Kesialan yang HQQ
ini cerita pertama gw gan, jadi mohon maaf bila ceritanya kurang menarik, banyak tulisan yg typo, dsb. Mohon saran dan masukan untuk next part suhu…. oke langsung saja kita mulai ceritanya… Part1 Pertama tama kenalin nama gw Adji, gw ini fans dari idolgrup JKT48 atau biasa disebut Wota. Gw lulusan dari salah satu SMK Negeri di Bandung dan hendak melanjutkan ke dunia perkuliahan. gw berniat mengambil jurusan ekonomi di salah satu universitas ternama di Jakarta. Namun apa daya karena kendala biaya akhirnya kuliah ku pun tertunda. Pada saat SMK gw sering di ejek karena nge fans dengan JKT48 akan tetapi gw ga berasa malu, toh JKT48 itu kan bukan sesuatu yang negatif, terus membernya cantik-cantik terus juga banyak ko orang diluar sana yang suka sama JKT48. -xXx- Gw sudah banyak mencari tahu tentang universitas mana yang bagus di Jakarta, karena gw sendiri sebenarnya bukan orang asli Jakarta. Setelah gw diberi saran oleh tante gw, gw pun langsung mendaftar di Universitas tersebut. Setelah selesai semua urusan daftar dan lainnya. Beberapa hari kemudian mulai memasuki masa ospek. Gw pun berangkat menggunakan motor matic kesayanganku. Hari pertama ospek berjalan dengan lancar. Saat istirahat datang gw pun pergi ke kantin untuk mengisi perut yang kosong karena belum sarapan saat berangkat tadi. Saat sedang makan dikantin alangkah terkejutnya gw karena ada cicak yang jatuh dari atas. gw langsung melempar cicak itu entah kemana karena gw panik. Gw pun teringat kata-kata orang tuaku yang mengatakan bahwa jika kita kejatuhan cicak maka kita akan mendapatkan kesialan. Gw pun berdo’a agar hal itu tidak terjadi. Ospek pun selesai pada sore hari, saat gw di perjalanan pulang gw melihat seorang gadis cantik menggunakan masker 1 kali pakai sedang kebingungan karena mobilnya mogok. Gw yang lulusan teknik otomorif pun segera menghampiri gadis tersebut dan menanyakan ada masalah apa. “ada yang bisa di bantu mba?” tanyaku “iya mas mobil aku mogok nih.” gw pun tertegun sejenak karena suara ini tidak asing ditelingaku. “Haloo, ko diem mas?” katanya sambil melambaikan tangan di depan wajah ku. “Eeh, i.. iyaa maaf? sini biar saya bantu” jawabku gugup Gw pun mengutak atik sedikit dan ketemu penyebabnya, maka langsung gw perbaiki kerusakan itu. “Sudah selesai mba. Coba dinyalajan mesinnya.” kataku ketika sudah beres Dia pun langsung menyalakan mesin mobilnya dan akhirnya mesin tersebut menyala. “Terima kasih ya mas.” Katanya sambil memberikan uang selembar 100 ribuan “Tidak usah mba saya ikhlas” tolakku “Makasih banyak ya mas udah mau bantu saya.” “Iya mba sama-sama. Ngomong-ngomong kenalin saya Adji.” Kataku sambil mengulurkan tangan. “Ohh iyaa, saya Anin” jawabnya sambil menjabat tangan ku “Anin? maksud mba Anin JKT48” tanyaku “Iya mas.” Gw pun terkejut tidak percaya apa yang baru saja terjadi. Disaat orang-orang membayar 40 ribu untuk 10 detik bersalaman, gw bisa mendapatkannya secara gratis. “Mas? kenapa kok bengong” “Ehh a.. anu mba.. Saya ngefans banget sama JKT48. Terutama kamu Nin.” Gw pun menjawab dengan agak sedikit gugup. “Ohh yaa? beruntung banget mas nya bisa salaman sama saya graris lagi” ucap Anin kemudian sedikit tertawa. “hehehe iya nih Nin” ucapku salting “Ya udah, saya pergi dulu ya mas, mau latihan buat theater” “Iya iya,, semangat ya latihannya” “Iya terima kasih ya udah mau bantuin aku. Ga bayar lagi.” katanya sambil tersenyum. Senyumannya membuat gw bertambah salting dibuatnya. “Iya sama-sana Nin, dapet salaman sama