Jilmek Istri Teman Sampai Orgasme

 . Amar adalah sosok seorang teman yang aku kenal paling baik selama ini, dia sangat peduli dengan keadaan temannya yang lagi terkena musibah. Amar ini sudah mempunyai istri dan seorang anak perempuan. Istri Amar ini lebih muda dari Amar 5 tahun. Namanya Dina, orangnya cantik, putih bersih, badannya ideal dengan tinggi sekitar 167cm dan berat badan sekitar 60kg, terlihat tubuhnya begitu molek.

Ceritanya begini, namaku Burhan, aku berteman dengan Amar saat aku sekantor sama dia disuatu perusahaan swasta dikotaku tinggal. Awalnya aku berteman seperti biasa dengan Amar, sampai pada akhirnya aku merasa nyaman berteman dengannya sehingga aku sering maen kerumahnya, hampir setiap malam selepas pulang kerja sekitar jam 9 malam aku selalu berkunjung kerumahnya untuk sekedar ngopi dan ngobrol-ngobrol saja sampai larut malam. Saat aku mulai sering maen kerumah Amar saat itu juga aku juga akrab dengan istrinya, Dina. Kami sering ngobrol bertiga dengan candaan-candaan biasa. Biasanya sih banyak teman-teman juga yang maen kerumah Amar tapi semakin lama semakin berkurang, mungkin pada merasa bosan, tinggal aku saja yang masih sering maen kerumahnya hingga aku dan istrinya pun sudah semakin akrab saja.

Setelah beberapa bulan kita sebagai teman sekantor karena suatu masalah akhirnya kita berdua (aku dan Amar) keluar dari kantor tersebut. Tapi Amar langsung mendapatkan pekerjaan, sementara aku masih saja nganggur. Walaupun aku dan Amar sudah tidak sekantor lagi tapi setiap malam aku masih sering maen kerumahnya dan bisa dipastikan hampir setiap hari. Pertemanan kami pun berjalan dengan apa adanya, aku juga berteman bbm dengan Dina, ketika Amar kerja kita juga sering bbm’an tanpa sepengatahuan Amar hanya untuk menghibur Dina yang gak ada kegiatan dirumahnya.

2 bulan Amar bekerja, terjadi pengurangan pegawai secara besar-besaran dan ternyata Amar juga terkena pengurangan pegawai tersebut. Jadilah sekarang Amar menganggur. Mulai inilah aku setiap hari selalu berkumpul dengan Amar, istri dan anak perempuannya yang masih kecil, sekitar 6 tahunan. Makin lama aku memandang Dina makin seksi sekali, tubuhnya semakin semok. Mungkin karena dipompa sama Amar setiap malam. Aku beruasaha menolak gejolak perasaanku kepada Dina, aku selalu berusaha menahannya. Aku masih bersikap biasa saja, tapi aku selalu mencuri-curi pandang kepada Dina karena Dina sering memakai pakaian yang seksi kalau dirumah. Aku sering melihat Dina hanya menggunakan daster diatas lutut, kadang juga hanya memakai hotpant saja, sehingga terlihat jelas lekuk tubuhnya yang sangat erotis.

Payudaranya sih aku lihat gak besar dan bahkan bisa dibilang kecil, aku tafsir sekitar 32B saja, sekitar satu genggaman tangan laki-laki dewasa saja, tapi terlihat sangat ketat dan mungil menonjol dari kaos yang ia gunakan sehari-hari. Aku jujur makin hari aku melihat penampilan Dina aku menjadi nafsu sama dia, aku ingin sekali menyetubuhinya tapi semua itu aku anggap tidak mungkin karena dia adalah istri teman baikku sendiri. Hingga suatu hari terjadi juga yang aku pikirkan.

Waktu itu Amar yang telah berkeluarga tidak mungkin jika nganggur terus-terusan, maka ia berusaha melamar kerja disemua bidang. Akhirnya kurang lebih seminggu Amar mendapakan panggilan di Jakarta dan keterima kerja disana. Aku yang mengantarkan Amar untuk berangkat ke terminal beserta juga dengan istri dan anaknya. Saat aku mengantar Amar, aku dipesani Amar untuk membantu menjaga istrinya, aku diminta untuk mengawasi setiap gerakan istrinya, dan aku menyanggupinya. Amar berjanji pada anak dan istrinya setiap 2 minggu sekali dia akan pulang, dan aku juga diminta untuk selalu menjemputnya diterminal saat dia pulang, aku pun sebagai teman pasti menyanggupinya. Dan berangkatlah Amar menuju ke jakarta.

