Permainan Kata

Perkenalkan nama saya Rudi Perkasa umur 18 tahun saat ini tinggi badan saya 175cm, dengan berat badan 75kg, hobi saya olah raga bela diri ditambah kesibukan membantu ayah disawah dan kebun membuat tubuh saya semakin terlihat kekar berisi. Anak dari Jamal dan Surti, saya adalah anak ke kelima dari lima bersaudara, saya memiliki 4 orang saudara perempuan. Rini (27thn) sudah menikah dan memiliki 2 orang anak. Rosa (25thn) sudah menikah dan memiliki 1 orang anak. Rahayu (23thn) belum menikah, bekerja di pabrik, di kota Y dan Ririn (20thn) belum menikah, bekerja di butik dikota Y.

Kehidupan keluarga kami tergolong sangat sederhana dan pas2an. bahkan sejak umur 6 tahun saya di asuh oleh sahabat mama, Tante Siska biasa saya panggil Mami Sisaka (36thn) yang tinggal di kota X. namun sejak tamat SD ayah meminta saya kembali, karena saya adalah anak laki2 satu2nya. sehingga ayah sangat ingin dekat dengan saya. akhirnya saya pun melanjutkan sekolah di kampung. Awalnya saya masih berkunjung sebulan sekali ke kota X untuk sekedar siraturahmi dengan keluarga Mami Siska. Mami Siska memiliki 2 orang anak perempuan. seiringnya waktu ditambah kesibukan di sekolah membuat saya tidak dapat berkunjung kerumah Mami Siska.

Terakhir kali saya berkunjung kerumah Mami Siska saat saya kelas 3 SMP, itu pun kunjungan duka, dimana Suami Mami Siska meninggal dunia akibat penyakit gulanya. Kami sekeluarga datang saat itu untuk mengucapkan belasungkawa. Saat itulah Mami Siska bilang kepada kedua orangtua saya, jika saya tamat SMA, Mami Siska akan mengkuliahkan saya, karena saya sudah dianggap anak oleh Mami Siska yang kebetulan tidak punya anak laki. Seminggu kami sekeluarga nginap dirumah Mami Siska saat itu, karena mama tidak tega meninggalkan sahabat karibnya yang sedang berduka. Namun selama seminggu itu pula saya yang diminta untuk menemani Mami tidur. setiap malam Mami memeluk saya saat tidur.

Sejak SMA saya benar2 putus komunikasi dengan Mami Siska, karena kesibukan di sekolah dan kegiatan2 extra di sekolahan, ditambah kegiatan membantu Ayah di sawah dan kebun, karena sejak tamat SMP ayah mulai meminta bantuan dalam pekerjaannya menggarap sawah dan kebun.
Setamat SMA saya memutuskan untuk mencari pekerjaan. namun susahnya mencari pekerjaan dikampung membuat saya memutuskan untuk ikut merantau kekota. Awalnya ayah tidak setuju, namun karena mama ingin saya sukses dan mandiri, akhirnya dengan bujukan mama, ayah merelakan kepergian anak laki2 bungsu dan satu2nya ini. Saya pun memutuskan untuk merantau ke kota X, berniat meminta bantuan Mami Siska untuk memperkenalkan dengan relasi2 yang mungkin mami Siska kenal. Mami Siska membuka usaha matrial di kota X, sekaligus meneruskan usaha garmen almarhum suaminya. Sehingga saya yakin Mami memiliki banyak kenalan yang mungkin mau menampung saya untuk bekerja.

Awal bulan Agustus akhirnya saya berangkat sendirian menuju kota X dengan membawa banyak baju dan bermodalkan ijasah SMA tanpa memberitahu Mami Siska terlebih dahulu. Saya berangkat pagi2 sekali. mebutuhkan waktu 6 jam untuk sampai dikota X, dan membutuhkan waktu 20 menit untuk tiba dirumah mewah Mami Siska. Saya tiba di rumah mami Siska jam 12.10. Saya harus meninggalkan KTP saya di pos satpam ketika memasuki kawasan perumahaan itu. Rumah2 di kawasan itu tidak memiliki pagar depan sama sekali, hanya ada pagar samping yang memisahkan halaman belakang dengan halaman depan. Saya lupa kalau hari ini adalah hari kerja. dimana Mami Siska pasti sibuk dengan usahanya, dan kedua anaknya pasti sedang sekolah. Saya yang sudah kenal betul dengan rumah itu, langsung memutuskan untuk melompati pagar samping rumah, dari dalam saya langsung membuka pintu pagar samping untuk memasukan 2 buah tas bawaan dari kampung. Saya pun berjalan perlahan menuju halaman belakang, sambil sekali2 mengintip kedalam rumah melalui jendela. setibanya di halaman belakang, terbentang kolam renang yang terlihat bersih dan terawat. Saya terus berjalan menuju sebuah pagar kayu yang menempel di dinding rumah bagian belakang, dimana terdapat tanaman rambat yang sangat subur. Saya paham betul di lantai dua, diatas pagar tanaman merambat itu terdapat jendela yang tidak pernah terkunci, karena biasa dipakai Mami Siska untuk menyemprot bagian atas daun2 tanaman merambat itu. Saya pun langsung memanjat pagar itu, dan benar dugaan saya kalau jendela itu sudah menjadi kebiasaan Mami Siska tidak dikunci.

