Cincin Permata Biru

 

Aku bukanlah seorang yang tertarik dengan ilmu-ilmu gaib atau ilmu hitam. Namun aku mewarisi saka harimau melalui arwah kakek aku mengingat ayahku tidak sanggup menerimanya. Ayahku pernah meminta seorang ustaz untuk membuang abadi tersebut saat kami pulang ke kampung tetapi diam-diam aku menerima abadi tersebut melalui cincin permata biru pemberian kakek.

Saka harimau yang aku warisi berjanji bahwa dia akan membantu aku untuk menundukkan siapapun atau menaklukkan setiap wanita yang aku ingin melalui cincin permata biru tersebut. Ini menyebabkan aku tertarik untuk menerimanya karena aku berdendam dengan seorang gadis sepejabatku bernama Maisarah yang pernah menolak cinta yang aku berikan.

Menurut saka harimau itu sekira aku memakai cincin tersebut di jari telunjuk kanan, aku bisa menundukkan siapapun untuk mengikuti instruksi aku tanpa banyak soal dan jika aku memakai cincin tersebut di jari manis kiri, aku bisa memukau dan menaikkan nafsu mana-mana wanita yang aku inginkan. Akan tetapi jika aku memakainya di jari yang salah, korban pukauan aku akan menjadi korban harimau tersebut.

Aku mengujinya dengan memakai cincin tersebut di jari telunjuk kanan dan meminta teman pria sekantor aku memberikan uang dalam dompetnya dan ternyata dia menyerahkannya tanpa bayak soal. Lantas aku mencoba untuk menundukkan Maisarah dengan menyarungkan cincin permata biru itu di jari manis kiriku sambil menyerukan namanya dengan perlahan.

“Z, tolong aku. Aku dah tak tahan ni. “Maisarah terus merayu pada aku.

“Buat apa pula aku nak tolong kau. Kan kau jugak yang reject aku”

“Z, aku minta maaf. Please tolong lah aku. Aku janji aku akan turut semua kemauan kau lepas ni. “Maisarah terus merayu dengan air mata yang mulai berlinang menandakan dia sudah mulai tidak bisa mengendalikan nafsunya.

Aku mulai memeluk dan mengecup bibir lembut Maisarah …

Akhirnya aku langsung setuju, dan mulai mencium bibir, pipi dan lehernya. Maisarah mulai menanggalkan pakaiannya dan aku hanya melepas celana dan spender aku. Pantat Maisarah terlihat basah dan tanpa basa aku terus memasukkan batang aku ke pantatnya dalam keadaan berdiri. Dengan sekali dorong Maisarah tanpa diduga terus mencapai klimaks.

“Tak perlu tutup mulutnya. Aku sudah tutup ruang ini dari sedari oleh manusia lain. Lakukan sesuka hati kau “suara saka harimau tersebut bergema dalam otak aku.

Aku terus melepaskan mulut Maisarah dan dia terus meraung kesedapan bila aku melakukan gerakan dorong keluar-masuk dan suaranya terus-menerus merintih karena tidak dapat menahan kesedapan yang dialaminya. Anehnya bila ukuran batang aku yang sebelum ini tidak berapa besar dapat memenuhi ruang vagina Maisarah dan menyentuh pangkal rahimnya.

Sambil aku melakukan dorongan pada pantat Maisarah, aku juga meremas dan menghisap puting buah dadanya. Maisarah terus merintih kesedapan dan aku sadar dia sudah beberapa kali mencapai puncak. Cincin permata biru bagaikan memberi energi yang tidak habis pada aku karena aku sedikit pun tidak merasa lelah sepanjang persetubuhan ini terjadi.

Kami mengubah posisi ke gaya doggie dan aku melakukan dorongan tanpa henti dan Maisarah terus merintih. Setelah itu Maisarah mulai berbaring dan aku mulai merodok batang aku ke dalam pantatnya sehingga Maisarah menyentak-nyentak badannya karena tidak dapat bertahan. Keringat dan air matanya mengalir tanpa henti dan Maisarah mencoba sedaya-upaya mengontrol diri dari meraung karena takut orang-orang kat kantor kami mendengar.

