My Lovely Jinan (JKT48)
My Lovely Jinan Waktu menunjukkan pukul 22:40, hujan disertai angin cukup lebat malam ini. Aku masih berteduh di halte bis pinggir jalan sudirman sejak 20 menit lalu. Sebelumnya aku ingin memperkenalkan diri terlebih dahulu. Namaku Darrell, cuma mahasiswa tahun ke tiga di salah satu universitas di selatan Jakarta yang sedikit beruntung dalam percintaan. Sudah dua bulan ini aku dekat dengan salah satu adik temanku, namanya Jinan. Dia adalah salah satu anggota grup idola yg cukup ramai diperbincangan anak muda Jakarta. Aku sedang di jalan menjemput Jinan, tapi hujan hanya reda sedikit, kalau nekat udah pasti basah kuyup, aku pun berinisiatif buat menelepon Jinan yang sekiranya udah selesai latian “nan kamu udah selesai latian?” “udah nih kak, kakak dimana? ujannya deres banget” “iya ini aku udah di bunderan senayan, dikit lagi juga FX tapi masih neduh di halte, tunggu reda ya” “tapi udah pada pulang kak, aku cuma berdua sama Christi ini, tembus aja deh ujannya!” “yakin nembus ujan? basah kuyup kalo ditembus ini sih” “iya udah tembus aja kak, basah air doang kan” “yaudah aku jalan nih ya, kamu tunggu di ATM Center lobby bawah ya” “iya kak, cepet!” Tanpa pikir panjang aku pun langsung melanjutkan perjalanan ke FX dengan menembus hujan angin yang lumayan deras. Air hujan yang dingin beserta angin kencang menerpa tubuhku yang berbalut jaket kulit. Tak lama kemudian aku pun sampai di FX dan langsung menuju lobby bawah tempat dimana aku suruh Jinan untuk menunggu. Terlihatlah gadis cantik berkacamata dengan tubuh kurus dan berrambut panjang mengenakan jaket hoodie berwarna pink dan celana jogger yang sedang menunggu sendirian. “kakak lama banget sih, ditinggal Christi aku jadinya” “ya namanya ujan lama banget, ntar aku aku sakit yang jemput kamu siapa” “abang abang ojek online lah hahaha” “bener ya ga aku jemput” “eh enggak enggak haha” “yaudah ini kita mau lanjutin jalan apa nunggu dulu?” “lanjut aja kak, kalo sakit juga gapapa sih, besok aku libur ini” “yaudah lanjut aja ya, apa kamu mau ke kosan aku dulu nunggu ujannya reda? kan lebih deket dari sini” “hmm yaudah deh kak, aku sekalian mandi sama ganti baju aja akunya, daripada nanti masuk angin” “yaudah” aku pun memberikan helm kepada Jinan dan kusuruh dia naik ke motorku, langsung aja aku tarik gas menuju kosanku dengan menembus hujan bersama Jinan. *** Sesampainya di kosanku, Jinan meminta handuk dan memintaku menyalakan air hangat untuk ia mandi, kebetulan kosanku memiliki kamar mandi di dalam dan air hangat. aku pun membiarkannya mandi lebih dulu, aku mengeringkan tubuh secukupnya dan mengeluarkan satu kaleng bir, satu botol whisky simpananku dan sekaleng kola untuk campuran whisky dari kulkas kecil yang kumiliki. “nan baju kamu yang basah masukin ke tempat baju kotor aku aja tuh biar sekalian aku laundry besok” teriakku kepada Jinan yang sedang mandi “iya kak, ntar aku bayar uang laundry-nya” sahutnya dari dalam kamar mandi “udah gausah, aku aja yang bayar” “yey dibayarin hehe” “haha iya udah selow aja” saat aku memutar beberapa lagu dari laptop sambil menikmati hangatnya sekaleng bir dan beberapa teguk whisky, Jinan keluar dari kamar mandi hanya dengan berbalut handuk menutupi tubuhnya. “eh gila nan ga pake baju di dalem kamar mandi?” tanya ku kaget “lah emang kenapa kak?” dia menjawab dengan polos “ya gaenak aja gitu kan kamu ganti baju di depan cowok” “gapapa kali kak haha” “terserah kamu