Dan sejak saat itu terjadilah kisahku dengan Dina istri Amar. Setiap hari aku selalu bbm’an dengan Dina yang berawal dari bercanda-candaan biasa. Sempat juga aku maen kerumahnya saat Dina mengantarkan anaknya ke sekolah, waktu itu anak Dina sudah TK. Selesai mengantar anaknya sekolah Dina pasti selalu pulang kerumahnya untuk sekedar membersihkannya. Sementara aku sendiri ini masih saja menganggur, jadi aku bisa kapan saja mengawasi kegiatan Dina.

2 bulan Amar pergi semuanya berjalan lancar-lancar saja, hingga menginjak bulan ketiga Amar menjadi jarang pulang, aku mengetahui itu dari cerita Dina. Hingga sekarang aku sering menemui Dina dirumahnya saat dia membersihkan rumahnya, hanya untuk menenangkan pikiran Dina yang sedih akibat perubahan sifat dari suaminya. Siang itu aku datang menemui Dina dirumahnya, lalu kamipun ngobrol seperti biasa, Dina bercerita dengan sedih. Aku menjadi bingung, sementara saat itu aku melihat Dina menggunakan pakaian yang seksi. Aku menjadi bingung antara Dina yang sedih dan juga aku yang sudah bernafsu.

Kemudian aku menenangkannya pikiran Dina, aku berniat mengajaknya tour club motor untuk sekedar mencari hiburan agar Dina sendiri tidak suntuk dirumah terus tanpa hiburan. Dan Dina pun menyetujuinya tapi Dina bingung harus beralasan apa kepada suaminya saat pergi tour, aku bilang gak usah bilang tinggal anak kamu titipkan saja dirumah ibu kamu lalu kamu alasan mau pergi dengan temanmu dan nginep, gitu aja kan beres, Dina lalu mengangguk tanda dia setuju.

Sabtu itu tiba, aku janjian sama Dina kalau aku akan menjemputnya disebuah supermarket kecil jam 3 sore, akhirnya persis jam 3 aku menjemputnya dan lalu bergegaslah aku untuk tour club motor tersebut. Sore itu Dina menggunakan pakaian yang sangat seksi, dia menggunakan jaket stripnya dan hanya menggunakan legging berwarna krem saja. Terlihat sangat besar bongkahan pantat Dina. Saat membonceng tak kusangka Dina terus berpegangan memelukku dari belakang dengan mesranya, aku pun diam saja karena aku juga menikmatinya. Saat di jalan aku hampir saja menabrak pengendara jalan lainnya, aku terpaksa ngrem mendadak. Dan terasa tangan Dina menyentuh penisku yang dalam sekejap langsung berdiri tegang. Tapi dalam hatiku masih deg deg’an karena mau nabrak tadi. Akhirnya setelah kami agak merasa tenang akupun melanjutkan perjalanan, dan dalam perjalanan aku mengobrol dengan Dina.

Maaf ya Din, tadi mau nabrak”
“Gak papa kok mas, yang penting kagak nabrak”
“Iya sih tapi aku gak enak sama kamu, karena kamu jadi kaget dan takut”
“Gak papa kok mas, sekarang udah gak deg deg’an lagi kok”
“Eeeehhh maaf ya mas tadi aku gak sengaja kepegang” ucap Dina
“Aaahhh gak papa kok Din, aku malah seneng kalau kamu pegang beneran” jawabku sambil ketawa
“Aaahh mas Burhan bisa aja, nanti bisa gawat kalau aku pegang senjata mas, hehe” ucap Dina sambil sedikit tertawa.
Waaah ada sedikit sinyal niiihh pikirku “Ya kalau gawat ya nanti aku temenin deh biar gak takut lagi” jawabku sambil ketawa lagi.
“Aaaaahhhhh mas Burhan deeeh” jawab Dina sambil mengaplek pundak aku.

