ADELIA

Edies Adelia baru beberapa bulan memakai jilbab, perilakunya semakin alim dan religius. Saban hari mencerminkan seseorang yang tidak nakal lagi, lebih banyak waktunya dihabiskan untuk menekuni dunia akhirat, dan yang pasti pengin berbuat kebajikan. Namun semuanya itu harus dibayar mahal, naluri seks yang mengebu kini harus ditahan tahannya. Jilbab seakan akan menjadi penghalang untuk berekspresi lebih bebas, siapa tidak ingin menjadi manusia yang bebas walau dalam kehidupan yang tidak bebas ini. Walau selalu mengaku, semenjak memakai jilbab dirinya merasa menikmati, namun dalam urusan seks yang kian terbatas, karena kesibukan suaminya, juga aturan baku yang dalam urusan seks lebih mengarah hanya kewajiban belaka sehingga naluri dan fantasi seks tertahan di benak kepalanya, dulu sebelum memakai jilbab kelakuannya bebas, menikmatinya namun kini dengan balutan jilbab kebebasan itu sudah tidak didapatkan lagi. Sayangnya, entah kenapa Edies Adelia bertemu denganku ketika aku secara tak sengaja berada di sebuah studio, padahal aku juga tidak ada maksud datang ke studio itu yang nyatanya hanya berisi beberapa orang karena pada sibuk shooting di luar kota. Awalnya aku tidak tahu kalo itu Edies Adelia karena beberapa bulan yang lalu aku bertemu dengannya tidak berjilbab, namun kini dengan balutan jilbab itu, kecantikannya justru malah memukau, apalagi dengan pakaian gamisnya itu, menambah keanggunan dan keseksiannya, kubayangkan selingkuhku dengan beberapa artis berjilbab yang sangat menarik minatku untuk memburu artis berjilbab lagi, begitu sangat sopannya di luar, namun di ranjang mengerang penuh kenikmatan dengan masih berjilbab. “Haaaan .. Burhaaaan “ panggil Edies Adelia ketika aku sedang suntuk dengan netbook, aku tak menyadari kalo itu Edies Adelia. “Siapa ya “ tanyaku dengan seksama. “Owalaaah .. kamu Edies .. gila maaah .. duh tambah cakep kamu “ pujiku dengan memandangnya sambil tersenyum plus mupeng alias muka pengin. “Kok sepi sih Haan .. kemana nich orang orang “ tanya Edies Adelia dengan menggeleng gelengkan kepalanya. “Tumben kamu jilbaban Edies “ tanyaku heran sambil duduk di sampingnya, uh bau wangi tubuhnya menusuk hidungku. “Iya deh .. demi kebaikanku donk .. “ ucap Edies Adelia dengan tersenyum. “Kau tambah cantik. Edies .. malah aku jadi kesengsem nih “ godaku yang dijawab dengan melototnya mata Edies Adelia itu. “Kamu sejak dulu memang jahil, Han .. “ balas Edies Adelia dengan mengibaskan tangannya karena mulai panas di ruangan itu. Mendadak beberapa pegawai pulang, tinggal satu sekretaris yang memanggilku. Anita mengatakan akan pergi ke tempat shooting yang jaraknya di luar Jakarta, Anita justru tidak keluar lewat depan, namun lewat belakang, naluri seksku langsung kambuh, bagaimana menggarap Edies Adelia ini, kebetulan tinggal aku berdua dengan Edies Adelia di studio ini. Sekeluar Anita aku langsung mengunci pintu belakang, segera aku membuka tasku dan kuambil obat perangsang agar bisa menjebak Edies Adelia berbirahi denganku. Kubawa minuman teh manis itu ke depan, ruangan sofa yang bagian depannya sudah ditutup, sedang bagian samping merupakan ruangan terbuka, namun masuknya tetap dari ruangan tengah. Kuberikan minuman itu di meja “Waah .. kamu kok repot repot sih .. aku nggak lama kok ..” sahut Edies Adelia dengan tersenyum “Ndak apa apa .. aku juga hendak pulang .. istirahat dikitlah .. jalanan jakarta jam segini juga macet “ kataku diplomatis untuk menahan Edies Adelia agar tertahan dan meminum minuman yang kuberikan, kutenggak juga gelas yang aku bawa. Obrolan demi obrolan kami menyangkut masalah pekerjaan di mana aku sering membantu di studio yang sering membuat sinetron gombal ini, walau aku tidak suka sinetron namun karena tuntutan pekerjaan maka kulakoni juga sekalian berburu artis yang gemas berselingkuh. Edies Adelia membenahi jilbabnya warna merah muda itu dan tersenyum padaku “Eh Haaan .. aku mau tanyaaa .. tapi aaah .. “ tanya Edies Adelia dengan suara yang mulai tak teratur karena pengaruh obat perangsang itu,

