Jena the Arabian Lust
“kamu mau ngapain Randy? Jangan macam2 ya” begitu seloroh si mahmud dengan nada mengancam saat aku masuk ke dalam pantry yang hanya ada dia seorang. Iya, aku panggil dia mahmud, karena dia cantik keibuan dewasa dan sok alim, umurnya 34 tahun, tujuh tahun lebih tua dari saya. Anak pertamanya berusia 12 tahun, ya dia menikah muda dengan seorang dosen universitas swasta. Dengan wajah kearab2an dan sensual dia sangat sexy sekali. Kalau dilihat dia mirip fashion desainer J#nahara dengan karakter seperti Angel Karamoy yang suka melakukan gesture “mengundang”. Jadi kita panggil saja dia Jena Angel. Tubuhnya mungil tinggi 160 cm berat 45 kg dengan susu yang besar ukuran 34C. Karena dia sok alim maka aku selalu menggoda dia dengan mesum. Meledek dia dengan ejekan seksual. Ya, karena aku ga suka cewe yang sok tinggi karena dia berjilbab. Dan aku paling suka menjatuhkan martabat wanita sombong. Setelah melahirkan anak kedua si Jena menjadi semakin sexy tanpa menggemuk, yap..aku sadar susunya semakin besar. Dan sengaja aku sering menatap susu nya lama agar dia sadar aku melihat susu nya. Jena sudah lama menjalani program punya anak dan baru kesampaian tahun ini. Biasanya aku hanya sekedar menggoda dia tanpa maksud ingin benar2 ngewe sama dia. Sekedar bercanda. Tapi hari itu, aku sudah bener2 muak dengan kelakuan dia yang selalu menceramahi aku. Setiap aku liat bercanda dengan tatapan sange dia selalu balik mengancam “klo liat orang tuh yang sopan” “jadi cowo tuh bla bla bla” Terkadang malah nada menantang “coba aja klo berani” dengan melotot “ah paling omdo” dll di pantry itu aku memuntahkan puncak kekesalan aku ke dia, setelah dia mengancam aku jadi kalap, aku langsung menyosor bibirnya, tangan kiriku merengkuh kepalanya sedangkan tangan kanan ku meremas2 susu nya dengan kasar. Aku pengen tau kayak gimana sih ini cewe… Jena berusaha melawan dengan memukul2 dada dan pundak ku, tetapi itu semua sia2. “mmpphh..mpphh..mmppffh” aku melumat2 bibirnya sambil lidah ku berusaha merogoh kerongkongan dan mencari2 lidahnya. “sllruuurpp…sluurpp” aku menyedot2 sambil menelan liurnya PLAK! Tangan kanannya berhasil menampar wajahku… “dasar brengsek! Awas ya aku laporin ke security” sambil berusaha kabur dari aku. Untungnya aku sigap, aku pegang tangannya yang tadi menampar wajahku, aku seret dia kedalam gudang file di dalam pantry. “apaan sih, lepasin gak!” teriaknya aku lempar dia ke pojok gudang kecil itu. Aku kunci gudang file itu… PLAK!…aku balas tamparan dia di pipinya hingga memerah. Jena melihatku dengan tatapan nanar sambil memegang pipinya yang merah. Tubuhnya meringkuk ketakutan dipojok. Tekad ku sudah bulat, walau nanti aku dipenjara setidaknya dia harus pulang dengan benih2 aku didalam memeknya. Aku menggunakan waktuku dengan santai, aku buka baju dan celana hingga pakaian dalam pelan2. Aku ingin dia semakin takut…ya, jena menatap aku ketakutan dengan sedikit2 mencuri pandang ke kontolku yang mengacung2 dengan panjang 15,5 cm mencari mangsa. Disitu aku berdiri telanjang bulat sedang Jena masih berpakaian lengkap. Aku pegang kaki kiri nya lalu aku tarik dengan kasar, tangan ku yang lain segera meraih celana dalamnya berwarna ungu senada dengan jilbabnya. Dia menahan celana dalam nya dengan sekuat tenaga. PLAK!..aku tampar lagi kali ini dengan tenaga yang lebih sedikit hanya sekedar memberi shock therapy. “BUKA!” Aku menekankan nada suara ku sambil melotot marah.. untung tidak ada security di lantai tempat aku bekerja karena hari itu hari