aja deh nan haha” “eh minum apa itu kak? cobain dong” Jinan melihat seloki yang sudah kuisi “heh, belom cukup umur, gaboleh kakak minum ginian” “yailah kak, aku tau kakak minum juga pas belom cukup umur haha” ledeknya “ya aku kan cowok” “emang cewek gaboleh?” “hmm, iya deh iya, satu shot aja, jangan banyak banyak” aku pun memberikan satu shot whisky kola dan satu shot bir kepadanya. tanpa ragu ia langsung menenggak minuman yang aku berikan. “enakan yang pake kola kak, birnya pait banget” “iya lah, kalo ga pake kola juga pait itu, ya kalo bir mah emang pait” “ooh gitu ya kak” “yaudah aku mandi dulu ya, ini laptop diemin aja aku mau dengerin lagu sambil mandi haha” “yaudah kak iya” aku langsung beranjak dari tempatku duduk dan segera mengambil pakaian serta handuk dari dalam lemari dan bergegas mandi. setelah 15 menit mandi dan mengenakan pakaian, aku keluar dari kamar mandi dan terlihat jinan yang sudah berpakaian menenggak lagi minuman yang ku tinggalkan, entah berapa shot hingga membuat wajah jinan memerah dan matanya pun sudah sedikit sayu “wah kamu minum lagi nan!?” “iya kak, enak abisnya hehe” “yah stok aku buat 2 minggu” “udah kak ntar aku gantiin” “yakin kamu? hahaha” “iya yakin” “aku pegang ya janji kamu” aku hanya bisa pasrah setelah melihat minuman simpananku tersisa setengah botol. aku langsung duduk di kasur sambil memainkan laptopku, tiba tiba saja jinan memeluk tubuhku dari belakang. aku sedikit kaget dan grogi setelah ia melakukan itu, karena sebelumnya ia belum pernah memelukku. “eh eh ngapain kamu nan?” “dingin kak kamar kakak, bawaannya pengen meluk” “ye kan itu ada selimut” “pengennya meluk kakak aja, lebih anget kayanya” “iya deh terserah kamu” awalnya terasa biasa saja, kupikir ia hanya memelukku untuk menghangatkan tubuhnya, tetapi lama lama nafasnya tak beraturan, detak jantungnya terasa lebih cepat, aku pun mulai berfikir yang macam macam tetapi aku meneruskan bermain laptop dengan menonton beberapa video musik dan berusaha menghilangkan pikiran itu. namun yang terjadi jinan malah mencium leherku sehingga membuat nafsuku naik. “kak, aku pengen dong” “pengen apa nan? Kamu kan pulang nanti” tanyaku pura pura tidak mengerti “udah gapapa aku nginep aja, lagipula ujannya masih deres” “terus pengen apa?” “pengen ini” jinan langsung membalikkan badanku dan mencium bibirku tanpa sempat aku melanjutkan omonganku. terasa aroma alkohol keluar dari mulutnya, aku merasa ia minum cukup banyak sampai membuat birahinya memuncak dan sedikit mabuk. kami terus melakukan french kiss dengan posisi duduk tetapi akhirnya ia mendorong tubuhku ke kasur dan melakukannya sambil tiduran. perlahan lahan ia melepaskan kaos yang ia kenakan dan melanjutkan “aktivitas” kami malam ini. tangannya membimbing tanganku ke arah payudaranya yang masih terbungkus bra berwarna hitam, walaupun tidak terlalu besar tapi ukurannya pas di tangan, terlihat bulat dan sangat kencang. aku pun menuruti apa maunya, aku remas dada mungilnya itu perlahan lahan dengan lembut. terdengar beberapa kali desahan kecil keluar dari mulutnya yang tak mau lepas dari mulutku, rasanya ia sudah berpengalaman dalam hal berciuman. “kak buka aja bra aku” pinta nya dengan nada lembut “serius buka?” “iya udah buka aja cepet” tak perlu pikir panjang aku melepaskan pengait bra yang iya kenakan itu. terpampang jelas dadanya dengan puting yang berwarna coklat muda di depan mataku, dada idaman yang selama ini dibayangkan