Kisah Lesbian Kekasihku

Nama saya Amar (bukan nama asli). Saya ingin menceritakan pengalaman lesbian yang pernah dialami seseorang. Jika misal anda ingin tahu mengapa saya tahu sedetail mungkin peristiwa tersebut, itu karena saya adalah pacar salah satu perempuan yang terlibat disini, yaitu Tiwi (bukan nama asli). Saya berani mengirimkan cerita ini sebelumnya karena sudah diperbolehkan oleh pacar saya maupun temannya yang terlibat disini. Ceritanya bermula begini.

 

Pratiwi (bukan nama asli)(selanjutnya disebut Tiwi), adalah siswa sebuah SMA di Kota Bandung. Dia merupakan siwa kelas 3 di sekolah tersebut. Ia mempunyai seorang sahabat yang bernama Rani (bukan nama asli). Rani adalah siswa yang sangat populer di sekolahnya. Bukan karena kepintarannya, namun karena banyak laki-laki di sekolah yang berpacaran dengannya hanya untuk menikmati kenikmatan nge-seks dengannya. Entah sudah berapa laki-laki yang bersetubuh dengannya, Rani tak mau tahu. Suatu hari, sepulang sekolah, Rani ingin mengajak Tiwi untuk berjalan-jalan dulu. Tiwi pun tanpa berpikir panjang mau saja mengikuti kemauan Rani.

“Tiwi, jalan-jalan dulu yuk.” Ajak Rani

“Kemana Ran?”

“Sudah ikut aja. Lagipula orang tua kita kan juga kebetulan lagi keluar kota semua.” Jawab Tiwi

“Yaudahlah. Yuk berangkat.” Kata Tiwi.

Awalnya mereka ingin menonton film di bioskop, namun berhubung bioskop tersebut sangat ramai, maka mereka mengurungkan niat mereka. Mereka pun akhirnya memutuskan untuk pergi ke rumah Rani.

“Yaudahlah tak apa. Lagipula paling di rumah Rani juga tidak buruk kok.” Pikir Tiwi.

Sesampainya di rumah Rani, Tiwi terkejut bukan main. Rumah Rani sangat besar. Dia pun ditinggali 2 mobil mewah di rumah untuk transportasi selama orang tuanya pergi. Dan Rani juga sendirian di rumah tanpa ada siapapun.

“Yuk Wi, duduk dulu. Kamu mesti capek kan perjalanan kesini.” Ajak Rani.

“Iyalah Ran, lagipula jauh banget kita boncengan motor. Hehehe.” Canda Tiwi.

“Aku ganti baju dulu ya. Terus habis itu aku buatkan es jeruk.” Kata Rani.

“Okedeh. Makasih ya.” Bilang Tiwi.

Rani pun lalu bergegas ganti baju lalu membuatkan es jeruk untuk Tiwi. Namun, saat Rani kembali, Tiwi kembali terkejut. Rani hanya memakai BH dan celana pendek di rumah.

“Eh Ran, kamu emang selalu gitu ya di rumah?” Tanya Tiwi.

“Apanya?” Rani balik bertanya.

“Bajumu Ran. Kamu selalu kayak gitu di rumah?” Tanya Tiwi lagi.

“Iyalah Wi. Lagipula ini juga rumahku sendiri. Ngapain bingung.” Jawab Rani enteng.

“Oyaudah deh. Makasih ya es jeruknya.” Kata Tiwi.

Tiwi pun segera meneguk habis es jeruk yang disediakan Rani tadi. Dia memang sangat haus setelah perjalanan jauh tadi.

“Eh Wi. Aku mau ngomong sesuatu serius sama kamu.” Kata Rani membuka pembicaraan.

“Ngomong apa Ran?” Tanya Tiwi.

“Kamu tahu kan aku sering banget nge-seks sama anak-anak cowok di sekolah. Tapi aku udah agak bosen. Pengen ngerasain rasanya sama perempuan. Kalau kamu Wi? Kamu udah pernah nge-seks belum?” Jelas Rani.

“Aku? Belum sih. Pernahnya baru blowjob. Sama pacarku yang sekarang. Memang kenapa Ran?” Jawab Tiwi.

