Kisahku dan Mamaku

Perkenalkan namaku adalah Haykal aku berusia 20 tahun dan sedang berkuliah di salah satu universitas swasta di Jabodetabek, aku adalah siswa perantau dari luar pulau. Di daerah asalku bisa dibilang aku berasal dari keluarga yang berkecukupan makanya aku bisa dikuliahkan di luar pulau, papaku(40) adalah seorang pemilik perkebunan yang bisa dibilang cukup sukses sedangkan mamaku(38) adalah seorang ibu rumah tangga, di keluarga ini aku adalah anak tunggal sehingga aku cukup dimanja oleh mamaku dan agak sedikit tidak dipercaya dapat merantau sendirian.

Pada saat semester 1 kuliahku sudah mau selesai mamaku berkunjung ke kota perantauanku dengan maksud menjemputku untuk pulang liburan semester, sebagai gambaran tinggi badan mamaku adalah 160cm dengan dada yang cukup besar mungkin D-cup, untuk wanita seumurannya mamaku bisa dibilang masih sangat menarik ditambah dengan wajahnya yang masih cantik dan cukup kencang.

Di kota perantauanku aku dibekali 1 mobil dan disewakan rumah kontrakan di dalam komplek dengan harapan agar aman dijaga security komplek saat aku pergi berkuliah. Pada saat itu mamaku tiba di bandara soetta hari Jumat sore, sengaja agar bisa kujemput setelah selesai ujian terakhirku di semester itu. Mamaku datang dengan menenteng 1 koper kecil dengan mengenakan dress terusan sepanjang mata kaki dipadankan dengan cardigan, aku yang biasa melihat mamaku mengenakan daster sedikit kaget melihat mamaku berpakaian seperti itu. Ketika kutanya mama menjawab biar terlihat seperti orang kota dan ga keliatan kampungan, kami pun bergegas kembali ke kontrakanku tetapi sebelumnya kami mampir dulu untuk makan.

Sembari makan aku dan mama pun bercakap-cakap.
Mama: Kal, gimana ujianmu? Lancar-lancar aja kan?
Aku: lancar kok ma, aman
Mama: kapan nilainya keluar?
Aku: nanti sebelum semester 2 mulai ma, mama gimana tadi perjalanannya? Papa gak papa ditinggal sendirian?
Mama: gak papa, toh cuman di kebun aja seharian. Makan udah mama ungkepin ayam sama ikan tinggal goreng, kita kan juga ga lama di sini
Aku: sebelum balik kampung mama mau mampir ke mana dulu?
Mama: mama mau cari-cari baju buat titipan ibu-ibu di kampung, cari di mana ya?
Aku: ohh ke tanah abang aja atau ga ke thamcit
Mama: yaudah terserah aja kamu yang tau

Selesai makan aku dan mama kembali ke kontrakan dan tidur di kamar terpisah. Keesokannya setelah aku terbangun aku melihat mamaku di dapur sedang memasak mengenakan daster butung yang sedikit menerawang terkena matahari dan terlihat dalamannya yang serba hitam, sebelumnya aku tidak pernah ada kepikiran aneh-aneh terhadap mamaku. Mungkin setelah terekspos dengan ibu kota yang isinya banyak cewek yang pakai pakaian terbuka mulai sedikit muncul pikiran jorok melihat ibuku yang memang masih cantik dan seksi.

Kami pun sarapan seperti normal dan mamaku pamit duluan karena ingin mandi dulu sebelum pergi, selesai mandi mama keluar hanya mengenakan handuk. Terlihat jelas paha dan dadanya yang masih mulus dan putih.

Aku: ih, mama kok cuman handukan sih keluarnya
Mama: ya orang cuman ada kamu doang juga, udah cepet sana siap-siap biar berangkat

Selepas aku bersiap-siap mamaku juga sudah siap berangkat, dengan celana kulot dan blouse yang agak sedikit terbuka di area kerahnya. Karena aku cukup tinggi sesekali aku mencuri lirik dan bisa melihat pangkal dada mamaku. Sepanjang belanja aku masih mencuri-curi pandang melihat area blouse mamaku yang terbuka, akhirnya kami pun pulang setelah berbelanja seharian.

Saat di rumah lagi-lagi mamaku mengenakan daster buntung yang sama dan aku agak sedikit konak.

Aku: ma, aku tidur sama mama ya. Udah lama ga sama mama
Mama: kangen ya sama mama, kamu sih udah ngerantau lama tapi kalau mama telfon atau WA cuek aja
Aku: aku kan sibuk kuliah, makanya mumpung akhirnya ketemu aku pengen sekamar lagi biar kayak dulu kecil
Mama: yaudah, nanti mama aja yang ke kamar kamu, kasur di kamar tamu kan kecil ga muat

Malam itu akhirnya mama tidur bareng sama aku dengan posisi menghadap kiri membelakangi aku, aku yang lumayan konak awalnya hanya nyium nyiumin rambut mama, lama-lama aku mulai memberanikan diri untuk meluk mama dan memposisikan tanganku di perutnya. Melihat mama yang tidak merespon dan sepertinya sudah tertidur pulas mulai merapatkan diri dan memposisikan kontolku pas di pantatnya. Awalnya aku mau coba menggesek-gesekkan kontolku tetapi ketika gerakan pertama terdengar erangan dari mamaku seperti mau terbangun, aku pun mengurungkan niatku dan tidur saja masih dengan posisi yang sama.