Kami terus melakukan perjalanan, dan terasa malam pun tiba, tapi jaraknya masih lumayan jauh. Aku terus berkendara dan semakin kupercepat gasku biar cepet sampai acara tour itu. Jam menunjukan pukul 20.00, aku sudah sampai tempat tour, dan suasana disana sangat ramai sekali, tak terhitung mungkin bisa ribuan orang dang dari berbagai kota di Indonesia. Lalu akupun memarkirkan motor dan mengajak Dina untuk mencari makan, karena dari tadi perjalanan belum makan. Menujulah aku dan Dina kesebuah warung makan yang ada ditempat tour itu.

Sambil makan, kami juga menikmati music dangdut yang disajikan oleh panitia tour. Setelah selesai makan, aku mengajak jalan-jalan Dina untuk mencari klenik-klenik dari motor, tapi baru saja menginjak depo klenik Dina menepuk pundakku.

“Mas aku kebelet pipis, anterin aku yuuuk mas”
“Disini jauh dari pombensin Din, emang kamu mau pipis dikebon?” ucapku.
“Ya mau gimana lagi mas, aku sudah kebelet banget mas, ayo cepet mas, bawa aqua ya buat bersihin nanti” pinta Dina.
“Ya udah ayo kita cari tempat yang aman” ajakku sembari menggandeng tangan Dina.

Setelah aku muter-muter aku melihat ada rumah kosong tak jauh dari tempat acara tour “Naaahhh itu ada tempat kosong Din, yoook kesitu aja daripada lebih jauh lagi” ajakku. Lalu aku menggeret tangan Dina yang sudah dari tadi menahan kencing dan beberapa detik sampai juga, aku mengajak kebelakang rumah kosong itu.

“Udah sana buruan pipis, nanti keburu ngompol kamu Din” kataku
“Temenin mas, aku takut kalau sendirian, disitu kan gelap banget mas” ujar Dina
“Udah ni aku senterin pake HP dari sini, gak papa tenang aja gak usah takut ada aku disini”jawabku kayak pahlawan.

Kemudian aku mengambil HP ku dan menyalakan senternya.

“Mas jangan ngintip yaaa”.
“Iya tenang aja paling juga sedikit kok” jawabku bercanda.

Setelah itu Dina langsung melorotkan celana legging yang ia kenakan, terlihat sangat putih sekali pantat Dina dari kegelapan, aku menengak-nengok melihat suasana aman atau tidak, sekira aman aku akan berusaha mencumbu Dina malam itu juga “pikirku dalam sekejap”.

“Suuuuuuuuurrrrrrrrrrrr………” suara air kencing Dina terdengar sangat keras sekali. Aku melihat Dina mulai membuka aqua untuk mencuci vaginanya yang habis kencing tadi. Dan tak terasa ternyata penisku juga sekarang sudah mulai tegang. Setelah Dina selesai membersihkan vaginanya dan mau memakai celana leggingnya, aku langsung saja menyergapnya dari belakang dengan keadaan celana Dina masih terbuka dibawah lutut.

Mas apa-apaan ini, mas mau ngapain aku” ucap Dina
“Aku sudah horni sama kamu dari tadi saat melihat pantatmu Din, aku minta itu kamu ya Din” jawabku.

Tanpa menunggu jawaban dari Dina lagi aku langsung melumat bibir tipisnya, pertama Dina melakukan perlawanan. Sementara aku menciumi bibir Dina tanganku langsung memegang vaginanya yang sudah terbuka, langsung aku memegang klitoris Dina dan aku mainkan.

“Aaaaahhhhhhh…..Maaassss…Jaaaaa…Nggaaaaannn….Maaassss” ucap Dina.

Tapi aku dengan tidak peduli masih terus memainkan klitoris Dina dan sekarang aku mulai memasukkan jari tanganku kedalam memek Dina

“Aaaarrggghhh…..Maaassss…Sakiiiit Maaasss” desah Dina.

Karena aku sudah sangat bernafsu maka aku mengocok memek Dina dengan cepat sekali. Tanpa menunggu lama setelah aku mengobok-obok memek Dina, aku langsung membuka celanaku dan mengeluarkan penis besarku yang berukuran panjang sekitar 17cm dan berdiameter 4cm itu. Dengan sedikit memaksa aku langsung mengujamkan penisku kedalam memek Dina.