kamu gratis juga udah cukup kok.” jawabku sambil menggaruk kepala yang sebebarnya tidak gatal. “Ya udah saya duluan ya, hati-hati dijalan ya masnya.” “Iya nin kamu juga hati-hati ya. Kalo ada apa-apa hubungin gw aja.” kataku sambil memberikan secarik kertas yang bertuliskan nomor hp ku padanya. “Iya mas, pasti.” Tak lama kemudian ia pun pergi dengan mobilnya meninggalkan gw yang masih tak percaya akan kejadian ini. “Ahh iya kenapa ga gw minta aja kontaknya, kali aja boleh kan lumayan.” Ucapku kesal. “Semoga gw bisa ketemu lagi dengannya di luar kegiatan JKT48” gumamku dalam hati. Setelah itu gw langsung cabut pergi dan pulang karena hari sudah semakin sore. Sesampainya dirumah gw langsung istirahat dan membersihkan diri gw. Tiba-tiba hp gw bunyi. “Tumben ada w.a biasanya jga dari grup” ucapku dalam hati.Saat gw lihat kontak tersebut tidak ada namanya yang berarti gw ga tau siapa pengirimnya. Gw pun langsung membacanya. “Halo kak, makasih ya tadi udah bantuin aku” Begitulah isi pesan tersebut. Gw pun bingung, jangan-jangan ini dari Anin. “Kamu Anin?” balasku “Iyaa kak masa lupa sih :v” Akupun tak percaya bahwa Anin JKT48 menghubungiku. “Iya Nin sama-sama, jangan sungkan ya kalo kamu butuh apa-apa pasti aku bantu kok.” “Iya kak makasih ya, udah dulu ya kak mau lanju latihan nih.” “Iya Nin semangat latihannya” Setelah itu tak ada balasan lagi darinya. Akupun langsung menyimpan nomornya dan langsung isrirahat karena hari ini melelahkan. -xXx- Keesokan harinya gw pun kembali ke aktivitas gw yaitu menjalani ospek. Sebelum berangkat gw mengirim pesan kepada Anin untuk mengucapkan selamat pagi. Sesampainya di kampus gw memarkirkan motor pada tempatnya kemudian berjalan melewati beberapa mobil yang terparkir di situ. Saat sedang berjalan tak sengaja gw melihat mobil yang mirip dengan yang digunakan Anin kemarin. Gw pun berfikir, apa mungkin Anin 1 kampus sma gw? itulah yang sedari tadi aku fikirkan. Akupun berinisiatif untuk mencarinya saat jam istirahat nanti. -xXx- Pada saat istirahat aku pun menjalankan tujuanku untuk mencari Anin di Kampus ini. Aku berjalan menyusuri lorong demi lorong, namun ia tak kunjung ketemu. Karena lelah mencarinya akupun pergi ke kantin untuk membeli minum karena dari tadi aku berkeliling kampus mencari Anin dan itu membuatku haus. Jam istirahat pun berakhir. Aku kembali melanjutkan kegiatan sampai sore. Setelah semua selesai akupun bergegas pulang, setibanya di parkiran aku tidak melihat mobil satupun di area parkir tersebut. Mungkin dia sudah pulang. Pikirku. Akupun bergegas pulang karena hari ini sangat melelahkan. Sesampainya dirumah aku langsung menghubungi Anin namun tidak ada balasan darinya. Apakah dia sedang sibuk sekarang? gumamku dalam hati. -xXx- Kegiatan ospek pun telah selesai. Kini aku sudah mulai memasuki kegiatan pembelajaran. Mata kuliah pertama telah selesai, aku pun kembali mencari keberadaan Anin. Siapa tahu diriku hari ini beruntung. Saat aku berjalan melewati kantin aku tak sengaja melihat Anin sedang makan bersama teman-temannya. Ingin rasanya diriku ini menghampirinya, akan tetapi aku tidak mau jika orang-orang mengira kita ada hubungan, yang aku takutkan adalah jika ia terkena skandal nantinya. Saat ini aku hanya bisa memperhatikannya dari jauh. melihat ia bisa tertawa dengan temannya, sukses membuat aku senyam senyum sendiri. Tak terasa sekarang adalah waktunya untuk pulang karena sudah tidak ada mata kuliah lagi. Akupun berjalan menuju parkiran. Disana aku bertemu dengan Anin, aku