Pagi hari aku terbangun karena tanganku dicubit sama mamaku

Mama: manja banget sih, dulu aja pas masih di kampung sok cuek, sekarang udah gede malah jadi manja gini
Aku: ya ga salahkan anak manja sama mamanya, lagian dulu kan ketemu terus jadi ga pengen sekarang udah ga ketemu lama makanya kangen
Mama: yauda deh ntar mama sering-sering dateng ke sini biar lepas kangen
Aku: okee ma aman, ntar aku anter jemput mau ke mana aja
Mama: udah ah, mama mau masak sama packing-packing pesawat kita besok pagi loh, kamu jangan lupa beberes gausah bawa banyak toh baju kamu masih banyak di rumah
Aku: siap ma

Tiba juga hari kepulanganku ke kampung halamanku, sampai kepulang ini aku masih menerka-nerka perasaan apa yang baru muncul ini pada mamaku.

 

-PART 1-

Di kampung tidak banyak hal yang bisa kulakukan selain sekali-sekali melihat papaku bekerja di kebunnya, teman-teman lamaku juga banyak yang langsung bekerja selepas SMA bahkan beberapa sudah menikah muda sehingga hampir tidak punya waktu untuk nongkrong-nongkrong lagi. Akhirnya hari-hariku banyak kupakai untuk menemani mamaku di rumah, sekedar menemaninya ngobrol saat masak atau berberes rumah dan sekali-sekali membantunya, dari sini akupun jadi makin dekat dengan mamaku. Di kampung mamaku berdandan seperti ibu-ibu pada umumnya, dasteran saja, tapi suatu waktu saat cuaca sedang hujan dan dingin aku melihat ada yang menonjol di area dadanya.

“anjir itu pentil ya, mama kalau di rumah emang ga pake BH kali ya”, pikirku, setelah kejadian itu aku jadi semakin sering berhayal jorok tentang mamaku sambil membayang teteknya yang mengantung bebas di balik dasternya. Aku pun semakin betah di rumah tetapi tidak pernah ada kesempatan untuk bisa lebih dekat lagi dengan mamaku, sampai suatu waktu aku sedang makan sambil nonton di laptop mamaku berdiri agak membungkuk di samping ku sambil bertanya-tanya aku nonton apa. Dari pojokan mataku aku bisa melirik ke area kerah daster mamaku yang turun dan terlihat lah pangkal tetek mamaku, “wah beneran ga pernah pake BH ya mama kalo di rumah”, gumamku dalam hati.

Aku akhirnya bercerita panjang lebar tentang apa yang kutonton agar mama lama di situ dan aku bisa puas ngelirikin, akhirnya mamapun beranjak dari posisinya dan melanjutkan pekerjaan dapurnya. Selesai makan aku pergi ke dapur dan menawarkan diri untuk membantu mamaku mencuci piring, mamaku senang aku mau bantu-bantu tentunya, kami pun mengobrol sepanjang mencuci piring.

Aku: Mama suka ga sama yang tadi aku tonton?
Mama: ceritanya sih bagus tapi mama ga ngerti bahasa inggris, nontonnya juga mesti di laptop kan? ga ada di tv
Aku: di tv sih ga ada, kalau mau ya nonton bareng aku aja ntar sambil aku jelasin ceritanya
Mama: emang dia tayang setiap hari apa?
Aku: ini bisa ditonton kapan aja, mau nanti sore, mau nanti malem juga bisa
Mama: ohh boleh deh kapan kapan kalau mama ga sibuk, bosen juga nonton sinetron di tv mulu
Aku: nanti kalau aku nonton lagi aku ajak mama deh

Mamaku hanya menjawab iya dan kami lanjut cuci-cuci piring yang masih banyak sambil sedikit ngobrol-ngobrol. Sore hari aku liat mamaku sedang ngebuat teh, pikirku kayaknya mama lagi senggang jadi aku coba ajak nonton di ruang tamu dan mama mengiyakan. Kami duduk di bale-bale, si laptop kuposisikan di atas pahaku dan mamaku duduk rapat di sampingku. Saat nonton mamaku yang banyak tanya jadi sering melihat ke arahku jarak antar bibirnya dan wajahku sangat dekat, ingin rasanya kucium di situ tapi kutahan-tahan. Semakin lama kami nonton posisi mama mulai bergeser ke posisi nyaman, tangan kirinya ada di paha kananku dan kepalanya nyeder di bahuku, aku merangkul pinggangnya dan memposisikan tanganku ada di paha kanannya, “biar nyaman” kataku. Sekali-sekali aku mengusap pipiku di rambutnya dan kulihat dia tidak masalah dengan itu, akhirnya aku mulai menciumi kepalanya.

Mama: ih apanih kok cium-cium sih
Aku: ya gapapa, aku pengen manja aja ma
Mama: dulu kalau mau mama cium pipi selalu ngindar ga mau, sekarang malah cium-cium
Aku: itukan dulu, kalau sekarang mama mau cium boleh kok
Mama: dasar manjanya telat
Aku: emang kalau udah gede ga boleh manja ya? *godaku sambil melepas rangkulanku*
Mama: boleh dong sayang, kamu kan tetep anak mama

Selepas mamaku ngomong begitu dia menciumi pipiku dan beranjak dari duduknya

Mama: nanti lagi lanjut nontonnya, mama mau masak dulu buat makan malem
Aku: oke ma

Ketika berdiri aku membalas cium pipi mamaku dan dia hanya tertawa.

-Bersambung-

Gallery for Kisahku dan Mamaku