“Bleeeeeesssssss” penisku masuk semua ke dalam memek Dina.
“Oooooouuuuhhhhh,,,,Maaassss…Ooooouuuuhhhh….Pelaaaan…Maaassss” desah Dina ketika aku menyodokan penisku dari belakang. Semakin lama aku semakin mempercepat gerakanku.
“Sluuuuuppp….Sluuuuup….Sluuuupppp” bunyi benturan badan kita. aku sudah nafsu dari tadi tak kuasa menahannya terus memompa Dina semakin cepat, tak berapa lama tubuh Dina terasa bergetar dan “Ouuuuuhhhh….Maaaassss…..Akkkkk…..Akkkkkuuuuuuu….Keluaarrrr….Mas…..” rintih Dina.

Dan aku juga merasakan ada cairan yang nyemprot di penisku yang masih standby didalam memek Dina. Setelah Dina keluar, aku mencabut penisku dari memek Dina lalu aku arahkan ke muka Dina, aku memintanya untuk mengulum penisku. Dengan aku berdiri dan Dina jongkok, Dina langsung mengulum penisku. Karena tak sabar dengan kuluman Dina kemudian aku memegang kepala Dina dan kemudian aku memaju mundurkan penisku didalam mulut Dina, hingga Dina tersedak karena penisku masuk terlalu dalam. Aku mengambil jaketku dan aku dudukan Dina diatas jaketku, aku menidurkan Dina. Aku mulai lagi memasukkan penisku ke dalam memek Dina.

Advertisement

“Plooook…..Ploooookkkk….Ploooookkkkk…..” aku langsung dengan cepat memompa memek Dina hingga terdengar benturan tubuh kami.
“Oooooouuuhhh….Maaassss….Oooouuuuhhhh….Maaasssss” Dina terus mendesah kenikmatan, aku juga merasakan kenikmatan.

Memek Dina yang sudah beranak satu masih terasa sempit seperti para gadis-gadis. Aku semakin bernafsu. Setelah kurang lebih 15 menit aku memompa memek Dina, aku merasakan kalau aku akan orgasme dan aku langsung mencabut penisku dan aku arahkan kemulut Dina, dan aku kocok sebentar penisku dan akhirnya “Crooooot….Crooooot…Crooooot…Croooooottt….Croooottttt…” banyak sekali pejuh kentalku menyemprot muka Dina, bahkan ada sebagian pejuhku yang masuk kedalam mulut Dina.
Setelah pejuhku habis keluar, aku mengarahkan penisku kemulut Dina, aku ingin Dina membersihkan sisa pejuh yang masih nempel dipenisku dengan mulutnya. Dina pun mengulumnya hingga penisku bersih. Lalu aku mengambil tisu milik Dina yang ada didalam tas, dan aku membersihkan pejuhku yang kececeran di muka Dina. Aku menyuruh Dina untuk membersihkan mukanya dengan aqua yang masih tersisa tadi.

Setelah itu kami kembali ke acara seperti biasa, sempat aku mengucapkan “Din, aku minta maaf ya, tadi aku khilaf, aku sudah nafsu banget ngelihat kamu buka celana didepan aku tadi”. Tapi Dina diam saja tidak menjawabnya. Setelah acara selesai aku mengajak Dina untuk pulang tapi aku tidak pulang langsung karena waktu sudah larut bahkan dini hari, maka aku mengajak Dina untuk menginap disebuah motel sederhana. Kemudian kami masuk di motel tersebut dan akhirnya kembali aku mnyetubuhi Dina. Kali ini tempat, suasana yang nyaman maka kami lebih menikmati persetubuhan itu, hingga akhirnya aku dan Dina tidur pulas dengan bugil.

Sampai keesokan harinya sudah siang pukul 10, kami langsung mandi, dan tak lupa waktu mandi kami juga melakukan hubungan sex lagi sebagai perpisahan. Dan setelah semua selesai akhirnya kami pulang kerumah, dan setelah kejadian itu aku dan Dina menjadi tidak akrab seperti dulu. tapi aku masih bersikap biasa saja didepan Amar. Sungguh hubungan sex yang sangat istimewa dalam hidupku.