CERBUNG – TAMAT Pembantuku yg membahagiakan keluargaku
Di sebuah rumah yg berdiri di kompleks perumahan mewah, dimalam yg dingin, 2 insan saling berbagi kehangatan dibawah selimut di kamar yg remang2. Selimut itu terus bergerak disertai suara-suara desahan lembut yg diiringi oleh decitan ranjang yg bergoyang pelan. “Nnggghh Nnggghhh.. Aku… Aku keluar…. Mmmhhhh”, suara laki2 terdengar dr balik selimut. “Iya sayang… Mmmhhh”, lirih suara perempuan pelan. Goyangan di ranjang pun berhenti, dan suara desahan kini berganti dengan suara nafas yg terengah-engah. Dan kemudian selimutpun dibuka dan seorang laki2 kini terbaring disamping pasangannya. “Hhh Hhhh enak kan sayang?”, kata si laki-laki sambil terengah-engah. “Iya sayang”, kata si perempuan dg senyum kecil. “Hoaaahhmmm wah jd ngantuk deh, hehe, ya udah tidur yuk yang”, kata si laki-laki kemudian meregangkan badan dan kemudian terlelap. Si perempuan terdiam, selalu begitu pikirnya. Selalu saja berhubungan badan seminggu sekali, dan kalau sedang main rata-rata cuma sekitar 5 menit sebelum suaminya keluar dan kurang dari 1 menit segera terlelap. Ya, dia tak puas, tp di sisi lain ia sayang pada suaminya dan tentu ia tak bs menuntut lebih dr apa yg suaminya telah berikan padanya. Rumah mewah, kehidupan yg nyaman sebagai ibu rumah tangga, perawatan dan baju-baju yg indah yg membuat semua teman2nya iri padanya. Tp tetap saja, kekosongan terus ada baginya, tp ia menutup matanya dan berharap segera masuk kedalam alam mimpi. “Jd, gimana kerjaan kamu Ndre?”, kata seorang wanita tua dg baju mewah dan perhiasan bergemilang di leher, telinga dan jari-jarinya. “Yaaa, lancar aja lah mah. Ini Andre kyknya mau ditunjuk buat ngurusin pembukaan perusahaan cabang di kalimantan”, kata Andre dg senyum percaya diri. “Oh ya bagus klo gt, hihi siapa tahu nnti kamu jd boss perusahaan cabang itu”, kata mamahnya sambil tertawa kecil. “Hahaha iya mah amiiin”, kata Andre. “Nah klo kerjaan udah sukses brrti kan tinggal ngurus anak aja, km gk nunggu-nunggu kan Ndre?”, tanya mamahnya. “Ya gk lah mah, Andre sama Rika gk nunda-nunda kok. Cuman ya… Belum dapet aja mah”, kata Andre, ekspresinya berubah jd agak murung. Rika terdiam, tatapan ibu mertuanya jelas terlihat menyalahkan dirinya yg tak juga hamil meski ia dan Andre sudah berumur 30 tahun. Tp ia tak mungkin protes dan membela diri dg mengatakan Andre tak tahan lama di ranjang dan keluar sedikit. Ia yakin alasan itu akan dibantah dg kata-kata seperti ‘kan cukup 1 benih aja buat bikin anak, paling juga kamu aja yg gk subur’, sehingga ia memilih diam. Ya, memang tak ada gunanya, toh dr pengalamannya, Andre akan membela ibunya sendiri drpd istrinya. “Hhhh ya udah, eh Ndre km jangan lupa besok km nganter mamah ke Bandung” “Iya mah”, kata Andre. “Mamah mau pulang Ndre, km anterin ya” “Iya mah”, kata Andre lg dan kemudian keduanya pun berdiri. Rika hanya bs mengantarkan keduanya sampai teras rumah sebelum kemudian melihat mobil yg dikendarai suaminya keluar dr gerbang rumah yg kemudian gerbang itu ditutup oleh pembantu rumahnya. Si pembantu yg umurnya hampir 60 tahun itu kemudian berjalan mendekati Rika dan bertanya, “Anu nyonyah, gelas-gelasnya boleh saya bersihkan?” “Oh, iya pak silahkan”, kata Rika sambil mengangguk pada pak Tarjo. Si pria tua itu kemudian masuk keruang tamu dan mengambil gelas2 keatas nampan dan kemudian membawa nampan itu ke dapur untuk dicuci. Sementara itu Rika jd agak bad mood, seperti biasa tiap kali ia bertemu dg mertuanya. Ia menghempaskan diri dan tiduran disofa didepan layar tv yg kemudian ia nyalakan. Ia tak menonton tv itu tp setidaknya rumah ini tak terlalu sunyi dan ia tak perlu mengulang kejadian tadi didalam kepalanya. “Nyonyah capek? Mau saya pijitin nyah?”, tanya pak Tarjo kini duduk dilantai didekat sofa. “Oh, ya deh pak, tolong pijitin kaki saya ya pak”, kata Rika kemudian bangun dr duduknya dan kemudian mengulurkan kakinya ke kursi pendek yg diambilkan oleh pak Tarjo untuk menopang kakinya. Rika sedikit rileks saat pak Tarjo mulai mengurut kakinya. Ya, salah satu keahlian pak Tarjo adalah ia bisa memijat dan mengurut karena dr ceritanya dulu saat remaja ia belajar dan sempat bekerja dibawah bimbingan tukang pijat terkenal di desanya meski hanya sebentar sebelum akhirnya merantau. Pijatan-pijatan pak Tarjo memang hebat, dalam waktu sekejab saja Rika tak lagi merasa stress dan bahkan agak ngantuk saking nyamannya. Yah mau bagaimana lg, rumahnya