OBJEK PENGGANTI
-OBJEK PENGGANTI-
Part 1
Halo suhu2 penggemar dokter Linda, kali ini ane coba bikin cerita baru yang genre nya mirip2 sama cerita dr Linda
Sebelum ane mulai, perlu diperhatikan dulu cerita ane berikut ini para tokoh nya adalah memang ada di dunia nyata, hubungan antar tokoh dan nama nya juga asli, umur dan ciri2 badan pun asli. namun cerita ini hanya lah fiksi. Eiitss jangan kecewa dulu, meskipun fiksi, tapi cerita ini ane kembangin dari alur cerita yang nyata, tapi yg pasti tidak seekstrim yg ane ceritain lah ya hehehe
Okeh kita ulang sekali lagi judul cerita ini adalah [ OBJEK PENGGANTI] , Cerita ini kita mulai dengan seorang bocah laki2 yang sudah menginjak usia dewasa. Kira2 peralihan lah atau yang kita kenal dengan masa adolescent. Dimana ini bocah emang lagi labil labilnya.
Yap, cerita ini berlatar belakang sekitar 15 tahun lalu, dimana internet berbasis dari gadget belum terlalu berkembang seperti sekarang ini. Hal2 berbau internet hampir semua diperoleh dari benda yang disebut komputer/laptop.
Ini lah ceritanya. Rozi, seorang bocah adolescent. Seperti anak laki2 pada umumnya yang sudah mulai memasuki masa2 dewasa, tentunya ketertarikan kepada lawan jenis sudah muncul. Dan bicara tentang wanita, tentu saja keindahan tubuh wanita tidak luput dari rasa penasaran Rozi. Waktu itu media yang menjadi sumber memenuhi rasa penasaran Rozi adalah komik dan majalah dewasa. Yap, bocah ini hampir selalu melihat komik2 dan majalah dewasa yang memperlihatkan tubuh wanita telanjang dari dalam bilik kamarnya, dan komik2 yang menceritakan tentang hal2 dewasa dengan berbagai genre pun Rozi dapatkan dari sini. Tentu saja genre2 itu hanya ada di dunia fantasi yg tertulis di komik2 yang berasal dari Jepang ini. Hari2 memasuki usia dewasa itupun membuat Rozi sedikit lebih suka mengurung diri di kamar nya, minat belajar nya pun berkurang, sulit berkonsentrasi, dan tentu saja Rozi sering bermasturb*si dengan melihat majalah2 dewasa itu semua.
Rozi tergolong pendiam, hal ini karena juga dipengaruhi kondisi rumah tangga orang tua nya yang sudah bercerai, saat ini Rozi tinggal bersama ibunya, yang bernama Santi dan juga Rama yang berumur kurang 1 tahun dari usia nya, anak laki laki yang diadopsi oleh Bu santi karena orang tua nya sudah meninggal (orang tua Rama adalah adik dari Bu Santi). Bu Santi usia nya saat itu berusia 50 tahun, bu santi berperawakan sebagaimana ibu2 indonesia pada umumnya, tidak yang begitu cantik seperti halnya artis2 sinetron, yaahh seperti wanita 50 tahun kebanyakan di Indonesia, namun sangat pandai berpenampilan menarik dan juga didukung dengan tinggi 165 cm ini memiliki pesona sendiri, rambut panjang sebahu, kulit yang tergolong putih untuk orang indonesia, payudara yang juga tidak terlalu besar, dengan ukuran BH 34B, namun buah dada nya masih tergolong padat untuk usia nya. Perutnya yg datar dengan bekas tipis luka sayatan operasi melahirkan yang tentu saja proses saat melahirkan Rozi. Dan pinggul yang padat. Dengan berat badan sekitar 52 kg.
Hari itu, Bu Santi yang hari2 bekerja sebagai pegawai Bank Swasta di salah satu Kota yang hanya berpenduduk sekitar 300 ribu penduduk, sedang membersihkan rumah nya, tak luput kamar Rama dan juga kamar Rozi. Saat sedang merapikan kamar Rozi yang memang berantakan dengan buku2, komik, dan kasur, bu Santi tidak sengaja menemukan sekumpulan majalah dewasa di bawah bantal Rozi, hal itu membuat bu Santi kaget, karena menemukan beberapa gambar wanita bugil dengan pose yang vulgar, karena Bu Santi merasa anak nya belum pantas untuk melihat itu semua, bu Santi kemudian membawa beberapa majalah itu dan kemudian membuang nya, beliau bermaksud ingin berbicara secara 4 mata dengan Rozi.
