CALON MERTUA DAN CALON ISTRI
PART 1
Hujan terus turun sejak pagi hari, sebuah motor trail 250cc modif nampak melewati sebuah jalanan yang cukup sepi. Dia adalah Arban yang merupakan seorang mahasiswa berumur 23 tahun di salah satu universitas negeri dan sedang menjalani magang di sebuah perusahaan BUMN di bidang infrastruktur pembangunan.
Arban baru saja kembali dari kantor tempatnya bekerja dan segera masuk ke dalam rumah sewa miliknya yang berukuran 6×9 meter, cukup minimalis bagi seorang mahasiswa perantauan dari desa bagi Arban yang tinggal sendiri dengan biaya sewa 8 juta/tahun. Setelah mandi dan berpakaian, Arban segera kedapur untuk memasak makan malam karena waktu sudah menunjukkan jam 7 malam. Namun ketika sedang memasak, terdengar pintu rumah yang diketuk oleh seseorang yang menyebabkan kegiatan Arban harus tertunda dan segera kedepan. Ketika pintu dibuka, ternyata itu adalah calon mertua Arban yaitu ibu dari kekasihnya sendiri yang bernama Bu Dewi yang nampaknya kehujanan ketika pulang dari kantor. Rumah Bu Dewi dari kantor memang melewati rumah Arban. Namun rumah Arban dan Bu Dewi masih berjarak cukup jauh. Setelah menjelaskan keadaannya, Arban pun mempersilahkan Bu Dewi masuk.
“Ayo masuk Bu, hujan makin deras tuh”
“Iya nak, makasih ya nih maaf ngerepotin” Ucap Bu Dewi sambil melepaskan jaket dan sepatunya lalu segera masuk ke dalam rumah.
Melihat hal itu, Arban malah sempat nafsu dan membuat kontolnya mengeras karena baju basah Bu Dewi membuat tubuhnya tercetak dengan payudara dan belahan pantat yang cukup besar ketika jaketnya dibuka.
“Yaudah tante, mandi aja dulu.” Tawar Arban sambil berusaha menenangkan dirinya.
“Saya gabawa baju ganti nak Arban” Tolak Bu Dewi halus.
“Ada baju Ana sih, kalau mau ya dipake aja tante kayanya pas.” Tawar Arban menawarkan baju kekasihnya atau anak Bu Dewi itu sendiri.
“Hahahaha, gamuat dong. Tantekan udah berumur gini.”
“Walau tante sudah berumur tubuh Ibu tetap bagus dan terawat sih, nggak beda jauh kok ama Ana” Puji Arban kepada Bu Dewi.
“Ga beda jauh gimana coba, wajah tante udah keriput sama badan makin lebar gini”
“Tapi tante lebih kelihatan aura cantik sama seksinya daripada Ana” Arban terus memuji Bu Dewi yang memang walaupun sudah berumur 39 tahun, namun tubuh Bu Dewi masih sangat sexy dan berisi seperti seorang model dengan kulit yang sangat putih walaupun masih menggunakan hijab.
“Masa sih, emang tante masih cantik? ” Tanya Bu Dewi merasa terpukau oleh pujian Arban.
“Iya, tante masih cantik banget”
“Yaudah deh, tante pinjam kamarnya ya, tante mau mandi” Bu Dewi segera beranjak ke kamar tamu untuk berganti pakaian dan mandi, namun entah disengaja atau tidak pintu kamar tersebut dibiarkan terbuka sedikit. Ketika Arban lewat, dirinya tidak sengaja melihat Bu Dewi sedang melepas pakaian dan lagi-lagi membuat nafsunya semakin menjadi-jadi dan merasa mendapatkan lampu hijau dari Bu Dewi dengan dibukanya pintu kamar walau sedikit sehingga Arban berniat memperkosa Bu Dewi malam itu juga.
Ketika Bu Dewi mandi, Arban segera kedapur untuk membuat teh dan segera mencampur nya dengan obat perangsang. Setelahnya Arban segera melepas celana dalamnya karena merasa semakin horny.
“Udah selesai aja tante mandinya” Tanya Arban sambil melihat leher dan lengan Bu Dewi yang sangat putih dan mulus karena Bu Dewi menggunakan daster serta rambut yang diikat seadanya menambah kesan manis bagi Arban.
“Hahaha, ngapain dong lama lama di kamar mandi cowok” Canda Bu Dewi.
“Emang tante kesini udah ngasih tau Ana??” Tanya Arban kepada Bu Dewi
“Malah dia yang nyuruh tante kesini pas tau tante kehujanan” Jelas Bu Dewi.
“Minum tehnya tante” Tawar Arban lalu dirinya beranjak ke kamar, dirinya nampak melihat Bu Dewi yang sempat curi-curi pandang terhadap kontolnya yang telah membesar karena horny sejak tadi.
Tidak sadar 10 menit telah berlalu, Arban segera keluar kamar dan tidak melihat Bu Dewi diruang tamu yang menyatu dengan ruang keluarga.