“Mau nggak kamu nyenengin aku?” Tanya Rani.

“Gimana caranya Ran?” Jawab Tiwi.

“Mau nggak nge-seks sama aku? Hitung-hitung kan selain nyenengin aku, kan juga bisa jadi pengalaman buat kamu kalo misal besok-besok kamu mau nge-seks sama cowok.” Jelas Rani.

Tiwi berpikir sejenak. Apa yang dikatakan Rani ada benarnya juga. Hitung-hitung buat pengalaman. Akhirnya, Tiwi pun mengangguk arti setuju. Segera setelah disetujui Tiwi, Rani pun mengajak Tiwi masuk ke kamarnya. Mereka lalu duduk saling berhadapan diatas ranjang. Rani lalu menarik dagu Tiwi sehingga tubuh Tiwi ikut tertarik ke depan. Tanpa dikomando, keduanya langsung menyentuhkan bibir mereka dengan panasnya. Mereka sama-sama ahli karena terbiasa berciuman bibir dengan pasangannya masing-masing. Sambil menciumi bibir Tiwi, Rani pun membuka satu persatu kancing seragam Tiwi. Terlihatlah payudara Tiwi yang besar dengan ukuran sekitar 38B dilapisi dengan bra berwarna putih. Setelah melepas seragamnya, Rani pun menghentikan ciuman mereka lalu meluruskan kaki Tiwi ke depan agar dia dapat dengan mudah melepasnya. Namun, tanpa diduga, Tiwi malah justru melepaskan sendiri rok-nya.

“Telentang Wi.” Perintah Rani setelah Tiwi melepas roknya.

Setelah Tiwi telentang, dengan segera Rani melepas BH yang menutupi payudara Tiwi sehingga terlihatlah kedua payudara Tiwi yang besar menggoda dengan ujungnya yang coklat kemerahan.

“Aku iri sama kamu Wi. Payudara kamu segede ini, punyaku kecil banget. Cuma 32B.” Ujar Rani.

“Udah ndakapa Ran. Yang penting kan masih bisa diremas.” Hibur Tiwi.

“Yaudahlah.” Jawab Rani menerima hiburan dari Tiwi.

Rani lalu melanjutkan aksinya mengeksploitasi payudara Tiwi dengan membelainya.

“Eehmmmm… Ahhhhh…” Desah Tiwi.

Rani lalu melanjutkannya dengan meremas kedua payudara Tiwi dengan kedua tangannya.

“Aaahhhh… Eeeehhhmmm…. Aaaahhhh…” Desah Tiwi keranjingan.

Rani lalu menjilat payudara kanan Tiwi sambil tangan kanannya meremas payudara kiri Tiwi sedangkan tangan kirinya menurunkan celana dalam yang dipakai Tiwi.

“Ahhhh…. Ahhhh….. Eeeehhhhmmm…” Desah Tiwi saat payudaranya dijilati dengan ganas oleh Rani.

Tiwi lalu menarik tubuh Rani keatas lalu mereka berciuman ganas kembali. Sambil berciuman, Tiwi melepas BH dan celana yang dikenakan Rani, dilanjutkan dengan memelorotkan celana dalamnya. Setelah puas berciuman, Rani lalu melanjutkan aksinya dengan membelai belahan payudara Tiwi.

“Oooohhh… Aaaahhhh…” Desah Tiwi.

Lalu, Rani melanjutkannya dengan membelai vagina Tiwi.

“Aaaahhh…. Oooohhh… Eeeeehhhmmm… Geli Raannn… Aaaaahhh…” Desah Tiwi menikmati.

Lalu, Rani pun menurunkan kepalanya dan dengan cepat membenamkan kepalanya di selangkangan Tiwi untuk menghisap vaginanya.

“Aaaahhh… Eeeehmmmm… Aaaahhhh… Oooohhh…” Desah Tiwi dengan sangat menggoda.

Rani lalu memasukkan lidahnya ke dalam vagina Tiwi dan terasa sudah banyak lendir di dalamnya. Dengan ganas Rani pun menjilati semua cairan di dalam vagina Tiwi dan menelannya. Setelah itu, Rani melanjutkan menjilati vagina Tiwi.