berinisiatif untuk menyapanya. Dia sedikit terkejut akan kedatanganku. “Loh, kaka kuliah disini?” tanya nya “Iya, aku mahasiswa baru disini.” “Ohh gitu, aku disini kuliah semester 2, berarti aku senior kaka dong, hehehe.” katanya sambil tertawa. “Iya. Makanya kamu manggilnya jangan kaka dong, kan tua an kamu.” ucapku sambil diiringi tawa “iihhh, ngeselin” jawabnya sambil mencubit lenganku. Kita berdua mengobrol cukup lama di parkiran, sambil diselingi canda tawa. “Kak, aku pulang duluan ya, capek banget nih.” “Ohh ya udah, hati-hati dijalan ya.” “Iya kak, makasih.” Dia pun bergegas pergi, aku yang sudah tidak ada kegiatan pun langsung pulang. Ingin rasanya aku berkeliling jakarta, tetapi aku tidak terlalu mengetahui jalanan Kota Jakarta. -xXx- Hari ini adalah hari minggu, kuliah pun libur. Aku berniat untuk pergi jalan-jalan, tetapi tak tahu jalanan Jakarta. Aku menghubungi Anin, memintanya untuk pergi menemaniku. “Halo, Nin kamu hari ini sibuk ngga?” “Ngga kak, kenapa emang?” “Temenin aku jalan-jalan yuk, soalnya aku gak tahu jalanan jakarta.” “owalah gitu toh, oke deh, lagian aku juga ga ada jadwal theater atau latihan. Jam berapa kak perginya?” “Sekarang aja yuk!” “Oke, kita ketemuan dimana kak?” “Hhmmm, gimana kalo aku jemput kamu aja” “Oke deh, jemput aku di perumahan ****** ya kak” “Siap 86 Nin. Aku OTW sekarang ya.” “Iya.” Aku pun segera meminjam mobil tanteku. Untungnya disini ada 1 mobil yang memang jarang dipakai karena pemiliknya (anak tante gw) sedang kuliah di luar negeri. -xXx- Aku telah sampai di perumahan yang Anin katakan tadi. Langsung saja kukirim pesan singkat mengatakan bahwa aku telah sampai. 5 Menit kemudian aku melihat Anin mengenakan setelan kemeja putih. Ia terlihat sangat cantik hari ini. Anin mengetuk kaca jendela mobil, dengan segera aku langsung membukakan pintu untuknya. Kemudian langsung pergi untuk berkeliling Jakarta. -xXx- Sudah hampir seharian kita berdua berkeliling jakarta, Anin ternyata orang yang asik, nyambung jika diajak ngobrol. Kita berdua pulang hampir jam 10 malam. karena tadi kami sempat makan malam terlebih dahulu di jalan. Aku pun langsung mengantarkannya pulang. Diperjalanan aku melihat ia sudah tertidur, entah kecapean atau memang sudah mengantuk. Aku melihat bajunya yang sedikit berantakan membuat kancing bagian atas bajunya terlepas. Itu membuat otongku seketika mengeras. Akan tetapi aku masih bisa mengontrol diriku, karena ia adalah idola ku, mana mungkin aku berbuat seperti itu kepada orang yang aku dukung dari awal sampai sekarang. Setibanya di depan rumah Anin akupun membereskan bajunya yang berantakan kemudian membangunkannya. “Nin bangun oii udah sampe nih.” kataku sambil menggoyangkan tubuhnya. “Hhmmm” ucapnya setengah sadar. “Bangun oii, diem-diem bae.” “Iya, aku udah bangun nih” katanya sambil mengucek kedua matanya. “Makasih ya Nin udah mau nemenin aku keliling Jakarta sampe larut malam gini.” “Iya kak sama-sama, lagian aku juga seneng ko, kan jarang-jarang bisa jalan-jalan kaya gini” “Ya udah kamu buruan masuk gih terus istirahat.” “Iya, kapan kapan kalo butuh tmen buat jalan jalan lagi ajak aku aja ya kak” ucapnya sambil tersenyum “Oke siap, pasti aku ajak kamu kok.” “Oke deh. Hati-hati di jalan ya kak.” ucapnya sambil melambaikan tangan. Akupun segera pulang, hari ini adalah hari yang melelahkan sekaligus menyenangkan karena aku bisa jalan-jalan bersama idola ku. “Oh tuhan ini rasanya seperti mimpi” gumamku dalam hati. Bersambung….
