotot, dan hanya ditutup dengan sebuah rok pendek longgar dan sebuah kertas yang menempel menutupi putingnya yang mancung dan dadanya yang besar. wanita ini pun duduk dengan sembarangan, mengangkang dengan satu kaki diangkat kekursi seakan akan dia tidak sadar kelaminnya dapat terlihat jelas dengan cara duduknya itu.

setelah si wanita kasar, ada wanita dengan tatapan yang jahat. tampaknya dia adalah petualang dengan spesialisasi membunuh, yang biasanya hanya muncul pada moment tertentu untuk memberikan serangan fatal. wanita ini sekarang hanya memakai pakaian minim berupa celana super pendek yang sangat ketat dan kaus ketat yang hanya menutup dadanya yang tidak terlalu besar. selain itu, wanita ini hanya menggunakan sepatu dan sarung tangan dan tidak menggunakan penutup apapun lagi.

yang ketiga adalah seorang wanita yang tampaknya menjadi pembawa barang bagi kelompok ini. tubuhnya tidak terlalu besar namun dia menggendong sebuah tas yang jelas terlalu besar untuk ukuran tubuhnya. wanita ketiga ini nyaris tidak menggunakan pakaian apapun, kecuali sebuah kalung dari bahan kulit yang terhubung dengan rantai besi yang mengikat kaki dan tangannya. selain itu, wanita ketiga ini tidak menggunakan apapun dan membiarkan tubuhnya menjadi tontonanku serta dua pengunjung lain.

lalu ada wanita keempat, yang tampaknya adalah seorang penyembuh. sejauh ini, pakaian wanita ini adalah yang paling sopan walaupun tetap tidak pada tempatnya. dia menggunakan sebuah jubah panjang yang menutupi tubuhnya dari leher sampai kaki. namun pada bagian dada terdapat dua lubang besar dimana dada besar wanita penyembuh ini keluar dengan bebas, ditambah dengan bukaan panjang pada bagian depan dan belakang roknya, menunjukkan kelamin dan bokong wanita penyembuh ini.

terakhir adalah wanita kelima, yang tampaknya adalah seorang pengawas sekaligus penembak jitu. dia membawa sebuah busur panjang dan selongsong anak panah yang terlihat berbahaya. tapi dia tidak mengenakan apapun lagi, tubuhnya hanya bergantung pada busur dan anak panah sebagai penutupnya.

mereka berempat, kecuali si pembawa barang, memilih menu dengan sangat serius dan akhirnya menentukan pilihannya setelah sepuluh menit.

“gua mau ini dan ini, si baju ketat ini pesan yang itu, terus si norak dress ini pesan yang ini, dan si mesum telanjang itu pesan yang ini.”

Ravi menulis semua pesanan mereka dengan cepat, tidak melewatkan sedikitpun menu yang mereka tunjuk. namun Ravi sadar ada satu orang yang belum memesan makanan.

“eh.. maaf, bagaimana dengan nona yang membawa tas itu?”

“oh dia? nanti kita kasih makan kencing sama sampah aja.

lu punya banyak sampah kan dibelakang?”

“hah? gimana? eh iya ada tapi itu bukan makanan..”

“gampang, nanti gua yang urus.

oh iya, lu mau dibayar pake apa?”

“maaf nona, saya tidak mengerti.”

“lambat otaklo.. kebanyakan begadang si!”

“aduh maaf nona, saya masih tidak paham dengan pertanyaan nona.”

“mau dibayar pake uang apa pake ini?”

si wanita pertama menunjuk ke arah selangkangannya yang terbuka lebar. wanita pertama ini juga sengaja melebarkan kakinya lebih jauh dan menunjukkan selangkangannya dengan terang terangan.

“mau pake ini ga? apa duit aja?”

“eh.. maaf nona, tolong dibayar dengan uang saja. hehe.”

“oh gitu. oke! dah sana masak, jangan lama lama, gua laper!”

Ravi kemudian segera berlari ke dapur, bergegas memasak dan menyiapkan pesanan para petualang yang kasar itu. ditengah tengah proses memasak, Ravi bisa mendengar pemimpin dari para petualang itu berteriak pada pengunjung lain.