“Eeeehhhmmm… Aaaahhhh…. Eeeeehhhhmmm… Raaaannn… Aku…. Mauuuu… Keluuuaaarrr…” Bilang Tiwi.

Setelah itu Rani justru semakin ganas menghisap dan menjilati vagina Tiwi.

“Eeeehhhmmm… Aaaahhhh…. Eeeeehhhhmmm…” Desah Tiwi menikmati klimaks.

Mendengar desahannya, Rani justru semakin ganas lagi.

“Raannnnn…. Ohhhhhh…. Aaaaahhhhhhhh….”

Dengan desahan panjang itu Tiwi mengeluarkan semua cairan yang tertahan untuk keluar semenjak tadi.

“Raaaannnnn…. Aaaaaahhhhhh…. Ooooohhhhh…. Aaaaahhhhh… Udaaaahhh… Keluaaarrrrr….” Bilang Tiwi sesaat setelah orgasmenya yang pertama. Dia merasakan nikmat yang tak tertahankan saat itu. Rani pun segera melahap habis seluruh cairan yang dikeluarkan Tiwi. Setelah itu, mereka pun saling berciuman kembali sambil berpelukan. Dengan cepat, Tiwi berguling membalik posisi sehingga sekarang Dia menindih Rani. Dia pun lalu membelai payudara Rani yang relatif kecil.

“Aaaahhhhh… Aaaahhhh…. Eeeehhhhmmm…” Desah Rani.

Tiwi lalu melanjutkan dengan meremas payudara Rani dengan sangat bernafsu.

“Oooohhhh… Aaaahhhh…. Aaaahhhh…” Desah Rani menahan nikmat.

Tiwi pun setelah itu langsung turun untuk menciumi pusar Rani sambil membelai klitoris Rani dan sesekali memasukkan jarinya ke dalam vagina Rani.

“Aaahhh… Ooohhhh… Aaaahhh… Ehhhmmmm…” Desah Rani menahan nikmat yang ditimbulkan oleh ciuman di pusarnya dan sentuhan di vaginanya secara bersamaan tersebut. Lama sekali Tiwi melakukan hal tersebut.

“Aaaahhhh… Wiiii…. Hisaapppp… Vagiinnnaaaaakuuu… Eeeehhhmmmm…” Pinta Rani.

Tiwi pun dengan segera menurunkan kepalanya dan membenamkan kepalanya di vagina Rani. Dia pun menjilati vagina Rani dengan ganasnya.

“Eeeehhhmmmm… Aaaahhh… Ahhhhhh… Aaaahhhh…” Desah Rani.

“Wiiii…. Teruuuussssinnnn… Akuuuu… Maaaauuuu… Keluuuaaaarrrr…” Pinta Rani.

Tiwi pun semakin ganas menciumi vagina Rani. Lalu, dia pun memasukkan lidahnya ke vagina Rani dan menyapu seluruh sisi vaginanya.

“Aaaahhhh…. Aaaahhhh…. Eeeehhhmmmm… Aaaahhhh…” Desah Rani sedikit menjerit.

Tiwi lalu semakin bernafsu menjilati vagina Rani.

“Aaaahhhhh… Wiiiii…..”

Rani pun mengeluarkan semua cairan yang ingin ia keluarkan sejak tadi.

“Aaaahhhh…. Aaaahhhh…. Wiiiiii…. Akuuuuu…. Udaaahhhhhh…. Keluuuaaaarrrrr…. Aaaahhhhh…. Aaaaahhhh….” Desah Rani setelah orgasme. Rani pun juga merasakan kenikmatan yang tak tertandingi saat orgasme. Tiwi pun menelan habis cairan yang dikeluarkan Rani. Setelah itu, mereka berdua pun berbaring kelelahan.

“Wi, makasih ya.” Senyum Rani kepada Tiwi.

“Iya sama-sama Ran. Enak kok.” Balas Tiwi.

Mereka pun tertidur telanjang hingga menjelang malam di rumah Rani. Setelah itu, Tiwi pun pulang dengan diantar Rani mengendarai mobil.