(Mini Series) ISTRIKU MODEL DADAKAN
“Ayo lihat kesini”
“Seperti ini” Jawab Seorang wanita sedang berpose.
Wanita berusia 28 Tahun itu adalah istriku. Minggu siang dia mengajakku jalan – jalan kesebuah taman. Hari itu Ayu mengunakan sebuah dress berwarna ungu. Tingginya 170 dan berkulit putih. Dulu Ayu bekerja sebagai pramugari. Setelah kami menikah 4 Tahun lalu, Ayu memutuskan untuk berhenti bekerja dan fokus mengurus rumah.
“Bagus, iya seperti itu, senyum” Perintahku saat mengambil beberapa foto Istriku itu.
Namaku Adrian. Aku bekerja disebuah kantor periklanan. Meski aku hanya seorang karyawan yang mengurus model, tapi aku menguasai teknik Photografi. Istriku sering aku jadikan model dan ia pun senang ketika difoto olehku. Mesti itu hanya foto koleksi untuk kami berdua, terkadang Pak Okta, managerku, sering mengatakan Istriku cantik dan pantas untuk menjadi seorang model.
“Aku ingin melihatnya, apakah kamu sudah selesai sayang?” Tanya Istriku yang penasaran akan hasil fotonya.
Aku tersenyum melihat wajah senang istriku.
“Hasilnya bagus – bagus” Kataku.
“Karena kameranya juga bagus sayang” Ucap Istriku.
“Tidak sayang, ini karena modelnya cantik. Tubuhnya juga seksi” Terangku sambil menyaksikan kembali senyum manis Istriku yang sangat aku cintai itu.
#
Keesokan harinya..
“Hei Adrian, apa kamu sudah bertemu dengan fotografer baru kita?” Tanya Pak Okta ketika dia menemuiku di meja kerjaku.
“Jadi anda serius akan mempekerjakan si fotografer terkenal itu?” Ucapku sambil terkejut.
“Hahaha.. benar, mulai hari ini David Ellister akan jadi fotografer kita” Jelas Pak Okta dengan bangganya.
“Dia yang jadi fotografer untuk model pakaian wanita” Sambung Pak Okta.
“Wah.. sungguh luar biasa, aku akan lebih bersemangat” Kataku senang.
“Oh ya.. apakah kamu sudah mendapatkan model wanita dan mempersiapkan studionya?” Tanya Pak Okta.
“Baik Pak, hari ini akan saya selesaikan, aku akan menghubungi Mita” Jawabku.
Mita adalah model yang bekerja untuk kami. Selain foto biasa, Mita juga berani melakukan foto seksi dan bahkan sampai telanjang. Kebanyakan yang jadi model pakaian renang, pakaian dalam dan lingerie kami selalu Mita.
“Baik, pastikan semua ready hari ini, karena 2 hari lagi David sudah mulai bekerja untuk kita. Kamu tahukan jadwal dia sangat padat, jangan sampai kita membuang buang waktu dia” Terang Pak Okta.
“Siap Pak” Kataku dengan penuh semangat.
Hari itu aku akhirnya aku disibukan dengan penyiapan studio. Aku menyulap sebuah ruangan 6×6 menjadi sebuah studio yang sangat keren. Aku sendirilah yang menyusun tata letak properti yang akan digunakan untuk pemotretan 2 hari lagi itu. Aku ingin David Ellister terpukau dengan studio yang aku desain dan persiapkan itu. Dengan bangganya aku merapikan sprei tempat tidur yang akan dipakai dalam pemotretan oleh David dan modelnya.
Keesokan harinya aku menumui Pak Okta di ruangannya. Ada masalah penting yang harus aku sampaikan.
“Apa? Mita tidak bisa datang besok?”Tanya Pak Okta dengan marah.
“Iya Pak, saat ini dia sedang dirawat karena sakit” Jelasku.
“Kamu tahu, kita tidak bisa membuat David kecewa. Kamu pikir gampang membujuk David untuk mau bekerja dengan kita” Terang Pak Okta emosi.
“Satu hal lagi, kita bisa kehilangan job itu. Dan karena itu juga kita bisa tidak dipercaya lagi oleh klien – klien”Sambung Pak Okta.
Kami terdiam sejernak. Sudah tidak ada lagi stok model yang kami miliki. Sesi foto besok adalah pemotretan model pakaian tidur wanita dan lingerie. Untuk mendapatkan model baru yang mau melakukan foto seperti itu pun sangat susah.