“apa? mau nyobain gua? bayar !!”

“apa lo liat liat? mau nyobain anggota gua? ga gratis ya ngaco lo!”

Ravi hanya bisa menahan diri, berusaha menenangkan rasa kesalnya karena grup petualang itu sudah mengganggu pelanggannya. setelah tiga puluh menit, Ravi akhirnya selesai menyiapkan semua makanan dan bersiap untuk mengantarnya ke meja. Ravi keluar dari dapur, dan hampir saja menjatuhkan baki makanannya karena kaget.

para petualang itu sekarang sedang berpesta tanpa busana sama sekali. semua jenis pakaian, seberapapun minimnya, sudah dilepaskan dari tubuh para petualang wanita itu. mereka kemudian sibuk menari nari dan menyanyi tanpa busana, menggoda para pelanggan yang jumlahnya tampak lebih ramai daripada biasanya.

Ravi berusaha untuk fokus dengan pekerjaannya. dia mengantarkan baki makanan yang sudah dipesan ke meja para petualang wanita yang liar itu. wanita penyembuh yang sekarang sudah tidak lagi mengenakan jubahnya dan sedang sibuk duduk mengangkang diatas meja, menerima pesanan makanan mereka dan berterima kasih pada Ravi.

“terima kasih banyak bapak~ slurrpppp~”

wanita penyembuh itu kemudian sibuk mengocok kelaminnya sendiri, menjadi tontonan para pria termasuk Ravi yang mau tidak mau menatap tubuh indah si wanita penyembuh itu. wanita penyembuh itu semakin bersemangat memainkan kelaminnya sendiri saat menyadari Ravi menonton dirinya.

“lihat aku bapak~ ahhh tonton akuu~”

ditengah kesibukan Ravi menonton wanita penyembuh yang sedang keenakan dengan dirinya sendiri, kepala Ravi kemudian ditarik untuk menoleh kesamping dan langsung dicium oleh seorang wanita.

muuaachhhhh

Ravi terbelalak kaget, melihat wanita bermata jahat yang sebelumnya menggunakan pakaian ketat sekarang sudah tidak mengenakan apapun. tubuhnya tampak bersimbang keringat dan cairan lainnya, namun dia sepertinya memiliki ketertarikan khusus pada Ravi. Ravi bisa melihat itu dari pandangan matanya.

“HEIII!! KALIAN MAU MENCURANGI AKU? HAH!!”

pemimpin petualang itu kemudian melompat dari salah satu meja dan mendarat dengan selamat tepat didepan Ravi. tubuh pemimpin petualang itu saat ini sudah tidak menggunakan penutup apapun, dan terdapat banyak cairan putih menempel di dada dan wajahnya. pemimpin petualang itu kemudian segera berlutut dan menarik lepas celana Ravi, menampilkan batang Ravi yang berukuran standar dalam keadaan setengah tegang.

“masih lemes aja ini batang! hahahaha gua makan duluan yaa!!”

haummm!!

pemimpin petualang itu kemudian segera menelan batang Ravi, mengemut dan menjilatinya dengan semangat. Ravi mau tidak mau merasakan batangnya mulai menjadi sangat keras hingga akhirnya batangnya menjadi tegak sempurna didalam mulut pemimpin petualang itu. pemimpin petualang itu tampak senang karena batang Ravi sekarang sudah lebih keras. dia kemudian semakin bersemangat untuk memberikan hisapan dan jilatan, seakan akan ini adalah batang terakhir yang akan dia nikmati seumur hidupnya.

“puaahhh enak banget batang lo pak! mantep ini hahahahah!”