Saat sore hari, Rozi pun sampai rumah, kemudian langsung memasuki kamarnya, namun Rozi sedikit terkejut karena kamar nya sudah rapi. Rozi seketika panik kemudian mengecek majalah dan komik2 dewasa yg dia taro secara asal2an sebelum berangkat. Namun Rozi tidak menemukan hal itu dan panik, Rozi yakin bahwa ibu nya sudah melihat majalah itu, rasa malu pun tertanam di jiwa Rozi. Di sisi lain Rozi harus menemukan majalah2 dan komik itu, karena majalah dan komik itu semua adalah hasil patungan bersama Ruslan dan Surya teman sekolah nya, majalah itu tergolong mahal dan sulit untuk didapatkan. Mereka bergantian untuk membaca majalah itu, dan kebetulan hari itu adalah jatah Rozi. Rozi tidak sanggup jika harus mengatakan kepada kedua temannya itu bahwa majalah nya saat ini sudah tidak ada.
Rozi bergegas keluar kamar dan menemui ibu Santi yang sedang duduk di meja makan sembari makan.
“Eh Rozi, kamu sudah pulang sayang? Ini, mamah sudah masakin buat kamu dan Rama, ayok makan dulu nak!”
“Mah, majalah Rozi yang ada di bawh bantal mama kemana kan?” Tanpa menjawab ajakan bu Santi Rozi malah mempertanyakan perihal majalah itu
“Oh majalah itu? Ayok kamu duduk dulu nak, majalah itu belum pantes kamu baca, isi nya pornografi semua, jadi mama buang nak, mama ga pengen kamu jadi salah arah nak” ucap bu Santi
“Apaah?? Mama buang? Aahh, kenapa mama buang? Itu punya teman2 Rozi, dan harga nya Mahal, mama harusnya bilang Rozi dulu!!” Rozi kemudian pergi ke kamar nya sambil membanting pintu
“Braakkk”
Rozi kemudian menelfon Surya dan Rusdan, dan memberi tahu mengenai masalahnya itu
“Apaa?? Dibuang nyokap lu? Aah gimana sih lu? Itu kan mahal, gue juga belum dapat jatah itu majalah, lo harus balikin itu majalah ga mau tau gue!!” Ucap Ruslan dari balik telfon
Kemudian Rozi juga mendapatkan jawaban yang hampir sama dari Surya
“Aahhh gob*ok lu Zi, lu cemen banget apa apa disita mak lu, itu majalah ada model yg gue suka, buat bahan gue juga, pokoknya lu harus ganti deh itu!!” Bentak Surya dari balik telfon
“Aah, sorry deh surr, gue beneran ga sengaja, tau sendiri lo nyokap gue strict banget, kita beli lagi ya??”
“Ehh mate lu picek, itu majalah mahal oon, dan itu edisi nya juga ga banyak, gue mau pakek bac*l itu majalah hari ini kan jatah gue, gue mau bac*lin tu model2 di majalah itu, emang lo bisa? Bikin itu model datang ke depan mata gue buat gue bac*lin? Kalo lo bisaa, gue maafin lo, aahh ga asik lo Rozi”
Amarah Surya semakin menjadi2 karena keinginan nya untuk bermasturb*si dengan majalah itu jadi gagal.
Tiba2 pintu kamar Rozi diketuk oleh Bu Santi
“Rozii, sayaang, buka pintunya dulu nak, mamah mau ngomong” terdengar suara bu Santi dari balik pintu
Klek, pintu pun dibuka oleh Rozi
“Ayok nak, mamah minta maaf, itu mamah bikinin teh di meja makan, kita bicarakan baik2 yaa” pinta bu Santi sambil memegang tangan Rozi
Rozi pun mengikuti bu Santi menuju meja makan, dengan muka bete manja khas anak2 labil kepada ibu nya.
“Ayok duduk dulu sayang, itu teh nya” ucap bu santi sambil menyiapkan 2 gelas teh untuk Rozi dan untuk dirinya.
“Ting ting ting” terdengar suara tukang bakso lewat.Seketika itu Rozi mempunyai sebuah ide
“Mah, aku mau sekalian makan bakso mah, belikan Rozi maah!” Pinta Rozi dengan manja
“Iyaa, mama belikan, mama panggil dulu ya tukang bakso nya”
Bu santi pun bergegas keluar rumah untuk memanggil tukang bakso
Seketika itu Rozi kemudian mencari sesuatu di laci lemari obat, kemudian setelah mendapatkan sebuah obat yang dia cari, kemudian Rozi memasukkan obat itu ke dalam teh untuk bu Santi, dan mengaduk nya. Rozi kemudian duduk dan tidak berapa lama Bu Santi datang membawakan bakso yang dibelinya.
Kemudian Bu santi duduk di sebelahnya dan minum teh yang sudah dicampur oleh Rozi dengan sesuatu
-bersambung-