#
Setelah makan malam aku terbiasa mengobrol dengan Istriku. Dia selalu setia dan antusias untuk mendengarkan semua yang aku ceritakan. Ayu dahulu adalah seorang gadis kampung. Aku mengenalnya saat dahulu aku magang pada seorang photografer pecinta alam. Saat kami beberapa hari mengarap project di kampung Ayu, disanalah aku jatuh cinta kepadanya. Dan beberapa bulan setelah itu, aku menikahinya. Walau agak berat, Ayu akhirnya aku boyong ke Kota.
“Wah Papa hebat bisa bekerja dengan David Ellister” Puji Istriku.
Aku tersenyum melihat Istriku itu merasa bangga. Seperti biasa, sebelum tidur, aku diwajibkan Istriku untuk bercerita. Sambil memelukku, dia sangat antusias mendengarkan ceritaku tentang David Ellister.
“Tapi dia kan spesialis foto telanjang Pap” Ungkap Istriku.
“Iya, David sangat bagus dalam mengambil gambar telanjang, semua model yang di fotonya, menjadi sensasional” Ujarku.
“Benar Pa, aku sempat melihat beberapa foto hasil karya David, sangat luar biasa, pasti modelnya senang sekali ya pa”
“Aku gugup sebenarnya” Kataku.
“Mama yakin Papa bisa, semangat” Ucap Istriku sambil mengelus penisku.
Malam itu kami bercinta. Seperti biasanya, kami memulainya dengan saling mencium bibir, hanya ciuman biasa. Setelah penisku yang berukuran 10 Cm berdiri maksimal, Istriku melepaskan celana dalamnya dan siap menerima sodokanku. Kami memang kuno dalam hal bercinta, tidak ada foreplay atau pemanasan. Tapi aku selalu puas setelah mengeluarkan isi Penisku di dalam vagina Istriku. Begitu juga Istriku, setelah aku ejakulasi, dia tersenyum dan kemudian memejamkan matanya untuk tidur. Kami melakukan persetubuhan 1 kali dalam seminggu, setiap malam jum’at saja.
#
Hari itu aku dibuat pusing karena belum mendapatkan model. Sementara itu Pak Okta terus menanyakan perihal siapa model yang akan jadi model David besok. Waktu semakin berjalan dan sore harinya akhirnya Pak Okta memanggilku ke ruangannya.
“Kamu tahu, pekerjaanmu dipertaruhkan, jika kamu gagal mendapatkan model untuk David besok, aku tidak bisa menjaminmu untuk terus bekerja diperusahaan ini” Bentak Pak Okta.
“Tapi saya sudah mengusahakannya Pak” Ujarku.
“Percuma semua itu jika kamu tidak bisa mendatangkan model untuk besok”Balas Pak Okta.
Aku hanya bisa berdiri mematung. Perasaanku sangat cemas. Jika aku kehilangan pekerjaan ini, aku akan sangat malu pada keluargaku dan terutama pada Istriku. Sebenarnya gaji yang aku dapat bekerja disini juga tidak besar, hanya cukup untuk biasa hidup dan sewa rumah. Tapi di jaman yang susah ini, aku memutuskan bertahan bekerja di perusahaan ini.
“Oh ya Adrian” Pak Okta membuyarkan lamunanku.
“Bukankah Istrimu itu bisa dijadikan model penganti”Sambung Pak Okta dan membuatku sangat terkejut.
“Dia seorang amatir, tidak bisa menjadi model” Tolakku.
“Sekarang apa yang akan kamu lakukan?, kamu tidak bisa mendapatkan model. Kamu pikir David akan mendengarkan alasanmu itu?” Terang Pak Okta.
“Bagaimana jika dia marah dan membatalkan kontrak kerja itu?. Ini muklat kesalahanmu. Apa kamu bisa membayar ganti rugi kompensasi kepada David?” Lanjut Pak Okta.
Aku semakin takut. Nilai kontrak kerjasama dengan David cukup mahal. Jika aku gagal, aku akan mengorbankan gajiku 1 tahun untuk menganti itu semua. “Oh apa yang harus aku lakukan?”. Sebenarnya Ayu adalah opsi yang tepat untuk menjadi model pengganti. Tapi aku takut nanti Ayu akan membuatku malu karena dia sangat amatir, apalagi yang menjadi photografernya adalah David, sang fotografer terkenal itu.
“Besok saya tidak mau tahu, harus ada model. Jika tidak, kamu harus siap menanggung resikonya” Terang Pak Okta.
Hari itu aku pulang ke kontrakan dengan lesu. Tekanan dari pekerjaan ini sangat menyiksa pikiranku. Sesampainya dirumah, Istriku yang manis menyambutku dengan senyuman hangat. Ayu adalah Istri yang sempurna. Dia mampu menjadi sosok penyemangat bagiku. Wanita lembut yang selalu dibalut pakaian sopan. Ayu sangat jarang keluar rumah, dia lebih suka menghabiskan waktunya untuk mengurus rumah dan segala keperluanku.
