Pengalamanku Sebagai Seorang Mentor

Hari ini 16 Agustus adalah hari pertamaku menjadi seorang mentor, Sejujunya aku pun tidak tahu kenapa aku dapat menjadi seorang mentor, IP ku tidak tinggi-tinggi sekali, namun aku memang kerap sekali mengikuti beberapa organisasi dan aku memiliki banyak kenalan. Jadi disini aku ditunjuk untuk menjadi salah satu bagian dalam kegiatan ospek tahun ini. Ospek tahun ini memiliki selang waktu satu bulan, namun aku tetap diwajibkan untuk mendampingi adik kelas hingga satu smester lamanya. Pukul 8 pagi, Aku sudah berdiri di lapangan. Mengenakan kemeja putih, celana panjang beserta almamater berwarna kuning. Tahun ini ada 70 mentor yang kurang lebih memiliki 10 anak didik peserta baru, namun aku melihat kekanan maupun kekiri, hanya aku yang belum didatangi oleh mahasiswa baru. dalam benakku aku berpikir, ” pada kemana ini mahasiswa baru gua” Tidak jauh dari itu, tiba tiba datang segerombol anak baru datang dan langsung menyapa diriku. Awalnya aku canggung, namun gadis dari 10 orang ini sangatlah ramah. Tingginya kisaran 150 cm dengan kulit putih, dan wajahnya manis. Kami semua berkenalan. Di kelompok kami ada 7 wanita dan 3 pria dari asal SMA yang berbeda-beda. Wanita tersebut adalah Rosa, Gwen, Ibel, Gracia, Jessi, Jesselyn dan Gita. Sedangkan kaum pria adalah Adit, Jona dan Putu. Meskipun kita masih pertama kali bertemu dan semua terasa canggung, Namun beberapa kali aku curi pandang ke arah Ibel dan Jesselyn, bagiku mereka begitu cantik. badannya tidak terlalu tinggi, namun mereka murah senyum, kulitnya putih, kurus namun tetap berisi dan mereka terkadang memberikan senyuman yang indah kepadaku. Tak terasa ospek di hari pertama sudah selesai, namun tugas yang diberikan begitu banyak yang wajib dikerjakan bersama kelompok. Dan untuk dihari pertama, aku memang diwajibkan untuk mendampingi mereka dalam pengerjaan tugas kelompok. Sebenarnya aku cukup malas dalam tugas ini. Namun Ibel menyuruh kami semua untuk bekerja kelompok dirumahnya, ya memang jelas rumah ibel adalah rumah yang terdekat dari kampus ini. Jadi mudah untuk kita mengerjakan tugas. Rumah Ibel sangatlah luas. Memiliki teras yang besar dan ada kolam renang di bagian belakang y. Disebelah Kolam renang, ada taman pribadi yang meskipun tidak begitu besar. namun disitu ada meja dan kursi untuk kami semua dapat mengerjakan tugas ospek yang telah diberikan. Pundakku terasa ditepuk dan aku menoleh kebelakang. ” Kak, aku harus beli karton duplex, HVS dan gunting nih kak. Cuman ini dah malam dan aku masih kurang begitu tau lokasi-lokasi di sekitar sini. Kakak bisa temenin aku?” Aku yang sedang bersandar, memperhatikan kelompok ini bekerja juga merasa bingung harus berbuat apa. aku tidak diizinkan untuk membantu mereka mengerjakan tugas, paling-paling cukup mengawasi saja. Namun dalam hal ini, aku dapat membantu Jesselyn untuk mengantar dirinya pergi ke toko buku terdekat. “Oh Yuk Jes” Selama perjalanan, kami diam-diam saja. Mungkin Jesselyn terlalu capai karena ospek tadi begitu lama. dan sekarang sudah menunjukann jam 8 malam. Namun kita tetap harus mengerjakan tugas ospek. Aku lirik Jesselyn dan ternyata dia sedang tertidur pulas. Kupandang dirinya dan ternyata dia begitu cantik. Wajah oriental yang polos ketika tidur dan sedang memeluk tas nya namun tunggu. Pahanya begitu putih mulus akibat roknya tidak sengaja terangkat sedikit. “Tidak. dia adalah adik kelas ku!” dalam hati aku berteriak. Aku pacu mobilku lebih kencang hingga aku sudah sampai di toko buku langgananku. Toko buku ini sangatlah murah, karena untuk memasukinya cukup susah dan area parkirnya gelap. Namun tidak kusangka, dari mobil aku melihat ke arah toko buku dan hari ini sangat sepi. Hampir aku tidak melihat ada orang yang melintas di jalanan ini. “Wah, untung deh. biasanya ramai sekali toko buku ini” lalu aku kembali menatap Jesselyn. Dirinya masih tertidur pulas. Aku tersenyum. Aku bertopang dagu sambil terus memandanginya. Namun Jesselyn tidak merasakan ada yang terus melihatnya hingga hingga, aku mencoba untuk menghirup aromanya. Sampai tiba lah wajahku di depan bibirnya. Tak sadar, aku sedang melumat bibirnya. Namun ternyata aku begitu menikmatinya hingga membuat Jesselyn terbangun! Jesselyn sempat melotot melihat bibirnya telah bersentuhan denganku. Reflek aku langsung meraba pahanya dan meraba klitorisnya. Belum sempat Jesselyn teriak, aku terus membekap mulutnya dengan mulutku. Aku panik, aku takut Jesselyn marah dan mengatakan kepada pembimbingku. Otomatis pasti aku langsung kena DO dari kampus. Namun lama-kelamaan, aku mulai kehabisan nafas. Aku lepas lumatanku, namun justru desahan Jesselyn yang ku dengar. “Ahh, tolong kak, jangan”. ‘Oh my God, Jangan mendesah” dalam pikiranku. Pikiranku begitu kacau dan aku malah terus menciumi lehernya hingga aku berada pada bongkahan dadanya. aku membenamkan seluruh wajahku di dadanya. Wajahku serasa dihimpit dari kanan dan kiri namun begitu kenyal dan aku merasakan celanaku terasa sempit.

