fantasy; spermium and
TOK TOK TOK “Assalamualaikum…” Mendengar pintu depan rumah diketuk akupun segera berjalan menghampiri. “Mas Mail, Assalamualaikum…” Suara perempuan ini terdengar familiar, aku tak bisa menyembunyikan ujung bibirku yang menyengir jahat, semangatku tiba-tiba terpompa. TOK TOK
CKLEK Aku membuka pintu, angin berhembus pelan masuk membawa aroma wangi yang manis milik perempuan yang berdiri di balik pintu.
“Eh Mbak Nur!” benar tebakan ku, perempuan bertubuh mungil kurus berbalut jilbab pink yang merupakan Bu RT di daerah sini. “Ada apa ya, mari masuk mbak.” “Jangan repot-repot mas, cuma mau ngasih ini.” ujarnya sambil menyodorkan kertas lipatan yang sedari tadi dipegangnya. “Ini ada undangan acara kerja bakti dan dekorasi gang besok minggu.” “Oh, buat persiapan 17an ya mbak.” sahutku menerima kertas itu. Aku tak bisa mengalihkan pandanganku ke wajah nya yang menurutku lumayan cantik, umurnya juga paling cuma berjarak 3-4tahun lebih tua dari ku aja, apalagi tiap pagi aku sering melihat Mbak Nur menyapu teras rumah nya yang ada di depan rumah ku. Tanpa lama-lama “joni” ku yang tertidur seketika bangun dengan berbagai fantasi yang pernah aku bayangkan terhadap Bu RT yang satu ini. “Ya mas, saya langsungan aja ya, mau nyebar undangan ke tetangga2 lain…” “Jangan buru-buru dong mbak…” ujarku bersamaan dengan cahaya merah yang berpijar dari tanganku menusuk masuk ke tubuh Mbak Nur. Mbak Nur yang tersentak hanya mematung. Dengan sigap aku menarik lengan nya dan membawa nya masuk ke ruang tamu ku. Kami saling menatap. Akhirnya datang juga waktu nya buatku menikmati wanita yang sudah cukup lama ku kenal ini. Oke, meski nafsu ku sedang menggebu-gebu, aku tetap harus hati-hati dan memikirkan semua ini dengan matang. “Buka kancing baju mu mbak!” itu adalah perintah pertamaku. “Dengan senang hati, Mas Mail Sayang~” jawab Mbak Nur penuh gairah. “Jangan terlalu tergila-gila padaku, yang natural saja.” aku melanjutkan komando. “Ingat baik-baik, Mbak Nur itu istri orang, punya 2 anak, tetangga ku, Ibu RT di sini, tapi di sisi lain Mbak Nur juga diam-diam sangat ingin sekali ngentot dengan ku, dan inilah satu-satu nya kesempatan, ayo tunjukkan reaksi dan perasaan campur aduk itu.” Mbak Nur mengangguk. “Buka baju mu Mbak!’ “Ja-jangan mas…” Mbak Nur gemetaran dan tersipu malu Good. “Plis mbak, aku udah lama pengen liat susu mbak yang tiap pagi ngintip dari kerah daster waktu mbak nyapu depan rumah.” aku mendekat dan menyingkap bagian depan jilbab yang menutupi bongkahan payudara nya. Tidak terlalu besar, yang jelas ada tonjolan terpampang nyeplak di kemeja pink nya. tepat di depan mata ku yang membuat si joni semakin mengeras. “Mas mau ngapain, jangan…” meskipun ucapan nya menolak, yang jelas Mbak Nur sekarang tidak bisa mungkin membantah atau menolak apapun yang akan kulakukan padanya. Panah Merah ini benar-benar the best. Batinku seraya meremas kedua buah dada Bu RT dari luar pakaian nya. Saat Mbak Nur tersentak dang ingin teriak aku segera memberi isyarat menutup mulut nya. Mbak Nur pun terdiam menutup mata nya sambil menahan ekspresi kedua payudaranya ku remas brutal hingga kemejanya mulai kusut. “Eh, sakit ya, lupa saya mbak kan baru aja lahiran ya, anak ke 2 nya sekarang umurnya berapa mbak?” ujarku teringat, satu per satu aku mulai melucuti kancing baju nya. “…aaah, ba-baru tiga bulan mas, aaah…” jawabnya terengah-engah menahan nyeri. Kemeja nya berhasil kubuka. Kuciumi aroma wangi dari pusar, perutnya yang rata naik ke belahan payudanya. Seketika kusingkap ke atas bra khusus menyusui berwarna krem nya. Wow. Terpampang jelas di depan mata kedua payudara nya yang tak begitu besar namun puting susu nya begitu nenonjol besar, keras, hitam dengan titik-titik air berwarna putih terlihat merembes keluar. “Kebetulan, udah lupa rasa asi gimana.” reflek langsung