Kurikulum Seks Dalam Keluarga (Incest-Fiksi)
Padahal selama 3 tahun berpacaran aku tidak pernah meminta “jatah” hal yang berhubungan dengan seksual. Paling jauh aku hanya kissing dengannya di momen tertentu. Sisanya, aku ingin menjaga kehormatannya sampai menikah. Justru ternyata hal tersebut yang membuat dia ML dengan laki2 lain. Ternyata dia sudah lama penasaran dengan kegiatan seksual. Hanya karena aku dipandang laki2 yang alim, dia tak pernah mengatakannya padaku. Dia memutuskan untuk memuaskan hasratnya dengan yang lain.
Bahkan hari itu dia kuantar ke hotel tersebut, karena memang dia akan menginap untuk meeting kantor di esok paginya. Dan keteledorannya sendiri yang membuat semua terungkap. Saat turun dari mobil, dia malah membawa hp milikku sedangkan hp miliknya tertinggal. Awalnya aku tidak mengira jg kalo hp kami tertukar. Sampai aku terdasar 15 menit kemudian ketika aku membuka hp. lalu ternyata notif chat nya adalah, “Sayang, aku lupa bawa kondom, nitip ya”.
Seketika hatiku hancur, aku langsung menuju hotel sambil menelpon hp ku. Namun tak ada jawaban. Sesampainya di hotel, Aku juga meminta nomor kamarnya ke resepsionis, namun resepsionis menolak karena privasi lalu menyuruhku menelpon melalui hp saja. Sampai akhirnya dia turun ke lobi dan dengan wajah ketakutan menemuiku. Dia jujur menjelaskan semua dan meminta maaf, namun aku putuskan semua berakhir di situ.
Namun, aku sebenarnya tidak sealim yang dia atau teman2ku kira. Selama ini aku tak pernah ML dengan dia ataupun mantan2 ku sebelumnya adalah karena suatu hal. Aku memuaskan birahiku dengan satu wanita, seorang pramugari, yang membuatku nyaman dan cukup. Sehingga aku merasa tak perlu ML dengan wanita lain baik itu pacar maupun yang lain. Namun sebentar lagi kami tidak akan bisa saling memadu birahi lagi karena aku sedang memegang undangan pernikahannya dengan pujaan hatinya. Mereka akan menikah minggu ini. Aku pun sedikit kasihan kepada calon suaminya karena aku lah yang merenggut keperawanannya. Entah apakah calon suaminya bisa terima atau tidak. Calon suaminya juga sangat alim, sehingga bisa kupastikan mereka tak pernah ML sebelum menikah. Kulihat undangan tersebut, tertulis namanya “Intan dan Chandra”.
Intan namanya, wanita yang memberiku kenikmatan selama ini. Intan pun merasa sangat puas dan nikmat ML denganku. Bahkan terakhir kali kami bercinta di malam sebelum dia dilamar oleh Chandra. Bagi kami masih sulit untuk saling melepaskan. Kami sudah melakukan nya selama 10 tahun ini. Tak terhitung ratusan kali kami bersetubuh sudah seperti suami istri.
Ya selama itu, 10 tahun.
Karena sebenarnya Intan adalah adik kandungku. Berusia 2 tahun lebih muda dariku.
Kami kakak beradik yang ternyata saling tau bagaimana memuaskan satu sama lain. Foto pre-weddingnya membuat pikiranku sejenak melayang ke 10 tahun lalu.
Saat itu aku berusia 18 tahun, sedang menyelesaikan ujian nasional dan menunggu seleksi masuk universitas. Setelah UN sampai dengan hari pertama masuk kampus, aku libur cukup lama, sekitar 3 bulan. Aku mengisi waktuku dengan bimbel khusus seleksi universitas di pagi hari, jika tidak biasanya aku hanya tidur di rumah sampai siang hari. Yang pasti tiap sore aku selalu pergi ke rumah temanku untuk bermain Playstation 4, yang baru beberapa bulan rilis dan sedang booming. Sementara orang tuaku belum bisa membelikanku PS4. Aku biasanya main di rumah temanku sampai jam 7 malam. Kadang sampai jam 9 jika weekend.
Intan yang saat itu kelas 1 SMA, biasanya sampai rumah di jam 4–6, tergantung kegiatannya. Suatu hari aku sedang bermain PS4 di rumah temanku, namun ternyata om dan tante nya dari luar kota akan datang dan temanku diminta orang tuanya untuk menemani supir menjemput di bandara. Orang tua nya yang sudah sangat dekat denganku menawarkan aku ikut menemani juga. Namun aku bilang tidak usah, aku memutuskan untuk pulang saja. Keputusanku hari itu tak kusangka menjadi salah satu yang terbaik dalam hidupku.