Kubuka celana ku dengan tangan kiri dan tangan kanan ku terus mengocok vagina Jesselyn. Kutarik tangan Jesselyn dan kuarahkan ke kontolku. Awalnya dia enggan bergerak, namun semakin kukocok vaginanya sekaligus kubimbing tangannya untuk mengocok kontolku. Lama-kelamaan dia melakukan itu dengan sendirinya. Matanya merem merasakan kenikmatan yang tiada tara. Aku tersenyum penuh kemenangan. Kuangkat dirinya, dan aku duduk di bangku kiri sedangkan dia ada di atasku. “Kak jangannnn!” Namun aku yakin tidak sepenuhnya dia tidak mau. Aku yakin dia hanya takut. Ditambah aku sudah begitu terangsang akibat kocokannya. Aku masukan Kontolku sedikit demi sedikit kevaginanya. Kubuka kancing dari kemejanya. kutarik dari belakang dan dengan sekejap terpampang buah dada ukuran sekitar 36b. Terus kumasukan kontolku kedalam vagiannya. Vaginanya begitu rapat hingga membuatku susah untuk memasukinya. Namun Karena vaginanya sudah basah, Lama kelamaan kontolku dapat masuk sepenuhnya kedalam vaginanya. Kontolku serasa dipijat pijat dari segala arah. Terasa hangat dan nikmat yang luar biasa. Aku mulai kocok kontolku didalam vaginanya. Terus kokocok sambil meremas buah dadanya dan juga pantatnya “AArgggghh ah ahh” Mulai terdengar bunyi kecipuk kecipuk. Aku terus menciumi dadanya. Dan sejenak aku merasa cape, namun ternyata Jesselyn sudah berada dalam kenikmatan yang sulit untuk dia ungkapkan. Dia terus menggigit bibirnya sambil terus menggoyangkan pinggulnya. Aku menciumi bibir mulusnya dan kini dia mulai berani memainkan lidahnya. Aku belai rambutnya, semakin kubelai, semakin dirinya berada dalam mimpi fantasynya. bau aroma dirinya membuatku terus terangsang. terus aku genjot dan erangannya semakin terdengar jelas. ku terus menggoyangkan penisku sekarang. “Ahh Ahh Ahh, terus kak” “Ohh terus Jess, ah nikmat bgttt” Aku terus menaik turunkan penisku dan terus meremas bongkahan pantatnya. Setelah cukup lama kami bersetubuh. “Kakk, Jesselyn mw keluar.” ” aaaaaarghhhhhh” bunyi erangan Jesselyn begitu kencang. namun kami didalam mobil dan aku tidak melihat ada siapapun yang merekam perbuatan kita. Aku masih belum mencapai klimaks. Kurebahkan dia ketempat duduk . Dan kini aku genjot dia lagi. Kini Jesselyn, memeluk erat tubuhku. bibirnya terus meracau tidak jelas. sambil terkadang dia menjambak rambutku. ” Ah terus kak, terusss, ah nikmat banget penisnya aah ahh enaaaaaaaaaak” “Hahahahah apaan tu penis Jes, kakak ga tau nih” goda aku “Ah ahhh ahhh Kak, itu.. kontol mksdnya kak. ahh terus kakk ahhh ahh” lalu Jesselyn memeluk erat tubuhku “Ahhh kak, Jesselyn mw keluar lagi” ” Aku sayang kamu Jesselyn, ” Kusodok vaginanya dengan kencang dan kubenamkan seluruh spermaku mengisi vaginanya. Disaat itu Jesselyn juga mendaptkan orgasm terniikmat terakhir kalinya. Dia terus memelukku “aaaaaaaaaaaaaaaaarrgghhhh” erangan Jesselyn membuatku memeluk erat dirinya. bongkahan dadanya terus menempel kedadaku, lalu kurasakan ada air mata menetes kepundakku, ternyata dia mulai menitikkan air mata. Aku berikan dia tissue untuk membersihkan tubuhnya. Aku lalu pergi ke toko buku tersebut dan membeli segala peralatan yang kami butuhkan. Lalu kami kembali ke rumah Ibel, seakan tidak terjadi apa apa. Namun mata Jesselyn terlihat habis menangis dan Jessica merasa ada yang aneh dari perjalanan yang telah kami berdua lakukan

 

Part 2 Pukul 00.00 dan aku masih belum tertidur. diriku masih memikirkan kejadian yang telah menimpaku tadi. Apa yang sedang dipikirkan Jesselyn sekarang? Aduh kenapa dengan diriku. Jelas-jelas Jesselyn begitu menikmati persetubuhan tadi. Tapi, apakah hal tersebut perbuatan yang benar? Hari ini adalah hari ospek kedua, hari kedua aku mendampi peserta didik ini. Namun kini Jesselyn tidak duduk baris ke2 di belakangku. namun ada di baris terakhir belakangku. Aku jadi takut, aku sungguh takut dan merasa bersalah. Pikiranku terus kacau, aku jadi tidak fokus. hingga makan siang pun tetap begitu. “Kak Abed, diem aja lo. ada masalah?” tanya Jona “Engga kok” Jawabku sambil menggelengka kepala “Ah elu, masih aja kaku. nanti malem, jam 7. ikut gw ya, gw kasi lu hadiah pembuka karena dah nemenin kita sampe malem bgt” Ucap Jona sekaligus mengakhiri pembicaraan ini. Jujur saja aku justru semakin bingung. “Hadiah apa? alah paling mentok mentok gw dikasih balon atau mngkin obat” benakku . Ospek kali ini pun berakhir. Tugas-tugas kelompok ku begitu keteteran. banyak sekali yang belum selesai. Kak Valencia sebagai mentor disiplin terus memarahi kelompok kami, mulai dari tugas yang masih belum selesai. dan banyak hal yang telat. “Putu, Jona.. lihat tugas kelompok kalian ini. Kalian pikir ini pantas dikumpulkan?!” Bentak Valen “Maaf kak, kemarin sudah malam banget. Jadi be..” “Kalian ini manja banget. kayak anak kecil. Tugas kalian saya tunggu sampai jam 9 malam. kumpulkan ke pembimbing kamu ini. ” Ucap Valen sambil menunjuk diriku. “Okey kak, maaf” Ucap mereka berdua. namun Valen tidak menggubrisnya dan langsung meninggalkan si Putu dan Jona Wahh galak sekali ini Valen. Memang sih sudah tugas dia buat mendisiplinkan. Tetapi melihat Valen marah begini justru menjadi hiburan disaat aku suntuk, Apalagi Valen ini adalah wanita yang dulu aku suka sewaktu semester satu. Namun Aku masih memikirkan karirku. jadi aku tidak pernah berkepikiran untuk mencoba mendekatinya. Pukul 06.00 Ospek hari ini sudah selesai. Tugas pun diberi lebih banyak lagi. “Wah, pasti pada kewalahan ini para peserta didik” ucap dalam benakku. “Halo semua, Tugas kan banyak banget nih. nanti kita kumpul jam 9 malam ya di rumah Kakak, sekalian kumpulin tugas yang dikasih sama kak Valen tadi.” Ucap Ibel sambil menunjuk diriku. Aku hanya mengangguk dan memberikan evaluasi pada kegiatan ospek hari ini. 06.30 Capee sekali. Aku merebahkan tubuhku. 