dosisnya aku atur dalam jangka sepuluh menit akan merasakan khasiatnya “Tanya apa Mbak .. soal seks ya “ pancingku membuat Edies Adelia menjadi terkejut “Iyaa .. eeeh tidak aah . anuu .. soal komputer “ ralat Edies Adelia yang semakin kacau, panas tubuhnya semakin membakar gairahnya. “Kenapa nggak tenang Mbak .. panas ya .. apa Mbak Edies geraaah “ tanyaku dengan mendekatkan tubuhku agar lebih dekat, Edies Adelia sendiri juga tidak menyingkir, malah memijit kepalanya “Aku sedang .. tak enaak badan nich .. uuh .. Haaan .. gimana yaa akuu mau minta tolong .. tapi aaah “ ujar Edies Adelia semakin bingung. Aku langung ambil inisiatif memandangnya dengan tersenyum sampai membuat Edies Adelia terkejut dipandangi dengan tersenyum itu, Edies Adelia menjadi malu dan tangannya meremas sofa itu. “Kau cantik dengan balutan jilbab Mbak Edies .. kau makin seksi kok .. sungguh “ kupuji puji itu membuat Edies Adelia malah melambung dan tersenyum, minuman itu ditengguk sisanya, namun badannya kian panas. Aku terus mendekat sedikit demi sedikit, Edies Adelia memejamkan matanya merasakan panas tubuhnya, apalagi rangsangan dari minuman itu kian menggerogoti tubuhnya, kugenggam tangannya, Edies Adelia menjadi terkejut “Tenang Mbak Edies .. rilekslaaah .. aaaku akan membuatmu rileks “ kataku dengan memijit lengannya itu. Edies Adelia kemudian merebah, jilbabnya diatur sebentar kemudian memejamkan matanya, pelan pelan aku memijatnya, kupegang tangannya. “Pejamkan matamu .. jangan dibuka .. hembuskan nafasmu pelan pelan “ perintahku yang bertujuan aku agar bisa menggiring tangannya agar menyentuh pada selakanganku, pelan pelan sambil kupijit itu tangannya semakin dekat dengan selakanganku. Edies Adelia tetap tidak tenang “Uuh Haaan .. rasanya panas “ keluh Edies Adelia “Tenang Mbaaak .. sedikit lagi .. kau sungguh sangat menggairahkan Mbak dengan berjilbab “ rayuku membuat Edies Adelia membuka matanya namun dipejamkan kembali “Iyaa Haan .. eeeh masaak sih “ ucap Edies Adelia tak karuan, kubawa tangannya semakin dekat dan akhirnya nemplok di selakanganku yang ngaceng itu, kontan saja Edies Adelia langsung membuka matanya, sialnya tangan Edies Adelia langsung merengut batangku tak sengaja “Iiiiiiiih . apa apaan ini .. “ selidik Edies Adelia dengan terkejut, namun aku sudah tidak tahan lagi, kuserongkan kepalaku dan langsung melumat bibir Edies Adelia, kupegang kepalanya yang berjilbab itu. Sangat kontras, jika mengerang erang berjilbab ketika memeknya kucoblos akan sangat indahnya. Tangannya masih nemplok di selakanganku “Oh Haaan … aaaaaaaahh .. “ jerit Edies Adelia dengan mata tertutup kemudian. Edies Adelia justru malah menanggapi lumatanku itu akibat pengaruh obat perangsang. Pelan pelan aku mengendurkan lumatan menuju pagutan, Edies Adelia menikmati pagutan itu dengan memejamkan matanya, kupagut dan kumainkan lidahku. Tiba tiba Edies Adelia terkejut ketika ada yang menggerayangi dadanya, kontan saja membuka matanya lalu mendorngku “Haan .. apa apan ini .. dosa aaku . aku muslimaah .. jangan Han “ tolak Edies Adelia, namun aku tidak mundur, kupeluk dan kuhujani dengan pagutan lagi, kuremas buah dadanya kembali, besarnya buah dadanya itu yang membuatku semakin bernafsu, kenyal dan enak sekali. “Haan aaaaaaah .. enaaak Haaaan .. teruus ..