“Kok makannya sedikit Pa?” Tanya Ayu kepadaku saat makan malam.
“Sedang tidak nafsu makan Ma” Jawabku.
“Apa masakan Mama tidak enak?”Tanya Ayu kembali.
Terlihat raut wajah kecewa di muka Ayu. Dia merasa bersalah kepadaku. Tapi bukan karena masalah makanan yang membuatku tidak ada nafsu makan, melainkan masalah pekerjaanku. Aku pun dibuat semakin binggung, seandainya nanti aku meminta Ayu untuk membantuku menjadi model dadakan, hancur sudah karirku.
“Papa belum mendapatkan model untuk David” Kataku.
“Semoga besok Papa bisa mendapatkan model, ayo semangat Pa” Hibur Ayu.
“Besok siang pemotretan sudah dimulai, Papa tidak yakin Ma. Hanya keajaiban yang bisa menyelamatkan pekerjaan Papa” Terangku dengan sedih hati.
“Jika Papa tidak mendapatkan model untuk besok, apa Papa akan di pecat?”Tanya Istriku penasaran.
“Sepertinya begitu” Jawabku
“Mama tidak suka Papa putus asa begitu, pasti ada cara lain untuk jalan keluar” Ujar Ayu.
“Ada Ma, tapi sulit” Ucapku.
“Apa itu Pa?, walau sulit, tapi itu bisa menyelamatkan pekerjaan Papa” Tanya Ayu.
“Mama menjadi model penganti” Ungkapku.
“Hahhhhh”Kata Ayu terkejut.
Kami kemudian terdiam dan larut dalam pemikiran masing – masing.
“Ya udah Mama mau Pa” Tiba – tiba Ayu mengagetkanku.
“Apa Mama yakin?”Tanyaku.
“Demi menyelamatkan pekerjaan Papa, mama siap membantu. Mama tidak bisa membayangkan jika Papa berhenti bekerja, akan seperti apa nasib Mama dikota ini, Mama juga malu seandainya kita pulang kampung”Terang Istriku.
“Terima kasih Ma, Papa sayang sama Mama”Kataku yang kemudian mencium kening istriku itu.
“Tapi Mama masih amatir Pa, apa nanti David tidak kecewa?” Ujar Istriku.
“Nanti Mama ikuti saja arahan dari David, lakukan apa yang dia minta” Jelasku.
“Ok Pa Mama mengerti”
“Eh itu Pa, apa nanti Mama di foto telanjang juga Pa?, Mama malu Pa, soalnya tidak pernah telanjang di depan orang lain” Sambung Istriku.
“Tidak kok Ma, dalam konsep besok, Mama hanya difoto memakai pakaian tidur, Lingerie dan pakaian dalam”Jelasku.
“Mama takut aja sih badan Mama tidak bagus dan David kecewa”
“Ngak kok Ma, Mama pasti bisa” Hiburku. Aku takut jika Istriku sampai berubah pikiran, bisa benar – benar hancur karirku.
#
Keesokan harinya aku membawa Istriku ke kantor. Sepanjang perjalanan jatungku dag dig dug, takut istriku berubahan pikiran. Untunglah sesampainya di kantor, Istriku tetap pada pendiriannya.
“Wah ternyata anda cantik sekali nyonya” Sambut Pak Okta saat melihat istriku.
“Eh.. terima kasih Pak atas pujiannya” Kata istriku tersipu malu.
“Hari ini kita ada 2 sesi foto. 1 sesi foto pakaian tidur dan sesi foto pakaian dalam”Terang Pak Okta.
“Baik Pak, tolong saya di arahkan” Kata Istriku yang terlihat masih malu malu.
“Baik, silahkan ke kamar rias, disana ada yang akan mendandani anda, mari ikut saya” Ujar Pak Okta sambil membawa istriku pergi.
Di dalam studio sudah siap David dan asistennya. Aku dan Pak Okta juga berada di tempat itu. Tidak lama kemudian istriku datang. Meski masih malu malu dan gugup, melalui arahan David yang sangat profesional, akhirnya sesi foto pertama pun selesai. Setelah istirahat selama 30 menit, akhirnya sesi foto kedua di mulai.
“Degggggg”Aku terkejut melihat istriku masuk ke studio memakai kimono.
Sambil malu malu istriku pun berjalan ke arah sofa yang sudah disediakan di studio itu. Meski malu, wajah cantik istriku tidak bisa disembunyikan.
“Ternyata Ayu sangat cantik kalau memakai riasan di wajahnya, sunggug bodoh diriku selama ini melarang Ayu untuk berdandan” Ujarku dalam hati.