sabtu. Security hanya ada di gerbang pos depan gedung tempat aku bekerja. Dengan paksa aku mengoyak2 celana dalamnya.. Sedikit demi sedikit Akhirnya terlepas juga…aku mencium wangi semerbak. Ya,ternyata dugaan ku benar, Jena sangat merawat memeknya. Memeknya pink agak kecoklatan berbentuk empot ayam seperti bayi, kontras dengan jembutnya yang lebat dengan dua titik tahi lalat di sekitar bibir memeknya. Kata orang cewe yang punya tahi lalat di memek itu biasanya Hypersex atau minimal kuat ngewe, dan Jena punya dua tahi lalat. Jangan2 dia…ah, ga mungkin….. Aku tarik pinggangnya, aku singkap rok panjangnya, tangan kananku membimbing kontol aku ke gerbang vagina nya, sedangkan tangan kiriku memegang lehernya. “Randy..mmhh…nnnhhh..jangan..Don, aku bukan cewe murahan aakknnhh” sambil menatap aku dengan wajah iba. Aku tekan kontolku di vaginanya, sedikit demi sedikit kontolku amblas kedalam liang kenikmatan yang aku ga pernah menyangka akan merasakannya. “Randy jangan…mbak mohon…nnhh” Jena mengiba sambil menggeleng2kan kepalanya. Keset,legit, hangat, sangat nikmat sekali dan sangat menjepit. Itu kesan pertama saat aku melesakkan kontolku seluruhnya di dalam vagina Jena. Benar2 sensasi yang luar biasa, berjuta2 rasa, berbeda dari memek2 yang pernah aku rasakan selama ini. Aku yakin dia belum pernah merasakan kontol lain selain milik suaminya yang selalu gagal memberikan dia anak kedua. Aku merasa bangga, aku menang tahap awal, memasukkan kontolku kedalam vagina Jena. Dengan wajah bangga aku mulai menyodok2 dengan ritme pelan… “nhnhh..nnhh..nnhh..ahhhk..Randy, nnhh..nnhh jahngaannhh” Jena bersuara lirih “ahh..ssss…nnmmngghh” aku berusaha mengatur ritme memek Jena mulai basah, sodokan ku semakin lancar, Butir2 keringat mulai bermunculan di badan kami, tangan kiriku meraih jilbab ungu yang dia pakai lalu mencabutnya, terlihat rambut Jena yang hitam lebat khas wanita arab. Wajahnya memerah serta rambutnya mulai basah akibat keringat. Lehernya mengkilat. Tak tahan melihatnya, aku langsung menjilati keringat dilehernya… terlihat dari wajahnya, Jena terangsang karena geli di lehernya. sodokan ku semakin ku percepat, sleb sleb sleb slebb..sleb..sleb.sleb slebb..sleb..sleb.sleb..slebb… 3 banding 1 begitu ritme sodokan ku, 3 sodokan standar di sisipkan dengan satu sodokan dalam.
Itu rumus aku yang membuat banyak istri orang tergila2 ngewe dengan aku. “akh.akh.akh.aaakkhhh.. akh.akh.akh.aaakkhhh.. akh.akh.akh.aaakkhhh…” Jena terlihat mulai pasrah, ya itu jurus pamungkas aku ga ada satu cewe pun yang ga ketagihan setelah aku hajar dengan jurus pamungkas aku. Aku berada ditengah2 ronde.. Tangan kanan ku meremas2 kasar susunya yang masih berbalut pakaian warna hitam. Aku mulai menggigit2 kecil lehernya yang mungil… “Don jangan mbak mohon..aakhh..akhh..nanti..akhh..ah..suami..aku..ah..bisa ..ohh..tau” *SLEB..”Ah!” teriak Jena sambil menutup mulutnya saat aku lesakkan kontolku. Aku berhenti menyodok memeknya.. “OK, asal kmu buka baju kamu dan beha kamu” Dengan pelan2 dan lemah Jena mulai melepas kancingnya satu persatu, dibuka bajunya, lalu dia melepas baju dalamnya, lalu dia melepas beha nya. Benar sekali, susunya besar, bulat dan pentilnya berwarna coklat agak pink. Kontolku masih tertanam didalam memek Jena, namun Aku tidak serta merta mulai menyodok lagi namun aku menatap dia dengan pandangan bangga, menyeringai penuh kemenangan. Jena membalas dengan memalingkan wajahnya.. Aku mulai menyodok dengan ritme pelan..gigi 1 Shhh..sshhh…mmmhhh..hngghh…oh nikmat banget Jena” desahku “ahh..akkh…ahh..nnhh..mmhhh..mmhh..mmmmhh” Jena menimpali desahan ku.. Sodokan mulai aku percepat….gigi 2 “ahh..akkh…ahh..nnhh..ahhh..ahh..ahh” desahan Jena mulai mengiringi sodokanku Hehe…bathin ku..sepertinya Jena sudah mulai menikmati sodokanku.. Saatnya gigi 3, sodokan mulai aku kasih ritme cepat pamungkas 3 banding 1 *sleb..sleb..sleb..SLEB! sleb..sleb..sleb..SLEB! sleb..sleb..sleb..SLEB! sleb..sleb..sleb..SLEB! “ah..ah..ah..AH! ah..ah..ah..AH! ah..ah..ah..AH! ah..ah..ah..AH! ah..ah..ah..AH!