Keluarga kecil Sekar

 

PART 1

Adikku yang polos

Halo semua, namaku Sekar. Usiaku kini menginjak 22 Tahun dan berprofesi sebagai kasir di toko waralaba yang dominan seragamnya berwarna merah kuning biru dan banyak ditemui di negara kita ini, ngga perlu sebut nama yak, pasti kalian tahu. Penggambaran diriku sih normal saja, tinggi 160cm dengan berat badan 57kg dan bra dengan ukuran 36c.

Ya, ini adalah cerita tentang keluarga kecil kami. Keluarga kecil yang bahagia, penuh warna, dan maksiat. Inilah awal mulanya.

Waktu itu aku sedang off kerja dan sama sekali tak ada kegiatan selain pekerjaan rumah, teman-teman pun tidak punya rencana jalan-jalan. Yah, akhirnya aku cuma duduk selonjor di depan tv di ruang tengah. Aku hanya memakai daster dan pakaian dalam saja saat itu.

“semlekooooom”. Risman berteriak sambil masuk rumah sepulang dari sekolah.

“wa’alaikum salam”. Kujawab degan malas karena masih terpaku dengan ftv yang kutonton di tv.

Risman nyelonong saja masuk ke kamarnya dan tampaknya dia berganti pakaian. Tak lama ia keluar sambil membawa layangan dari dalam kamarnya. Tapi ia tampak tertegun sesaat melihat keadaanku, rok dasterku sedikit tersingkap mempertontonkan paha putih mulus tanpa bulu, dan juga dadaku yang sedikit membusung karena tiduran sambil mengangkang di karpet depan tv.

“apa Man liat-liat?” tanyaku sedikit jutek.

Tak disangka Risman mendekatiku dan meletakkan layang-layang nya, lalu berkata “mbak, tiap Risman liat mbak begini kok titit Risman begini yah?” ia menatap selangkangannya yang hanya terbalut celana pendek.

“yeeeeeeee Adek mbak udah mulai kurang ajar ya!”. Aku melempar bantal ke arah Risman, ia hanya menepisnya dan memperlihatkan wajah polosnya yang terheran-heran. Astaga dek, sepolos apa sih kamu ini?

“kamu beneran ngga tau bisa begitu?” tanyaku menyelidiki, ia hanya menggeleng.

“pelajaran biologi kamu kemana aja?”. Aku mengernyit dan menginterogasinya.

Risman hanya cengengesan dan menggaruk kepalanya yang berambut pendek dan keriting. Ia pasti bolos. Entah setan mana yang membisikiku, aku ingin mengerjai Risman, adik kandungku sendiri. Jujur aku sudah setahun menjomblo, dan saat aku pacaran, aku suka sekali meminum sperma pacarku.

Aku bangkit dan tidak memperdulikan ftv yang beradegan romantis di tv.

“kamu mau mbak ajarin lemesinnya?”. Risman hanya mengangguk.

Kutarik ia ke kamarku, lalu kukunci pintunya. Risman hanya bisa tercengang melihat kamarku yang serba pink dan penuh poster oppa-oppa negeri gingseng. Aku berjongkok tepat di depan selangkangan Risman dan menatap wajah polos dan dekil Risman.

“coba kamu kasih liat burung kamu”. Risman nampak terkejut lalu menutup selangkangannya.

“katanya mau mbak bantuin?” . Aku memegang celana adikku itu dan berusaha menariknya ke bawah. Dan…

PLOP!!!

Kemaluan adikku mencuat keluar, ukurannya benar-benar lebih besar dari anak-anak seumurannya.

“mbak, malu”. Adikku menutup wajahnya. Aku hanya bisa tersipu geli melihatnya.

Kupegang kontol adikku yang sudah sangat tegang itu, lalu kukocok perlahan. Sementara Risman hanya bisa menganga sambil memegang kepalaku.

“mbaak, hah hah hah hah, geli mbak, brenti pliiis” adikku hanya bisa megap-megap, nampaknya ia juga belum pernah masturbasi.

Aku berhenti sejenak, lalu menarik lepas lengan daster beserta tali bra ku yang kanan. Aku turunkan sedikit leher dasterku dan mengeluarkan payudara kebangganku itu. Kutarik Risman duduk di ranjang, lalu kutempelkan wajahnya ke payudaraku, entah dari mana dia tahu, tapi dia langsung mengenyot putingku dengan rakus.