Aku lanjut pulang ke rumahku menaiki sepeda. Sekitar jam 4 lewat 10 aku tiba di rumah. Sepertinya Intan sudah tiba dari sekolah. Kami memiliki kamar tidur masing2 yang pintunya berhadapan, dengan kamar mandi diantara kedua kamar tersebut. Intan sedang mandi saat aku tiba, lalu aku iseng masuk ke kamarnya, dan melihat hpnya yang belum di-lock, sepertinya dia baru saja masuk kamar mandi sehingga hp nya belum sempet autolock dan dia mengira aku belum akan pulang jadi dia tidak mengunci layarnya, hanya menggeletakannya saja.
Entah setan apa yang membuatku penasaran untuk melihat isinya. Saat itu aku melihat layarnya sedang membuka aplikasi WA, yang saat itu mulai marak digunakan. Intan mendapat hadiah android pertama nya dari orang tua kami saat dia masuk SMA. Aku melihat di WA nya ada chat dari Budi, pacarnya. Aku melihat beberapa percakapan mereka, namun saat baru saja aku scroll ke atas, Budi sudah mengirimkan chat baru
“Yank, besok aku ke rumahmu ya, kosong kan? sambil nonton itu di laptopku”
Wah mau apa ini pikirku, pacarnya mau dateng tapi mastiin rumah kosong segala, lalu mau nonton apa mereka?
Lalu ada chat susulan dari Budi.
“Pengen nenen lagi, tapi yang lama ”
“Wah sialan” umpatku dalam hati, Intan adikku mau diajak mesum sama cowonya. Atau bahkan sebelum nya sudah sering nenennya Intan diisep sama Budi, karena Budi bilang “lagi”. Atau jangan2 Intan sudah tidak perawan dientot oleh Budi?
Aku sudah mau marah saat itu tapi entah kenapa penisku juga berdiri seketika. Aku menyadari bahwa tubuh Intan memang membuat laki2 mana saja birahi, terlebih pacar sendiri. Aku jadi penasaran sejauh apa hubungan mereka, lalu aku screenshot beberapa chat mereka, aku kirim ke nomor WA-ku, lalu kuhapus screenshot dan semua chat ke nomor ku tadi. Intan tidak akan sadar, karena kami juga jarang ngobrol di WA.
Kemudian aku kembali ke kamarku, sambil sekilas kulihat Bra dan CD milik Intan tergeletak di lantai kamarnya. Aku baru menyadari Intan sudah beranjak dewasa, tahun depan dia berusia 17 tahun. Memang payudaranya sudah mulai ranum menggoda lawan jenis.
Aku kembali ke kamarku melanjutkan membaca screenshot chat mereka.
Tiba2 Intan keluar dari kamar mandi. Melihat kamarku sudah terbuka.
I : “Loh, udah pulang A’ Agung?”
A : “Iya Tan, tadi temenku mau pergi jadi aku pulang deh”
I : “Lagian mau sbmptn main mulu dah A’”
A : “Ya gapapa kan paginya dah bimbel, refreshing dikit”
I : “Yowis yang penting mah bisa ngerjain nanti”
A : “Gampang lah itu”
Kemudian Intan masuk ke kamarnya. Selang beberapa detik Intan ke kamarku dengan hanya berbalut handuk.
I : “Oh ya kak, besok pergi?”
A : “Ya, biasa lah bimbel”
I : “Pulang jam berapa?”
Sepertinya Intan sudah membaca chat Budi dan ingin memastikan bahwa aku tidak di rumah. Aku berpikir untuk membiarkan saja Intan yakin untuk menerima Budi di rumah.
A : “Malem sih kayaknya kalo besok, tapi yang pasti sebelum Ayah Ibu pulang.”
I : “Ayah ibu paling jam 9 ya nyampe, sekitar jam segitu juga?”
A : “Gak sih, jam 8 Aa usahain dah pulang, kenapa emang kamu mau pergi?”
I : “Hmmm iya kayaknya A’”
A : “Yaudah yang penting bawa kunci masing2 aja”
I : “Oke deh A”
Intan kembali ke kamarnya.
