Melihat Permainan Birahi ibu
Malam sekitar jam 10, aku yang sejak tadi terjaga mendengar pintu belakang dibuka. 5 menit tanpa ada suara. Aku keluar kamar dan tidak mendapati siapa-siapa di dapur. Waktu pintu belakang kubuka ternyata tidak terkunci.
Aku melihat keluar dan melihat nyala senter diantara pohon-pohon yang ada di kebun belakang rumahku. Aku tahu, Ibu dan Heri janjian di pondok tempat penyimpanan kapas untuk kasur yang salah satu bisnis ayahku.
Aku menunggu sampai nyala senter hilang dan aku keluar dari dapur menuju pondok itu. Kulihat Ibuku masuk ke pondok. Aku segera beranjak ke samping dan mencari lubang untuk mengintip ke dalam. Tak susah karena pondok ini memang dibuat seadanya.
Kudengar suara laki-laki didalam. Lalu sebuah lilin menyala menerangi ruangan itu. Kulihat Heri yang mengenakan jeans dan kaos.
Sementara Ibuku Cuma memakai daster yang bertali di pundak. “Halo sayang.” Kata Heri sambil duduk diatas kasur yang siap dijual bersandar pada kasur yang ditumpuk dibelakanganya. Ibuku ikut naik ke kasur dan duduk di sampingnya.
“Rindu sama ini?” lanjut Heri sambil mengelus penisnya. Ibuku tersenyum sambil merebahkan kepalanya di dada Heri yang langsung memeluk dan mengelus rambut ibuku. Tanpa banyak bicara Ibuku langsung mengelus penis Heri. Heri membiarkan ibuku membuka resliting celananya.
“Sebentar.” Kata Heri sambil mengambil sebuah buku dari samping kasur. “Ini buku gaya-gaya kamasutra, nanti kita praktekkan.” Katanya sambil membuka halaman pertama. Ibuku ikut melihat sambil telungkup di kasur. Lama mereka membuka-buka buku sambil bercakap-cakap. Heri lalu berlutut dan pindah kebelakang ibuku yang telungkup.
Kakinya dikangkangkan diantara tubuh Ibuku dan memijat punggungnya pelan. Lalu tangannya naik dan membuka ikatan daster Ibuku yang ternyata sudah tidak pakai BH. Heri terus memijat punggu dan turun ke pantat sekaligus membuka baju Ibuku yang juga ternayata sudah tidak pakai CD, bokongnya diremas-remas Heri pelan, bergerak kearah perut untuk menarik Baju.
Ibuku menaikkan sedikit badannya untuk mempermudah melepas baju. Heri langsung menarik daster Ibuku lepas. Sambil berlutut Heri membuka baju kaosnya. Lalu dia rebah di punggung Ibuku, dadanya yang bidang digesek-gesekkan di punggung Ibuku, pantatnya nungging.
Lidahnya menjilati leher belakang Ibuku dan punggungnya. Ibuku menaikkan badannya sedikit keatas sehingga Heri leluasa meremas payudara ibuku yang menggantung.
Ibuku melenguh pelan. “Sayangg..mhhmmi..oohh” Heri menggigit punggung Ibuku yang membuatnya menggelinjang pelan.
Lalu Heri kembali berlutut dan membuka resliting celana jeasnya. Penisnya yang terbalut CD lalu digesek-gesekkan di pantat Ibuku yang kembali telungkup. Lalu Heri menurunkan sedikit CDnya hingga penisnya muncul keluar. Coklat kehitaman.
Tangannya menumpu pada kasur dengan tubuh telungkup membuat penisnya menempel di bokong Ibuku. Lalu penisnya digesek-gesekkan pelan di bokong Ibuku, kepala penisnya mengayun-ayun di tubuh Ibuku.
Heri merangkak naik dengan penis tetap digesekkan ditubuh ibuku yang telungkup, naik ke punggung lalu di leher penisnya digeser ke arah mulut ibuku yang sedikit mendongak. Ibuku langsung berbalik dan meraih penis Heri yang menggantung tepat diatas mukanya. Pelan Ibuku mulai menjulurkan lidahnya ke penis Heri.
Heri memainkan penisnya di mulut Ibuku yang membasahi penis Heri dengan air liurnya. Lalu Heri memasukkan penisnya ke mulut Ibuku dan mulai mengocoknya pelan. Pantatnya digoyang-goyangkan pelan. Kulihat penis Heri keluar masuk mulut Ibuku. Tangan Ibuku mencoba membuka celana jeans yang masih membalut kaki Heri, tapi ia kesusahan karena posisi Heri yang mengangkangi badannya. Heri mengerti dan melepaskan penisnya dari mulut Ibuku.