uuuuuuh “ kembali Edies Adelia terangsang, aku semakin nakal. “Aakan kuberikan kenikmatan surgawi, Mbak Edies, sayang “ rayuku semakin menggila. Edies Adelia kini semakin tenggelam dalam lautan asmara, kutekan dan kutinih tubuhnya. Edies Adelia membuka matanya “Haan … jangan .. jangan lakukaan .. please .. “ tahan Edies Adelia yang di mana tanganku sudah masuk ke dalam rok panjangnya menerobos sampai di celana dalamnya, kurasakan jembutnya itu “Uuuh .. enaak Haaan .. uuh “ lenguh Edies Adelia ketika dengan nakal aku mengelus dan menekan nekan vaginanya yang membasah itu “Marilah bercinta denganku, Mbak Edies “ kataku pada wanita berjilbab ini, Edies Adelia membuka matanya. “Iya Haan . uuuh .. penismu gedhee “ ungkap Edies Adelia dengan tak karuan, racauan mulutnya sudah keluar dari logika, kutahan tubuhnya sebentar, kuberikan pagutan lagi, lalu aku langsung berdiri, kubuka celanaku dengan cepat, Edies Adelia masih terpejam merasakan panasnya birahi itu, aku menarik tangan Edies Adelia dan duduk lalu membuka matanya, di depannya sudah tersaji penisku yang ngaceng. Edies Adelia sampai melotot melihat penisku yang besar itu, kepalanya menggeleng geleng, namun matanya tak berkedip, kudorong belakang kepalanya yang berjilbab itu. “Kulum Mbaaak .. enaak kok .. ayo deeeh .. besar khan kontolku “ kataku jorok. Kutarik tangannya dan kembali kuarahkan penisku. Edies Adelia kemudian tersenyum memandang batangku, nafsu seksnya naik dengan drastis. Pelan pelan kepala Edies Adelia maju dan membuka mulutnya. Kuatur jilbabnya itu agar lebih rapi kebelakang, tanganku semakin nakal meremas buah dadanya yang tertutup pakaian gamis itu. Roknya tak karuan karena aku singkapkan, kelihatan betapa mulusnya, Edies Adelia menelan batangku dengan pelan pelan, setelah telan Edies Adelia mengulum dengan pelan pelan. “Tahan, sayaang “ kataku dengan menahan kepala Edies Adelia, dikeluarkan batangku itu, aku kemudian duduk, kuelus pahanya itu Edies Adelia pun kemudian membungkuk. “Ssssh .. sssssshh .. enaak aaaaaaaah .. teruus kulum .. kontolku sayaang . kau benar benar menggiarahkan berjilbab sambil kulum kontol “ kataku dengan menarik kuciran jilbabnya agar tidak ke depan, aku semakin terlanda birahi, namun aku menahan untuk mengontrol nafsuku agar bisa bercinta dengan Edies Adelia lebih lama. Pelan pelan batangku kini diisep oleh Edies Adelia yang sudah terbakar birahi, kehormatan sebagai seorang istri kini telah disingkirkan, kubuka bajuku pelan pelan dan aku bertelanjang dada. Hanya celanaku melorot sampai lutut. “Teruus Mbaaak .. Mbak Edies benar benar cantik deeh ..makin cakep dengan berjilbab .. makin merangsang “ rayuku semakin menggila membuat Edies Adelia semakin cepat mengulum batangku itu. Pelan pelan Edies Adelia kini semakin instan mengulum batangku, aku semakin nakal dengan mengelus pahanya, menaikan tangan kiriku Kutahan kuluman itu, lalu aku menghujani dengan pagutan kembali, Edies Adelia memejamkan matanya menikmati pagutanku. “Sssssssssshh ssssssssssssssssssshhh ssssssshhh hhhh “ desis Edies Adelia dengan suara yang terdengar jelas, bibirnya sampai bergetar merasakan kenikmatan pagutan kami. Kudorong tubuhnya lagi dan aku langsung mengangkat pantatnya, kutarik celana dalamnya, tiba tiba setelah tertarik celana dalamnya itu, “Haaan .. jangan Haan .. apa apaan ini “ “Sudahlah sayaaang .. nikmati saja “ kataku dengan menaikan roknya dan langsung kuserbu vaginanya itu. Edies Adelia kemudian memejamkan matanya lagi “Ooh Haan .. enaaknya aaaaah aaaaauuh teruus Haan .. teruuus “ ucap Edies Adelia kembali terlanda birahi. Antara sadar dan tidak sadar bercmpur menjadi satu, kukuliti vaginanya dengan membungkuk, Edies Adelia sampai berdegup kencang merasakan oralku yang dengan cepat mengorek