Setelah berhasil masuk, saya langsung menuju pintu belakang untuk mengambil tas bawaan saya yang masih tertinggal diluar. Setelah mengambil tas bawaan saya, saya langsung menuju ruang keluarga, saya pun langsung selonjoran di sofa panjang diruangan keluarga itu untuk melepas penat. Jika perhitungan saya, Mami mungkin akan pulang jam 9 malam nanti, sedangkan kedua anaknya kemungkinan akan pulang sekitar jam 4 Sore. jadi saya memiliki waktu 3 jam setengah untuk beristirahat. Namun sebelum saya memutuskan untuk tidur di sofa panjang itu, saya memutuskan untuk mandi terlebih dahulu, karena hawa panas dan keringat yang membuat saya kurang nyaman. Saya pun langsung mengelurakan handuk dari dalam tas saya, dan mempersiapkan baju yang akan saya pakai nanti diatas meja keluarga itu.

Merasa aman sendirian, tanpa malu2 saya langsung melepas semua pakaian yang saya kenakan. dengan bertelanjang bulat, dan handuk kecil yang lusu disampirkan ke leher, Saya cukup bangga dengan tubuh kekar saya dan kontol besar saya. Saya pernah ukur dalam keadaan lemas kontol saya panjang 12cm dangan diameter 3cm. saat ereksi maksimal panjang kontol saya bisa mencapai 18cm dengan diameter 4,5 cm. saya berjalan sambil iseng mengayunkan pinggul saya, sehingga membuat kontol saya yang masih lemas, berayun2 berputar sepanjang jalan menuju kamar mandi yang terletak disamping ruang keluarga.

