My Lovely Queen

Tok tok tok ! Kuketuk pintu ruangan bosku, ko Rendy. Perlahan aku masuk kedalam. Hari ini aku memberikan laporan perkembangan proyekku di magelang. Kemarin Cici sudah kusuruh untuk menyelesaikannya dan memperbaiki beberapa yang belum benar. “Permisi ko, ini laporan perkembangan proyek di magelang” ucapku seraya mendekati meja kerja ko Rendy. “Silahkan May,” jawab ko Rendy sambil mempersilahkan aku duduk. Kuletakkan map itu di meja ko Rendy, dengan tangan kanannya, sehinga ko Rendy bisa dengan mudah meraihnya. Ko Rendy mengambilnya dan mulai menelitinya halaman demi halaman. Bosku ini bos terkeren yang pernah kutemui. Umurnya 40th, badannya proporsional seperti koko koko umur 40th pada umumnya. Perutnya agak buncit, bukti nyata dia suka minum beer kalau malam. Hobinya selepas kerja main di pub atau karaoke. Sering dia mengajakku hangout bareng, tapi selalu aku tolak. Prinsipku, aku tak mau merusak ladang tempatku mencari makan. Kalau mau nakal, aku lebih memilih di luar kota, atau, di kamar hotel di kota dengan kenalan orang luar kota yang kebetulan sedang berniaga di kotaku. “Good job Mayang… Aku puas dengan hasil kerjamu..” ujar ko Rendy sembari membubuhkan tanda tangannya di halaman terakhir. “Kamu sudah mengambil beban kerjaku dengan menyuruh Cici memperbaikinya. Berapa kali dia revisi?” “Hanya beberapa kali ko, dia sudah makin lihai menyusun laporan”/ujarku. “Kalau saja kamu mau kuajak hangout, kukenalkan pada temanku, bisa kubanggakan di depan mereka bahwa aku punya berlian di kantorku” ucap ko Rendy memujiku. Aku hanya tersenyum bangga dipujinya seperti itu. “Ko… Kamu tahu apa jawabanku untuk hangout. Terimakasih ajakannya” jawabku. “Oh iya May, urus akomodasi kita berdua ke Medan untuk akhir Agustus ini. Aku mau menraktirmu duren medan … Hahahah …” ujarnya yang membuatku membelalak.. Medan?? Wow… “Medan koh? Medan Sumatera?” tanyaku memastikan “Iya Mayang Sayang, aku mau ajak kamu survey lokasi. Aku percaya pada insting dan analisismu tentang tempat hoki. Sekalian tolong susun analisis resiko investasinya. Bahannya ambil di Diana ya.. ” jawab ko Rendy panjang lebar. Aku tersenyum sumringah dan mengangguk. Dengan sigap aku berdiri dan keluar ruangan ko Rendy. Dadaku berdegup kencang. Aku mau ke Medan! Yey…. Aku bersorak gembira. Aku bergegas berjalan menuju mejaku, meraih hp ku dan membuka wa ku. Aku scrolling kontak wa ‘drama queen’ Kemudian aku mulai mengetik dan menunggu jawaban wa nya. Percakapan kami kurang lebih seperti ini : May : sis, rencana aku minggu depan mau ke Medan. Bisa bantu kasih rekomendasi tempat menginap dan makan? Queen : wow, surprise. Bisa banget sis, nanti aku email brosur dan linknya. Dalam rangka apa nih sis? May : spesial ketemu kamu sis… Hehehehehe… Queen : hehehe… Sis bisa sajah. May :/hihihi, si bos ngajak survey lokasi di Medan. Nanti aku bikin analisis resiko investasinya. Queen : bos ngajak survey, atau ngajak ekse sis?? May : terserahlah, aku kan maunya ekse sama kamu say.. Queen : xixixixixi, wah meki dicinta, toket pun tiba May : tunggu aku ya sayang.. Cup cup.. Aku tersenyum dalam, senang rasanya akan bisa bertemu dengan bidadari. Sukur sukur aku bisa menjamahnya. Aku tahu ini hal janggal, dia pasti mengira aku hanya main2 saat kukatakan ingin ekse dengannya. Sebenarnya, aku sangat ingin menjamahnya, meremas toket kecilnya, memainkan putingnya, membelai pantatnya, menjilat klitorisnya, dan melumat bibirnya. Hmmh… Nafasku memburu, berat. Damn! Aku horny hanya dengan membayangkan menjamahnya. Aku segera beranjak ke kamar mandi, sebelum Cici dan yang lain menyadari bahwa aku sedang tinggi. Aku memilih kamar mandi di ujung, mengunci pintunya dan melepas blazerku, membuka semua kancing kemejaku, dan menaruhnya di gantungan belakang pintu. Kulepaskan cdku, rok pendekku memudahkanku melepaskan cd tanpa harus melepas bawahanku. Kutaruh cd ku di sebelah kemejaku, kemudian aku duduk di toilet dan mengangkat rok pendekku sampai ke perut, aku mulai membayangkan menjamah queen. Aku mengelus2 tubuhku sambil membayangkan aku mengelus tubuh queen. Ku elus bibirku sambil aku membayangkan mencium bibir queen. Aku meraba payudaraku dengan tangan kiriku kedalam braku dan memelintir putingnya, meremas bongkahannya dan tangan kananku memgelus klitorisku seperti halnya kubayangkan aku melakukannya pada queen. Kubayangkan harum badan queen yang menaikkan libidoku, menggesek2 badannya, menciumi leher dan menjilat telinganya. Kuciumi bibirnya, melumatnya, menarik lidahnya dalam pagutanku, menjilati lehernya, tengkuknya, menjilat payudaranya, memainkan putingnya dengan mulutku, mengisapnya, kemudian turun menjilatinperutnya, sembari kedua tanganku meremas dan memelintir payudara queen, nafasku kian memburu, nafsuku kian membuncah, aku menuju selangkangannya queen, melipat kedua kakinya dan membukanya, aku mulai menikmati mekinya. Kujilat mekinya, kuemut klitorisnya, kutusuk2 mekinya dengan ujung lidahku, queen mendesah “Aarrhh…. Enak sayang… Terus sayang… Arrhhh… Terus sayang… Iya enak sayang ….” lenguhnya, membuatku semakin bernafsu untuk memuaskannya, aku semakin liar menggosok2 mulutku dalam lubang surganya. Wanginya membuatku betah bermain main dalam mekinya. Kusedot, kujilat, kuemut, kugigit lembut, dan dia selalu mendesah kenikmatan. “Arrhh… Sayang…sayang, aku.. Aarhh…sayang… Aarrghh! ” pekiknya sembari mengampit kepalaku dengan kedua pahanya, membenamkan kepalaku dalam selangkangannya dan mengejang, bersamaan dengan orgasme yang kudapat. Aku menggigit bibirku agar eranganku tak bersuara. Bahaya jika ada orang yang menyadari apa yang kulakukan di dalam sini. Nafasku naik turun, perlahan akku membuka mata, tapi tak ada queen di sampingku. Hanya sebuah ruangan berukuran 1×2 m. Setelah nafasku normal, kudengar ada suara orang masuk ke kamar mandi, dia mengambil kamar mandi selisih satu kamar mandi dari tempatku. Kupencet tombol mengalirkan air di toilet dan kubasuh mekiku dengan air selang. Puas aku berorgasme di kantor sambil membayangkanmu queen. Aku segera memakai baju dan cd ku kembali, merapikan dandananku dan bersiap melanjutkan pekerjaanku. Queen, tunggu aku sayang….