…” desah Jena mengikuti ritme sodokanku. Pinggulnya mulai mengikuti arah sodokanku, sengaja aku sodok agak kekiri atau kekanan, dan benar Jena mengikuti sodokan aku dengan pinggulnya agar aku lebih nikmat. Ya, aku..Jena tau kalau dia berusaha supaya aku lebih menikmati memeknya Aku menang…..aku menyeringai penuh kemenangan Napasnya mulai tersengal2 Jena sudah tidak bisa menutupi lagi birahi nya, dia menutup matanya, dia malu karena sudah menikmati sodokanku. Dia menggigit kecil bibir bawahnya sambil sesekali menutupi mulutnya agar tidak teriak terlalu kencang saat sodokan keempat aku lesakkan ke memeknya. Hosh, hosh, hosh….napasku mulai memburu Sodokan demi sodokan aku lakukan dengan penuh tenaga, kenikmatan demi kenikmatan aku raih, aku merasakan sesuatu di dalam kantong biji ku, Ya, inilah saatnya….kenikmatan puncak Aku sodok memek Jena dengan gigi 4, ritme 1 banding 1 secepat2nya…sedalam2nya.. SLEB! SLEB! SLEB! SLEB! SLEB! SLEB! SLEB! SLEB! SLEB! SLEB! SLEB! SLEB! Aku meraih pinggang Jena sekencang2nya, dan…”hhhnnnngggghhhhhh” SLEB CROT! SLEB CROT! SLEBCROT! SLEB CROTT! “Ah..ah..ah..ahh” desah Jena Tiap aku memuncratkan sperma di dalam memeknya aku iringi dengan satu sodokan dalam, aku pastikan sodokan aku sedalam2nya saat memuncratkan sperma.. Aku lemas, lunglai, tubuhku jatuh memeluk tubuh Jena yang penuh keringat. Kepalaku berada disamping kepala Jena, napas kami saling memburu hingga berangsur2 normal. Aku tetap memasukkan kontol aku di dalam memek Jena hingga menciut…terkadang aku sodok2 supaya spermaku masuk lebih dalam. beberapa tetes spermaku terjatuh dari memeknya diatas kardus. Aku ingin Jena hamil anak ketiga…anak dari benih aku..hehehe Aku ingin mengerjai dia sekaligus. 12 menit….. Ya, selama 12 menit itu aku memperkosa Jena…aku tidak mau ambil resiko berlama2.
Dan memang aku akui stamina aku ga terlalu lama dalam berhubungan badan. Standar orang2 biasa Paling lama 15 menit full throttle diluar foreplay. Dibalik kekurangan aku yang hanya mampu 12 menit full throttle, ada kelebihan lain. Aku mampu main hingga 3-4 ronde dalam 3 jam. Plop..aku cabut kontolku yang masih tertanam di memeknya. Aku mulai bangkit dari tubuh Jena yang tinggal rok panjangnya saja, aku segera mengumpulkan bajunya, roknya pun aku lepas. Aku buang ke pojok lain pakaiannya… Sekarang kami berdua sama2 telanjang bulat. Aku duduk di kursi depan tumpukan kardus tempat aku menggarap Jena sambil mengocok2 kontolku agar bangkit lagi. Aku menatap Jena, terkulai dengan penuh keringat dan sperma di memeknya…wajahnya memerah, dengan sedikit bekas tamparan aku yang semakin memudar. Jena tampak kelelahan namun masih bisa melihatku dengan tatapan sayu..dia merogoh2 memeknya yang penuh dengan sperma… Aku mengerti, aku lemparkan ke dia celana dalamnya yang berwarna ungu..dia menyeka beberapa kali memeknya dengan celana dalam itu. Hehe, ga tau aja kalo itu sia2…ya, kita masih ada 2 ronde lagi. Aku buka kunci gudang, aku keluar sebentar mengambil air minum dingin dari dispenser…. Jena