David kemudian memberitahu Ayu soal apa saja yang harus dia lakukan. Aku menjadi semakin deg degan memikirkan apa yang akan terjadi. Ayu akan di foto hanya mengunakan pakaian dalam saja. Mesti sebenarnya aku tidak rela, tapi ini harus, ini adalah penentu nasibku untuk bekerja disini. Ayu pun juga seperti itu, sesi foto dengan pakaian dalam ini, sebenarnya ia sempat menolak.
Dalam masa istirahat tadi, Ayu sempat memanggilku ke ruang ganti. Dia tidak menyangka kalau pakaian dalam yang akan dia kenakan nanti dalam sesi foto kedua, sangat minim dan seksi.
“Aku tidak bisa memakai ini Pa” Ujar Ayu sambil memegang sepasang bikini.
“Tidak apa apa sayang, Cuma untuk di foto saja kok”Kataku.
“Tapi lihat Pa, ini sangat minim, aku malu Pa”Ungkap Ayu.
“Benar juga sih, tapi ini harus sayang, ini menyangkut kelanjutan pekerjaan Papa, mohon bantu Papa sayang” Bujukku.
“Kok Papa egois sih, apa Papa mau tubuh istri Papa dilihat semua orang?”Kata Ayu. Kemudia terlihat matanya mulai sembab.
Aku jadi dilema. Disatu sisi aku ingin Ayu melanjutkan sesi foto kedua. Dengan begitu kelanjutan karirku disini bisa terselamatkan. Tapi disisi lain, aku tidak ikhlas jika tubuh istriku di lihat oleh orang orang.
“Sekali ini saja Ma, Papa mohon. Walau berat, Papa rela tubuh Mama dilihat orang orang, ini demi kelanjutan karir Papa Ma” Bujukku kembali.
“Baiklah kalau Papa rela jika tubuh istri Papa dilihat semua orang, aku akan lakukan, dasar egois” Kata Ayu tampak marah.
#
Ayu keluar dari kamar ganti. Dengan memakai jubah mandi, Ayu berjalan agak lambat ke arah sofa. Sepatu high yang Ayu pakai membuat sulit untuk berjalan. Itu baru pertama kalinya Ayu memakai sepatu high. Kemudia Ayu berjalan sambil menunduk untuk menutupi malunya.
“Lepaskan jubahnya” Perintah David.
Ayu melihat ke arahku. Tampak raut wajah cemas dan takut serta bimbang olehku. Aku semakin deg degan saat ini. Sebentar lagi tubuh Istriku tercinta aku dilihat oleh laki laki lain. Jatungku terus memompa seiring Ayu yang tertunduk itu, membuka kaitan jubah mandinya.
Aku kemudian menghela nafas panjang. Berbagai macam rasa aku alami saat ini. Ayu sudah berdiri dengan hanya menggunakan Bra serta celana dalam saja. Pak Okta, David dan assiten David terdiam sejernak melihat Ayu yang berdiri di depan mereka.
“Tubuh anda bagus sekali nyonya” Kata Pak Okta sambil menelan ludah.
“Eh..” Hanya kata kata itu yang keluar dari mulut Ayu setelah mendengar pujian dari Pak Okta.
Ayu masih sangat gugup, itu pertaman kalinya tubuhnya dilihat oleh laki laki selain suaminya. Dengan kedua tanganya Ayu berusah menutupi payudara dan selangkanganya, meski masih di tutupi pakaian dalam, tetap saja Ayu merasakan malu yang teramat sangat.
“Lepaskan tangannya” David kembali memerintah Ayu.
Dengan perlahan Ayu melepaskan kedua tangannya. Sungguh pemandangan yang indah. Tubuh putih langsing istriku sudah jadi tontonan indah bagi David, assiten David dan Pak Okta.
“melihat ke arah samping dan angkat pantatnya” David kembali memberikan arahan ke istriku.
Ayu mengikuti arahan David tersebut. Walau masih malu malu, Ayu mulai terbiasa dengan keadaan tersebut. Tapi tidak bagiku. Hatiku terasa terbakar, istriku berpose dengan seksi dan nakal.
“Bagus nyonya, keluarkan ekspresinya” Perintah David yang sudah memulai menjepret istriku.
Sambil sesekali menatapku, Ayu dengan santai berpose bak model dewasa. Bahkan sesekali Ayu mengangkangkan kaki jenjangnya itu. Aku saja menelan ludah menyaksikan Ayu, apalagi orang orang yang berada di studio ini, yang kebanyakan laki laki.
“Sekarang saya ingin membelakangi kami dan menungging di sofa itu” Pinta David dan sontak membuatku dan Ayu sangat terkejut.