5 menit kemudian, aku merasa bosan. tidak ada yang bisa kukerjakan. Kembali aku memikirkan peristiwa ku kemarin dengan Jesselyn. erangan Jesselyn terus terngiang ngiang serasa sedang berteriak tepat ditelingaku. Lama-kelamaan, aku merasa terangsang. Kini laptop yang berada disampingku, langsung kubuka website porn. Adegan yang kutonton begitu erotis. Dilihat kedua pasangan saling mencumbui satu sama lain. TOK TOK TOK.. pintu kamarku diketok, Lah kok ada orang? kupikir sejenak, dan aku tersadar aku lupa mengunci pintu. Namun siapa yang ada dirumahku jam segini? Kan kita janjian jam 9 malam? Kuintip dari jendela, dan kulihat Jona sedang didepan pintukamarku sambil senyum senyum. “Apa lagi nih ni orang?” “Kenapa Jon?” “Sini aje dah lu” segera dia menarik tanganku. dan membawaku ke lantai satu. Betapa kagetnya , Valencia sedang ada di lantai satu rumahku dengan baju yang sobek sana sini. Rambutnya yang biasanya dirawat kini terlihat sedikit berantakan. Kulihat wajahnya yang terus menitikan air mata. Sungguh awalnya aku tidak tega melihatnya, namun naluriku berkata lain. Penisku semakin mengeras. Melihat itu, Jona terus tersenyum. dan dibelakang Valencia, aku baru tersadar mereka adalah Putu dan Adit yang terus mengerjai Valen. “Apa-apa an ini Jon! Keluar lo semua dari rumah gue” Bentakku seraya tidak percaya. “Alah lo kak, ga asik banget sih” Kata Jona sambil menyuruh adit untuk mendorongku. Adit berperawakan besar, Memang ku tau dia memiliki latar belakang dalam gymnastic. Tubuhnya sungguh kekar, sedangkan Jona juga memiliki badan atletis, mungkin karena dirinya juga merupakan tim Basket sewaktu SMA nya. Mereka berdua terus mendorongku, dan membungkukan diriku yang kini disuruh untuk mencium buah dada Valen. “Terus, ciumm tuh toket kak!, enak kan?” Valen yang dipegang oleh Putu, ternyata terus diminumin oleh obat perangsang. Kulihat Valen ingin sekali menolak. Dia terus mengerang ” Tidakk, ahhhhh to.. long ampuni kakak. Please ahhh ahhh lepaskan .. kakakk” Semakin Valen berteriak itu. Justru Jona merasa bahagia, melihat kakak yang dari pagi tadi memarahi dirinya, sekarang sudah bertekuk lutut didepannya. Ia sangat bahagia dapat mengerjai kak Valen ini “Eh lonte. Seneng juga kan lo?” Pecah tawa Jona. Jona kini menarikku dan terus menahanku dari belakang, dan Adit melepaskan ikatpinggangku serta jeans yang kukenakan. Langsung terpampang kontolku yang cukup besar. Valen pun tidak percaya melihat kontol ku yang lumayan besar ini. “Woi Jonaa, lepasin gua, anjing!” Kataku. Aku terus menatap Jona yang terus menahanku dari belakang. Aku tidak ingin ini terjadi. Namun Jona dan Adit begitu kuat daalam menahanku. Sedangkan Valen, sudah begitu lemas. dirinya sudah dicekokin oleh obat perangsang. serta wajahnya ditekan oleh Putu untuk mengulum penisku. Meski awalnya Valen menolak, namun efek dari obat perangsang pun semakin terlihat. Kini tanpa paksaan dari putu, Valen terus mengulum penisku, dan dia juga menggunakan lidah untuk membuat penisku hangat dimulutnya. “Aahhh ahhh,” tanpa sadar aku terus mendesah. Tidak kusangka, Valen yang memiliki wajah alim, dengan kulit kecoklatan yang dahulu pernah kutaksir. Kini sedang menikmati mengkaraoke kontolku. “Gimana kak? Hadiah dari gua enak kan? tuh lo langsung suka, tuh memeknya nih lonte, boleh lu pake sampe puas deh kak” Bisik Jona ke telingaku. Kini ia mulai melepaskan peganganku. Namun aku sudah berada kedalam kenikmatan yang luarbiasa. Ku biarkan Valen terus mengulum kontolku, Justru kini tanganku memegang kepalanya dan membimbing kepala Valen untuk semakin cepat. Sudah kehabisan akal sadarku, Kini kubiarkan Valen rebahan di karpet rumahku. Kubuka segala pakaianku, Aku memegang Vagina Valen, dan memang sudah terasa basah. Melihat itu, Jona dan kawan kawan pun tertawa terbahak-bahak. “Hahahahah Woi lonte!. suka kan kontolnya mentor gue, Tadi nolak. sekarang kesenengan” Mendengar hal itu. Valen tidak menggubris. justru dia menggoyangkan pinggulnya agar kontolku mudah memasuki Vaginanya. “Ahh terus. sodok ahh terusss.. lebih dalam” Semakin terdengar desahan dan ricauan Valen. Kini Valen benar benar lepas kendali. Dia memelukku dan pahanya dirapatkan supaya dapat menekan Kontolku. Aku dibuat kewalahan namun aku tetap menyukai persetubuhan ini. Putu tidak mau kehabisan jatah. dia membuka kontolnya dan menyuruh Valen untuk membuka mulutnya. Kini posisi Putu ada diatas kepala Valen. Ia menyuruh Valen untuk menyepong habis kontolnya. Sedangkan Jona terus merekam adegan kami. Lalu Adit membimbing tangan Valen untuk terus mengocokkan penisnya. “Ahhhh ahh, enakkk bangeeet My God” Valen terus meracau tak jelas. Dirinya sudah begitu lemas, entah berapa kali dia telah mendapatkan orgasm. “Valen, gw mw keluar nih aHHH ahhh ahh ” Kata gua Valen seperti tersetrum mendengar ucapan ku tersebut : “Pliss ahhh ja … jangan didalem, mohon.. ahh ” Kupikir ada benarnya juga, kalau sampai Valen hamil. Gua pun bingung mau urus gimana. Lalu kulepas kontolku dan kusemprotkan tepat diwajahnya, Adit dan putu secara bersamaan juga menyemprotkan spermanya tepat di wajah Valen. “Woi lonte. Bersihin nih kontol kita ber 3. kita mau kerja kelompok. masa iya ada bau sperma” Kata Adit sambil menjambak Valen Valen hanya bisa pasrah dan terus membersihkan kontol kita ber 3. Kami lalu mengenakan pakaian kami. Dan valen diminta untuk pulang, namun Jona berpesan kepada Valen. “Lo lapor, lo bakal liat video bokep lu di segala situs. Jadi sekarang lo adalah budak kami ber 4. Ngerti lo? Valen hanya mengganguk. ku yakin dalam benaknya “aku menyesal telah membimbing kedisiplinan kalian” pukul 08.00, kami bersiap siap untuk menyambut ibel dan lain lain untuk kerja kelompok lagi.