Part 2 Sudah 1 bulan aku kenal dekat dengan Anin. Kita berdua sering menghabiskan waktu berdua jika ia sedang tidak ada jadwal theater ataupun latihan. Aku mendapat kabar bahwa Nadse anak dari tanteku akan pulang ke Indonesia dan akan sampai besok pagi. Aku disuruh untuk menjemputnya dibandara. Aku tidak pernah bertemu langsung dengannya semenjak SD karena aku juga jarang untuk pergi ke jakarta. -xXx- Keesokan harinya aku bersiap-siap untuk pergi menjemput Nadse di bandara, dengan hanya bermodalkan foto dari tanteku, aku berusaha untuk mencarinya. Setelah beberapa menit menunggu, aku melihat dia sambil membawa koper yang cukup besar. Langsung saja aku samperin dia. ”Nadse kan?” Tanyaku “Iya, kamu siapa ya?” “Kenalin saya Adji sepupu kamu yang diutus untuk menjemputmu.” “Ohh iya, tadi mamah aku udah cerita tentang kamu. Salam kenal juga.” “Ohh gitu, ya udah kita langsung pulang aja, kamu pasti capek kan habis perjalanan jauh.” Akhirnya kita berdua pun langsung pergi dari bandara dan bergegas pulang. Selama perjalanan Nadse hanya tertidur, “mungkin dia kelelahan” Pikirku. Aku mengamatinya sejenak saat lampu merah. Kulitnya pitih bersih, wajahnya cantik, tubuhnya juga proposional, dan kutaksir ukuran dadanya 36B. Saat ini dia menggunakan pakaian yang cukup ketat dan celana di atas lutut, itu membuat aku sedikit terangsang. Aku sempat berdelusi bisa bersetubuh dengannya. Namun segera kusingkirkan pikiran itu karena dia adalah sepupuku sendiri. -xXx- Sesampainya dirumah, Nadse langsung masuk ke kamarnya dan beristirahat. Kamar Nadse bersebelahan dengan kamarku. Kemudian karena hari ini juga hari libur maka aku seharian dirumah, aku yang sedikit merasa bosan akhirnya menelfon Anin siapa tau dia sedang free sekarang. Namun usahaku sia-sia, Anin tidak mengangkat telfon ku. Aku pun mengiriminya pesan singkat namun tetap tidak ada balasan darinya. “Mungkin dia sedang latihan sekarang” gumamku. Akhirnya aku memutuskan untuk menonton film di kamarku. Kebetulan semalam aku baru mendownload beberapa film dan sekarang adalah waktu yang tepat untuk menontonnya. -xXx- Tak terasa senja sudah menghampiri. Aku pergi kedapur untuk mengambil segelas air minum, dan saat aku hendak kembali kekamar, aku mendengar suara desahan dari kamar Nadse. Aku sedikit terkejut sekaligus khawatir terjadi hal-hal yang tidak diinginkan karena dirumah ini hanya ada kami bertiga, Aku, Nadse, dan asisten rumah tangga. ART disini sedang pergi membeli beberapa bahan masakan yang kurang untuk makan malam. Sedangkan Om dan Tante masih bekerja dan biasanya pulang malam. “Nad,, lu gapapa kan?” ucapku sambil mengetuk pintu namun tidak ada jawaban darinya. Kemudian ku coba untuk membukanya, ternyata tidak dikunci. Saat aku mengintipnya ternyata ia sedang masturbasi menggunakan dildo. Aku segera menutup kembali pintu itu dan bergegas pergi dari depan kamar Nadse. Aku masih shock atas apa yang baru saja aku lihat. “Apa mungkin Nadse seliar itu? Atau dia sekarang sedang sangat horny?” Aku terus bertanya-tanya mengapa ia seperti itu. Aku berusaha menahan nafsuku untuk tidak berbuat hal tak senonoh kepada Nadse. Akhirnya aku memutuskan untuk melanjutkan menonton film demi mrnghilangkan pikiran kotorku. -xXx- Langitpun perlahan berubah menjadi gelap Om dan Tante sudah pulang kerumah dan kita makan malam bersama. “Gimana nak perjalannya lancar? tanya om kepada Nadse. “Alhamdulillah pah lancar” jawabnya sambil tersenyum. “Ahh senyumnya manis sekali” gumamku dalam hati. Kami pun kembali melanjutkan makan malam