CERBUNG Perjuanganku Menaklukkan Ketakutan
Selamat pagi, siang, sore dan malam suhu Ijinkan nubie menulis sebuah cerita bersambung. Walau agak berantakan, mudah-mudahan dapat dinikmati. Dan tunggu setiap updetnya.. update santai yaa suhu… Mohon maaf jika ada kesamaan nama, karakter dan tempat.
CHAPTER I: PENGALAMAN PERTAMA
Siang itu cuaca kampus sedikit sepi karena memang saat itu adalah minggu jeda setelah ujian semester, tidak seperti biasanya saat banyak mahasiswa nongkrong menghabiskan waktu kosong jam mata kuliah. Aku duduk sendirian di taman, disebelah abang es doger yang sedang asik bermain dengan serutan es nya. Aku terdiam, melamun, sambil memainkan HP melihat status facebook teman-teman, sesekali melihat ke sekitar. Seketika mataku tertuju pada sosok wanita yang sepertinya aku kenal. Kuperjelas pandangan mataku, dan ternyata benar, wanita itu adalah Dita, teman satu angkatanku namun kami berbeda kelas. Sebagai seorang introvert yang memiliki dunia sendiri, tak peduli sama dunia luar dan sering menjadi pendengar saja, ingin rasanya untuk menghampiri Dita, namun selalu minder dan takut. Yasudah saya basa-basi saja memandangnya lalu tersenyum. Tak disangka ternyata justru dia yang menghampiriku dengan penuh senyum. Kita pun duduk berdua di taman kampus itu. Taman yang sering menjadi saksi bisu mahasiswa yang sering berdiskusi, bercengkerama, dan saling sapa. Bahkan taman itu menjadi saksi pemberontakan mahasiswa terhadap ketua BEM yang dipandang semena-mena. “halloo,, kok tumben sendirian disini?” tanyaku padanya mencoba membuka percapakan dengan terpaksa. Dita sambil tersenyum simpul menjawab “iya, habis kerja kelompok sama teman tadi, trus duduk sebentar disini, kamu ngapain disini kok sendirian aja?” “kalau aku memang sukanya begini, sendiri, menikmati kesepian di tengah keramaian, walau kadang sedih juga ga punya pasangan, hahaha” sambil tertawa aku menjawab sekedar memecah kekakuan. Obrolan kami pun berlanjut mulai dari ngomongin kuliah, dosen, sampai nggosipin teman kuliah. Siang telah tiba, kami pun berpisah. Kami melanjutkan obrolan melalui media SMS kala itu. Dari tingkah laku dan percakapan yang aku tangkap, sepertinya Dita memiliki sedikit rasa padaku. Semoga tebakanku benar, apabila memang benar itulah kesempatanku untuk kembali mengarungi asmara setelah beberapa bulan putus dari mantan. Hari-berganti hari, dan suatu saat kuberpikir tibalah waktunya aku mengungkapkan rasa sayangku padanya. Kuajak dia ke pantai, menikmati pemandangan laut yang sejuk, angin yang sepoi-sepoi, laut yang biru. Perjalanan serasa mendebarkan saat dia mulai memelukku dari belakang, payudaranya yang kenyal membuatku terngsang. Sesaimpainya di pantai, kita bercengkrama seperti layaknya orang berpacaran. Dan akhirnya kuberanikan diri mengungkapkan apa yang ada di dalam hati ini. “Dit, kayanya aku suka deh sama kamu.” Ungkapku kepadanya, dengan sedikit rasa gugup takut untuk mendapatkan kalimat penolakan. “kalau kamu suka, kenapa bisa suka? terus gimana?” Tanya Dita memberi jawaban singkat. Aku pun bingung bukan kepalang, apa maksud perkataan Dita, langsung ku jawab saja “yaaaa.. ga tau, aku merasa nyaman, nyambung ngobrol sama kamu.” Timpaku tanpa embel-embel apapun. Hening, tanpa balasan apapun, diskusi kami pun buntu, akhirnya kami pulang dengan sedikit rasa penasaran di kepala. Berboncengan pulang pun tidak seperti semula, jarak badanku dan badannya menjadi jauh. Ku hantar dia ke kosan dekat kampus, lalu aku pun bergegs pulang menaiki sepeda motor tua peninggalan simbah yang dulu mantan tentara. Sesampainya di rumah, barulah aku paham, dan merasa bodoh sekali aku, kenapa tidak aku bilang maukah dia jadi pacarku. Mungkin itu yang dimaksud Dita dengan pertanyaan tadi. Berbagai macam pikiran ruwet berkecamuk di kepala. Ku pikir sudahlah, mungkin memang dia tidak tertarik padaku. SMS terkhir malam itu kepadanya hanyalah “Met istirahat ya… nice dream..” Kalimat template seorang lelaki kepada wanita yang disayanginya. Keesokan harinya, aku buka SMS yang masuk dari Dita, penasaran langsung kubuka dan isinya hanya sebait kalimat “coba buka facebook” Langsung kubuka facebook ku, muncul notifikasi dipojok kanan atas, dengan judul “request of relationship”. Langsung aku klik setuju, dan muncul di timeline Facebook bahwa aku telah berpacaran dengan Dita. Hati ini sungguh riang gembira. “terima kasih ya sudah mau menjadi pacarku” tulis ku dalam pesan singkat “iya.. i love you sayang” jawabnya pun juga