 

Keesokan harinya, di hari ke tiga ospek sewaktu istirahat. Aku jadi akrab dengan Putu, Adit dan Jona. Hal-hal yang sering kami bicarakan pun selalu menjurus kepada body wanita dikampus ini. Bahkan Jona ternyata memiliki pengalaman yang banyak sekali. dari mulai di PP, Tetangganya dan kini dia mulai mencari wanita wanita muda di kampus ini. Selain itu, Adit selalu memamerkan kolesi video porno yang dimilikinya dirumah, ia kerap menontonnya namun belum sekalipun keluarganya memergokinya. Selama ospek, kampus ini cukup sepi. Hanya dihadiri oleh mentor mentor dan mahasiswa didik baru. Ospek pun seperti biasa akan berakhir jam 6 sore dan akan dipenuhi oleh tugas tugas yang begitu banyaknya. Hari ketiga, para mahasiswa baru, diwajibkan untuk mencari kontak kakak kelas serta harus menginterview mereka dengan berbagai pertanyaan. Cukup jelas adik kelas ku bingung untuk mendapatkan kontak itu darimana. Dan aku sebagai mentor mereka tidak mendapat mandat untuk membagi kontak kakak kelas. Diraut wajah kelompokku, mereka semua sungguh bingung. Terlihat pada wajah putih ibel, dia tidak tau harus bertanya siapa lagi selain diriku. Namun, sudah jelas. aku tidak bisa membantu mereka dalam membagi kontak kakak kelas tersebut. Hingga malam ini, kami ber sebelas masih berada di area kampus. Masih pusing dalam mencari kontak kakak kelas. Akhirnya Ibel memikirkan untuk tidak mengerjakan tugas. Namun Rosa, Gwen, Gracia, Jessi, Jesselyn dan Gita. Merasa itu adalah cara yang salah. Mereka takut sekali jika keesokan harinya dimarahi oleh Para kakak kelas. Akhirnya karena sudah malam, kami sepakat untuk melanjutkan perdebatan ini di rumah Ibel. Namun di taman Ibel tempat kita biasa berunding. Masih tidak dapat menemukan jalan keluarnya. Menunggu ini, aku sampai kesal dan bosan. “Ibel, gua pergi ke warung bentar ya. beli minum” “Oh ngapain kak? di kamarku ada minuman banyak banget” “Oh? ada jeruk ga?” “Coba bentar ya, aku check dlu” Ibel lalu pergi meninggalkan kelompoknya. sedangkan aku mengikuti Ibel dari belakang. Sesaat menaiki tangga, Aku hanya bisa melongo. Paha mulus Ibel terlihat begitu jelas. Bongkahan pantatnya membuat aku hanya bisa menganga. Namun tak sadar Ibel tiba tiba melihat kebelakang dan menyadari aku sedang memperhatikan bongkahan pantatnya. Aku bingung. Aku hanya bisa menelan ludah. Aku yakin wajahku merah padam disaat kepergok sedang memperhatikan pantatnya. Di lantai dua, Posisi kami tidak terlihat dari sebagian kelompok kami. Tiba tiba ibel menghentikan tubuhku. “Apa Ibel ingin memarahi ku?” Tanyaku didalam hati “Okey itu kamarku, didalamnya ada kulkas, cuman tunggu sebentar ya, kamarku berantakan. Aku beresin dlu ya, kakak tunggu disini dlu ya” Aku mengangguk. dan ibel masuk kedalam kamarnya. Cukup lama aku menunggu ibel berada di dalam kamar, mungkin kamarnya begitu berantakan, pikirku. Cklek, Ibel keluar dan betapa kagetnya diriku. Dia mengganti seragamnya dengan hanya mengenakan Baju bali barong yang menampakan cetakan dari payudaranya serta menggunakan hotpants berwarna putih. “Ayuk kak masuk” Kata Ibel. “Oh ohh, iya iya” Ujarku sambil berusaha memalingkan wajahku dari payudaranya. Namun sepertinya Ibel sadar aku telah memperhatikan badannya. Namun bukannya dia merasa malu, kini dia justru merasa telah menang atas diriku. Sesaat aku memasuki kamarnya. Tiba tiba dia mengunci pintu kamarnya. Wajahnya yang tadi terlihat bergembira sekarang terlihat begitu jutek. “Kakak! Apa-apaan tadi lihatin pantatku? Kakak mesum banget sih!” Bentak Ibel, Namun kamar ini cukup jauh dari taman, Jadi anggota lain pasti tidak dapat mendengarnya. “Hah, enggak kok. Beneran enggak” “Aku bisa sebarin ini ke temen” ku. Kakak sudah keterlaluan” Mendadak Ibel menangis. Matanya mulai mengeluarkan air mata. “Tapi aku engga …” “Engga apa? Jelas jelas tadi kepergok. Sekarang aku minta kakak kasih kontak kakak kelas yang paling kakak kenal. Atau aku bakal laporin ke temen”ku” Astaga, Ibel, kini membuatku bertekuk lutut, aku merasa dipermainkan dan dibodohi oleh cewek satu ini. Lalu terbesit niat jahatku. Apalagi disini, tidak dapat yang bisa mendengar percakapakan kita. “Ahh, jangan gitu bel. hmm yaudah, tapi tolong ambilin gua es jeruk? gw sambil kirimin lu 1 kontak kakak kelas yang gua kenal” jawabku sambil berpura pura mengirimkan kontak kakak kelas. “Deal” Jawab Ibel yakin, dia langsung melewatiku dan membuka kulkas di samping ranjangnya. Ia tidak menyadari dirinya kini sedang menungging tetap didepanku. Aku langsung saja menggesek gesekan penisku di belahan pantatnya. Meski masih tertutup jeaans ku, Namun Kontolku