Sambil bersiul saya merasakan segarnya air hangat yang terpancar dari shower. 30 menit saya mandi, setelah mengeringkan seluruh badan dengan handuk lusu, saya kembali keluar dengan bertelanjang bulan sambil mengeringkan rambut dengan handuk kecil yang sudah sangat basah. Saat keluar kamar mandi, dan hendak berbelok kembali menuju ruang keluarga, saya terkejut dengan kehadiran sesosok wanita setengah baya yang masih terlihat cantik dan seksi berdiri tepat di depan saya, kami berdua hampir bertabrakan.
“Mami……” ucap saya terkejut.
“Rudi…..” ucap Mami Siska dengan senyum manisnya.
Mami Siska langsung memeluk tubuh saya yang lumayan tinggi, dimana tinggi mami hanya 165cm dengan berat 50kg. Saya sempat lupa dengan ketelanjangan saya. baru sadar setelah saya merasakan gesekan halus pakaian yang dikenakan mami di kulit kontol saya.
“kemana aja kamu sayang………. tiga tahun lebih tidak pernah main, kamu sudah tidak sayang mami lagi…..?” ucap mami sambil menatap wajah saya tanpa melepas pelukannya.
“maaf Mami, Rudi terlalu sibuk sama kegiatan sekolah, sehingga tidak ada waktu. tentu Rudi masih sayang sama Mami, Mami sudah Rudi Anggap seperti ibu kandung Rudi” jawabku sambil membalas pelukannya dengan handuk kecil ditangan.
“yuk duduk disofa, Mami cape berdiri, mami kangen betul sama kamu nak…” ucap mami sambil menarik tangan saya menuju sofa.
saya hanya bisa mengikuti tarikan tangan mami sambil satu tangan menutupi kontol saya yang mulai sedikit ereksi dengan handuk kecil. Mami menarik saya kearah sofa panjang, lalu menyuruh saya untuk duduk ditengah2 sofa panjang itu dengan menekan lengan saya kebawah sebagai isyaratnya.
“duh mami kangen banget sama kamu syang, tiga tahun mami sedih karena merasa nak Rudi lupakan” ucap mami sambil naik duduk dipangkuan saya.
Tangan mami langsung menarik handuk kecil yang saya gunakan untuk menutupi kontol saya, sebagai gantinya rok lebar yang mami gunakan menutupi ketelanjangan saya pada bagian pinggang hingga ke kaki. Kontol saya yang masih menjuntai kebawah kini terjepit diantara kedua paha saya dan pantat mami. saya dapat merasakan halusnya kulit paha mami bersentuhan langsung dengan kulit paha saya. Mami langsung memeluk kepala saya hingga menekan kedua payudara mami. tubuh saya sedikit terdorong kebelakang hingga menyandar di sandaran kursi sofa itu.
“anak mami makin ganteng aja….” ucap mami sambil mencium pipi saya.
“akh mami bisa aja….. mami juga makin cantik aja….” jawab saya sambil berusaha menahan ereksi di kontol.
“duh anak mami sudah gede, sudah pinter ngegombal rupanya…..” ucap mami sambil kembali mencium pipi saya yang satunya.
“serius mam, mami masih terlihat cantik dan awet muda….” ucap saya, kontol saya sudah ereksi maksimal, karena jiwa muda yang mengalir dalam darah saya, ditambah gesekan2 paha mulus mami di paha saya. hingga akhirnya kontol saya dengan tekanan keras menekan pantat mami. saya yakin mami pasti merasakan tekanan dari kontol saya yang berada melintang lurus dicelah pantatnya.
saya pun dapat merasakan pinggul mami bergerak gerak pelan, terasa sekali gesekan celana dalam mami di kontol saya.
“ya pasti cantiklah, kan anaknya juga ganteng…..” ucap mami, kali ini mami mencium bibir saya dengan lembut walau sesaat.
rangkulan tangan mami lepas sesaat dari leher saya, tidak lama kemudian, saya merasakan tarikan tangan mami pada kedua tangan saya untuk ikut memeluk pinggangnya.
“gimana kabar keluarga dikampung…” ucap mami sambil sedikit bangun hingga kontol saya terlepas dari tekanan pantatnya, langsung membanting dengan keras kearah perut saya.
Siksaan nikmat kembali terjadi saat pinggul mami kembali menduduki kontol saya, yang sekarang melintang lurus dibawah celana dalamnya….. eh….. kemana celana dalam mami?….. sekarang yang saya rasakan kebasahan celah memek mami tanpa penghalang sama sekali. kontol keras saya terjepit dicelah basah memek mami yg terasa gundul tanpa bulu.
“baik mam, bapak dan ibu sehat2 saja, ibu titip salam buat mami” ucap saya sambil menatap wajah cantik mami. wajah yang terlihat datar2 saja, sementara saya benar2 tersiksa.
“sssttttthhhhhh…….. merdu banget suara anak mami ini, sudah ganteng, badan bagus, suaranya juga merdu banget…ssttthhhhh……” ucap mami. ritme kecepatan gesekan memek mami di kontol saya rasakan mulai ada peningkatan.
“mami bisa aja….” ucap saya.
“ssstttthhhhh……sudah punya pacar belum anak mami yang ganteng ini….?” ucap mami, pinggulnya tidak sedetikpun berhenti bergerak.
“sssstttthhhhhh……….. belum mam……. sssttttthhhhhhh….belum pernah pacaran…. sstttthhhhhhh…….” akhirnya saya tidak dapat menahan untuk tidak mendesah, merasakan nikmat di kontol saya yang terjepit di bibir memek mami yang basah.
“sssttthhhhhh…….. masa anak mami yang ganteng gini belum pernah pacaran sama sekali…. sssttthhhhhh…… anak mami masih perjaka dong…..?” ucap mami sambil tangannya turun kebawah, tangan lembut mami menggenggam kontol saya yang ereksi, perlahan pinggul mami terangkat.
Blessss…………….
“akhhhhhh……….. beruntung sekali istri kamu kelak nak……. ssstttthhhhh…… ” ucap mami sambil memeluk kepala saya hingga menekan payudaranya.
“mami…………” ucapku terkejut saat saya rasakan kontol keras saya membelah memek mami yang sudah teramat basah.
“sssttttthhhhh…….kenapa sayang….sssssstttthhhh…… aakkkhhh…… ssstttthhhh….. aaaakkkhhh……?” tanpa malu2 lagi mami mendesah2 dan bergoyang naik turun diatas kontol keras saya.
“sssttttthhhhh…….Kontol Rudi masuk memek mami……?” ucap saya.
“enak sayang……?” ucap mami sambil berbisik lembut ditelinga saya.
“sssttttthhhhh…….. enak banget mih……. memek mami terasa banget ngejepit kontol Rudi….. sssstttttthhhhhh…….. tapi mih…..?” ucap saya terputus2 menahan nikmat yang baru pertama kali saya rasakan.
“ssssttthhhh….. Rudi adalah anak mami laki2 satu2nya…. sssstttthhhhh…… saat papi kamu meninggal, sssttttthhhh….. kewajiban papi untuk menafkahi bathin mami sudah beralih menjadi tanggung jawab kamu sayang, ssssttthhhhh……sebagai anak laki2 mami….. paham sayang….aaaakkkkkhhhhhh……………?” ucap mami diakhiri sentakan keras pinggul mami. tubuh mami bergetar hebat, sambil memeluk erat kepala saya.

Bersambung………………..​

Gallery for Permainan Kata