Sepertinya Intan akan memberitahu Budi bahwa mereka bisa mesum di rumah. Aku jaid berimajinasi apa yang akan dilakukan Budi dan Intan besok. Apakah mereka sudah pernah bersenggama? Yang jelas karena Budi minta nenen lagi, kemungkinan besar mereka sudah pernah saling bugil dan melihat kemaluan satu sama lain. Toket nya Intan hampir pasti sudah digrepe, diremes, diemut sama Budi. Kalau pun mereka belum pernah sampai ngewe, aku curiga besok ini mereka berencana untuk ngewe. Aku ajakan Budi untuk menonton yang dimaksud adalah menonton film bokep. Bisa saja mereka melakukan apa yang mereka tonton. Pikiranku semakin berkecamuk sehingga aku mulai membaca screenshot chat mereka yang sudah kukirim ke nomorku.
Aku menemukan beberapa chat yang membuatku merinding cemas menelan ludah. Aku membaca nya dari chat terlama yang sempat ku screenshot.
1 bulan lalu
B : “makasih tadi ”
I : “Makasih juga ayy, enak yaa?”
B : “Enaaak bangeeet ayank. Gak nyangka nenenmu segede itu . Enak gak diremes tadi?”
I : “Iya aaayy enak, masa sih gede”
B : “Sering2 boleh ya aaayy”
I : “Ih dia nagih wkwk”
Ternyata bulan lalu Budi udah mulai grepe2 nenennya Intan. Cuma aku gak tau di mana mereka melakukannya. Mungkin di sekolah, mungkin di rumah Budi, mungkin di bioskop, atau mereka ternyata sudah sering curi2 kesempatan di rumah kami.
2 minggu lalu
B : “ayaankk besok jadi?”
I : “yankk liat besok gapapa ya, masih belum pasti”
B : “pengen kelonan”
I : “iya ayankuuu cintaku, aku pengen juga ” “mudah2an ya ayah ibu sama a’ agung jadi pada pergi”
Memang 2 minggu lalu ada jadwal ayah dan ibu pergi keluar kota selama weekend. Pergi dari sabtu pagi, pulang minggu malam. Lalu aku juga dibujuk Intan untuk ke rumah nenek kami, Intan juga menitipkan nasi goreng buatan dia. Entah kenapa saat itu Intan sangat membujukku untuk menjenguk nenek. Intan juga berpesan kalau aku capek nginep aja. Dan memang akhirnya malam minggu itu aku menginap di rumah nenek. Artinya saat itu Budi datang ke rumah dan mungkin saja menginap dan mereka ngewe malam itu.
Chat di hari minggu malamnya.
B : “semalem kamu enak yankk?
I : “enak yankk, kamu juga enak?”
B : “Iya yank, enak parah”
I : “iya Kamu keluar banyak banget”
Waduh, ini sudah mulai ngomongin “keluar” crot nya si Budi. Entah mereka crot di mana saat itu, aku was2 juga kalo sampai mereka nekat crot di dalam tanpa kondom.
B : “abis enak kocokanmu”
Untunglah, sepertinya cuma sampai HJ saja.
I : “sampe jam berapa kamu kemarin?”
B : “Aman jam 8 udah sampe rumah”
Ternyata Budi tidak menginap malam itu, mereka hanya melakukannya di sabtu sore, beberapa jam setelah aku berangkat ke rumah nenek
B : “Tapi serius kamu enak? aku belum berani masuk”
I : iya yank, cuddle jg udah enak buat aku, bikin kamu enak aku jg enak”
Ternyata mereka emang belum berani ngewe, hanya cuddle, grepe2, kissing, dan HJ.
Aku pun beranjak dari kasurku, mengetuk kamar Intan. Kubuka pintunya sedikit dan kukatakan
A : “Tan, besok aa gak jadi pergi kayaknya, kamu kalo mau pergi, pergi aja.”
I : “Owhh, oke kak”
Dia langsung kembali melihat layar hape nya, terlihat raut wajahnya menjadi kecewa.
Namun aku sudah punya rencana, besok setelah bimbel aku akan langsung pualng ke rumah. Setelah pulang Aku akan chat Intan bahwa aku jadi pergi sampai malam. Aku ingin melihat apakah Intan tetap mengajak Budi datang. Aku harap begitu, karena aku penasaran yang akan mereka lakukan besok. Aku akan tetap di rumah bersembunyi untuk memantau mereka.
Malamnya aku benar2 horny membayangkan mereka ngewe. Intan dan Budi sama2 anggota ekskul voli di sekolah, tentu rajin latihan sehingga fisik mereka kuat. Aku membayangkan mereka ngewe dengan kuat dan tahan lama. Aku pun juga baru kali ini merasakan sange yang begitu memuncak, lebih dari fantasy yang ada selama ini. Aku onani membayangkan memergoki mereka ngewe kemudian aku yang lanjut menggenjot Intan. Ah, nikmat membayangkannya.