itu. Edies Adelia sampai menggeliat tak karuan, tubuhnya sudah mulai membasah tak karuan itu. “Haan .. nakaal aah .. eeenaak .. teruus, sayaaang eeeh .. aaah ssssssshh sssssshh aaaaaauh “ lenguh dan erang Edies Adelia yang jilbabnya kini semakin tak teratur akibat gelengan kepalanya itu, namun dengan sigap tanganku naik memegang kepalanya, kubenahi sebentar namun agak susah juga, bibirku masih bermain di vaginanya yang sangat basah itu, apalagi celana dalamnya nemplok di lututnya itu. Kupagut lagi bibirnya setelah Edies Adelia mengerang merasakan oralku “Mari Mbak Edies .. kontolku siap mencoblos memekmu “ bisiku yang dijawab membuka matanya “Jangan Haan .. jangan “ tolak Edies Adelia itu “Enaaak .. copot celdamu sayaaang .. ceepet aaah “ tarikku pada tubuh Edies Adelia yang kini berdiri, kutahan roknya agar tidak terjatuh. Aku langsung mengangkat kakiku, menekan celana dalam itu. Mata Edies Adelia sendiri masih memandang dengan mata membesar itu batangku itu. Aku sampai mengocok dengan cepat agar batangku semakin ngaceng. Celana dalam itu akhirnya tertanggal dari mata kakinya “Naikan aku Mbaak .. pengin mencoblos memekmu “ ajakku dengan memangku Edies Adelia yang mengangkang itu “Haaan .. pleasee .. ini dosa aaaaaaah aaaaaaaakuu aaaaah … “ elak Edies Adelia tak kuat menahan birahinya, pelan pelan selakangannya mendekat dengan penisku, kupegang batang, tanganku masuk ke gamisnya meremas buah dadanya membuat Edies Adelia semakin meresapi birahi lebih dalam, tubuhnya menggeliat, namun Edies Adelia kemudian menekan membuat batangku mulai menerobos. Tangan kiriku merapikan jilbabnya “Tekan Mbaaak “ ajakku yang disambut dengan tekanan selakangan Edies Adelia itu, batangku mulai tenggelam dan Edies Adelia merasakan kesakitan “Sakit Haaan duuuuuh .. aaaaaaaaaauh “ “Tenang Mbaak .. wanita seindah dirimu yang berjilbab akan nikmat ketika menggenjotku “ rayuku lagi, kutekan batangku ke atas. “Iyaa Haan .. aaoh .. batangmu gedhe Haaan “ “Kontol namanya Mbak .. “ sahutku “Iyaa kontol .. aaah jorok aaaaaah .. nggak maauu “ sahut Edies Adelia semakin tak karuan. Desakan tekana itu semakin besar, vaginanya bak ular yang menelan mangsa, ukuran mangsa yang besar itu bisa tertelan dengan pelan pelan, luar biasa vagina Edies Adelia yang sempit membuka dengan pelan pelan tertutup roknya itu. Jeritan Edies Adelia semakin menggila, namun lama lama kesadarannya pulih, namun rangsangan birahi masih membelenggunya, kutekan pinggangnya membuat batangku semakin melesak lebih dalam “genjotin pelan pelan “ ajakku yang disambut genjotan itu, akibatnya batangku melesak lebih dalam “Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaw “ “Aaaayoo genjot teruuus “ ajakku Edies Adelia semakin menggenjotku, batangku luar biasa diperas dalam vaginanya, Edies Adelia terus menggenjotku “Huuuh aaah .. aaaaaauh eneaaaaaaak “ erang Edies Adelia, kuhujani dengan pagutan dan lumatan dan Edies Adelia pun semakin larut dalam birahinya. “Aaayoo Haan .. enaaaaaak sssssshhh ..sssssssshhh uuuuuuuuh “ lenguh Edies Adelia yang naik turun dengan cepat karena tak tahan akan penisku yang mengoyak vaginanya itu, kurapikan jilbabnya agar tidak terlepas “kaau Haan . aaahkaaau kurang ajaaar “ teriak Edies Adelia dengan menggenjotku lebih cepat. Genjotan demi genjotan cepat itu karena Edies Adelia hendak mencapai orgasme, genjotan itu semakin menekan lebih dalam sampai mentok di dalam bagian vaginanya. “Haaaaaan .. nggak kuaat kuaaat .. aaaaaaaaaaaaaaaaaaaah “ erang Edies Adelia dengan menghujamkan selakangannya keras keras. Vaginanya menyempit dengan cepat, matanya terpejam erat, kepalanya mendongak ke atas merasakan orgasme, Edies Adelia membusung menegang dengan bola mata memutih. Kuremas buah dadanya dari luar gamisnya itu.

