Perjantan Dari Kota
“Nomor yang anda tuju tidak dapat dihubungin. Cobalah sesaat lagi. The number u are calling is not… tit”. Akupun mematikan handphone yang baru saja menghubungi bulek. “Pulang sekolah uda capek. Ehh sampai rumah tidak ada orang” Keluhku sambil berjalan mengitari seluruh bagian luar rumah, berharap ada jendela yang terbuka. Kuputarin rumah sampai teras belakang rumah, dan kucoba mendobrak pintu dapur yang terbuat dari kayu yang sudah tua. “Bruakkk” Akhirnya pintu terbuka. Kulangkahkan kakiku kedalam rumah. Terlihat ada secangkir kopi dan beberapa puntung rokok yang ada di asbak didalam ruang tamu rumah bulek. Kucoba melangkahkan kakiku secara perlahan. “Deghtt” jantungku seperti mau copot melihat dua sejoli yang berada didalam kamar bulek. Terlihat seorang pria tertidur pulas sambil memeluk bulek yang berada disampingnya. Bila kulihat dari paras pria tersebut sepertinya aku kenal. Kalau gasalah itu kang dimas. Seorang pengusaha muda yang tidak lama baru pindah ke kampung ini. “Wow.. sungguh sangat menarik”Fikirku Apakah bulek melakukan hal ini karna dia butuh duit apa karna memang butuh nafkah batin yang sudah lama tidak dipatnya dari paklekku yang memang bekerja sebagai buruh di ibu kota. Beribu pertanyaan kusimpan didalam kepalaku. Dan kini akupun berniat untuk membiarkan mereka terlebih dahulu. Kulangkahkan kakiku menuju kamarku. Didalam kamar untuk berganti pakaian dan setelahnya akupun makan siang. Hari ini aku libur untuk mengangon kambing-kambing Juragan kardi. Karna aku mau mengintrogasi bulekku sebentar, kanapa dia sampai melakukan hal ini. Aku sms juragan kardi dengan alasan aku sedang sakit. Bila aku ijin tidak ngangon kambing kambingnya aku selalu bilang kalau sedang sakit panas. Setelah aku sms. Akupun menyalakan musik dengan mengunakan earphone. Cukup lama aku menunggu untuk kedua sejoli itu bangun. Sampai kira-kira 1jam aku menunggu akhirnya aku mendengar suara desahan-desahan dari dalam kamar bulek kembali. Akupun berniat untuk mengganggu mereka yang sedang asik bermesra mesraan. Namun sebelum aku mengganggu, aku mengintip keadaan yang ada didalam kamar. Kuintip dari luar pintu kamar yang kubuka sedikit. Kulihat kaki jenjang bulek yang masi terlihat sangat jenjang untuk seusianya. Dengan dilapisi kulit berwarna putih dan wajah yang seikit ayu, membuat nilai lebih terhadap dirinya. Untuk body, ukuran badannya masi sangat kencang. Belum terlihat sedikit kerutan yang ada diperutnya meskipun kini bulek menginjak usia 41 tahun. Bulek adalah orang yang paling mahir merawat tubuhnya. Dia sering minum jamu, agar badannya tetap terjaga. Balasnya ketika aku bertanya kenapa dia hobi minum jamu. Kembali kedalam kamar. Terlihat kini kang dimas sedang menelusuri tubuh bulek dari buah dadanya hingga kini sampai pada vagina bulek. Aku juga tadi sempat melihat sebagian luar vaginanya. Telihat jembut jembut bulek begitu lebat menghiasi luar vaginanya. Bang dimas kini merenggangkan paha bulek. Kemudia dia mendekatkan wajahnya ke vagina bulek. Aku tak tahu mau apa dia saat ini sehingga kututup kembali pintu kamar bulek dengan sangat perlahan. Kududuki kursi yang ada di ruang tamu sebentar sambil nguping apa yang terjadi didalam kamar. “Masukin mass, aku inginn” Desahan bule terdengar sampai diposisiku. Hingga aku bangkit dari kursiku dan terik “bulek, buleek, hari ini masak apa?) Tak ada sautan dari dalam kamar namun aku mendengar sepertinya mereka menyudahi kemesraan mereka didalam kamar. Setelah beberapa menit bule dan kang dimas keluar dari dalam kamar. Terlihat kang dimas menenteng sepatunya ditangan. “Woww. Pinter juga ni orang” ujarku dalam hati “Bulek, sama kang dimas ngapain dikamar?” Tanyaku memecahkan keheningan “Ehh, tadi kang dimas perbaikin kasur tuh. Kayu kayunya udah mulai copot” balas bulek “Ohh, aku kirain aneh aneh lek” Balasku “Kalau aneh aneh ajak ajak aku lahh”ujarku pelan sehingga mereka tak mendengar. “Kamu masuk dari mana ren?” Tanya bulek sambil duduk disamping kang dimas “Itu pintu belakang lek. Bulek aku telfon, handphonenya mati”. Ujarku sedikit menampakkan wajah kesel “Iyaa, maaf tadi bule lupa naru dibawah pintu” balasnya sambil membuka pintu dan mempersilahkan mang dimas balik Mang dimas tidak dapat berkata kata setelah kulakukan seperti ini. Dan tampangnya sedikit kesal denganku. “Bodoh amat la” fikirku, mau enak enak kok sama bini orang” gumamku dalam hati. Setelah kang dimas pulang akupun menuju kamarku kembali dan sebelum aku masuk kedalam kamar kulihat bulek juga memasukin kamarnya. Oiya, sampai lupa. Perkenalkan nama aku Rendi Bagaskuncoro. Aku anak pertama dari dua bersaudara. Ayah dan ibuku tinggal dikota dan aku diungsikan kekampung ini karna kenakalanku dikota. Aku merupakan siswa kelas XI, aku dipindahkan kedua orang tuaku karna dikota aku selalu saja tawuran. Sehingga setiap kali semesteran akan berakhir aku selalu pindah-pindah sekolah. Dan kini aku berada di sma yang dikampung bulek yang ada dijawa tengah. Bersambung