Ayu terdiam, seolah dia tidak setuju dengan yang diminta David.
“Ayo cepat, aku masih ada jadwal lagi setelah ini” David kembali berbicara.
Dengan ragu ragu Ayu kemudian mengikuti kemauan David. Dia berjalan ke sofa itu, setelah melihat ke arahku, Ayu sambil memejamkan matanya, mulai menungging.
“Deggggg” Rasanya aku seperti tersengat listrik.
Bongkahan pantat indah istriku terpampang jelas. Mesti merasakan panas dihatiku, aku tidak bisa berbuat apapun untuk melarangnya. Aku mulai merasa sebagai pecundang. Gerakan gerakan erotis yang sedang istriku peragakan, menjatuhkan martabatku sebagai suami.
“Bagus.. bagus sekali nyonya” David terus memuji istriku.
“Lepaskan bra nya” Perintah David kembali.
Ayu melihat cemas ke arahku. Dia seolah minta pertolongan kepadaku.
“Eh maaf, itu tidak bisa” Kataku menyela David.
“Apa? Kamu siapa berani melarangku” Kata David membentakku.
“Sudahlah, kamu diam saja” Pak Okta kemudian menarikku untuk berdiri di belakang David.
Dengan pasrah Ayu pun mulai membuka pengait bra nya. Dia memejamkan matanya kembali. Aku merasakan kasihan kepada istriku, tapi aku tidak bisa menolongnya. Hatiku hancur melihat bra yang di pakai istriku itu sudah terlepas. Setelah bra itu di ambil assisten David, istriku membelakangi kami dan menutup payudaranya dengan kedua tangannya.
“Melihat kesini” Kembali David memerintah Ayu.
Ayu pun mulai membalikan wajahnya. Dengan kepala menunduk, Ayu memperlihatkan tubuhnya kepada David.
“Turunkan tanganmu, aku ingin melihat dulu” Perintah David ke Ayu.
“Sial” desahku dalam hati. Sebentar lagi payudara ranum istriku terlihat oleh mereka.
Dengan wajah yang bersemu merah, Ayu menurunkan tanganya. Akhirnya payudara yang selama ini hanya aku yang melihatnya, terpampang jelas di depan mata laki laki lain.
“Wah bagus sekali” Ucap Pak Okta sambil melotot.
“Bapak apa apaan” Tegurku karena kurang senang melihat Pak Okta memelototi payudara istriku.
“Hehe santai, jangan emosi”Ujar Pak Okta.
“Suara ribut kalian sangat menganggu sekali, saya susah berkonsentrasi” Teriak David marah.
“Oh maaf David, silahkan lanjutkan” Kata Pak Okta sambil berdiri dan pindah duduk ke samping asisten David.
Sialan Pak Okta, pandangan matanya tidak lepas dari payudara istriku. Bandot tua sialan, kenapa dia harus ada di studio ini, harusnya dia tidak disini dan bisa dengan gratis melihat tubuh indah istriku.
“Ok, sekarang duduk di sofa sambil melihat kesini” Kata David dan kembali mulai mengambil gambar istriku.
Istriku sudah menutup kembali payudaranya dengan satu tangannya. Dia terus mengikuti instruksi dari David. Berbagai macan pose dilakukan istriku. Aku jadi sedikit lega karena payudara istriku sudah tertutup kembali.
“Ya bagus.. itu bagus” David berkata sambil terus menjepret istriku.
Ayu yang tadi canggung, sekarang sudah bisa beradaptasi. Dia mulai melemparkan senyumannya ke arah kamera David.
“Itu alamai sekali, bagus sekali, terus”Kata kata yang keluar dari mulut David.
Sementara itu aku melihat ke arah Pak Okta. Bandot tua itu tetap saja tidak memalingkan pandangannya dari tubuh istriku. Sesekali dia mengelus selangkanganya. Aku marah melihat tingkah cabul bandot tua itu. Sepertinya dia tidak menghargai aku, suami model yang sedang ia tatap mesum itu.
“Duduk bersandar ke pinggir sofa, naikan satu kaki dan lepaskan tanganmu”Perintah David kembali ke istriku.
Ayu kembali menoleh ke arahku. Terlihat raut wajah keberatan di wajah cantiknya.
“Ayo.. jangan buang buang waktuku” David kembali berkata.
Perih, sungguh terasa perih menyaksikan pemandangan itu. Di sofa yang berada di depanku, seorang wanita tengah berpose nakal, buah dadanya yang mengoda imam para lelaki, terbebas dari tangan yang menyembunyikannya tadi. Semua lelaki yang berada diruangan ini pasti sangat senang melihat itu, tapi tidak denganku. Salah satu aurat orang yang sangat aku cintai, menjadi santapan orang lain.