ini kemudian mengobrol sebentar sambil diselingi canda tawa. Jam sudah menunjukan pukul 09.15 Nadse pun pamit dan pergi menuju kamarnya. Tak lama kemudian aku juga pergi ke kamarku untuk istirahat. Saat tengah malam aku terbangun karena ingin buang air kecil. Akupun kembali mendengar suara desahan dari kamar Nadse. Aku pun mengecek kembali kamarnya, dan ia sedang masturbasi seperti tadi sore. Disaat aku hendak menutup kembali puntu kamarnya, aku dikejutkan oleh cicak yang tiba-tiba jatuh. Secara refleks aku sedikit berteriak. Nadse mendengar teriakanku, ia terkejut akan keberadaan ku di ambang pintu kamarnya. “Loh kamu ngapain disitu.” ucapnya panik seraya membereskan posisi celananya. “Ehh.. Eee… anu.. mmm .” jawabku gugup “Jawab yang bener.” katanya sedikit keras “ngga ko tadi aku ga sengaja lewat terus denger suara desahan gitu, makanya aku ngecek kamar kamu, takut terjadi hal yang tidak diinginkan.” jawab ku sedikit canggung. Kemudian aku pun menutup pintu kamarnya dan langsung masuk ke kamarku. Tak lama kemudian pintu kamarku diketuk oleh seseorang. “Dji, boleh aku masuk.” “Boleh, masuk aja ga dikunci ko.” “Kamu tadi lihat apa aja dikamarku.” “Maaf Nad, aku ga sengaja lihat apa yang kamu lakuin.” “Iya gapapa ko asal kamu bisa jaga rahasia ini dari papah dan mamah.” “Hmmm… oke deh aku bakal tutup mulut.” Keadaan sedikit canggung, namun nadse tak kunjung pergi dari kamarku. “Dji kamu mau ngga bantuin aku?” tanyanya. “Bantuin apa Nad. Selama aku bisa bantu pasti aku bantuin ko.” Nadse langsung memelukku dan mencium bibirku dengan ganas. Aku sedikit terkejut dan segera melepaskan pelukan Nadse. “Maksudnya apaan nih Nad?” tanyaku bingung “Bantuin aku, aku dah ga tahan pengen itu….” jawabnya terpotong. Akupun langsung tahu maksud arah tujuan ucapannya. Nadse kembali mencium bibirku dengan ganas, dia begitu lihai dalam urusan ciuman. “mmph.. mphhh..” desah kita berdua tertahan karena ciuman ini. Disela-sela ciuman kami tangan Nadse meraih penisku yang sudah mengeras, tapi masih tertutup oleh celana boxer namun tudak memakai celana dalam. Ingin rasanya menghentikan semua ini, tapi apa daya tubuhku ingin meminta lebih. “Dibuka aja ya Nad bajunya.” Kemudian kita berdua nelucuti pakaian kami masing masing dan melemparnya entah kemana. Aku yang sudah terbakar nafsu langsung menyambar payudaranya yang indah itu. “aahhhhh.. mhhhh… shhhh….” desahnya disaat aku menjilati putingnya yang berwarna pink kecoklatan. Aku menyusu pada bagian yang kanan dan yang kiri aku remas lembut. “enghhh… hhaahhh…” Nadse mendesah nikmat sambil memejamkan matanya. Tangan ku yang satunya tak tinggal diam, aku langsung mengelus bagian bibir vaginannya. Ia sedikit tersentak saat aku menyentuh clitoris nya. “Ahh.. iyyaaa.. disituhh… mhhahh…” desahnya. Aku terus merangsangnya hingga beberapa menit kemudian tubuhnya mengejang dan vaginanya kedut-kedut. “ahh,, gw mauhh keluarrrhhh,,, sshhhh,, ahhnnn…” Akhirnya dia pun orgasme untuk pertama kalinya pada malam ini. “Oghh,, lu squirt,, that’s good baby,, mhhh.. ahhh enghh…” aku menciumi telinga sampai tengkuk lehernya. “arrggghhh shhhh ahhnn mmmhhhh….” Nadse terus mendesah nikmat. Semakin dia mendesah aku semakin bersemangat merangsangnya. “Ahhnn,, Nad gantian dong…” Ucapku Tak menunggu waktu lama ia langsung bangkit dan meraih juniorku yang sudah tegang maksimal lalu memasukkan kedalam mulutnya yang hanyat dan kecil itu.. “ahhh,, sshhh,, muluthh,, kamuuhh,, sempithh,, Nad,, sshh ahnn” ucapku terbata karena nikmatnya