Dia memang tak tahu ruang tangga darurat sudah dipagar. Aku melanjutkan gerakan dorong-tarik sambil memandang wajahnya. Maisarah seperti tidak bisa mengalihkan matanya dari terus memandang aku. Maisarah mencoba menahan dirinya dari mencapai puncak tapi akhirnya kecundang dan aku dapat melihat wajahnya mulai menangis karena malu aku melihat wajahnya yang mencapai puncak.

Aku mulai melonggarkan cincin di jari manisku dan aku terus mencapai puncak dan Maisarah juga menggigil kenikmatan menerima semburan air maniku yang deras ke dalam rahimnya. Aku dan Maisarah mulai duduk bersandar di tangga dan Maisarah yang kelelahan meletakkan kepalanya diatas pahaku. Aku lihat Maisarah meneteskan air matanya.

“Z, maafkan aku pasal tolak cinta kau hari tu. Aku cuma tak nak kau kecewa pasal aku dah lama kehilangan dara aku. “Maisarah mulai bersuara.

Aku memang tak terkejut pasal hal tu karena aku memang dah lama menjangkakannya.

“Aku sebenarnya pernah melakukannya dengan mantan pacar aku tapi jantan tak guna tu tinggalkan aku macam tu je padahal aku dah buat semua yang dia minta” sambung Maisarah.

“Mai, siapa yang paling hebat? Aku atau ex-boyfriend kau? “Aku mulai bertanya.

“Kau Z. Tak sangka kau lebih hebat dari apa yang aku bayangkan. Jantan sial tu langsung tak standing dengan kau. Z, lepas ni aku akan buat apa saja yang kau minta asalkan kau tak tinggalkan aku. Aku dah lama menyukai kau Z, cuma aku takut kau tak terima aku kalau tahu hal yang sebenarnya”

Aku mulai merasa menyesal karena menggunakan cincin permata biru tersebut untuk memiliki Maisarah. Kalau aku bersabar dan berusaha untuk membujuk dia tentu Maisarah tetap akan menjadi milik aku.

“Jangan kau mencoba untuk menyingkirkan aku. Buruk padahnya kalau kau mencoba mengkhianati janji kita “suara harimau puaka itu mulai bergema dalam mindaku. Aku mulai merasa takut karena ‘dia’ tahu apa yang aku pikirkan.

Akhirnya Maisarah menjadi pacar aku. Dia juga bersedia melakukan hubungan seks dengan aku pada setiap saat yang aku mau dan dimana saja. Aku juga tahu tanpa cincin permata biru itu, aku takkan mampu untuk memuaskan Maisarah sehingga dia tunduk pada kehendak aku.

Akan tetapi, saka harimau itu tidak ingin aku hanya melakukan hubungan seks dengan Maisarah saja. Makhluk puaka itu ingin aku melakukannya dengan lebih banyak lagi wanita dan aku menurut saja kehendaknya karena aku sendiri merasakan kesenangan melakukannya dengan wanita lain tapi itu akan aku ceritakan di lain waktu.

Setelah beberapa minggu aku memiliki cincin permata biru dan saka harimau yang aku warisi dari arwah datukku, aku semakin galak menggunakannya untuk kepentingan diri aku sendiri. Aku bisa meminta uang dari teman sepejabatku bahkan bos aku sendiri tidak pernah menegur atau memarahi aku sedangkan dia selalu memarahi pekerja lain.

Bahkan aku pernah meminjam uang dari ceti haram tapi karena aku memakai cincin itu di jari telunjuk kiri, semua anggota sindikat along mulai berbunuhan sesama sendiri bila aku melangkah keluar dari ofis mereka. Aku tahu saka harimau kakek telah mempengaruhi mereka sehingga polisi menyimpulkan apakah terjadi perkelahian antara kelompok preman atau perebutan kekuasaan dalam sindikat.

Maisarah semakin dekat dengan aku dan aku meyerahkan kunci rumahku kepadanya jika dia ingin ke rumahku kapanpun yang dia suka. Ada kalanya dia datang ke rumah ku pada tengah malam bila aku memakai cincin itu dan menyerukan namanya dan kami terus melakukan hubungan seks sehingga Maisarah tidak berdaya.