“Bagus.. sangat alamai.. terus seperti itu ekspresinya” David berkata seenaknya.
Jika David mengetahui perasaanku saat ini, apakah dia akan menghentikan pose pose nakal dan mengoda istiku itu. Apakah David peduli akan perihnya rasa didadaku ini. Ayu terus semakin bersemangat dengan pujian pujian dari David. Dia tersenyum merasa senang dengan pose pose yang ia lakukan itu. “Sayang.. apakah kamu tahu bagaimana perih yang aku rasakan saat ini” Ucap batinku menangis.
“Ok, kita istirahat 30 menit sebelum sesi ketiga” Kata David menghentikan gerakan istriku.
Aku kemudian sibuk merapikan studio. David, assistennya dan Pak Okta pergi keluar meninggalkan studio. Sebelum masuk ke kamar ganti, istriku sempat berkata, bukankah Cuma ada dua sesi foto. Aku yang juga merasa heran hanya bisa membujuk serta meminta dia melanjutkan sesi berikutnya itu.
#
Beberapa menit sebelum sesi ketiga di mulai, Pak Okta dan David masuk ke ruang ganti. Aku hanya bisa mendengar sedikit obrolan dari luar, tidak begitu jelas apa yang David dan Pak Okta arahkan kepada istriku. Setelah itu David pun bersiap di posisinya. Istriku keluar dari ruang ganti, kembali memakai jubah mandi.
“Maaf terlambat” Terdengar suara laki laki memasuki studio.
“Hahhhh”Aku tercengang melihat siapa yang datang.
“Segera bersiap, sesi foto akan dimulai” Perintah Pak Okta ke lelaki berusia 25 Tahun itu.
Rendy Antonius nama lelaki muda itu dan aku tahu siapa dia. Dia adalah model dewasa. Bad boy sejati yang sering bergonta ganti pacar. Wajah tampannya membuat para wanita menyukainya. Sementara itu badan atletis Randy mampu membuat para wanita semakin terpesona.
“Sial” Ucapku dalam hati.
Aku tidak bisa berfikir jernih. Membayangkan istriku akan berpose dengan Randy membuatku terbakar cemburu. Jika dibandingkan dengan Randy, aku kalah jauh. Tapi aku yakin Ayu adalah istri yang setia, dia pasti bisa menjaga harkatnya sebagai istri. Rendy pun keluar dari ruang ganti dengan hanya memakai celana dalam ketat. Ayu yang sempat menoleh ke arah Randy, tampat sangat terkejut.
“Apa yang membuat Ayu terkejut?”Pikirku dalam hati.
Kemudian Rendy berkenakan dengan Ayu. Rendy terus menatap wajah gugup istriku.
“Lepaskan jubahnya” Perintah David.
“Baik” Jawab Ayu gugup.
Aku terkejut melihat Ayu memakai lingerie. Mesti tidak terlalu terbuka, tetap saja Lingerie itu tidak mampu menyembunyikan tubuh indah istriku.
“Dia model amatir dan tidak punya pengalaman, bantu dia” Kata Pak Okta ke Rendy.
Rendy kemudian berjalan mengelilingi Ayu. Dia memperhatikan semua bagian tubuh Ayu, dari depan maupun dari belakang.
“Kakak tidak punya pengalaman?” Tanya Rendy sambil menatap tajam ke tonjolan payudara istriku.
“Iya, mohon bantuannya” Jawab istriku malu malu.
Tadi Ayu sempat memberitahu Rendy umurnya saat berkenalan. Oleh karena itu Rendy yang notabene lebih muda dari istriku, memanggilnya Kakak. Kemudian David memulai sesi foto ketiga itu. Rendy tampak santai, sementara Ayu terlihat semakin gugup.
“Saling berhadapan” Instruksi David.
“Bagus.. buat senatural mungkin” Sambung David.
Kemudian David meminta mereka lebih mendekatkan tubuh. Ayu dengan grogi merapatkan tubuhnya ke Rendy.
“Saling memandang.. ya seperti itu”Ucap David.
Sesekali aku melihat Rendy berbisik ke istriku. Walau masih merasa canggung, istriku menuruti apa yang David dan Rendy minta. Disaat tangan Rendy mulai meraba bahu istriku, api cemburu menyala di dadaku.
“Bagus, letakan wajahmu di lehernya Rendy”Perintah David.
“Tegakan kepala anda nyonya” Pinta David ke istriku.