singkat. Hari-hari berikutnya kamipun berpacaran seperti orang kebanyakan, antar-jemput dan kencan setiap hari. Setiap berboncengan, pelukannya yang hangat dan payudaranya yang selalu menempel di punggungku selalu membuatku bernafsu. Entah kenapa aku selalu bergetar, mungkin karena ini pertama kalinya aku berani berpacaran sampai sedekat ini. Sebelumnya hanyalah cinta monyet ala anak SMA. Sedikit perawakan Dita, sehari-hari dia berhijab, dengan badan tinggi semampai, hitam manis dengan ukuran dada mungkin 34 B. Perawakannya yang agak bungkuk membuatku semakin penasaran dengan kehidupan seksnya. Aku baca dari beberapa artikel di internet, ciri-ciri wanita yang hypersex adalah badannya sedikit bungkuk. Hanya saja aku tidak berani membuktikannya. Biarkan saja nanti waktu yang akan menjawab. Suatu hari, setelah jam mata kuliah, aku ajak Dita makan siang, di warung langganan di dekat kampus. Setelah itu kuajak dia untuk beristirahat sebentar di kos teman. Kebetulan aku memiliki teman yang kos nya sering kosong, dan aku sering mampir untuk istirahat sejenak. Sampai di kosan, kami berdua pun rebahan, kunci pintu, lalu kami berbicang-bincang. Namanya juga lagi berduaan, setan pun datang dan aku mulai peluk dia dari belakang. Aku ciumin punggungnya, dia pun mulai bergerak-gerak manja, sambil berkata “iihh,, apa sih, geli tauuk” “gapapa sih, cuman peluk aja boleh kan” aku coba menenangkan. Semakin dia menolak, aku semakin bersemangat untuk menjamah tubuhnya. Aku buka kerudungnya, dan ku mulai mencium bagian belakang telinganya. Dia mendesah keenakan, aku pun balik tubuhnya, hingga kamipun bertatapan muka. “I love you sayang” ku bilang sambil menatap matanya. Lalu aku mulai cium bibirnya, kulimat bibirnya. “mmmpphhhh” dia mendesah seakan tak mau melepas ciumanku Aku jamah payudaranya yang tersembunyi dibalik bra berwarna jingga. Aku remas-remas, sungguh indah dan kenyal. Inilah kali pertama aku menjamah tubuh wanita. Desahannya semakin keras “mmmpphhh… enakk sayang” dia mengerang keenakan. “kamu cantik banget sayang” ujarku semakin bernafsu. “mmmpphhh… aaacchhh…. terus sayang” rintihnya kepadaku Akupun semakin liar melumat bibirnya. Kita saling menarik lidah ditengah kamar yang redup. Sungguh dia begitu bernafsu, aku beranikan diri untuk membuka bajunya, lalu kutarik BH nya, kutarik di bagian belakang, payudara bulat kenyal menyembul dengan indah. Aku pun mulai untuk menjilati putingnya, sambil meremas disebelahnya. “aaachh,,,mmmphhhhh,, enak banget sayang.. terus sayang” Dita berujar kepadaku sambil menjambak rambutku. “memekku basah sayang” Dita mulau mencengkeramku erat-erat Aku mulai menjelajahi bagian vaginanya yang mulai basah, kujilat lembut aromanya sangat membuatku bernafsu. “aaahhhh sayanggg.. tersuuuuss sayang… enak bangeeet sayang… aaachh.. mmmpphh” Dita mendesah keenakan. Kulihat Dita sangat menikmatinya, matanya merem melek sambil menjambak rambutku. Saat itu yang ada di pikiranku hanya membuatnya agar puas. Pengalaman pertamaku bergumul dengan seorang wanita. Aku beralih kembali menciumnya, dengan tanganku memainkan vaginanya, aku gesek-gesekkan jariku ke clitorisnya. Kugesekkan lambat, semakin kencang, kencang sampai dia menjerit.., “aaaaahhhh sayaangg.. pelan pelan sayaang” Dita berkata sambil gemetar tubuhnya. “sekarang kencengin sayang… digesek yang kenceng, sudah becek memek aku” dia merintih keenakan, Vaginanya basah, badannya bergetar, dan ciumannya kepadaku semakin kencang. Saat itu aku paham bahwa Dita sudah mencapai klimaks, lalu dia lemas, memelukku hangat. Kita bertalanjang sambil berpelukan berdua, hanya keringat yang melapisi sentuhan kulitku dan kulitnya. “terima kasih ya sayang, baru kali ini aku mencapai klimaks. I love you so much” Dita berkata kepadaku “iya sayang, aku senang kamu bisa klimaks” balasku kepadanya. “kamu gimana sayang? Aku kocokin ya? Atau aku kulum penis kamu?” Dita menawarkan diri untuk melayaniku juga. Namun aku tolak “Gak usah sayang, kamu kan capek, udah yuk kita bobo sebentar” aku menjawab dengan hati penuh perasaan penasaran. Di dalam hati aku berkata bahwa sebenarnya aku ingin memasukkan penisku ke vaginanya. Namun niat itu kuurungkan mengingat saat itu waktu dan tempat tidak memungkinkan. Ini benar-benar pengalaman ku yang luar biasa pertama kalinya, mungkin Dita lebih berpengalaman soal seks. Kami terlelap hingga petang menjelang, kami beberes kembali dan kuantarkan dia ke kosan, sampai di depan pintu saja karena kos dia khusus wanita. Bersambung……