“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaauuuuuuuuuuuuuuuuu “ erang Edies Adelia mendapatkan orgasme dengan menekan kuat kuat ke selakanganku. Tubuhnya kemudian berkelonjotan dalam pangkuanku. Kupeluk tubuhnya yang ngos ngosan itu untuk memberikan ketenangan, kedua tangan Edies Adelia memelukku. Kurasakan vaginanya membasah banyak sekali sampai membasahi sofa itu.Masih dalam pelukanku Edies Adelia merasakan ketenangan, badannya mulai membasah di sana sini membuatku semakin bersemangat untuk terus menggenjot Edies Adelia yang sudah terbakar birahi. Gairah seksnya kini sudah dalam genggamanku, nafasnya masih tak teratur setelah menggenjotku dengan penuh kenikmatan. Aku menenangkan dengan mengelus elus kepalanya yang berjilbab itu. penisku masih dalam vaginanya yang hangat menyedot nyedot batangku. Tangan Edies Adelia memelukku erat, kedua tangannya merangkul di pundakku, kepalanya yang berjilbab itu menempel ketat di sisi kiri kepalaku. Sesekali tangan Edies Adelia mengelus elus bagian bawah belakang kepalaku. Tak lama kemudian menarik kepalanya dan memandangku dengan perasaan setengah marah. “Kau merangsangku dengan obat ya Han .. kamu benar benar bangsat “ maki Edies Adelia dengan nada masih marah. “Aku sudah tidak tahan dengan kemolekan tubuhmu, sayaang “ kataku dengan membual “Ini dosa tauk .. nggak baik .. duh .. aku sudah aaaaah .. “ ungkap Edies Adelia dengan menunduk mengusap mukanya dan kemudian hendak membuka jilbabnya “Nggak usah dibuka, sayaaang .. ayo deeh .. tinggal selangkah lagi .. tuh memekmu menjepit kontolku “ ajakku memandang kecantikan wanita ini yang tidak mencopot jilbabnya. “Han tolong deeh .. kita sudahin .. aku mau pulang “ rengek Edies Adelia dengan memelas “Sekali lagi deeh .. mosok kamu sudah orgasme .. sedang aku belum “ kataku dengan menyelusupkan tanganku masuk ke dalam roknya mengelus elus pahanya yang mulus “Haaan . pleasee .. kamu nakal aaaaah .. geli nich ..” Edies Adelia menggelinjang karena aku semakin nakal menyelusupkan ke bagian dadanya, cup branya sudah lepas semenjak Edies Adelia menggenjotku, kuremas buah dadanya itu, kunaikan pakaian bagian atas itu, kuangkat terus dan kulepas, Edies Adelia tidak melawan atau mencegahku, kubuka ke atas melewati jilbabnya, luar biasa juga buah dada Edies Adelia yang berjilbab itu, Edies Adelia memandangku dengan menggeleng geleng “Jangan Haan . pleasee .. ini dosaa .. “ ucap Edies Adelia dengan perasaan ditahan tahan, apalagi kontolku terjepit itu sering membuat Edies Adelia menjadi lupa daratan. “Akan kuberikan kenikmatan tak kau lupakan, Mbak Edies .. aku pengin menggenjotmu dengan menungging “ ajakku dengan memeluk Edies Adelia dan menggulingkan ke samping, kutindih Edies Adelia yang langsung melenguh merasakan desakan batangku yang tenggelam itu. “Haaaaaaan eeh .. enaak sih .. kontolmu itu “ aku Edies Adelia dengan memejamkan matanya, apalagi aku sesekali menggenjotnya pelan “Mau ndak nich .. kita selesaikan .. setelah itu urusan selesai “ ajakku dengan mulai bergerak lagi, gerakanku sampai ditahan tangan Edies Adelia, Edies Adelia menyampirkan ekor jilbabnya yang menutupi mukanya dan menggeleng geleng. “Nggak mau ? masak sih .. rasakan ini “ kataku dengan menarik batangku dan menghujamkan sehingga membuat Edies Adelia menjerit kesakitan. “Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaauh .. pleasee .. oke deeh .. kita selesaikan .. janji ya Haan .. jangan kau ganggu aku lagi dalam kemaksiatan … aakuu nggak sukaa, aku pengin berubah Han. “ Edies Adelia mencoba berdalih “Aku takut kamu ketagihan sama kontolku, lagian kau berjilbab juga tidak mengubahmu .. tetep suka seks khan ? “ tahanku dengan menekan tangan Edies Adelia yang menahanku agar aku bisa kembali menyodokinya. “Aaah nggak .. karena kau yang merangsangku “ kembali Edies Adelia mencoba mencari pembenaran “Ntar kita lihat saja .. kalo kau ketagihan kontolku jangan salahkan aakuu .. “ aku kemudian menarik batangku pelan pelan, Edies Adelia sampai melenguh karena gesekan batangku yang besar itu, kemudian aku melepaskan