Disaat Rendy mulai mengecup leher putih istriku, api cemburu semakin berkobar. Ayu yang menerima perlakuan seperti itu dari Rendy hanya bisa diam, sambil terus menegakkan kepalanya untuk memberikan akses kepada Rendy.
“Teruskan, pegangan dagu wanita itu” Kembali David memberikan perintah.
Aku semakin tegang menyaksikan semua itu. Adegan itu romantis dan mendebarkan bagiku. Disaat api cemburu semakin menguasai tubuhuku, istriku semakin merapatkan tubuhnya ke Rendy. Bisikan bisikan Rendy membuat istriku sesekali menganggukan kepalanya.
“Tempelkan hidung kalian” Perintah David yang membuatku semakin gundah.
“Saling pegang pinggang masing – masing” Lanjut David.
Aku tidak percaya melihat adegan yang ada didepan mataku itu. Istriku terlihat sangat mesra memeluk pinggang Rendy. Sesekali Rendy kembali mengecup leher istriku, dan membuat istriku mengangkat kepalanya sambil menahan sesuatu.
“Itu sangat alami, teruskkan” Kata David yang terlihat senang.
Setelah mendengar bisikan dari Rendy, istriku semakin mendekatkan kepalanya ke Rendy, adegan seolah dimana orang akan berciuman.
“Bagus, jangan gugup.. ini luar biasa”Teriak David girang.
Istriku dan Rendy berdiri menyamping. Aku melihat tangan Rendy yang tertutup badan istriku mulai bergerak gerak. Sepertinya Rendy memberi elusan ke samping pantat istriku. Kemudian aku melihat wajah Ayu yang gusar seakan melarang kelakuan Rendy itu.
“Rasakan panas tubuhnya” Ucap David.
Rendy kemudian mencium rambut istriku. Ayu yang semakin gugup tidak bisa berbuat apa apa. Rendy mulai mencoba mengontrol istriku dengan bisikan bisikannya. Entah apa yang ia katakan, sehingga Ayu seperti terhipnotis oleh Rendy.
Rendy semakin intens mengelus paha istriku, dengan cumbuannya di leher istriku, membuat raut wajah istriku yang tadi gugup, berubah menjadi raut wajah menahan sesuatu. Aku semakin panas ketika mulai mendengar Ayu mengeluarkan desahan, meski pelan, tapi itu terdengar olehku.
Ayu kemudian memeluk Rendy semakin erat. Tubuh mereka saling merapat dan Rendy sudah pasti merasakan kekenyalan payudara istriku itu.
“Bagus.. teruskan.. itu alami sekali” Ucap David yang membuat hatiku semakin panas membara.
Ayu sepertinya mulai terbuai dengan perlakuan Rendy. Tangan Rendy tadi yang tadi ditahan Ayu agar tidak terus mengelus pahanya, dia lepaskan begitu saja. Tangan itu semakin bebas naik ke arah dada istriku. Walau tidak terlihat begitu jelas dari sisi aku berdiri.
“Ok ganti posisi”Perintah David.
Ayu kemudian duduk di sebuah kursi dan Rendy berdiri dibelakang Ayu. Sesuai arahan dari David, Rendy mulai mengelus bahu istriku. Ayu menatap Rendy yang semakin intens mengelus tubuhnya. Sesekali ia tersenyum kepada Rendy. Semakin lama David memerintahkan Ayu dan Rendy untuk semakin mesra. Rendy seperti mendapat kesempatan untuk menikmati wajah lugu Ayu. Ciuman Rendy pun akhirnya membuat Ayu pasrah.
Disaat Rendy mulai melingkarkan tanganya ke dada istriku, rasa cemburu berubah menjadi emosi. Aku tidak terima saat pemuda itu menyentuh payudara milik istriku itu.
“Tunggu.. kamu..sudah cukup srmua ini”Teriakku ke Rendy.
Disaat aku ingin mendekati istriku untuk melepaskan tangan Rendy yang melingkar di payudaranya, Pak Okta kemudian menahanku.
“Jangan ganggu mereka, mereka sedang berkonsentrasi untuk mendapatkan gambar yang bagus” Terang Pak Okta memarahiku.
“Silahkan lanjutkan” Perintah Pak Okta.
Dengan senang hati Rendy mulai melakukan remasan demi remasan di payudara istriku.
“Bagus.. ekspresinya alami sekali” Kata David menyemangati mereka.
Wajah Ayu pun mulai berubah. Elusan tangan Rendy pada payudara Ayu serta kecupan Rendy di leher Ayu, membuat wajah cantik istriku itu merona merah.
“Benar begitu.. gambar yang srmpurna” Ujar David setelah melihat ekspresi wajah Ayu yang mulai terbawa birahi.