yang sudah tegang dan mengeras ini dapat mendorong dorong dan mengenai klitorisnya Tanganku yang bebas langsung menahan kedua tangannya dan tangan kanan ku langsung menyergap payudaranya dari belakang. Posisiku dengan ibel sekarang sedang mendoggy style. Ibel nampak tak percaya dengan apa yang telah kuperbuat. Aku merasa kesal sekali dengan adik kelasku yang satu ini. Bisa bisanya dia mengerjaiku seperti tadi, aku merasa sungguh malu. Aku lemparkan tubuh Ibel ke ranjang. Kubuka segera Jeansku dan terpampanglah kontolku yang perkasa Ibel melihatku dengan tatapan keji. Namun tak bisa dipungkiri, tubuhnya yang mungil tidak dapat mengimbangi kekuatanku. Aku langsung menindihnya. dan terus meremas remas kedua toketnya sekaligus menciumi lehernya. “Tolong tolongg!” Teriak Ibel “Teriak aja bel, siapa suruh kamu kunci kamar kamu. sekarang gak ada yang bisa denger teriakan kamu.” “ahhhh , kakk tolong lepasin Ibel, ” “Wahh toket kamu. kenyel banget. hahaha gak pakai beha lagi. Kamu dah siap ya” “Kakk maaafin ibel. kak please, Ibel takut” “Takut? kenapa takut? nikmatin aja bel, Jesselyn aja suka kok kontol kakak” Seperti petir menyambar. Ibel nampak tak percaya mendengar ucapanku. Jesselyn kini memang nampak diam seribu bahasa. Karena ternyata dirinya telah diperawani oleh si kakak bejad ini. Namun lama kelamaan ibel mulai merasakan kenikmatan di sekujur tubuhnya. Tanganku dengan cepat terus mengocok vaginanya. Bibirku terus menciumi bibir manis Ibel. Ibel pun mulai terlihat nampak pasrah, dirinya kini tidak lagi melawan. Justru sekarang bibirnya mulai membalas permainan dari lidahku. Vaginanya yang sedari tadi kukocok, sudah terlihat basah. Melihat itu aku tersenyum. Bagiku Ibel adalah wanita yang sempurna. Tubuh mungil berkulit putih sekaligus dirinya begitu manis dengan payudara yang cukup besar dan diujungnya ada tonjolan puting berwarna pink membuatku gemas. Aku mulai mencubit pentilnya. Ibel meringis kesakitan. dan terus membuatku terangsang. Kontolku yang sudah keras tadi langsung kuarahkan untuk mengisi seluruh memeknya. “Ohh kak. jangan.. Ahh besarrr bangettt” “Ih nikmatin aja sayang” Jawabku sekejap kutanamkan seluruh kontolku. Desahan dan erangan keras dari ibel membuatku semakin terangsang, Kuremas kedua toketnya sekaligus memaju mundurkan kontolku. Remasa dari memek ibel membuat kontolku terasa hangat. Sekejap Ibel merasakan kenikmatan. Tubuhnya mengejang dan dia menyemprotkan cairan untuk kedua kalinya. Kini memek Ibel terasa jauh lebih licin. Membantuku untuk dapat memasuki memek Ibel lebih dalam. “Ahh kakk, sakit bangett aahh ahhh” “Iya lah, kontol kakak kan gede, punya cowok kamu kecil ya? “Ahh kak, ahhh enakk” “HAHAHAHA” Terlihat Ibel sudah berada di dalam belaian tanganku, Aku terus membelai rambut indahnya, dan kini ia terus tenggelam dalam kenikmatan kontolku. Terlihat sekarang Ibel terus menggoyangkan pinggulnya dan ikut berada didalam permainanku. “Ohh Lonte ku sayang, Enak banget astaga memek lu.” “ahhh ahhh oh ahhh, penis kakak gede banget, Ibel sukaa sekali” “AHAHAH, Mulai sekarang, lu ngomongnya Kontol ya, coba ulangi bel” “Ahhh ohh ahh” aku langsung menghentikan permainanku melihat si ibel tidak mengucapkan yang aku sebutkan. terlihat wajah sedih dari Ibel ketika aku menghentikan permainanku. Aku membalikan tubuhnya. kini kami berada di posisi Women on top. Aku memeluknya, tanpa kusuruh, Ibel langsung memainkan kedua pantatnya . Aku pun meremas bongkahan pantatnya. “Ayo kak, sodok memek Ibel ” Racau Ibel “Pake apa Bel? Penis atau kontol?” “Kontol kak, ahhh oh Kontol kak” Kusodok memek ibel lebih kencang dan cepat. Membuat Ibel merem melek keenakan. Aku melihatnya juga menjadi sangat terangsang. Tangan kiriku terus meremas pantat Ibel sedangkan tangan kananku kini meremas payudara dari Ibel “AHHHHHH” Teriakan Ibel terdengar sambil menyemburkan orgasm yang ke 3 kalinya. “Bell kakak mau keluar nih” kataku. “Ohhh kak, jangan di dalam, Ibel mohon. Ibel bakal lakuin apapun deh. tolong jangan didalem kak” Satu syarat bel. Aku terus menggenjot memek Ibel. “apa syaratnya kak? ” tanya Ibel “Jadi pacarku ya!” tanyaku “Hah?” Ibel kaget mendengar itu “Wrong answer” Aku langsung menyemprotkan seluruh maniku kedalam ruang vaginanya. Ibel tambah kaget lagi. Vaginanya kini terisi oleh cairan putih kental. Dan mulai menetes dari vaginanya ke ranjangnya. Kami pun membereskan baju baju kami. Dan turun menemui kelompok kami. Namun mereka nampak tak peduli terhadap kami yang turun cukup lama. Tidak terlihat penyesalan dari wajah ibel. Mungkin Ibel amat menyukai perselingkuhan yang kami lakukan berdua.

