Kepulangan Gairah
“Di tepian sungai serayu… ” Tiba” aku mendengar lagu keroncong ini, yaaku sudah sampai di kampung halamanku Purwokerto. Perjalanan darat menggunakan kereta eksekutif membuat waktu 5 jam dari Jakarta menjadi amat tidak terasa. Ya, akhirnya aku bisa pulang kampung setelah lama sekali tidak pulang. Hey, perkenalkan aku Adli pria berusia seperempat abad yang mencari nafkah di Ibu Kota. “Jon, dimana kamu? Aku sudah sampai stasiun” “Ya, aku ada di pintu keluar nih. Kemarilah”. Sahut Joni menerima telfonku. Akhirnya ketemu juga si dedengkot kampungku ini. ” Mau langsung ke rumah dli? ” “Iyalah, gw capek banget nih.” Timpalku kepada Joni. “Tapi mampir bentar ya sembari pulang” “Ya iya gapapa jon”. Joni ini kawan SMA ku, dia terkenal amat playboy di sekolah. Hampir tiap bulan dia berganti” pacar. Dari yang adik kelas, sampai kakak kelas semuanya pernah dia pacari. Aku pun tahu kelakuannya semua, tetapi dibalik itu ia adalah anak yang baik dan ringan tangan dalam membantu teman”nya. “Nah, sampai dli. Ayo masuk! ” “Kos siapa ini Jon?” “Biasa… ” Belum sempat Joni menjawab, kami dikejutkan oleh kemunculan sosok wanita cantik yang muncul dari pintu kos. “Hai beb, kok lama banget sih?” Tanya wanita tersebut “Oh ini aku sekalian jemput Adli, kawanku yang baru balik dari Jakarta”. “Halo aldi, aku Lia pacarnya Joni”. Sahut wanita ini ” Oya lia, namaku Adli”. “Yuk masuk semua”. Aku menyusuri lorong bangunan kos ini, hmmm sepertinya bangunan baru. Soalnya terakhir aku pulang belum pernah melihat bangunan ini berdiri di sini. “Lia aku numpang ke toilet ya” Ijinku padanya “Ya di belakang itu toiletnya dli” Buru” Aku ke kamar mandi, sudah lama ku tahan rasa ingin kencingku ini. “Dli, kalau mau istirahat rebahan aja di depan TV ya, ada matras.” Sahut dia dari luar Kamar mandi. Tak lama berselang aku pun selesai menunaikan hajatku. Bergegas aku ke depan untuk berkumpul bersama jonindan lia. Tapi tak ku lihat Joni dan lia ada di depan, kurasa mereka berdua keluar sebentar. Ah biarlah aku mau istirahat dulu di sini gumamku dalam hati. Sayup” ku dengar suara kecil dan rintihan, ku kira ada makhluk astral di sekitarku. Aku coba untuk cuek dan bermain hp, tapi suara itu terdengar lagi dan memiliki ritme yang semakin cepat. “Ah.. Ah… Ayojon teruss… ‘ ” Iya lia sayang, aku entotin terus memek kamu” “Ah iya joni ku sayang” Dan ternyata suara itu terdengar dari kamar lia yang bersebelahan dengan ruang tv. “Emang ga berubah si joni, ckckck masih aja main ginian ga liat sikon”. Sudah bukan asing lagi bagiku mengetahui kelakuan joni yang satu ini, tak pernah berhenti sepertinya dia untuk bersenang” dengan wanita. Saking penasaranku dengan desahan itu, ku beranikan diri untuk mengintip dari lubang yanga da di dinding kamar ini. Ku berdiri di lorong yang meghubungkan ruang tengah dan dapur. Posisi kamar berada dintengah antara ruang tv dan dapur/kamar mandi. Walau begitu bagian kamarnya berdinding sehingga tidak “ngeblong” Seperti kos petakan pada umumnya. Ku lihat permainan joni dan lia dari lubang dinding, wah sungguh indah pemandangan di depanku ini. Lia yang mempunyai bodi sungguh indah, lekukan tubuhnya bak gitar spanyol, payudaranya kencang dan bulat seperti melon, dan juga bongkahan pantat yang sangat montok. Ditambah bagian vaginanya yang pink terawat. Sedikit samar ku lihat Lia berada di posisi WOT, di memaju mundurkan tubuhnya di atas Joni. Payudaranya yang besar pun berguncanv dengan dahsyat, muka sange lia pun sangat mempesona dengan mulut yang menganga. Tak lupa joni melumat puting” lia dengan lahapnya sesekali diremasnya. Taklupa bongkahan pantat pun diremas dengan ganasnya. Aku yang melihatnya tak bisa menahan diri, hingga adik kecilkupun memberontak dari tidur lelapnya. Tak sadar, tangankupun mulai merogoh celana bagian depanku. Mengelus” Kepala kontolku yang membesar, perlahan ku kocok naik turu mengikuti ritme lia yang sedang mengulek tubuh joni. Semakin lama semakin ku kencangkan kocokanku, lia juga mulai menaikkan tempo permainannya. “Ah joohn … Aku mau keluar” “Iya sayang ayok bareng”… ” Akupun yang terbawa tempo pun mulai mengikuti gerak mereka.. “Ah joniii… Aa….. Kkkkkkk… Klllllluuuaaarrr…. Aahhhhh”. ” Aku juga lia sayangggg.. Aahhhhhh….. ” Begitu juga denganku yang sudah tidak tahan mengeluarkan muntahan tinta putihku ini. Segera ku berlali ke kamar mandi dannn. “Ahhh…” Aku pun keluar juga, Setelah semua air maniku keluar, aku segera membersihkannya supaya joni tak curiga. “Dli dli.. Udahan belom? Lama amat.. Lagi coli ya?! ” “Yeee enak aja, gw sekalian boker ini. ” Untung waktuku masuk kamar mandi cukup tepat, karena iki joni sufah keluar dan berada di depan kamar mandi. “Dlii…