Desahan kecil pun mulai terdengar dari Ayu. Sesekali Ayu memejamkan matanya sambil mengarahkan bibirnya ke bibir Rendy. Meski tidak bersentuhan, aku merasa jika Rendy mengecup bibir Ayu, istriku itu tidak akan menolak sama sekali. Ayu semakin lama semakin terbuai dengan Rendy. Dia sama sekali sudah tidak mempedulikan perasaan cemburuku.
“Ok selesai, terima kasih” Kata David menyudahi sesi menegangkan itu.
Kemudian Ayu dan Rendy masuk bersama ke ruang ganti. Ayu terlihat sedikit canggung setelah menoleh ke arahku. Bagai kerbau di tarik oleh pengembalanya, Ayu mengikuti Rendy. Aku yang kembali terbakar cemburu tidak bisa berbuat apa apa, Pak Okta memerintahkanku merapikan ruangan studio itu.
Satu jam sudah setelah si penata rias pergi keluar dari ruang ganti. Sosok Ayu pun belum menampakkan diri. Pak Okta seakan tidak memperdulikan kegelisahanku, dia terus saja mengobrol dengan David. Hatiku semakin gusar mengingat istriku sedang berdua saja dengan si bad boy Rendy di ruang ganti. Mengingat Ayu itu adalah istri yang baik dan lugu, aku sedikit tenang, dia tidak akan tergoda dengan rayuan Rendy.
“Ya, Ayu adalah istri yang setia, dia sangat mencintaiku”,Desahku dalam hati.
Akhirnya Ayu pun keluar, tidak lama setelah itu Rendy juga keluar. Setelah mereka saling bertatapan sebentar, istriku kemudian menunduk dengan wajah yang kembali memerah.
Aku dan Ayu kemudian mendekati Pak Okta yang sedang bersama David.
“Terima kasih, dari agensi mana?” Tanya David ke istriku.
“Dia tidak mempunyai agensi”Jawabku.
“Bagus kalau begitu. Untuk sesi foto berikutnya, aku akan memakai dia kembali sebagai modelnya”Ungkap David.
“Dia istriku”Kataku.
“Tidak masalah, pasti suatu hal yang membangakan bisa di foto oleh David, bukankah begitu nyonya” Kata Pak Okta pada istriku.
Ayu hanya tersenyum. Dia tidak bisa berkata apapun karena dia menghargaiku sebagai suaminya. Aku yakin Ayu akan setuju jika aku tidak mengizinkannya untuk jadi model David kembali. Kejadian saat sesi foto tadi sungguh membuatku kecewa. Adegan dan pose yang dilakukan istriku, semua diluar perkiraanku. Sudah cukup tubuh istriku di lihat dan dielus oleh laki laki lain.
“Baik David, aku akan mengaturnya” Pak Okta melanjutkan kalimatnya.
“Eh tapi Pak”Ucapku tidak setuju.
“Sudah biarkan saja, ini kan seni, istrimu saja tidak menolak, benarkan nyonya” Kata Pak Okta yang berusaha mempengaruhi istriku.
“Keputusan ada ditangan saya Pak, saya suaminya”Ujarku marah.
“Sudahlah, kamu saja tidak becus dalam mendapatkan model. Sementara itu David menyukai istrimu untuk jadi modelnya, bayarannya cukup besar loh nyonya” Terang Pak Okta.
“Bbbaik Pak, saya akan memikirkannya dulu”Tiba tiba istriku mengeluarkan kata katanya.
Aku tidak percaya Ayu bisa berucap seperti itu. Seharusnya dia mengikuti kemauanku, keinginan suaminya. Selama perjalanan pulang kami tidak berbicara sama sekali. Aku sibuk mengendarai motor, sementara Ayu larut dalam lamunannya.
Setelah selesai makan malam dan mandi, Ayu menyusulku ke kamar, kemudian diberbaring disampingku. Masih terbayang ekspresi wajah birahi Ayu tadi olehku. Nafsuku bangkit dan mengajak Ayu untuk bersetubuh.
“Aku capek Pa, badanku letih bekerja seharian” Tolak Ayu.
Aku pun kemudian tidur karena tidak bisa bercinta dengan istriku.
POV AYU
Setelah menolak disetubuhi oleh suamiku, pikiranku melayang ke kejadian tadi. Aku tidak menyangka bisa mendapatkan pengalaman yang mendebarkan sepeti itu. Setelah suara dengkuran terdengar dari mulut suamiku. Aku mulai merabai payudaraku. Birahiku muncul mengingat anak muda yang bernama Rendy itu mencubuku dengan panas di ruang ganti studio.
“mhmhhhhh”Desahku pelan sambil mulai mengelus vaginaku dari luar celana dalamku.
Bersambung…