“Ah ah ah, shhh uuugh” Desahan tersebut keluar dari kamar tamu tepat di sebelah kamar Arban yang digunakan oleh Bu Dewi.
“Sial, obat perangsang yang gue kasih pasti over nih” Pikir Arban merasa lucu.
Arban segera ke kamar tersebut dan mendapati Bu Dewi sedang menggosok memeknya sendiri dengan jari jarinya sambil mendesah karena orgasme. Melihat hal itu, Arban justru tertawa dan segera masuk kedalam kamar sambil melepas satu persatu pakaiannya hingga kontolnya bebas keluar.
“Hahahaha, ngapain tante?” Ejek Arban mengagetkan Bu Dewi.
“Ngapain kamu!!?? Keluar dan tutup pintunya” Teriak Bu Dewi sambil merapikan pakaiannya, namun Arban segera menindih Bu Dewi dan memasukkan kontolnya secara kasar kedalam memek Bu Dewi dalam satu hentakan.
“Ouh, sialan kamu bajingan.” Desah Bu Dewi
“Nikmatin aja ni kontol tante nggak bakal nyesal deh.” Arban segera memompa kontolnya perlahan sambil menjilat-jilat leher Bu Dewi untuk memancing nafsu birahi Bu Dewi agar mau lebih santai.
“Ah ah ah ampun, kontol kamu gede bangeeeet, uuuuh” Bu Dewi seketika semakin sangat terangsang dengan kontol Arban yang sangat panjang dengan diameter 18 cm tersebur.
“Enakan mana sama punya suami tante nih??” Tanya Arban sambil mengambil HP miliknya dan memvideo wajah Bu Dewi.
“Uuhh ampun, aah ini gede banget, memek tante mau robek aah aah.” Lenguh Bu Dewi.
“Gedean kontol gue ya berarti? ” Ejek Arban sambil terus memompa memek Bu Dewi yang semakin banjir dan licin karena lendir pelumas milik memek Bu Dewi yang terus keluar terus menerus.
“Aaah ampun ampun ampun tante keluaaaaar uuuh.” Teriak Bu Dewi sambil bergetar dan memeluk kuat tubuh kekar Arban secara tidak sadar. Melihat hal itu, Arban justru memompa kontolnya semakin cepat dan liar sehingga tubuh Bu Dewi menjadi kejang-kejang karena orgasmenya yang beruntun.
“Ah ah ah ah enak enak, kontol enak tante mau kontol kamu.” Ucap Bu Dewi yang semakin dikuasai nafsu.
Mendengar hal itu Arban justru mencabut kontolnya dan menggosok-gosok kepala kontolnya di bibir memek Bu Dewi.
“Uuuh geli banget memek tante, terus gosokkin memek tante.”
“Ini namanya apasih Bu? ” Tanya Arban sembil terus menggesek-gesek bibir memek Bu Dewi untuk memancing nafsu Bu Dewi.
“Aagh sialan kamu shh.” Bu Dewi yang tidak berdaya hanya bisa pasrah.
“Jawab dong tante!!” Arban menjauhkan kontolnya sehingga Bu Dewi merasa gatal yang sangat di alat kelaminnya tersebut.
“Aaah ah tante mohon jangan cabut punya kamu ngh.” Mohon Bu Dewi memelas.
Melihat hal tersebut, Arban merasa puas dan menusuk memek Bu Dewi sekali lagi secara kasar sehingga Bu Dewi langsung mengalami orgasme yang luar biasa hebat.
“Ini namanya apa Bu?” Tanya Arban sekali lagi.
“Kontoooooooool” Teriak Bu Dewi panjang dan histeris.
Puas dengan hal tersebut, Arban segera mematikan HP miliknya dan memompa memek Bu Dewi secara kasar karena nafsunya semakin naik.
“Ah ah ah, memek tante ngiluuu aah aah”
“Hahaha, itu karena memek tante nggak pernah nikmatin kontol gede sama panjang kaya gini.” Ejek Arban kepada Bu Dewi sambil menampar pantat Bu Dewi.
“Ouh sakit, jangan kasar gitu, tante gasuka” Ucap Bu Dewi ketika buah pantatnya ditampar dan dielus berkali-kali oleh Arban secara kasar.
“Tante gasuka tapi kok memek tante malah makin ngejepit ginisih?” Tanya Arban setelah hampir 30 menit menggenjot memek calon ibu mertuanya tersebut namun tidak merasakan memek Bu Dewi longgar sedikitpun dan tetap nikmat.
“Oouh, ah ah ah ampun memek tante ngilu bangeeet ah ah ah” Mohon Bu Dewi setelah orgasmenya yang tidak terhitung sejak awal dicumbui oleh Arban.
“Nih tante, lahirin anak gue yaa, hahaha.” Ucap Arban sambil menghentak kontolnya dalam- dalam ke memek Bu Dewi dan menyemprotkan spermanya dalam 5 kali semburan.
Bu Dewi pun merasa memeknya sangat penuh dan hampir tidak bisa menampung sperma anak muda yang harusnya menjadi suami anaknya tersebut.
“Ooouh memek tante penuuuh.”