oleh setiap pria yang menonton show teaternya. aku langsung menciumi dadanya dan menghisap puting kirinya secara perlahan sambil tangan kiri ku memainkan puting kanannya yang mungil itu. Jinan mulai meracau dan mendesah seperti kehilangan akal, terasa celana pendeknya basah sedikit di bagian selangkangannya. aku pun memangkunya dengan posisi woman on top dan meluruskan posisi selangkangannya dengan “senjata”ku. ia mendorong pinggulnya sehingga menghimpit kemaluanku dan melakukannya berulang kali dengan tempo yang cepat. “nan, kamu sange banget ya?” “iya rel, aku udah ga tahan, buka aja ya celana aku sama boxer kamu” ia tak lagi memanggilku kak, nafsu sudah menguasainya “kamu serius nan?” “iya akus serius, kamu bukain celana aku ya” aku pun langsung menurunkan celana ku terlebih dahulu dan aku langsung membuka celananya yang ternyata ia tidak mengenakan celana dalam, terlihat sedikit bulu bulu halus menghiasi vagina indahnya. langsung saja pinggangnya kutarik ke arah kepalaku dan langsung kujilati bibir vaginanya sambil kuremas pantatnya yang lumayan montok itu. sesekali aku memasukan lidahku ke dalam liang kenikmatannya itu dan kudengar Jinan mendesah keenakan sambil memegangi kepalaku. “ahhh terus rell, masukin lidah kamu terus, enak banget sshhhhmmmhhh” jinan memintaku terus melakukan hal itu.
setelah 5 menit aku puas menjilati vaginanya, aku membuka celana dalamku dan meminta jinan untuk “bermain” sedikit dengan penisku. “rell, gede juga punya kamu, kirain kecil” ledeknya “enak aja, bisa bikin kamu enak nih, haha” “yaudah mana sini” ia langsung menggenggam penisku yang berukuran cukup besar dan mengocoknya dengan tangan lembutnya itu. terasa sangat nikmat kocokan yang ia berikan, langsung saja kuarahkan kepalanya ke penisku dan ia langsung mengerti apa yang ku maksud. Jinan mengulum penisku dengan liar, sesekali melakukan deep throat dan menjilati kepala penisku sambal menatap kearahku dengan tatapan nakalnya. setelah 5 menit kami melakukan pemanasan jinan sudah tak sabar untuk memasukan rudalku ke arah lubang sucinya, sudah terasa becek setelah aku raba raba. ia langsung ke pangkuanku dan memegang penisku untuk mengarahkannya ke arah lubang yang sudah mulai dibasahi cairan dari dalam vaginanya. “ahhh sakit sayang” jinan mendesah kesakitan karena bagian kepala penisku sudah mulai memasuki vaginanya yang masih sangat sempit itu. “tahan sedikit ya jinan sayang, bentar lagi juga enak kok” jawabku aku membimbingnya untuk menurunkan pinggulnya agar seluruh penisku masuk ke dalam lubangnya, dan benar saja langsung masuk semua, jinan pun mendesah cukup kencang. terlihat raut wajah terhentak kesakitan namun penuh kenikmatan darinya, ia menggoyangkan pinggangnya perlahan lahan dan mulai terbiasa dengan penis didalamnya. 10 menit kami melakukan posisi woman on top, Jinan mempercepat goyangan pinggulnya dan terus mendesah. “ahh hmmmhh darrell sayang, aku mau keluar sshhhh” “yaudah keluarin aja nan hmmm” “aaaaahhhhhhhh” akhirnya ia mencapai orgasmenya yang pertama, terasa sangat hangat cairan vagina Jinan membasahi penisku yang masih berdiri tegak di dalamnya. kami pun mengganti posisi dengan Jinan berbaring dibawahku, dan langsung saja ku gesekkan kepala penisku di bibir vaginanya, ia pun mengerang keenakan. perlahan lahan kumasukkan penisku ke liang kenikmatannya sambil kumainkan payudaranya dan sesekali ku hisap putingnya yang sudah mengeras dari tadi. ku percepat genjotanku