 

Part 4 di hari ke 4 Ospek ini, ospeknya tidak terlalu berat. hanya 3 jam, dan maahasiswa diperbolehkan pulang jam 12 siang. Namun tugas tetap diberikan. Mencari telur adalah tugas pada ospek kali ini. Namun, kampus sebesar ini? Mencari telur? Memang tugas tugas nya benar benar merepotkan. Namun tidak bagi Jona, Jona justru sekarang memanggil Valen untuk meminta jatah di siang bolong ini. Diruangan UKS, ruangan yang lokasinya berada di ujung kampus. Tidak mungkin ada CCTV dan cukup sepi untuk melakukan persetubuhan. Awalnya Valen enggan untuk melakukan dengan Jona. Namun Jona tidak peduli, dia mengancam untuk menyebar video senonoh Valen jika tidak menuruti kemauannya. “ahhh.. ohhh ahh enakk. ahh enakk bgt Jo” Valen terus mendesah setiap kali Jona menghentakan penisnya. Disamping itu, tangan Valen terus mengocokkan penis dari Putu sedangkan mulutnya dipaksa untuk mengulum penis Adit. Penis adit yang begitu besarnya. membuat Valen tersedak. Namun itu tidak dihiraukan oleh Adit. Adit justru menjambak valen dan mempercepat gerakannya. Dan dalam beberapa saat, ia memuntahkan seluruh spermanya kedalam mulut Valen. Valen awalnya ingin menolak, namun tangan Adit begitu kuat dan cepat langsung menahan kepala Valen sehingga dirinya terpaksa meminum seluruh Sperma Adit. “AHHH,, Eh lonte.. bersihin nih sperma gue” Bentak Adit. dan membuat ketiga lelaki tersebut tertawa. Mereka tertawa terbahak bahak tanpa sadar ada yang kaget menonton aksi persetubuhan ini. Gadis itu mundur dan menendang piring sehabis gadis tersebut makan. Seketika piring itu menimbulkan suara yang membuat ketiga pria itu menjadi diam. Suasa hening lalu Putu menuju ke tempat sumber suara. Betapa kagetnya dia kalau di dalam UKS, ruangan sebelahnya ada Gadis yang sedang menonton aksi mereka. “Wahh kamu. Nontonin kita? Kamu mau dapet jatahh?” Tanya Putu sekaligus menjambak wanita itu dan dibawa ke teman temannya, “Wah wah wah. ada mangsa baru. Nama kamu siapa? Tanya Jona sambil mengacungkan Penisnya kearah muka gadis itu. “AAAA TOLONG jangann. lepasin aku. aku ga akan bilang siapa siapa.” “Kalau ditanya itu dijawab! bukan minta tolong. Aduh, cewek zaman sekarang ini banyak yang bodoh ya” Bentak Jona. Seketika dia mendorong penisnya kearah bibir gadis itu. Namun gadis itu bersikeras untuk mengatup mulutnya. namun di belakang gadis itu, Putu terus menggelitik gadis tersebut dan akhirnya gadis itu tak kuat menahan geli itu. Disaat ada kesempatan, Jona mendorong kuat penisnya kedalam mulut Gadis itu. Gadis itu tersedak dibuatnya. namun Jona tidak menghiraukan nya. “Wah ni lonte, enak banget sepongannya. Gila. Lu mangkal dimana woy?” “Weh jon, namanya Celline nih. dia mahasiswa baru sama kyk kita” “Wah, Maba lu cell? gak pa-pa. selama 4 tahun kedepan di kampus ini. Lu bakal jadi budak gue.” Mendengar itu. Celline tak dapat menahan air matanya. Di belakang Celline, Putu terus meraba raba toketnya. dan dengan paksaan, Jona membuka baju Celline tersebut dan hanya tersisa pakaian dalam tesebut. Disamping itu, Valen masih tertidur lelap akibat persetubahan yang membuat dia langsung lemas. Celline terus menatap ke arah Valen. Seakan tak percaya dirinya akan sama dengan kakak kelas tersebut. “aHH bosen gua. dah 10 menit, kontol gue masih blom pengen keluar. Kayaknya memek lo enak nih” “Tolong lepasin Celline, jangan masukin please” “Alahhh liat tuh perek sebelah lu. Awalnya nolak. tar juga senang” Putu dan Adit menarik Celline dan membaringkannya kekasur di UKS tersebut. Jona lalu membuka CD Celline dan menciumi vaginanya “Ohh jangann ahh hentikannn ohhh ohh” Putu kini mengambil hape dan merekam kejadian tersebut sambil tangannya mengelus ngelus perut dan payudara celline. Sedangkan adit, juga tidak mau kalah. Dirinya kini menciumi bibir Celline. Celline yang sudah berada didalam nafsunya, Justru membalas ciuman dari adit dan tangan Celline memeluk adit. Bunyi kecipuk juga lama kelamaan semakin terdengar “hahahahahah, udah terangsang nih perek” Jona langsung memasang ancang ancang untuk memasukan seluruh penisnya. “Ahhh TOLONG jangan. kumohon” Kata Celline, Celline melihat itu terus menangis. Namun kontol itu semakin terus berusaha memasukin ruang vaginanya, Hingga tak ada ruang lagi untuk dapat masuk lebih dalam. Kian lama, penis itu serasa merobek selangkangan Celline. Membuat Celline merasakan sakit.Namun bukannya berhenti, Justru adit terus memaju mundurkan penisnya. “Ahhh Hentikan. sakittt” teriak celline dan mulai terlihat bercak darah mulai mengotori seprei tersebut. “HUAAAA. Untung banget kita guys. Masih perawan. Gila enak banget meki lo. Tenang, lo bakal suka kok” Benar kata Jona. Setelah beberapa menit dia menggenjhot Celline. Sekarang tangan Celline justru meraba raba payudaranya sendiri. Matanya merem melek dan bibirnya terus digigit. Sekarang Celline merasakan kenikmatan yang tiada tara. “GILAAA GUA KELUAR!!” Kata Jona lalu mencabut penisnya dan menyemprotkan ke wajah Celline. Sedangkan Adit belum merasakan kepuasan. Ia lalu menggantikan posisi Jona, kini Kontolnya yang tak jauh lebih besar. Juga sudah siap untuk menggenjot Celine. Namun Celline kini tidak menolak. Justru dirinya serasa ingin merasakan kontol tersebut memasukin liang vaginanya. Ia menggoyangkan pinggulnya dan penis