kuluman dari Nadse. Ia melakukan deep throat.. ahh rasanya sungguh nikmat sekali.. saat dirasa aku ingin keluar, akupun langsung menghentikan sepongan dari mulut Nadse.. “Loh kenapa, kok dilepas?” tanyanya heran “Aku ga mau keluar dulu. Biar nanti pas puncaknya aja.” Akupun kemudian mulai menjilati daun telinganya kemudian perlahan turun ke leher dan terus turun menyusuri setiap lekuk tubuhnya. Tibalah mulutku didepan vaginanya yang sudah sangat becek. Aku jilat perlahan bibir vaginanya. Nadse hanya bisa mendesah keenakan. “Mhhhhhh,,, ahhhhh,,, yyeessssss,,,, teeerruuusssss,,, shhhhh….” Desahnya sambil meremas payudaranya sendiri. Kemudian akupun memasukan kedua jariku ke dalam vaginanya itu.. Terasa hangat kedua jariku didalam liang vaginanya.. Kemudian aku mulai mengocoknya perlahan. Terus semakin lama kocokanku semakin kupercepat “Aaahhhh…. mhhhhh…. ooohhhhh… sshhhhh… aakuu.. shhh.. mmaauu… ahhhh….. keluarrrhhhh… shhhh… mmmhhh…” ia pun mendapatkan orgasmenya yang kedua malam ini. Langsung saja aku jilati cairan cintanya yang merembes keluar hingga bersih. Aku sengaja tifak menelan semua cairan nya itu. Kemudian aku berbagi cairan itu dengan Nadse, aku mencium dan memasukan sisa cairan yang ada di mulutku ke mulut Nadse… “Ahnnnn… eeennnaaakkkk… hhhhhhh….” Dia pun nampak lelah setelah 2x orgasme. Akupun membiarkannya beeistirahat sejenak sebelum memasuki permainan inti. Setelah beberapa menit beristirahat, aku kembali merangsangnya. Gairah Nadse pun kembali muncul, aku mengangkang kan kedua kakinya kemudian mulai menggesekkan kemaluanku ke permukaan vaginanya. Badannya sedikit tersentak ketika aku mulai memasukan junior ku ke dalam liang vaginanya. “Shhhh… mmpphhhh… peeelannhh.. mhhhh…” Ucapnya sedikit tertahan. Aku pun memasukan penisku secara perlahan tapi pasti, karena tidak ingin membuat Nadse merasakan sakit. Akhirnya akupun berhasil membenamkan penisku seluruhnya kedalam liang vaginanya. Memang Nadse sudah tidak virgin tapi vaginanya masih sangat sempit. Aku mendiamkannya beberapa saat agar vaginanya dapat beradaptasi dengan batang penisku. Aku merasakan dinding dinding vaginanya seperti memijat batang penisku. Setelah dirasa cukup, aku mulai menggenjotnya perlahan.. “ahhnnn,,, oohhhh,, yeessss,,, teerrusshhh,,, sshhhahhh,,,, mmmpphhhhh….” Nadse terus mendesah seirama dengan tusukan ku pada vaginanya… “Ahhh,,, punnyaaa… kaaammuuuhh… semmpiiitthhh.. sshahha,, ooouchhh…” racauku sekenanya. “Aahahhhhh…. mmmppphhh…. aakkuuuhhh…. maaaauuu… keeluuarrhhh… sshhhh” “keeleluaarrinnn.. aja.. yaangg…. shhh… baannyaakkk… hhahhahhh…..” Tak lama kemudian tubuh Nadse menegang. Ia telah mencapai puncaknya.. Aku yang masih belum keluar langsung mengganti gaya menjadi doggy style.. “ahhha punyyaa… kammuu… mmmhhhhh… beeesaaarr.. tuuusuuukk… lleebiihhh daaallamm…. aahhnnn…” Memang posisi doggy style membuat kita dapat memasukan penis kita lebih dalam ke liang vagina wanita.. Tak lama kemudian Nadse akan mencapai orgasme nya lagi.. “ahhhnnnn… akkuu… maauhh… kelluarrhhh.. laaggiihh … sshhah…” “Tunggu Nadd… Barenngghh… mhhh..” Akupun mempercepat genjotanku pada vaginanya,, kemudian… CROOOOT… CROOOT… CROOOOT… CROOOT… sekitar 9 semburan sperma dariku memenuhi liang vaginanya.. kita berdua keluar bersamaan.. Saat aku mencabut penisku.. cairan cinta kita berdua mulai merembes keluar dari lubang vagina Nadse.. Ia sudah terkulai lemas… Aku pun berbaring di sampingnya kemudian terlelap.. Kita berdua tidur tanpa mengenakan pakaian satupun… Bersambung….