Ravi berusaha mengalihkan pandangannya dari pemimpin petualang yang sedang sibuk dengan batangnya, berusaha membuat dirinya bertahan lebih lama menghadapi kenikmatan. namun sayangnya Ravi menoleh ke arah yang salah.

dihadapannya tampak terlihat si wanita pembawa barang, yang saat ini dalam keadaan kedua tangan terikat dengan mata yang ditutup. beberapa pelanggan pria bergantian menikmati lubang kelamin wanita pembawa barang itu sementara wanita itu hanya bisa merintih pasrah. tidak berani untuk memberikan perlawanan apapun dan hanya menyerahkan dirinya pada nasib.

apa yang terjadi pada wanita pembawa barang itu adalah salah satu fantasi seksualnya yang sudah lama Ravi pendam. betapa Ravi sangat mendambakan sebuah pemandangan cabul dimana pasangannya atau kenalannya mendapat siksaan seksual dalam keadaan terikat dan tak berdaya. Ravi bahkan bisa melihat bahwa pria yang sedang menikmati tubuh si pembawa barang itu sedikit banyak mirip dengannya.

Ravi mulai kehilangan akal sehatnya. dia sekarang sudah lupa bahwa dia adalah pemilik restoran dengan integritas. yang ada dikepalanya sekarang adalah memuaskan nafsu birahinya yang sejak tadi dia tahan.

dengan kasar, Ravi mulai memegang kepala pemimpin petualang lalu menyodok mulut wanita itu dengan kasar. wanita itu langsung tampak mual tapi dia tidak menghentikan Ravi. sebaliknya, tangan pemimpin petualang itu tampak memegang pinggul Ravi dan membantu Ravi menyodok mulutnya sendiri dengan lebih keras dan lebih brutal.

GLOK GLOK GLOK GLOK GLOK GLOK GLOK

Ravi yang sudah kalap kemudian menarik si wanita bermata jahat dan mendorong tubuhnya untuk berbaring diatas meja. Ravi mencabut batangnya dari mulut pemimpin petualang lalu dengan kasar menusukkan batangnya ke lubang kelamin wanita bermata jahat, membuat wanita itu menjerit kesakitan dan keenakan disaat yang bersamaan.

tanpa menunggu wanita bermata jahat menyesuaikan diri, Ravi langsung menyodok dan menggempur wanita itu dengan kasar dan cepat. Ravi sudah tidak ingat untuk menahan diri, yang dia inginkan saat ini adalah kepuasan birahi yang sudah mengaburkan pandangannya.

Crooot Crooott Crooottt Crootttt….!!!!

*****

Qirani mencatat semua yang dilakukan si pemilik restaurant sambil mengamati dari celah jendela.

pemilik restaurant yang saat ini sedang telanjang tampak menembakkan spermanya diatas makanan yang dia bawakan untuk pelanggannya. beberapa saat yang lalu, pemilik restaurant itu mendadak menelanjangi dirinya didepan pelanggan yang baru datang lalu mulai sibuk mengocok batangnya sendiri.

sementara itu, para pelanggan lain yang datang tidak lama setelah Qirani mengaktifkan mantra sihirnya juga tampak terpengaruh dalam ilusi. para pelanggan itu, yang semuanya adalah pria, sekarang dalam keadaan telanjang dan sibuk mengocok batang mereka masing masing dalam berbagai pose dan gaya, seakan akan sedang sibuk menikmati tubuh seorang wanita yang mereka idam idamkan.

“hmmm mantranya sedikit meleset. subjek tes tampaknya tidak melihat ilusi yang sama.

tapi secara hasil, ilusiku sepertinya tetap berjalan dengan mulus sesuai harapanku. semua pelanggan tampak tenggelam dalam ilusi saat mereka masuk ke dalam restaurant.”

Qirani terus mencatat efek dari mantranya sampai hari menjelang pagi. sesaat sebelum efek sihirnya sirna, Qirani bergegas membereskan catatannya dan meninggalkan lokasi. sejauh ini Qirani cukup puas dengan apa yang bisa dia lakukan dengan Sihir Ilusi, tapi Qirani sadar dia masih harus melakukan banyak eksperimen lain sebelum dia benar benar percaya diri dengan mantranya.

“percobaan tahap berikutnya, modifikasi diri dengan ilusi.

kali ini pasti akan sangat menyenangkan. hihihi.”

thank you very much!

keep sange keep coli keep muncrat!