batangku itu. Edies Adelia menggigit bibirnya karena batangku lepas, secercah kecewa ketika batangku lepas, sikapnya masam. Namun kemudian berubah senyum lagi ketika aku menarik tangannya, membawanya ke dekat meja yang ada jendelanya. Kembali aku meremas buah dadanya sampai membuat Edies Adelia melenguh dan mendesah keenakan, jilbabnya kemudian diatur lagi agar tidak lepas. “Kau naikan kakimu ke meja, sayaang “ perintahku yang disambut senyum Edies Adelia. “Oke deeh Haaan .. belum pernah aku diginiin .. “ aku Edies Adelia “Naaah .. kau akan suka sayaang .. aku coblos lagi memekmu ya Mbaaak .. tahaan deh “ ajakku dengan merapatkan selakanganku ke pantat Edies Adelia yang bahenol itu. “Iya Haan “ jawab Edies Adelia dengan singkat “Ntar malam aku ke rumahmu Mbak Edies .. aku akan memberikan kepuasan lagi “ pancingku membuat mata Edies Adelia membesar “Jangan Han . jangan .. bahayaa .. pleasee .. cukup di sini saja .. aku janji tak lapor polisi “ jawab Edies Adelia dengan berat hati. “Kau tahu Mbak .. aku ada foto kita sedang bersetubuh .. kalo Mbak Edies nggak mau .. aku bisa menyebarkan ke internet .. gimana ?” kataku dengan berdalih “Haaaaaaaaaaaah ! jangan Haan .. please .. aku takut ini dosaaa “ ingatan logika Edies Adelia kembali normal namun aku sudah kembali menusukan batangku membuat Edies Adelia menjerit kecil “Uuuuuuh Haaaaan .. uuh .. aayoo .. tusuuk .. enaaaaaak .. oke .. aaayoo ….. ssssshhh ssssshhh sssshh ssssshhh .. hhhhh .. huuuh .. penismuu kegedeaaan “ jerit Edies Adelia dengan menggeleng gelengkan kepala, ekor jilbabnya ikut bergerak ke kanan kiri. “Kontol namanya sayaaang “ racunku kembali agar lebih jorok “Iiih .. kamu kok jorok banget .. nyebut nyebut dengan kontol segala“ sahut Edies Adelia dengan memalingkan wajahnya, ketika memalingkan itu langsung kusambar bibirnya, Edies Adelia pun langsung menanggapi pagutanku, kupagut bibir itu, Edies Adelia pun semakin tenggelam dalam lautan birahi, batangku kutekan terus sambil berpagutan, tanganku yang memeluk di bagian dadanya itu ikut meremas remas buah dadanya sehingga Edies Adelia semakin kembali terbuai birahi. “Uuuuuh .. remeees Haaan .. remeess .. enaak .. ssssshhh sssssshh ssssssshh hhhh “ erang Edies Adelia semakin tenggelam dalam birahi bersamaku “Ntar malam aku ke rumahmu ya Mbaaak .. “ ajakku “Iyaaa eeeh .. jangaaan “ sahut Edies Adelia dengan bingung. “Pokoknya aku dataaang deeh .. tunggu aja “ kataku dengan memancing. “Hati hati Haaan .. aaaaaauh ayoo sayaang .. genjot donk .. katanya mau entotin aaaku . pleasee .. aku suka sama kontol yang besaaar .. rasanya nggak aaaaaahh aaaaaaaauh pleasee .. teruuus desaaak .. aaaaauh ..aaaaah .. sssssshh ssssshhh … “ Edies Adelia sampai merem setelah melepaskan pagutan itu. Roknya yang tersingkap tak karuan itu membuat pahanya yang mulus menjadi daerah rabaan setelah dadanya, branya copot tak berada di bagian yang benar, kedua buah dadanya menyembul dengan sangat indahnya, sedang di depan jendela itu, are kebun yang agak rindang, sepoi sepoi angin menerpa kami. Aku kemudian menarik batangku dan mendesak lagi membuat jeritan Edies Adelia meninggi karena batangku menjadi ludes mentok di bagian terdalam vaginanya. “Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaw .. Ouuh Haaan .. pleasee .. enaaknya sssssshh sssssssssh .. aayoo sayaang .. aduuh nggak tahaan nich .. pleasee .. entotin .. teruus .. ayoo geraaak “ erang Edies Adelia semakin menggila dan bersemangat, bahkan Edies Adelia justru menekan ke belakang dan maju lagi sehingga batangku menjadi keluar masuk “Duuh .. enaaak bangeeeeet .. ayoo genjot . sodok… sodook ! “ ajak Edies Adelia dengan merem kuat menahan keenakan memeknya dimasukin kontolku Aku lalu bergerak pelan pelan membuat Edies Adelia menjadi mulai menggelinjang, tangan kiri meremas buah dadanya sebelah kanan dan tangan kananku mengelus pahanya yang naik ke meja itu. Kusodokan pantatku maju mundur “Yees .. yesss .. enaak Haaan .. Oh .. nikmaaaaaaat .. teruuus, sayaaang aaaaaah aaaaaaauh sssssssh .. ssssssshh .. “ erang Edies Adelia semakin senang.