tidak mungkin lari karena pakaiannya udah aku amankan. Aku minum beberapa teguk lalu ku isi lagi gelasnya hingga penuh. Aku beri gelas itu ke Jena, diapun meminumnya hingga habis. Sambil mengocok2 kontol sesekali aku mencuri pandang ke Jena yang sedang berbaring meringkuk…ternyata dia diam2 mengocok memeknya dengan jari nya sendiri. Eit Sebentar… Kenapa aku baru sadar sekarang… Oh iya, Jena belum orgasme….Jena belum keluar, dia kentang..Kena Tanggung.. Gila, apa ga salah? Aku pede dengan jurus pamungkas yang bisa bikin mahmud2 n cewe2 kelojotan dan langsung orgasme… Ternyata jurus pamungkas gw udah dipatahin.. Dan itu oleh cewe yang alim, keibuan bukan oleh cewe sexy dengan sex appeal tinggi. Ah kebetulan… Kontolku sudah mulai bangun… Aku segera meraih pinggang Jena, menyuruh dia nungging dan aku sodok dari belakang… Plok.. Plok..Plok.. Plok..Plok..Plok.. Gak lama 15 menit kemudian Jena orgasme, dia mencengkram kuat tanganku yang memegang pinggulnya. Lalu aku pun segera memuncratkan spermaku didalam memeknya hampir disaat bersamaan Jena orgasme. Sebelum aku beranjak pulang aku memberikan pakaian Jena, dia pun memakainya, dia kebingungan mencari celana dalamnya yang sengaja aku simpan untuk kenang2an, “udah ga usah pake celana dalam, kan kamu pake rok panjang” kataku Setelah dia berpakaian lengkap muncul ide ku untuk quicky, aku segera dorong Jena merunduk bertumpu pada tumpukan kardus yang dijadikan alas persetubuhan kita tadi, aku singkap roknya keatas lalu segera aku masukkan kontol ku kedalam memeknya dan mengocoknya dengan cepat. Setelah memuntahkan lagi spermaku untuk ketiga kalinya di memek Jena aku langsung memakai pakaian aku dan kabur pulang meninggalkan Jena sendirian di gudang pantry. Aku siap dengan konsekuensinya, dirumah aku kuatir menunggu dijemput oleh polisi…. -End- tks for reading Kenapa J#nahara? Cerita ini terinspirasi dari temen ane yang mirip doi Dan ane pernah ketemu J#nahara, asli sensual banget, sexy keibuan, perfect working mom with 3 kids, pipinya sexy pengen banget gw cium. Ane Pengen banget 3 some sama suaminya. atau 1 on 1 sama doi. disini ada yang ngefans sama j#nahara? atau Angel karamoy? kritik dan saran nya ya gan
#1# aftermath Hari ini hari senin. Ya, sudah dua hari berlalu sejak aku nekat memperkosa rekan kerja ku sendiri di kantor saat test system di hari sabtu. Dan sampai sekarang tidak ada sedikit pun tanda2 polisi. Aku sama sekali tidak menyesal dengan apa yang kuperbuat, hari itu aku bulatkan tekad untuk masuk kantor seperti biasa. Aku menarik gas motorku jam 6 pagi, seperti biasa aku sampai parkiran kantor jam 7.30 pagi. Biasanya Jena sudah ada di kantor karena dia tinggal dekat dengan kantor dan selalu diantar suaminya pagi2 dimana Jena akan menurunkan anaknya di Sekolah SD yang searah dengan rute perjalanan mereka. Aku melangkahkan kaki berjalan ke kantor sambil mengira2, apakah aku akan ditangkap security, atau dijemput polisi di depan gerbang kantor atau dipukuli oleh suaminya. Berbagai macam pikiran menghantuiku. “Ah ga mungkinlah” pikirku Ternyata dugaanku terlalu berlebihan, seperti biasa di depan kantor sangat sepi sekali hanya ada 2 security di gerbang dan dekat lift. Aku segera naik lift ke lantai kantor ku lantai 22, seperti biasa juga, disitu sangat sepi sekali. Dan memang aku selalu berpikiran kotor untuk ngewe di pagi hari dengan rekan kantor yang berbeda departemen disitu. Tapi aku selalu mengurungkan niat karena ini kantor besar, tidak seperti kantor cabang yang hanya terdiri dari 