Kulanjutkan aktifitas mengocok kontol Risman secara perlahan, Risman hanya sedikit terangkat tubuhnya saat kulakukan itu, dan terasa putingku sedikit digigit juga.

Kusudahi acara menyusu itu, lalu aku kembali berjongkok di depan selangkangan Risman.

“agak lebarin kakinya Man” . Risman hanya menurut, sambil dia mulai membaringkan badannya.

Perlahan-lahan kukulum kontol Risman dengan penuh penghayatan, sambil kumainkan lidahku dipermukaan kepala kontolny. Diperlakukan demikian, Risman hanya bisa mengangkat pinggulnya tak bisa menahan kenikmatan yang ia terima dari mulut kakaknya.

Kupercepat kocokan mulutku pada kontol Risman, tapi aku heran, ia taka ada tanda-tanda akan menyemprotkan spermanya. Terpaksa kukeluarkan salah satu jurusku. Kumasukkan kontol Risman sedalam-dalamnya hingga masuk tenggorokanku, lalu kusedot kuat-kuat sambil lidahku menyapu seluruh permukaan benda tumpul itu.

“aaaaahhhh aaaaaaaahhhh mbaaaaaak, Risman kok mau pipis ya? Aaaaaaaaah”

Usahaku terbayar, kurasakan kontolnya mulai berkedut. Kusedot kuat-kuat kepala kontol Risman sambil kukocok batangnya menggunakan tanganku. Dan…

“Mbak Sekaaaaaaaar!!! Risman pipiiiiiiiisssss!!!”

CROTTT!!

CROTTT!!

CROTTT!!

Empat tembakan sperma berhasil membuat mulutku penuh.

GLEK!

GLEK!

Kutelan pelan-pelan sperma adikku.

Hmmmmmmm, rasanya lumayan, jadi ini rasa sperma perjaka ya?

“Gimana rasanya Man?” tanyaku.

Risman masih nampak menangkap nafasnya, ia seperti habis mengejar layangan putus sampai ke desa sebelah, hahahahahaha.

“padahal… hah hah hah… Risman ngga ngapa… hah hah ngapain, kok capek ya?”. Risman terbata-bata menjawab pertanyaanku.

Aku hanya tersenyum simpul lalu membantu adikku berdiri dan membetulkan posisi celananya.

“udah sana mandi aja, titit kamu bau keringet tadi” perintahku.

Dengan agak malas, Risman meninggalkan kamarku lalu menuju kamar mandi, cukup penurut juga dia. Kini tinggal aku sendiri, menahan libidoku yang meluap-luap akibat kenakalanku sendiri. Aku tidak menyangka kalau harus mengerjai adikku sendiri yang masih polos itu.

Kubaringkan badanku, dan kukangkangkan kakiku. Aku sudah tak tahan dengan libidoku. Aku ingin menuntaskannya.

Kuelusi lagi payudaraku yang tak sempat kumasukkan lagi ke tempatnya, putingnya pun mengeras, sedikit kubasahi dengan ludahku. Lalu tanganku satunya bergerilya memasuki celana dalamku dan mencari tonjolan kecil didalam kewanitaanku.

“ssssshhhhhhh aaaaaaahhhh Rismaaaan, entotin mbak sayaaaaang aaaaaahhhh”. Aku membayangkan Risman menggenjot memekku dengan kontol imutnya.

Kuremasi dadaku dan kumasukkan jari tengahku ke liang peranakanku. Tak tahan, kukocok cepat memekku yang sudah basah kuyup itu.

CLEP!!

CLEP!!

SSSSSRRRR!!!!

“aaaahhhhhhhhh”. Orgasme melandaku, cairanku membasahi celana dalamku, bahkan sedikit merembes pada sprei kasurku.

Mataku menerawang ke langit-langit kamarku, aku bahkan berpikir, apa mending aku ajak Risman bersetubuh lain waktu ya?

Agak lama aku melamunkan itu, akupun tertidur dalam keadaan ala kadarnya itu. Berharap salah satu oppa dalam poster yang kupajang itu masuk dalam mimpiku dan menyenggamaiku.