ku kenyot puting payudara kiri nya. Kuhisap dengan kencang hingga mulutku penuh air susu nya, terasa manis, sementara payudara kirinya kuremas-remas dan ku pilin putingnya hingga meneteskan asi. Aku hanya mendengar desahan dan racau an Mbak Nur sementara tubuhnya semakin menggelinjang tak terkontrol. Aku langsung mencium bibirnya dengan mulutku yang masih terisi air susu nya. Kami menikmati nya bersama, bertukan ludah, bermain lidah, berciuman penuh gairah. Tanganku masuk ke celana jeans nya, nemembus cd nya, membelai rambut kemaluan nya dan ku gesek kan jari ku ke klitoris nya. Sementara tangan Mbak Nur masuk dan mencengkram kemaluanku, menjelajahinya dari ujung ke pangkal. Kuhempas tubuh nya ke sofa panjang di ruang tamu. Kutarik dan ku lepas jeans sekaligus cd nya yang sudah basah. Kulepas celana ku, ku buka kedua paha nya dan kuarahkah kontol ku hingga kepalanya menyentuh mulut memek Bu RT yang sepertinya sudah tak sabar menunggu momen ini. “Ge-gede mas…” celetuk Mbak Nur. “Panjang banget punya mas Mail!” “Sama punya suami besar mana mbak?” “Nyaris sama mas, tapi ini lebih panjang…” “Hehe, sejak melahirkan kemarin udah pernah dimasukin kontol suami mbak?” “Be-belum, mas, cepetan mas… nanti aku ada yang nyariin.” Mbak Nur terlihat panik sambil menarik-narik tubuh ku hingga kepala kontolku keluar masuk bibir memeknya yang udah becek. Baru begitu aja udah cukup membuatku merem melek keenakan. Benar ucapan nya, tanpa buang waktu lagi kudorong sekuat tenaga pinggulku kedepan, kontolku masuk sedalam-dalamnya ke lubang kesucian Mbak Nur. Kurasakan sensasi hebat saat keseluruhan kulit kontolku menggesek dan terselubung dinding memek nya yang hangat. “…..aa ….aaaa…” kulihat ekspresi Mbak Nur yang seperti tersentak menganga tanpa kata merasakan kenikmatan yang sama. Tubuhnya mengencang, memeknya belum pernah merasakan sensasi tusukan hingga sedalam ini, mentok, bahkan dia merasa mulut rahimnya tertekan begitu dalam, seakan kepala penis ku hendak membobol masuk ke dalam rahim nya. Aku melihat perut nya yang putih dan langsing, samar2 aku seperti bisa melihat sedalam dan sepanjang apa penisku saat ini di dalam perut nya. Reflek langsung kupeluk tubuhnya dan kuembat mulutnya yang masih menganga. Pinggulku mulai bergerak dan langsung kupompa memek nya dengan RPM sekuat tenaga ku. Mbak Nur seketika menggelinjang, dia tak mampu lagi menahan desahan kenikmatan yang dia rasakan. Aku menggenjotnya sambil terus memandangi eksperi wajah cantik Mbak nur yang begitu priceless, aku harus mengukir ingatan ini dengan jelas di memori ku. Ingatlah hari ini, akhirnya aku berhasil menyetubuhi Bu Rt, tetangga ku sendiri. Tak disangka genjotanku begitu kencang hingga menghempas tubuh mungilnya ke ujung sofa dan hampir terjatuh. “AAH! AAAH! MMMPP! AAAAAAHHHHHHN…!” Mbak Nur mengejang hebat sambil agak lama mencengkram punggungku. Setelah itu tubuh Mbak Nur perlahan menjadi agak rileks meski masih kugenjot memek nya dengan kencang. Basah sekali di dalam memek nya, kontolku melejit keluar masuk dengan mudah, terasa bagian selangkangan dan paha ku ikut basah terciprat-ciprat air suci Mbak Nur yang baru saja keluar. Kembali kuremas payudara kecinya terguncang-guncang, kali ini kurasakan lebih teliti kelembutan dan kekenyalan nya. Seluruh indra ku benar-benar terpuaskan, bahkan aroma tubuh Mbak Nur makin memacu gairahku. “….aaaah! Aku keluar mbak!” aku tak mampu lagi menahan nya, kuhujam kontolku sedalam-dalamnya, kupeluk erat tubuh mungilnya dengan tubuhku yang seketika menegang hebat. CrrCRRuTT… Sepertinya nyaris tak ada sperma yang keluar. Ada sih, tapi sedikit sekali… kayaknya. Kulihat Mbak Nur terkulai lemas menutup wajahnya sembari sesekali membetulkan jilbab nya, nafasnya masih terdengar terengah-engah. Kontolku yang masih tertanam di dalam memek nya perlahan menyusut.
. . .
