Berjilbab Lesbian

Suatu sore Mery yg baru pulang dari rumah temannya mendengar samar-samar suara aneh dari kamar Riska. Mery penasaran dgn suara itu dan melihat pintu kamar Riska sedikit terbuka. Dilihatnya Riska yg sedang menjilati lubang kenikmatanya Pipit dan tangan Pipit yg meremas-remas toket kanannya sendiri. Mereka berdua bugil dan banjir keringat.

Tanpa sadar tangan Mery bergerak ke atas dan meremas-remas toketnya sendiri yg masih ditutupi bajunya. Dia lalu tersadar dgn apa yg telah dilihatnya. Kemudian dia beranjak dari samping pintu kamar Riska dan masuk ke kamarnya.Dia kemudian melucuti pakaiannya. Dia teringat kejadian di kamar Riska. Entah mengapa kemudian Mery yg tinggal memakai pakaian dlm kemudian merebahkan tubuhnya ke tempat tidur. Dilepasnya Bra yg masih dipakainya. Kemudian dia meremas-remas toketnya.

“Oocchh.. Oocchh.. Oocchh..” Mery terus meremas-remas toketnya dan sesekali memplintir-plintir putingnya sambil membayangkan Riska dan Pipit masuk ke kamarnya.

Dia berdiri dan Riska dari depan tanpa bertanya lagi melepas CD yg dipakai Mery dan lalu menjilati kemaluannya. Sedangkan Pipit dari belakang melepas Bra yg dipakai Mery dan kemudian dari belakang meremas-remas buah dadanya.

“Oocchh.. Oocchh.. Oocchh..”

Tangan Mery menghentikan remasan pada kedua buah dadanya dan bergeser ke bawah. Tangannya dimasukkan ke dlm CD nya. Sekarang jari-jarinya dikeluar-masukkan ke dlm lubang kenikmatanya. Dikocoknya pelan-pelan.

“Oocchh.. och.. Oocchh..”

Setelah beberapa lama bermasturbasi, Mery akhirnya tertidur. Pagi harinya Mery terbangun setelah mendengar pintu kamarnya ada suara ketukan. Dia membuka matanya dan memperhatikan jam dinding yg tergantung di kamarnya. Waktu menunjukkan pukul sepuluh. Mery terkejut karena dia bangun kesiangan dan dia akhirnya lega ketika mengetahui bahwa hari ini dia libur tdk ada jadwal kuliah. Terdengar pintu kamarnya diketuk lagi. Dia lalu bangun dan mengambil daster kaos dari dlm lemari dan dipakainya. Dibukanya pintu kamarnya dan dilihatnya Marlina yg masih menggenakan seragam sekolahnya.

“Silahkan masuk Lin!”

Kemudian Marlina pun masuk.

“Kamu kesiangan jg Lin?” tanya Mery.

“Aku pulang pagi Mbak,” jawab Marlina sambil duduk di karpet yg ada di kamar Mery.

Dia mengambil sebuah majalah tetapi tdk dibacanya.

Dia bertanya kepada Mery,

“Mbak. Tadi malam lihat tdk?”

“Lihat apa Lin?”

“Di kamar Mbak Riska.”

Mery terkejut mendengar perkataan Marlina. Kebetulan, pikir Mery.

“Kamu mau melakukannya?”

Tanpa menunggu jawaban Marlina, tangannya sdh memegang tangan kanan Marlina dan diremaskannya ke buah dada kirinya. Tangan kiri Marlina dgn sendirinya membelai paha Mery dan bibirnya dgn pelan mendarat di bibir Mery. Keduanya saling berciuman. Tangan Mery melepas kancing baju seragam yg dipakai Marlina. Marlina menghentikan ciuman dan belaiannya pada paha Mery. Dia melepas baju seragamnya. Kemudian mengangkat daster kaos yg dipakai Mery sampai terlihat kedua buah dadanya. Dibelainya buah dada kanan Mery. Mery pun melepas dasternya sehingga Marlina dgn leluasa mengulum buah dada kiri Mery sambil tetap membelai buah dada kanannya.

“Oocchh.. Oocchh.. Oocchh..”

“Oocchh.. mmmpphhhhh.. mmpphh..”