Aku tidak pergi ke rumah Maisarah karena dia menyewa dengan beberapa orang temannya. Tentu kecoh kalau housemate dia tengok aku kat rumah diorang meskipun aku tahu saka harimau akan menutup ruang kamar sehingga tidak ada bisa mendengar suara kami.

Pagi itu, aku pergi kerja macam biasa. Maisarah mengambil cuti dan dia tidur di rumahku akibat kelelahan setelah permainan kami yang berlangsung sampai subuh. Ketika hampir waktu balik aku menerima panggilan telepon dari Maisarah.

“Sayang, tolong balik cepat. I dah tak tahan ni. “Suara Maisarah bergetar.

“You tunggulah dulu. I siap je kerja ni terus balik. “Aku membujuknya

“Jangan lambat tahu. Please “. Suara Maisarah mendesah dengan erangan.

Aku mengerti Maisarah sedang melakukan onani di dalam kamarku. Tampaknya penangan cincin permata biru memang cukup kuat. Menurut saka harimau, wanita yang aku tiduri tak akan dapat melupakan aku sampai bila-bila selagi aku mempertahankan cincin tersebut di jari manis kiriku ketika menyetubuhi mereka.

Ketika tiba waktu balik, aku terus menuju ke mobilku dan bergerak pulang. Ketika dalam perjalanan pulang, tiba-tiba aku tersusul sebuah sepeda motor polisi lalu lintas. Pasti aku akan dituntut karena mengemudi dengan kaju.

“Alamak, habis aku”

“Tak perlu risau. Ini peluang kau “saka harimau itu tiba-tiba menjelma di kursi belakang.

“Jangan takut. Tidak ada bisa melihat aku di sini kecuali kau “sambung harimau itu.

Ketika itu pintu mobil aku diketuk oleh polisi lalu lintas tersebut.

“Pak, tolong matikan mesin dan tunjukkan lisensi dan kartu identitas”

Aku terkejut. Rupanya polisi lalu lintas itu seorang wanita. Sekarang baru aku mengerti kata-kata saka harimau itu.

“Pakai cincin itu dan melihat tepat di matanya. Dia akan tunduk meskipun kau tidak tahu namanya. “Harimau tersebut kembali bersuara.

Aku mengikuti perintahnya dan mulai berbicara dengan polisi lalu lintas wanita tersebut.

“Maafkan saya, cik. Takde cara lain ke nak setelkan hal ni. “Aku terus menatap matanya.

Nafas polisi lalu lintas tersebut mulai berombak. Ternyata dia sudah mulai dikuasai nafsu akibat kekuatan cincin itu.

“Takpe. Saya bisa lepaskan awak. Tapi awak kena ikut saya. “Suaranya mulai menjadi lembut.

“Cik, kalau cik nak. Cik ikut je saya. Kita bisa setel kat sana. “Aku membujuknya

Polisi wanita tersebut menurut kata-kataku. Aku mengemudi ke satu simpang yang agak terlindung dan polisi wanita tersebut mengikutiku dengan motornya. Ketika tiba dia masuk ke dalam mobilku dan menanggalkan celananya. Aku memintanya terus mengenakan uniformnya karena aku ingin memoriku menyetubuhi seorang anggota pemerintah terus tetap dalam otakku.

Aku mulai mencium bibirnya dan dia mulai membalas kucupanku dengan penuh berahi. Setelah itu aku mencium buah dadanya, menjilat dan menggigit payudaranya sambil tanganku menggosok alur pantatnya. Polisi lalu lintas tersebut menggeliat keenakan. Putingnya yang berwarna merah muda mulai berubah menjadi merah menyala dan celah pahanya basah dengan air mani yang mengalir.

Aku ula menujah-nujah lubang pantat polisi wanita tersebut …

Aku terus mengarahkan batangku ke pantatnya dan mulai memasukkan secara perlahan. Dia menggigit bibirnya mencoba mengontrol dirinya. Aku terus menujah masuk batangku dalam vaginanya yang terasa begitu sempit. Air matanya mulai berlinang menahan sakit dan kenikmatan. Darah mulai mengalir membasahi pangkal batangku.