Ia beranjak ke samping Ibuku berdiri dan membiarkan Ibuku melucuti celannya. Ibuku pelan menarik celana jeans Akbra ke bawah membiarkan CDnya tinggal dan membalut penis Heri yang kepalanya sudah menonjol keluar dari CD. Lalu Ibuku menciumi paha dalam Heri yang masih berdiri mengarah ke atas ke selangkangan bagian dalam. Heri mengangkangkan kakinya hingga Ibuku leluasa bergerak dibawahnya.
Sedikit Ibuku menggigit buah peler Heri yang masih terbalut CD, lalu Ibuku sedikit menarik CD hingga buah peler Heri keluar. Ibuku menjilatinya pelan. Kulihat Heri melenguh pelan sambil memejamkan matanya menikmati jilatan Ibuku.
Tangannya meremas rambut Ibuku. Tanpa sadar tanganku sendiri sudah bergerilya di sekitar selangkangan. Aku Cuma memakai celana pendek hingga penisku yang sudah tegang terasa menempel di dinding pondok.
Aku memelorotkan celananku sampai lutut dan membiarkan penisku menikmati udara luar sambil tanganku meremasnya pelan. Didalam kulihat Ibuku menarik penis Heri keluar dari CD dan menjilatinya pelan. Lalu memelorotkan CD Heri hingag ia berdiri bugil. Dengan ganas ibuku menjilati dan menghisap penis Heri. Ia menggelinjang dan melenguh, badannya menggeliat pelan menikmati sensasi isapan Ibuku.
Penis Heri masuk perlahan di mulut Ibuku yang langsung menguncinya dan Ibuku menggerakkan kepalanya pelan mengocok penis Heri.
Heri membalas dengan menggoyangkan pantatnya maju mundur. Tangannya memegangi pundak Ibuku. “SSHhh..n ahh.. ohhmm..” Ibuku semakin mempercepat kocokannya dan Heri mengimbangi juga. Kulihat tubuhnya menegang, tangannya mencengkeram bahu Ibuku dan tubuhnya sedikit menunduk.
“Ohh..” Goyangan pantat Heri berhenti begitu juga kocokan mulut Ibuku. Penis Heri lepas dan sperma langsung muncrat ke sekitar leher Ibuku. Heri terbaring di kasur, Ibuku mengambil tissue yang ternyata sudah tersedia disana juga sebotol air mineral. Ia melap sperma yang tumpah di lehernya dan memberikan air kepada Heri sekaligus membersihkan penis Heri yang layu penuh dengan sperma.
Mereka bedua masih telanjang dan berbaring bersebelahan. Kontolku yang sejak tadi tegang perlahan-lahan juga mengendur melihat aktivitas mereka yang masih ngobrol.
Aku melihat jam tanganku. Pukul 10.30. aku memutuskan pulang sebentar untuk mengambil kameraku yang memang sengaja kusiapkan untuk mengabHerin gambar mereka. Begitu kembali dari rumah kudengar didalam pondok suara erangan dan lenguhan juga derit papan.
Aku buru-buru mengintip kedalam dan melihat Heri sedang ngentotin Ibuku. Aku buru-buru memasang tripod kamera dan mencari lubang yang lebih besar. Aku dapat lubang sebesar cangkir dan kameraku langsung mengarah ke dalam. Kulihat Ibuku tidur telentang dengan pantatnya ditumpu bantal, kakinya dipunggung Heri yang berlutut dihadapan Ibuku.
Penisnya menancap di vagina Ibuku dan mengocoknya dengan ganas. Langsung aku menjepret adegan itu. Sesekali Heri menciumi Bibir Ibuku dan menjilati payudaranya, tangan Heri menumpu pada kasur, pantatnya terus mengenjot penisnya di vagina Ibuku yang menggelinjang dan mengerang-erang.
Ibuku lalu merangkul bahu Heri. Heri menyesuaikan posisi dengan menjulurkan kakinya hinggak posisi mereka berganti, Heri dibawah dan Ibuku diatas. Penis Heri terlihat maksimal penetrasinya hingga bulu jembut mereka bersatu. Lagi-lagi aku mengabHerin posisi mereka. Ibuku langsung mengenjot vaginanya di penis Heri. Heri merebahkan Tubuhnya dan Ibuku dengan leluasa mengatur gerakan diatas.
Tangan Heri meraih payudara Ibuku dan mengelusnya pelan. Sesekali putingnya dicubit membuat Ibuku menggelinjang sambil terus mengenjot. Kulihat genjotan Ibuku semakin kencang sekaligus erangannya semkin keras. “MHhhmm.. oohh..” Lalu genjotannya semakin pelan.
“Sayang..sayang..sayang..” igau ibuku yang tubuhnya lalu terbaring di atas tubuh Heri.
Heri mengelus punggu Ibuku dan pelan membalikkan Tubuh Ibuku lalu melepaskan penisnya yang basah oleh tumpahan air lendir vagina Ibuku. Heri lalu menciumi payudara Ibuku yang masih terbaring lelah, lalu perlahan Heri bangkit dan melap penisnya dengan Tissue, lalu berpakaian.