“Jilbabmu jangaaan sampai lepaas, sayaang “ ingatku yang dijawab dengan tangan Edies Adelia memperbaiki letak jilbabnya itu, aku terus menggenjotnya dengan pelan pelan untuk memberikan kenikmatan. “Iyaa sayaaang .. pelan pelaan ajaaa .. enaak .. duuuh .. kok bedaaa kontolmuu aaay eeeeh penis .. aaah .. uuuh “ sahut Edies Adelia dengan membuka matanya kemudian memaling ke belakang dan tersenyum padaku “Enak khan ? sebut kontol deeh ” ajakku dengan terus menggenjot memek Edies Adelia itu, kupegang ekor jilbabnya sampai menutupi buah dadanya, lalu aku meremas buah dadanya dengan beralaskan jilbab itu. “Iyaa kontol .. aayoo .. Haan . teruus .. ssssssh ..aaaaaaah .. uuuh “ lenguh Edies Adelia dengan membuka matanya, tangan kirinya mengelus elus bagian atas vagiananya yang menggelembung karena penisku yang besar itu. “Cepetan dikit yaaaa .. ayoo Haan .. aaayoo sayaaang “ ajak Edies Adelia semakin menikmati gaya seks di meja itu. Aku langsung bergerak dengan cepat membuat tubuh Edies Adelia menjadi tergoncang dengan hebat, tubuhnya bergerak seiring genjotanku, kuremas terus buah dadanya, kupindahkan tangan kananku meremas pantatnya yang bahenol itu. Edies Adelia kemudian membungkuk sehingga aku semakin cepat menggenjotnya. “Haaaaaaan .. aaayoo nggak tahaan nih .. ayoo .. cepetaaan aaakuu sudaaaah maaaauuu maaau muncaaak “ jerit Edies Adelia dengan merem melek keenakan, buah dadanya yang menggelantung indah itu terus kuremas. Edies Adelia tidak tahan akan rangsangan itu, aku terus menggenjotnya dengan cepat, kuhujamkan batangku dengan keras membuat Edies Adelia sampai menjerit jerit. Jepitan vaginanya semakin sempit menjepit batangku “Aaaaaaaah aaaaaah ..aaaaaaaaaauh aaaaaaah .. nggaaaaaak .. aaaaaauh “ erang Edies Adelia semakin melemah karena tenaganya kian habis, kugenjot terus, Edies Adelia mendapatkan orgasme dengan menjerit panjang, dari vaginanya mengucur cairan panas membasahi batangku, sehingga aku semakin lancar memaju mundurkan batangku keluar masuk vaginanya. “Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah sssssssssssssssssssssssssshhhhhhhh ssssssssssssssshhhhhhhhhhhhh hhhhhhhhhhhhhhhhhhh “ desis Edies Adelia panjang dengan menegang kaku, kuremas buah dadanya dengan kuat untuk memberikan daya maksimal sensasi seks. Edies Adelia berkelonjotan, aku terus menggenjotnya sampai membuat Edies Adelia kelimpungan rebah di meja, namun kaki kanannya menjadi selonjor. Kugenjot dengan cepat karena aku tidak tahan. “Aaaah ..eeeh ..aaah ..eeeeh ..sudaaah daaaah … “ erang Edies Adelia tidak tahan akan sodokanku yang menggila itu. Aku menghujamkan berkali kali sampai Edies Adelia tergoncang ke sana kemari, aku sudah tidak kuat lagi, kubenamkan dalam dalam batangku ke dalam vagina Edies Adelia, kepalanya yang berjilbab menekan ke meja dengan kuat, bibirnya menggigit dengan kuat. “Craaaaaaaaaaaaaaaaaaat .. craaaaaaaaaaaaaaat .. craaaaaaaaaaaaaat .. craaaaaaaaaat “ Kusemburkan air maniku ke dalam rahimnya sampai membuat Edies Adelia terkejut “Aaaaaaauh .. bissaaa haaamiil .. siaaalaan kaaau Burhaaaaan .. siaaal aaaaaaah “ keluh Edies Adelia yang dengan nafas masih berantakan, aku menindih tubuhnya setelah aku menyemburkan isi batangku itu, nafasku tak teratur. Edies Adelia sampai menekanku ke atas agar aku tidak menindihnya. Kutarik