Aku terus melakukan aksi dorong secara perlahan dan laju berganti-ganti dan badan polisi lalu lintas wanita tersebut menyentak-nyentak menahan kesedapan sehingga buah dadanya terbuai-buai menaikkan lagi gairahku. Keringat mulai memercik keluar dari badannya membasahi uniform kerjanya. Dia orgasme entah berapa kali pun aku tak tahu karena ketika itu aku terus menujah batangku tanpa henti dan setiap kali tujahanku mengenai pangkal rahimnya, dia merengek kesedapan tanpa mempedulikan keadaan sekeliling.

Ketika dia mulai terlihat tidak berdaya, aku mulai melonggarkan cincinku dan keringat mulai mengalir keluar dari tubuhku. Pada saat yang sama aku terus menyemprotkan air maniku terus ke dalam rahimnya dan badannya memula mengejang mencapai puncak. Badannya menggigil akibat kenikmatan yang dialami meskipun kami telah meyelesaikan hubungan badan yang terkutuk itu.

Setelah beberapa saat dia mulai mengenakan pakaiannya dan memandangku.

“Tak sangka Abang ni memang hebat. Tak sia-sia Suraya serahkan badan Su pada Abang.”

Akhirnya aku mengetahui namanya adalah Suraya dan dia berpangkat kopral dalam unit lalu lintas. Aku hanya tersenyum.

“Nama saya Z. Kalau saya nak jumpa Cik Suraya lagi bisa?” Aku mencoba masuk jarum.

“Panggil je saya Suraya. Kalau Abang Z nak lagi, ini nomor telepon Su. Suraya menulis nomornya di atas selembar kertas dan menyerahkannya kepadaku. Aku menerimanya dan sebelum berpisah kami berkucupan lagi sepuas hati.

Ketika dia mulai beredar, aku melihat jam. Rupanya kami telah melakukannya selama 1 jam setengah.

“Alamak. Maisarah harus dah tunggu lama ni. Apa aku nak jawab kat dia “. Aku mulai khawatir.

“Tidak apa yang kau harus khawatirkan. Dia tidak akan bertanya apa-apa kepadamu. “Harimau itu mulai bersuara dari dalam mobilku.

Aku terus mengemudi pulang ke rumah. Ketika aku sampai ke rumah, aku langsung menuju ke kamar tidurku dan melihat Maisarah sedang terbaring sambil menggosok kemaluannya sendiri. Kasur dan seprai basah akibat keringat dan air mazinya yang menyembur-mancut keluar. Ternyata Maisarah terus melakukan mastrubasi tampa henti ketika menungguku tapi aku tahu dia tidak dapat memuaskan dirinya dengan cara begitu meskipun dia melakukkan berulangkali.

Ketika menyadari aku pulang, Maisarah terus bangun untuk menuju ke arahku tapi dia terjatuh dari tempat tidur akibat banyak menghabiskan energi masturbasi. Ketika aku hendak menuju ke arahnya, Maisarah langsung tidak menunggu sebaliknya mengesot kearahku dan membuka sabuk celanaku. Aku hanya tersenyum melihat Maisarah menegeluarkan batangku dan menghisapnya.

Aku teus mengangkat dan membopong Maisarah menuju ke tempat tidur. Maisarah memandang aku penuh pengharapan. Aku meletakkannya ke atas tempat tidur dan memandang Maisarah dengan senyuman. Aku memakai kembali cincin permata biru dan pintu kamarku mulai tertutup dengan sendiri. Harimau itu memandang kami dari sudut kamar untuk menyaksikan permainan kami dan aku tidak lagi mengambil kisah tetang hal itu.

Setelah selesai permainanku dengan Maisarah, aku mengirimnya pulang ke rumah kontrakannya. Mulanya dia keberatan untuk berpisah denganku tapi dia menurut tanpa banyak soal. Ketika tiba di rumahnya, Maisarah mengajakku masuk.