Tangan Marlina menghentikan belaiannya pada buah dada kanan Mery. Dan kini kulumny buah dada kanan Mery sambil dia melepas kaos dlm dan Bra yg masih menempel ditubuhnya. Dia lalu menelentangkan Mery dan menindihnya sehingga kedua buah dadanya mereka saling menempel. Kedua puting buah dada mereka saling digesekkan.

“Oocchhhhhh..”

Setelah beberapa lama saling menggesekkan kedua buah dada. Marlina kemudian menggeser tubuhnya ke samping Mery sambil tetap tengkurap.

Dilepasnya rok seragam yg masih dipakainya dan tdk ketinggalan CD nya. Mery jg melepas CD nya dan duduk sambil membelai punggung Marlina. Dia kemudian menggesek-gesekkan kedua buah dadanya ke punggung Marlina. Marlina lalu ikut duduk dan mereka berdua saling meremas kedua buah dada.

“Mmmmpphhh.. sstt.. mmpphh..”

Marlina menceritakan semalam dia yg baru pulang dari belanja keperluan sekolahnya. Dia melewati kamar Riska dan tanpa sengaja melihat Riska dan Pipit berpelukan sambil berciuman.- Kedua buah dada mereka saling menempel. Kedua kemaluan mereka jg saling menempel. Mereka berdua saling membelai punggung dgn halus. Mereka berdua saling menusuk lubang anus dgn jari telunjuk tangan kanan.

Mery terangsang dgn cerita Marlina dan kini mereka berdua sdh saling menjatuhkan. Marlina kalah dan kemaluannya langsung lalap oleh Mery. Dia menungging dan dikangkangnya kaki Marlina. Mulutnya tepat pada lubang kemaluan Marlina. Lidahnya dikeluarkan. Disentuhkannya ujung lidahnya ke lubang kemaluan Marlina.

Sekarang Mery sdh menjilati lubang kemaluan Marlina sambil jari telunjuk tangan kirinya membuka lubang kenikmatanya Marlina. Lidahnya dimasukkan ke dlm celah lubang kenikmatan Marlina. Lidah annga sdh merasa puas bermain-main di kemaluan Marlina. Sekarang jari-jarinya di kocok-kocokan ke dlm lubang kenikmatanya. Dikocoknya perlahan-lahan. Mulut Mery rupanya belum puas dan ikut membantu jari-jari Mery dlm mempermainkan lubang kenikmatan Marlina. Berkali-kali Marlina mendesah keenakan.

“Oocchh.. Oocchh.. Oocchh..”

Kini puting buah dada kiri Mery digesek-gesekkan ke kemaluan Marlina. Kedua tangannya jg meremas kedua buah dada Marlina bekerja sama dgn kedua tangan Marlina.

“Oocchh.. Oocchh.. Oocchh..” Akhirnya Mery menghentikan permainannya.

Dia berdiri dan Marlina jg ikut berdiri. Mery membungkukkan badannya dan berpegangan pada kursi. Kakinya dikangkangkan. Marlina tahu maksudnya. Dia merebahkan tubuhnya tepat di bawah tubuh Mery. Kedua tangannya kemudian meremas kedua payudara Mery. Kemudian kedua tangannya menuju lubang kemaluan Mery. Jari telunjuk tangan kirinya membuka lubang kemaluan Mery. Kemudian jari-jarinya dikeluar-masukkan ke dlm lubang kemaluannya. Dikocoknya pelan-pelan. Jari-jarinya jg dikeluar-masukkan ke dlm lubang pantat Mery.

“Oocchh.. ooh.. oohhhhh..” Pelan-pelan tubuh Mery turun ke bawah dan lubang kenikmatnya tepat di lubang kenikmatan Marlina.

Dia menindihi Marlina. tetapi mereka berdua tdk melakukan apa-apa. Kemudian Mery berdiri dan duduk di kursi. Marlina jg ikut berdiri.

“Sini Lin.!”

Marlina kemudian menghampiri Mery. Mery membimbing Marlina untuk duduk di pangkuannya dgn posisi terbalik. Mereka berdua berpelukan erat sambil berciuman. Kedua buah dada mereka saling menempel. Kedua kemaluan mereka jg saling menempel. Setelah beberapa lama Marlina bangkit dari pangkuan Mery. Dia merebahkan tubuhnya ke tempat tidur. Mery ingin menghampirinya. tetapi mereka berdua serentak membenahi pakaiannya ketika mendengar suara mobil masuk ke dlm asrama