20-30 orang saja. Sesampainya di kantor aku membuka pintu kaca pertama lalu masuk ke ruangan kubikel tempat aku bekerja dimana pintu nya selalu dibiarkan terbuka. Dari ambang pintu aku melihat Jena, jantungku berdegup kencang. Jena tampil cantik dan anggun hari itu dengan jilbab hitam, kemeja panjang abu2 dan rok hitam. “gila apa yang harus gw omongin? apa yang harus gw lakuin?” pikir ku Biasanya aku akan menyapa dengan sapaan meledek “Pagi Sayang” ya aku selalu memanggil Jena Sayang karena itu running joke aku dengan orang2 kantor dimana aku mengklaim Jena sebagai “istri” ku kantor. (biasanya pegawai kantoran punya 2 istri, istri di rumah dan istri di kantor) sudah lama aku ingin menjadikan Jena istri kantorku, dan yang berani hanya aku karena teman2 ku yang lain terlalu takut dengan label agamis Jena. Biasanya juga Jena membalas dengan “pagi DEK Randy” khas Angel Karamoy. ya, sialan memang..dia menekankan kata DEK supaya aku sopan ke dia, tapi itu malah membuat aku semakin getol untuk menyerang dia dengan ledekan2 cabul dan pandangan mesum supaya dia tau label agamis dia ga akan mempan terhadap gw. Tapi hari itu berbeda, langkahku semakin berat saat menuju ke kubikel meja kerjaku. Beberapa bulan lalu dia sengaja membuat aku pindah dari sebelah meja dia ke depan mejanya supaya aku mengurangi usaha ku ke dia. Aku meletakkan tasku di meja, menyalakan PC, membereskan pekerjaan yang aku akan jalani hari ini. Sesekali aku memberanikan diri melirik ke Jena di sebrang meja. “Pagi Sayang” sapaku seperti biasa Jena hanya melirikku sesaat lalu kembali menyiapkan file2 pekerjaan yang akan kami lakukan hari itu. Hari itu aku sadar, aku telah menang banyak, aku sudah merasakan liang kenikmatan Jena yang hanya pernah dinikmati oleh suaminya, tidak ada polisi, tidak ada suaminya, dan lebih lagi Jena sepertinya menganggap hari itu hanya angin lalu…….. Aku berdiri lalu berjalan memutar ke mejanya, sambil memastikan tidak ada orang yang melihat aku segera meremas2 susunya yang berbalut kemeja dari belakang. Ternyata Jena memakai bra tipis atau bikini di dalam situ sehingga aku merasakan dengan jelas kelembutan dan kekenyalan payudara seorang ibu yang baru melahirkan anak keduanya 5 bulan lalu. “jangan kurang ajar” ujarnya pelan sambil menepis tangan ku. Sebelum berlalu aku sempat mencium pipi kanannya dan mengucapkan kata2 yang belum pernah dia dengar sebelumnya dari mulutku yang cabul. “i love you” ucapku setengah berbisik. Hari itu berlalu seperti biasa, namun Jena masih cuekin aku, sampe ada beberapa temen kantor yang ngeh, “tumben ga modusin yayang Jena”, “randy kok diem aja? tuh yayangnya lagi di modusin sama si Dion” (aku tau ini pertanyaan jebakan) Semua itu hanya aku jawab dengan senyum penuh kemenangan… Mereka ga tau aja..hehehe Mereka sudah terbiasa dengan branding yang aku berikan ke Jena, dahulu mereka memanggil dia Mimi seperti panggilan aurel hermansyah ke ibunya. Dahulu brand Jena adalah mamah muda yang cantik dan alim serta sayang anak, sekarang aku telah sukses me-rebranding dia menjadi seorang istri nakal yang punya selingkuhan pacar di kantor. Sore jam 3 pekerjaan sudah mulai berkurang, cewe2 sedang bergosip dan cowo2 sedang browsing highlight pertandingan bola semalam, diantara gosip2 itu banyak yang nyeletuk godain Jena. “Jena tumben diem aja biasanya berantem sama Randy” “iya, jangan2 kmu udah kena pelet ya?” sahut yang laen “iyalah, yayang gw sekarang udah jinak, kan udah kena patil” sahut gw cabul seperti biasa untuk memperpanas suasana. “cieee…udah