memang didesain supaya artikulasi udara berjalan maksimal sehingga suasana rumah tetap sejuk meski hari sedang panas. “Mmmhh makasih pak, hoaaammm Rika jd ngantuk”, kata Rika. “Sama-sama nyah”, kata pak Tarjo tersenyum seolah bangga bs melayani majikannya sebaik mungkin. Rika kemudian berjalan masuk ke kamarnya dan merebahkan diri diranjang, jam 2 siang selalu menjadi jam dimana ia merasa paling nyaman untuk tidur siang dan itulah yg akan ia lakukan. Saat malam menjelang, Rika terbangun dan kaget karena ia tidur terlalu lama. “Astaga, jam setengah 6?!”, kata Rika saat melihat ke arah jam. Ia heran kenapa suaminya tak membangunkannya sehingga kini ia ingin tahu dimana suaminya itu. “Mas? Mas Andre?”, seru Rika ke sekitar rumah. Sampai akhirnya Rika sampai di dapur dimana pak Tarjo sedang memasak makan malam. “Eh nyonyah baru bangun?”, kata pak Tarjo sambil senyum2 sopan. “Iya pak, eh mas Andre dimana pak?”, tanya Rika. “Oh iya, td tuan nelpon, katanya tuan Edo baru pulang dr Malaysia jd tuan Andre mau nginap di rumah sana nyah”, kata pak Tarjo. Rika mengangguk meski merasa kecewa,”Oh gt ya pak, ya udah makasih ya pak” “Sama-sama nyah”, kata pak Tarjo. Rika kemudian berjalan menuju kamar mandi, ia melepaskan baju mewah dan rok panjangnya yg memang ia kenakan supaya terlihat baik dimata mertuanya yg punya standar tinggi. Dibawah shower yg mengucurkan air hangat, tubuhnya ia basuh dg perlahan, setiap permukaan tubuhnya ia basuh dan kemudian ia usap dengan sabun. Mulai dr kaki dan kemudian naik, area selangkangannya ia bersihkan sebaik mungkin. Tp belaian jarinya di bibir memeknya membuat tubuhnya bergidik, tp itu tak membuatnya berhenti, lagi dan lagi jarinya ‘membersihkan’ selangkangannya. “Mmmhhhh…”, lirih Rika, tangannya yg lain kini ‘membersihkan’ kedua payudaranya. Dg perlahan ia remas payudara yg bs dibilang senjata utamanya. Payudara cup K dg bentuk sempurnanya selalu membuat semua mata terpana. Ya, bisa dibilang ia adalah wanita sempurna, selain cantik, ia juga punya body yg hampir bisa dibilang mustahil ada didunia ini. Keindahan yg harusnya hanya ada di surga saja. Jari-jarinya masih saja sibuk meremas-remas dan membelai-belai titik nikmatnya sampai akhirnya tubuhnya bergidik dan ia menghentikan gerakan tangan dan jarinya. Kakinya melemas, ia puas tp juga tak puas. Seharusnya suaminyalah yg memuaskannya tp tidak, jari-jari lentiknya yg melakukan itu. Tentu ada rasa jengkel yg Rika rasakan, tp mau bagaimana lg, ia tak mungkin protes karena ia sadar dibanding suaminya ia bukanlah siapa-siapa. Saat tubuhnya tak lagi lemas, ia kembali berdiri dan mematikan shower. Ia kini mengenakan baju rok terusan sederhana yg jauh lbh nyaman untuk ia kenakan didalam rumah. Saat ia keluar dr kamarnya dan berjalan ke ruang tengah, pak Tarjo sudah menanti dan memberitahu bahwa makan malam sudah siap. “Oh terimakasih pak, wah kyknya enak nih”, kata Rika, terlebih melihat ada rica-rica ayam yg merupakan masakan favoritnya. “Sama-sama nyah”, kata pak Tarjo kemudian meninggalkan Rika di ruang makan dan seperti biasa sambil menanti jam makan malam selesai membaca koran di belakang rumah. Setelah makan malam, Rika bersantai sambil nonton film di ruang tengah sementara pembantu rumahnya sibuk mencuci piring-piring. Film yg ia tonton adalah film romantis dan rupanya ada adegan mesra/sensualnya. Melihat itu, nafsu Rika pun muncul dan ada rasa gatal kembali terasa. Setelah film selesai, Rika kemudian segera menuju kamarnya dan dg terburu-buru merebahkan diri di ranjang dan membuka bajunya hingga ia telanjang bulat. Lagi-lagi ia memuaskan dirinya dg jari-jarinya sehingga suara lirih pelan terdengar. Entah karena sudah benar-benar frustasi setelah hampir 6 tahun tak mendapat kepuasan atau apapun alasannya, Rika lupa menutup dan mengunci pintunya. Saat ia sedang memuaskan dirinya, ada sebuah bola mata yg rupanya mengintip dr celah pintu. Iris bola mata itu membesar melihat keindahan yg terlihat sungguh luar biasa diluar akal sehatnya. Rika terus membelai-belai, merasakan kebasahan belahan memeknya sehingga jari telunjuknya bisa masuk kedalam dan rasa nikmat ia rasakan. Tubuhnya meliuk-liuk menikmati permainan jarinya, ia memainkan titik-titik ditubuhnya yg hanya ia tahu bisa membuatnya luluh dalam kenikmatan. “M…. Mas Andreeee!!”, lirih Rika merasakan puncak kenikmatannya hampir ia capai. Lagi-lagi tubuhnya mengejang saat akhirnya ia orgasme hingga akhirnya melemas.