tersebut semakin mudah untuk memasuki dirinya. Adit mengangkat tubuh celline. Kini celline menggoyangkan pinggulnya. Tangannya meraba dada Adit yang bidang tersebut. Sedangkan tangan adit terus mencubit payudara Celline. Celline berambut panjang berkulit putih tersebut semakin kehilangan kontrol. Dirinya menggelengkan kepala dan mengikbaskan rambutnya tanda keenakan. Sambil sesekali Adit menampar Pantat Celline. Dan Seketika Celline mengejang. Dirinya lemas di dalam pelukan Adit. Adit lalu menggenjot Celline lebih cepat lagi. Celline hanya bisa pasrah atas perlakuan tersebut. “Ahhh Cellin Ahh gilaa ahh enakk ” Desah adit. “AHHH Terus , enakk ahhh sodok terus ahh”Racau Celline, “Gueeekeluar ahhhhhh” Adit menyemprotkan seluruh maninya kedalam vagina Celline. Namun Celline tak merasa sedih. justru dia terlihat senang. “Celline, Thanks banget buat hari ini. lain kali klo gua panggil lu harus siap melayani kita bertiga, oiya nanti gw kasih mentor gua buat ngerasain tubuh lo juga. biar dia jga ngerasain meki lo yg masih sempit itu. hahahahah” Celline tak merasa malu menjadi budak seks sekarang. Justru mungkin dia ingin merasakan kontol itu memenuhi vaginanya. Mereka lalu membersihkan dirinya. Celline tetap ingin beristirahat di UKS bersama kakak kelas yang masih tertidur lelap tersebut. Sedangkan Putu Jona dan Adit sedang menonton rekaman video tersebut sambil menuju mobilnya masing masing

 

Part 5 Wahh, Dihari Sabtu pagi yang cerah ini, tidak ada ospek. Tidak ada beban bagi diriku untuk harus menemani adik kelas ku. Libur ini kupakai untuk melepaskan penat, apalagi di sekitaran Jakarta, ada konser music Band yang aku sukai sewaktu SMA. Disana aku yakin pasti ramai pengunjung, jadi tidak ada salahnya aku mengajak adik kelasku untuk menonton bersama. Ibel, Gita, Pacarnya Gita dan Jessica mau menemaniku. Sedangkan anggota lainnya memilih beristirahat dirumah masing masing. Namun ber 5, aku yakin sudah cukup. Perjalanan dari sini ke Jakarta tersebut cukup jauh. Jalanannya tidak macet namun kami masih bisa merayap. Kulihat ke kaca, terlihat Ibel sudah tertidur lelap. Sedangkan Gita dan pacarnya memilih untuk pisah mobil. Jessica disebelahku asik memandangi jalanan. Daripada canggung, kucoba untuk mencairkan suasana Kami mulai mengobrol dan bercanda bersama. Sejujurnya, Jessica itu orangnya asik, wajahnya manis, putih bersih dan memiliki gigi gingsul yang terlihat setiap kali dia tersenyum. Badannya juga bagus, tingginya kurang lebih 156 cm, bicara mengenai tubuhnya, Pahanya juga mulus dan tak bercela yang sesekali aku coba lirik setiap kali aku mengobrol, apalagi hari ini Jessica menggunakan kaos putih yang cukup mengetat dan memperlihatkan lekukan tubuhnya. Sedangkan pahanya hanya dibalut oleh celana jeans pendek. Kami bercanda, bercerita hingga lama kelamaan kami masuk kedalam masalah pribadi. Dia terus bercerita tentang mantannya yang ternyata baru saja putus 2 bulan yang lalu. Semakin dia bercerita, semakin dia terbawa suasana. Pipi dan matanya sudah memerah, aku sudah mencoba menyuruhnya untuk berhenti bercerita, namun dia tidak mendengarkanku. Kuyakin didalam hatinya begitu padat, beku dan ingin segera dia cairkan. Dia bercerita semakin menggebu gebu hingga akhirnya, ia tidak dapat menahan air matanya. Airmatanya terus mengalir membasahi pipinya. Aku sejujurnya tidak biasa melihat cewek menangis, kuhelus rambutnya dan kucoba untuk merangkul pundaknya. Jessica tidak menolak. Meskipun dia masih terus menangis. Kini kepalanya sudah ada di pundakku. Membuat badanku mulai dibasahi oleh airmatanya. Aku tersenyum menatap dirinya yang sudah mulai tenang. Membuatku sadar, posisiku sekarang sudah begitu dekat. Sambil tanganku terus mengelus ngelus lengannya. Celanaku mulai sempit, terasa kejantananku mulai mengeras dan sepertinya menimbul keluar. Sepertinya Jessica mulai merasakan aku sedikit terangsang, Tetapi Jessica pura pura tidak melihat dan terlihat cuek. Mungkin baginya ini hanya naluri laki laki yang biasa dialami. Sesampainya di tempat Konser, Aku langsung berlari ke tempat band kesukaanku. Sedangkan Ibel, Gita dan pacarnya memilih untuk mencicipi masakan yang ada di sekitar konser tersebut. Aku dan Jessica, ternyata memiliki selera music yang sama. Kami menonton konser itu dari jam 6 sore hingga malam dini. Sekitar jam 8 malam, Jessica masih saja terus bernyanyi. Suasana pada saat itu sangat ramai, membuat Aku dan Jessica yang disebelahku susah sekali untuk bergerak. Kutatap kearah kanan, terlihat Jessica yang sedang focus menonton band itu. Dirinya telah terbawa suasana. Dia terus bernyanyi dan kucoba untuk mengintip tubuhnya. Tubuhnya indah, namun, apa ini? Ada tangan yang terus meraba raba tubuhnya. Terus sesekali mengelus perutnya dan terkadang turun kearah pantatnya. Aku berjinjit untuk mencari siapa tangan yang terus berbuat mesum di muka umum ini. Namun sekuat apapun aku mencoba, aku tidak berhasil melakukannya. Reflek ku tarik Jessica ke depanku, tanganku merangkul dirinya untuk menjaga tubuhnya dari tangan orang orang nakal. Jessica justru tidak terganggu, Dirinya kini menyenderkan tubuhnya kedalam rangkulanku. Kini aku dibuatnya salah tingkah. Pikiranku kacau. Penisku mulai mengeras, aku mulai kehilangan fokusku kepada band tersebut. Diriku