“Sayang, masuklah dulu” pinta Maisarah.

“Nanti apa pula kata teman-teman Anda nanti?” Aku menolak permintaanya.

“Alah, pedulikan apa orang lain nak cakap”

“Takpe, lain kali kalau ada waktu saya datang ke rumah Anda” aku membujuknya.

“Kalau korang berdua nak memadu kasih, pergi cari tempat lain. Tak malu ke kat tetangga sekitar “tiba-tiba satu suara menegur kami.

Seorang gadis yang kukira dalam awal 20-an memandang kami dengan air muka yang menunjukkan kemarahan. Dia berbaju kurung dan bertudung labuh menutup dadanya.

“Apasal la kau nak kecoh-kecoh ni, Linda?” Maisarah tidak senang hati ditegur sebegitu rupa.

“Sayang, kenalkan ini Haslinda, housemate I” kata Maisarah.

“Hai, saya Z”

Aku mengulurkan tangan untuk bersalaman tetapi Haslinda tidak menyambut. Tampaknya dia seorang gadis yang masih lagi sesuai adat ketimuran.

“Linda, bisa tak jangan sombong sangat?!” Maisarah mulai tak paus hati dengan sikap Haslinda terhadapku.

Namun aku memang tak kisah dengan sikapnya karena pada saat yang sama, aku menggunakan kekuatan cincn permata biruku untuk memberikan aku satu lagi kelebihan. Mata aku dapat melihat menembus pakaian Haslinda dan sekaligus aku dapat menatap bentuk tubuhnya. Bentuk tubuh Haslinda memang sangat menggairahkan dengan buah dadanya yang agak montok dan tegang.

Haslinda menyadari aku menatap tajam pada tubuhnya dan dia segera masuk ke dalam rumah meninggalkan kami. Maisarah terlihat tidak senang dengan temannya itu tapi aku mencegahnya dari terus bersuara. Sebelum bergerak pulang aku mengecup bibir Maisarah dan dia tidak mencegah sebaliknya membalasnya dengan gairah.

Aku terus bergerak pulang sambil mengingat wajah Haslinda yang aku tahu malu menyaksikan perbuatan kami. Aku tidak perlu terburu-buru untuk menundukkannya karena aku yakin cepat atau lambat dia akan tersungkur ke pangkuanku.

Ketika aku sampai ke rumah, aku ditegur oleh seoang tetanggaku yaitu Pak Ali. Pak Ali sudah berusia 50-an dan memiliki seorang istri bernama Hasmah berusia 40 tahun dan mereka memiliki seorang anak gadis bernama Aisyah berusia 18 tahun.

“Z, Pak cik tengok kau ni suka sangat bawa perempuan keluar masuk dalam rumah. Kau tak malu ke dengan orang sekitar?”

“Pakcik. Tolong jangan jaga tepi kain orang lain. Jaga je keluarga Pakcik tu”

“Z. Kalau kau masih lagi teruskan perbuatan kau. Aku tak akan ragu report kat Pencegah Maksiat “pemerasan Pak Ali.

Aku merasa geram dengan kata-kata Pak Ali dan terus masuk ke dalam rumah. Aku membuka televisi untuk mengalihkan perhatianku dan ketika itu berita menyiarkan tentang kecelakaan melibatkan sebuah truk dan seorang polisi lalu lintas wanita. Aku tersentak karena polisi lalu lintas itu adalah Suraya yang telah aku setubuhi sebelum ini.

“Apa artinya semua ini? Kau kata asalkan aku pakai cincin ini di jari yang tepat takde siapa yang akan tewas.”

Harimau puaka itu menjelma di hadapanku.

“Kau keliru. Aku tidak ada hubungannya dengan kematiannya” kata harimau tersebut.

“Bagaimana aku bisa percaya dengan cakap kau?”

“Dia mati karena kecuaiannya sendiri. Dia asyik mengingat permainannya dengan kau dan ditambah dengan badannya yang masih kelelahan menyebabkan dia tidak mampu mengontrol dirinya di atas jalan “jelas harimau itu.