sehingga membuatnya semakin nafsu. “ahh darrell, enak banget sayang, teruusshhh hmmhhh” “iya jinan sayang” “hmmmhh aku sayang banget sama kamu sshhhh” aku terus menggenjot vaginanya yang sangat sempit itu. kurasakan vagina jinan menyedot penisku dengan sangat kuat. aku pun mencabut penisku keluar dan kurasakan orgasme hebat. “ahh jinan sayang” ku keluarkan spermaku di dada mungilnya dan sedikit terkena mulutnya. Spermaku yang berceceran di dadanya langsung ditempelkan ke jarinya dan memasukannya ke mulut. “nan, memek kamu enak banget sumpah” “iya rell, kamu juga jago mainnya sampe aku orgasme tadi” “enak kaan? ahahaha” “banget rell, aku nginep ya, pulangnya siang aja” “everything sayang” setelah permainan itu kami kecapekan dan langsung tidur tanpa busana berdua. pagi saat kami berdua bangun aku langsung menyalakan air hangat dan bersiap siap mandi. Jinan masih tertidur pulas di atas tempat tidurku. saat mandi aku terus memikirkan betapa nikmatnya kejadian semalam, tak terpikirr olehku kalau Jinan memiliki nafsu seliar itu. sewaktu aku asik mandi tiba tiba Jinan memanggil dari luar kamar mandiku” “darrell? kamu lagi mandi ya?” “iya nan, aku di dalem, kenapa?” “ooh gapapa kok aku cuma mau pipis” “bentar ya aku mandi dulu” “ah gausah nunggu udah aku cuma mau pipis” tiba tiba saja Jinan masuk ke kamar mandi dan dia masih dengan kondisi telanjang tanpa sehelai benang pun di tubuhnya. penisku kembali bersemangat setelah melihat tubuhnya itu. “rell titit kamu ngaceng lagi tuh hahaha” ledek Jinan “ya lagian kamu masuk masuk gak pake apa apa” “haha emang sengaja tau mau bikin kamu horny” Jinan menghampiriku yang sedang mandi dan langsung kupeluk dan kubasahi tubuhnya yang indah itu. kucium terus bibir kecilnya, kurasakan lidahku disedot olehnya. ia rupanya kembali bernafsu, tanpa komando ku pun ia langsung mengocok penisku dan memasukannya ke vaginanya tanpa ragu. sangat nikmat saat putingnya menyentuh dadaku. kuhisap putingnya yang sudah mengeras dan sesekali ku sedot kencang serta ku gigit kecil sambil aku menghajar lubang nikmatnya itu. “ahhh rell enak banget, terusin sayanghh hmmhhh kudengarkan racauannya dan semakin ku percepat gerakanku agar ia mencapai orgasmenya yang kedua, kuhentakkan pula penisku di dalam vaginanya dan ia pun mendesah kencang. aku merasakan salah satu kenikmatan yang tiada tara, mandi sambil berhubungan intim. “rell hhmmm” “kenapa jinan sayang?” “aku mau keluaarhh sshhh” “sama aku juga nan ahhh” “aaahhhh!” Jinan mencapai orgasmenya lebih dulu, kurasakan cairan itu menghangatkan penis ku kembali. Aku suruh ia untuk mengulum penisku agar aku mencapai orgasme ku. Dia menggerakkan kepalanya maju mundur terus menerus sambil mengocok penisku dengan tangannya. Tak lama kemudian akhirnya aku mengeluarkan spermaku di dalam mulutnya. “ahh enak banget seponganmu nan, keluar di dalem mulut kamu kan tuh” “hehe iya rell, udah aku telen dong” “haha enak banget sumpah, aku sayang kamu nan” “aku juga sayang kamu rell” Kami pun akhirnya mandi berdua tapi tidak melakukan sex lagi. Setelah mandi kami pun sempat cuddling di kasur sebelum aku mengantarkan Jinan pulang. Kami mengingat kejadian semalam begitu luar biasa, betapa nikmat tubuh Jinan semalam. tak lama setelah itu kuantarkan Jinan pulang kerumahnya dan ia memberiku ciuman sebelum ia masuk rumah. Mohon setelah baca isi polling yang tersedia, kalo banyak yg suka biar saya lanjut ceritanya, thanks suhu suhu!