mulai terangsang. Aroma wangi parfum yang dipakai Jessica juga tercium jelas. Sesekali kuheluskan tangan ku diperutnya. Meski masih terhalang kaos, namun tetap memberikan sensasi yang nikmat. Aku jadi membayangkan dapat meremas keduabelah dadanya Jessica. Dilagu ketiga ini, lagu bento berhasil membuatku hilang konsentrasi. Semua penonton melompat lompat sambil bernyanyi, Membuat posisiku semakin tidak beruntung. Orang sesekali mendorongku, membuat pahaku maju kedepan dan penisku sesekali menyodok nyodok Jessica. Awalnya Jessica tidak sadar. Namun kini dirinya justru memainkan pantatnya untuk terus mengelus elus batangku. Aku dibuatnya pusing kepalang. Aku juga terus mengelus eluskan batangku dan kuberanikan untuk mengelusnya di lipatan pantatnya. Tanganku yang awalnya mengelus perutnya. Kucoba sesekali untuk menyenggol payudaranya. Jessica sudah tenggelam didalam nafsu. Sekarang dia sudah tidak memperhatikan band tersebut. Matanya merem merasakan kenikmatan yang terus mengelus klitorisnya. Payudaranya juga sesekali kuremas, dan taka da yang memperhatikanku. Diriku sudah terangsang sekali. Kulihat Jessica juga sudah dalam genggaman tanganku. Kutarik tangannya dan kubawa kedalam mobil. Dirinya Nampak taka da rasa untuk menolak. Kupacu mobilku ke tempat apartemenku yang tak jauh dari konsert tersebut. “Kak, aku sayang banget sama kakak” Jessica mengatakan itu yang sudah didalam rangkulanku. Tangannya membuka resleting jeansku. Dia menarik celanadalamku turun. Lngsung dia mencoba mengambil batangku. “Ouhhhh, “ Mulut Jessica menciumi kepala kontolku. Aku merem sebentar untuk merasakan kuluman dari Jessica. Hangatnya terus menyelimuti kontolku. Kupacu lebih cepat kendaraanku untuk cepat masuk kedalam apartemen. Jessica terus mempercepat kulumannya. Diriku terus mengelus elu rambutnya. Wangi Sesekali kubelai punggungnya dan kuhelus helus pantatnya. Jessica tidak menolak, malah dia sesekali menggoyangkan pinggulnya. Aku sudah tak kuat. Diriku akhirnya sampai di apartemen. Namun di parkiran basement tempat ku berhenti. Tempatnya cukup sepi, karena memang ini apartemen yang kubeli murah untuk aku sesekali tidur. Kugiring Jessica untuk duduk di bagian belakang. Kumajukan bangku bagian depan. Lalu aku sekarang sudah leluasa dapat bermain dengan Jessica. Tanganku menarik kaosnya dan terpampang Payudaranya menyembul meski masih ditutupi oleh Behanya “Aku buka ya sayang” Jessica mengangguk. Diriku menciumi bibir mungilnya. Tangan kananku mencoba melepaskan ikatan behanya dan tangankiri terus membelai belai bibir mungil vaginanya. Jessica juga sudah dapat mengimbangi permainanku. Dia melepaskan seutuhnya Jeansku dan menarik batangku. Dikocoknya perlahan, Kini terasa vaginanya sudah terasa basah. Aku sudah tak sabar ingin membenamkan kontolku divaginanya. Kulihat Jessica yang sudah tidak tertutup satu benangpun. Kubiarkuan dia bersandar di bangkunya lalu kuarahkan senjataku untuk vaginanya. “Jangan” kata Jessica. “Kenapa?” “Aku takut kak.” Ucap Jessica sambil mentutupi vaginanya “Yasudah, aku helus helus saja ya” “Iya boleh kak” Kuhelus vaginanya dengan batangku. Sesekali dia menikmati permainanku. Aku juga merasa nikmat, namun.. Masih kurang puas. Aku ingin merasakan kehangatan pada batangku. DIsaat Jessica menikmati permainanku. Lalu tiba tiba kusodokkan saja penisku memenuhi vaginanya. Jessica Nampak kaget. Dirinya merasakan kesakitan yang membuat dirinya menangis seketika. Tangan kanannya memeluk punggungku dan tangan kirinya meremas remas bangkunya. “Kakak jahat!” Dia beteriak di kupingku. Namun aku tidak peduli. Kugenjot terus vaginanya membuat dia melenguh tidak jelas. “UHHHH ohhh uoohh” Sama denganku, aku juga tidak menyangka meki dari Jessica begitu sempit. Sesekali pahanya ditekuk membuat batangku terasa dijepit. Uhhh yeaaah “Ahhhhh sekarang enak rasanya kak…..terusss ! enak banget kakakku sayang….. Ahhhhhhh….. uhhhhhhhh……duhhhhhhh…” Jessica mengerang, kepalanya bergoyang ke kiri dan ke kanan merasakan nikmat yang luar biasa menderanya. Ujung penisku terasa sudah mentok sampai dinding terdalam dari liang vagina Jessica, bahkan mungkin sudah menyodok nyodok mulut rahimnya. Sekarang dia benar2 sudah lupa diri, berteriak, mengerang, mengeluh, tubuhnya kejang kejang dilanda kenikmatan yang diberikan penisku. Penisku pun seolah diremas remas di dalam liang vaginanya, wowww……. Jessica tidak mau tinggal diam, dia memeluk ku, di akhir persetubuhan ini. Menciumi leherku, dan telingaku. Dijilatinya dadaku….sementara kedua lengannya dengan jari2nya yang indah, memilin milin puting ku. Sulit dibayangkan sensasi yang diterima tubuhku. Penisku diremas remas vagina Jessica, dan diciumi dijilati seluruh tubuhku juga oleh Jessica..aku hanya bisa mengerang, mendesah….. gila rasanya. Tubuh Jessica mengejang, ia sudah tidak kuat lagi. ” Aduhhhhh aduhhhhh…..ahhhhhhh, ahhhhhhh…… ahhhhhhhh, Enaaaakkkkkkkk sayangggggg…..” Jessica berteriak. Bersamaan dengan itu, otot vaginanya berkedut kedut kencang sekali, penisku menikmati kedutan dan jepitan otot vagina Jessica Ohhh… Jess pun terkulai lemah di mobilku Dirinya Nampak lemas. Langsung tertidur . kuambil pakaiannya dan kukenakan lagi padanya. Kami lalu kembali ketempat konser berharap Ibel dll tidak menyadari perbuatan kami