“Hahaha! Wajahmu! Kenapa terlihat tidak puas seperti itu? Ha ha ha!” sesosok tiba-tiba melayang turun menembus plafon ruang tamu dan melayang di belakang Mail.
“Diam kau Swiwy!” hardik Mail agak kesal kepada sosok bersayap yang melayang itu. “Ini sudah ke 6 kali nya aku Crot hari ini, ntah masih ada yang tersisa apa ngga.” “Lagian, kamu nya aja yang jadi manusia terlalu bejat, Mail.” “Huh, selama ini aku hidup selalu jadi korban orang-orang dan lingkungan yang bejat, sekarang giliranku…” gerutu Mail sambil menarik dan melepas kontol dari memek Mbak Nur. “Sudah kubilang kalau aku sedang beraksi kamu pergi jauh-jauh sana! Ngapain kamu nongol disini hush hush!” “Baik, baik,,, apapun asal hidup mu bahagia, Mail.” Perempuan bersayap bernama Swiwy itu seketika terbang keluar menembus dinding rumah. “…dasar, kalo aja dia ngga transparan pasti udah jadi target korban ku juga itu si malaikat gabut.” “Ma-mas Mail bicara sama siapa?” celetuk Mbak Nur perlahan bangun. “Oh, bukan siapa-siapa, lupakan.”
. From among 13 humans / Dari 13 Manusia
.
selected by 13 angels, / yang dipilih oleh 13 Malaikat,
.
one will be chosen to become God. / satu akan terpilih menjadi Dewa.
.
. . .
.
SPERMIUM END
.
. . .
1 Hari Sebelum nya… Malam itu Mail berjalan sempoyongan di trotoar sembari meratapi nasibnya. Sampai akhirnya dia berhenti melangkah saat berada di atas jalan fly-over. Kendaraan yang berlalu-lintas mulai sedikit jumlah nya semakin larut nya malam. Semakin menyelami masa lalunya semakin membulatkan tekad Mail malam itu untuk mengakhiri hidup nya. Sembari melihat lampu kota yang terbentang luas dihadapan nya, Mail perlahan mencoba menaiki pembatas jalan. Mail, 29 tahun adalah laki-laki yang bisa dibilang apes sepanjang hidupnya. Mulai dari asmara hingga pekerjaan nya, tak ada yang berhasil. Tidak memiliki pasangan dan punya sedikit teman, bahkan hari ini dia mendapatkan surat peringatan terakhir dari bos nya di kantor. Memberitahu ortu yang cenderung membenci nya pun malah akan semakin membuat kerusuhan semakin besar. Mail dicap sebagai kegagalan di keluarga nya sendiri. Saat ini Mail tinggal di rumah bekas alm. neneknya yang tak terurus di kota yang cukup jauh dari keluarga nya. terasing dan mencoba survive sendirian. “Kamu ga akan mati kalo terjun dari situ.” tiba-tiba ada suara perempuan dari belakang Mail. “Yang ada kamu malah jadi cacat, coba bayangin berapa total biaya pengobatan nya?” Mendengar itu Mail mundur dan mengurungkan niat nya. “Si-siapa kamu?” tanya Mail sembari membalikkan tubuh nya. Mail seketika tersentak kaget dan terjatuh tanpa kata-kata di trotoar melihat seorang perempuan melayang di atas jalan raya. Perempuan itu memiliki sepasang sayap dan mobil-mobil yang melaluinya hanya menembus tubuh nya. “Jangan kaget, aku ini malaikat lho.” ujar perempuan bersayap itu. “A-aku tidak kaget kok. Aku sudah siap untuk diambil nyawa nya oleh mu.” “Aku bukan malaikat pencabut nyawa. Aku adalah malaikat yang datang untuk memberimu harapan, Mail.” “Hidupku sudah terlalu hancur, memang harapan macam apa yang bisa kamu berikan untuk memperbaiki semua itu?” “Aku bisa memberimu “Sayap” atau “Panah Merah” kamu bisa memilih salah satu.” “Memang apa guna nya semua itu?” “Sayap seperti fungsinya, bisa membuatmu terbang dengan cepat, sementara Panah Merah, bisa kamu tembak kan ke seseorang, dan orang itu akan tergila-gila padamu dan mematuhi semua keinginan mu.” Malaikat itu mengeluarkan sebuah cahaya merah dari tangan nya. Mail terbelalak. Dia mulai merasa kehaluan nya saat ini semakin nyata. “Ka-kalau begitu berikan aku Panah Merah. Semoga kau tidak sedang nge-prank dan membohongiku.” “Okey, dengan begini kau sekarang sudah resmi menjadi kandidat ku, Mail!” Malaikat itu perlahan melayang mendekati Mail dan mengulurkan tangan nya. Mail masih tidak habis pikir, tanpa dia sadari pertemuan itu akan mengubah nasib hidupnya 180 derajat. Bersambung…