Aku mulai merasa kesal bukan karena menyebabkan kematiannya secara tidak langsung tetapi karena kehilangan peluang untuk menyetubuhinya lagi.

Lewat malam itu aku mulai melaksanakan satu rencana jahat terhadap keluarga Pak Ali. Aku menuju ke rumahnya dan membawa sebuah cam-coder. Puaka harimau itu turut menemaniku ke rumah Pak Ali. Aku menyarungkan cincinku ke jari telunjuk kanan dan menyerukan nama Pak Ali. Pak Ali membuka pintu rumahnya dan aku terus masuk ke dalam.

Hasmah dan Aisyah mulai bernafsu dan aku memasang cam-coder tersebut dan merekam perlakuan mereka berdua menanggalkan pakaian. Aku mengarahkan Hasmah dan Aisyah melakukan mastrubasi dan mereka mulai menggosok-gosok kemaluan mereka. Setelah beberapa saat usianya tampak tidak dapat bertahan dan mulai klimaks dan menyemprotkan air mani.

Aku menanggalkan celana dan mengarahkan mereka menjilat dan mengulum batangku. Mereka melakukannya dengan penuh bernafsu dan aku masih terus merekam aksi mereka. Setelah itu aku mengarahkan Hasmah berbaring dan tanpa lengah aku terus menujah pantatnya dan dia meraung kesedapan. Aku terus menghentak batangku tanpa belas kasihan sambil mencium bibir Aisyah.

Aku menghisap puting Aisyah dan menggigitnya sehingga suara Aisyah mendesah menahan kesedapan dan kesakitan. Setelah itu aku berhenti dan menyemprotkan air mani ke dalam rongga rahim Hasmah dan dia mengalami orgasme yang dahsyat sehingga tidak sadarkan diri.

Aku mulai beralih pada Aisyah dan memandang ke arah Pak Ali yang hanya menyaksikan permainan kami tanpa bisa melakukan apa-apa. Aku mulai menggosok batangku pada alur pantat Aisyah dan dia terlihat tidak tentu arah mengharapkan aku segera menyetubuhinya. Tanpa lengah aku terus menekan batangku ke dalam lubang vaginanya yang sempit dan Aisyah meraung karena tidak dapat menahan rasa sakit dan kenikmatan yang dirasakan.

Aku mulai menyorong tarik batangku keluar masuk dalam alur pantat Aisyah…

Aku melakukan dorong dorong-tarik tanpa henti dan Aisyah terus mencapai klimak sehingga dia tidak dapat mengeluarkan suara. Aku memerintahkan Pak Ali menanggalkan celananya dan aku mengubah posisi menyetubuhi Aisyah kepada gaya doggie dan mengarahkan Aisyah mengulum batang ayahnya sendiri. Wajah Pak Ali terlihat bernafsu akibat batangnya dihisap oleh anaknya sendiri.

Akhirnya Pak Ali memuncratkan spermanya ke mulut anak gadisnya sendiri, Aisyah…

Aisyah berada dalam kondisi tidak bernyawa. Aku memerintahkan Pak Ali menyetubuhi anaknya sendiri sambil aku merekam aksi mereka. Pak Ali melakukan dorongan tanpa henti pada pantat Aisyah dan saat itu Aisyah pingsan akibat kelelahan. Wajah Pak Ali berkerut karena hampir mencapai puncak tapi aku mengawalnya dengan kekuatan cincin permata biru menyebabkan Pak Ali tidak dapat menghentikan pergerakannya.

Lubang pantat Aisyah becak karena dibasahi oleh cairan benih ayahnya sendiri…

Pak Ali terus tidak berdaya dan pingsan menindih tubuh Aisyah. Aku tersenyum dan memandang harimau abadi. Ternyata harimau tersebut turut senang karena aku semakin efisien menggunakan cincin itu. Cam-coder di tanganku telah merekam segala aksi di dalam rumah Pak Ali dan aku pulang ke rumah. Rekaman tersebut akan dibuat salinan untuk memudahkan aku mengancam Pak Ali supaya dia tidak lagi ikut campur dalam urusan aku nanti.

the end