badannya dan penisku yang menciut itu keluar dari vaginanya, lendir kental berlepotan di batangku demikian pula dengan vagina Edies Adelia itu. Edies Adelia langsung bangun kemudian meninggalkan aku ke kamar mandi dan menutup pintu tanpa mengucapkan kata kata. Aku langsung duduk di sofa itu, kulap penisku dengan pakaian Edies Adelia. Penisku menjadi bersih kembali. Tak lama kemudian Edies Adelia masuk ke dalam ruangan itu dengan menunduk. Seolah menyesali perbuatannya. Edies Adelia kemudian langsung menjewerku melihat pakaiannya ada lendir kental “Siaaalaan kau Haan .. “ maki Edies Adelia dengan kesal. Aku tak berkata apa apa. Edies Adelia memakai pakaiannya kembali, celana dalamnya aku sembunyikan agar tidak dipakai, Edies Adelia sampai bingung mencari celana dalamnya. Aku tak mengubris kebingungan Edies Adelia itu, kupakai pakaianku sampai aku rapi, Edies Adelia masih mencari cari celana dalamnya tanpa bertanya. Ketika berdiri itu Edies Adelia kepeluk, namun Edies Adelia menolak lagi, namun aku terus memaksanya sampai kembali kutindih di sofa itu. “Maumu apa Haan ? belum puas yaa ?” tanya Edies Adelia dengan wajah masam “Nanti malam yaa .. “ ajakku “Tapi di rumah banyak orang .. bahayaa “ sahut Edies Adelia dengan menolak pagutanku. “Makanya kamu atur orang orangmu donk .. “ desakku lagi “Aku mohon Haan .. jangan ganggu aku .. aku ini orang alim dan nggak macam macam “ tolak Edies Adelia yang hendak memagut namun bibirnya kembali membuka karena aku tak menyerah, Edies Adelia pun menanggapi pagutanku itu, kami berpagutan mesra, kuakhir pagutan itu dan aku bangun, merapikan pakaian Edies Adelia yang ada lendirnya di bagian bawah. Edies Adelia langsung memungut tasnya kemudian keluar tanpa pamit, ketika menutup pintu depan itu, Edies Adelia memandangku sebentar sambil menggeleng geleng. Aku membenahi ruangan itu, kulap sperma yang menetes ke lantai itu, habis itu aku keluar dari ruangan itu, menuju ke lantai atas, dari jendela itu aku memandang Edies Adelia keluar menuju mobilnya, sesampai di dalam mobilnya Edies Adelia menutup mukanya, kepalanya ditundukan ke stir mobilnya, entah menyesali atau memang pengin lagi, kemudian kepalanya dinaikan dan menggeleng geleng, mengusap mukanya. Edies Adelia memandang ke atas dan melihatku sedang memperlihatkan celana dalamnya. “Sialan kau Haan, balikin sini “ maki Edies Adelia dengan suara keras ke atas. “Nanti malam aku kembalikan Mbaaak “ kataku dengan tersenyum. Edies Adelia kemudian menutup kaca samping mobilnya kemudian mobilnya melaju meninggalkan aku yang tersenyum penuh kemenangan, tak lama kemudian Edies Adelia menelponku “Haaan .. aaku tak mau lagi .. jangan datang ke rumahku .. “ hardik Edies Adelia dengan tegas “Sudahlah sayaaang .. tak akan kulepaskan dirimu, sayaaang .. “ “Han, tolong donk .. tolong yaa .. ini aib “ sahut Edies Adelia “tapi enak khan ? kamu ketagihan sama kontol besarku .. “ godaku “Aaaaaaaaaaaaaaah .. “ tiba tiba Edies Adelia menutup telepon itu karena kesal. Aku langsung bergegas turun ke bawah dan mengambil netbookku, kumasukan dalam tas, aku keluar dari ruangan itu. Kukunci pintu studio itu dan kuncinya aku berikan pada rumah sebelah yang biasa menjaga studio milik temanku itu. Malam nanti aku akan datang menggeluti Edies Adelia di rumahnya.