kena nih yee”sahut cewe2 menggoda Jena, mereka pikir aku becanda tapi ah sudahlah biar hanya aku dan Jena yang tau. “iya deh terserah apa kata DEK Randy” sahutnya ketus, dan ya gw kena trigger, gimana ga kesel, kita udah berhubungan badan 2x tetapi dia masih menganggap gw sebagai adik. “itu cowo2 lagi pada ngapain sih?” tanya Jena ke cowo2 yang sedang browsing untuk mengalihkan pembicaraan. “lagi browsing skor bola semalem” sahut mas Iqbal. “emang skornya berapa?” tanya Jena lagi “Indonesia menang 2-1” jawab iqbal “berapa?” tanya Jena sekali lagi <ini cewe budeg kali ya perlu di masukin peju kupingnya> pikir gw “2-1” jawab iqbal lagi ”OOH..SKORNYA 2-1 YA?” ulang Jena dengan nada tinggi meledek <Eh tunggu dulu…> Bagai disambar petir, saat itu aku baru ngeh…. Ya, itu skor gw ngewe sama Jena, gw 2 kali orgasme dan Jena 1 kali orgasme… Faktanya….gw KALAH ngewe sama Jena…sialan. gw skakmat. Harga diri gw berasa hancur berkeping2. Jelas2 gw marah.. Temen2 kantor mungkin ga tau, tapi Cuma kita berdua aja yang tau kalo gw udah di skakmat dengan perkataan Jena tadi. aku ga bisa ngapa2in dengan emosi aku langsung ngacir menuju restroom, di ruang wc aku segera mengambil smartphone. Disitu aku meng-spam whatsapp Jena dengan banyak poto2 seorang cewe bugil dengan hanya kerudung saja yang sedang digangbang oleh beberapa pria. [KAMU SAMA AKU…SORE INI] tulis ku di WA mengajak dia ngewe. [AWAS KLO KAMU PULANG DULUAN] Lama ga dibalas..aku menelpon dia, dan gak satupun telpon gw diangkat. <sialan nih cewe> pikir gw Aku keluar restroom cowo lalu aku berpapasan dengan dia di lorong berjalan ke tempat ibadah, aku Cuma bisa melotot dengan wajah marah ke Jena. Jena melengos menganggap aku ga ada…tapi aku yakin dia liat betapa marahnya aku. Tubuhnya yang mungil seperti anak SMA itu segera menghilang dari pandangan aku. Aku turun kebawah, di taman belakang aku merokok sendirian. Kesel, marah, dan merasa direndahkan. Tiba2…PING! Ada notif WA, aku langsung membuka WA dan terdapat unread message dari Jena. [oh, bisanya Cuma maen keroyokan ya? Masa kalah satu lawan satu sama cewe] ******! Aku lupa, gara2 emosi aku ngirim poto cewe jilbab digangbang…aku pikir poto itu akan menjatuhkan martabat dia tapi malah jadi senjata makan tuan berbalik menyerang gw. Aku buru2 menelpon Jena, dan sekarang dia mengangkat telponnya.. “halo” “ya DEK Randy” “KAMU SAMA AKU, NANTI SORE PULANG KERJA DI APARTEMEN POLIS” “trus klo aku ga mau?” “AKU BAKAL PERKOSA KAMU DIKANTOR DI DEPAN TEMEN2, KAMU PASTI TAU kan AKU SERIUS” Aku segera berlari ke atas, sebelum masuk ruangan aku ke restroom untuk melepas celana dalam, karena aku serius akan memperkosa dia disitu juga klo Jena berani menolak ajakanku. pukul menunjukkan jam 4 sore Saat masuk ruangan kerja aku melihat Jena sedang beres2, tumben. Biasanya dia beres2 setengah jam sebelum pulang tapi sekarang dia sudah beres2 berarti dia berniat untuk kabur dengan alasan ga enak badan.(biasanya begitu) Aku segera berjalan lewat belakangnya sengaja aku menyenggol wajahnya dengan kontolku tanda aku serius dengan ancaman yang aku berikan. Aku duduk di meja ku seberang meja Jena dengan tatapan bagai tatapan elang yang tidak pernah melepas mangsanya. Disaat dia sedang melengos aku segera merebut smartphonenya yang sedang di charge di atas meja Jena. “Randy!! Balikin ga” Jena marah sambil berbisik Aku segera memberikan dia secarik kertas disitu tertulis “tower harmony lantai 5 nomor 3” dengan signature gambar kontol ala grafiti bocah2 iseng. bersambung…..