Hah? Kecil!
***
Balik gawe memang melelahkan. Aku langsung tiduran tanpa membuka sepatu terlebih dahulu. Biarlah, sebelum tidur, aku suruh si bibi ganti sepre dulu. Fikirku. Karna yang penting, badanku bisa rebahan. Beberapa menit rebahan, aku lalu terduduk, mengambil HP didalam tas yang tadi aku simpan dilantai dekat kasur. Ku buka operamini, lalu ku login FB. Ada 1 pesan baru. Penasaran. Ku klik.
Dari teman mantan pacarku ternyata.
“Be, kamu dimana? Ketemu yu? Besok kan minggu.” Pesannya.
Ku balas. “Tumben ngajak ketemu, kamu kan ga suka cwe semok.”
Tak lama dia balas. “Ah kamu, jangan gitu donk. Yuk. Ketemu.”
“Emang mau kemana? Ama siapa aja?” Tanyaku.
“Aku ama temenku, cwo. Hotel yuk?” Jawabnya.
“Hahahahah… Ngapain?” Kataku.
“Sange Be. Please. Temenku juga.” Katanya.
“Lu tau kan gua pilih-pilih cwe? Gua ma temen gua bersih. Tenang aja.” Lanjutnya.
“Andai aku ga penasaran ke kamu, gakan aku mau. Oke deh. Besok ya. Ni nopeku. 081xxxxx” Kataku.
“Ok. Thank Be. Besok aku telepon.”
Ku akhiri percakapan malam itu dengan log out.
***
13.00 WIB
Kriinggg… Kriiinggg…
Terlihat no asing dilayar hp ku. Segera ku jawab telepon itu.
“Halo? siapa?” Tanyaku.
“Joan Be. Hari ini jadi ya? Jam 3 sore nanti aku jemput kamu dijalan dekat rumahmu. Aku pake vixion ya.” Jawab seseorang disebrang telepon.
“Oh km. Oke.” Jawabku singkat.
Sambil menunggu jam 3, aku pilih-pilih pakaian untuk ku pakai nanti. Setelah itu aku mandi dan beres-beres untuk segera berangkat.
tiiitt tiitt tiittt
Suara tanda ada pesan baru di hp ku.
“Be, aku didepan.” Bunyi SMS itu.
Tanpa ku balas, langsung aku menuju tempat jemputan. Kulihat 2 laki-laki diantaranya Joan. Dan 1 lagi aku belum kena
“Hai juga.” Jawab Joan sambil tersenyum.
Tanpa basa basi lagi, aku langsung menaiki motor dia. Dan kami bertiga segera melaju ke hotel yang sudah Joan booking.
Sampai hotel, 1 cwo yang belum aku kenal itu langsung masuk ke kamar mandi. Ku nyalakan TV dikamar itu. Lalu mencari chanel musik, ku besarkan volumenya. Kebiasaan berisik saat keenakan takut mengganggu yang sebelah kamar.
“Be, yuk? Udah ga tahan nih.” Kata Joan sambil mengunci pintu.
“Temenmu mana? Namanya siapa? Gangbang atau satu per satu nih?” Tanyaku sambil menantang.
“Eh, iya ya.” Jawabnya. “Ki, Kiki! Ngapain lo di kamar mandi? Mau barengan ga?” Lanjut Joan sedikit teriak ke arah kamar mandi.
“Duluan ajah Jo.” Jawab yang ada dikamar mandi.
“Noh duluan katanya Be.”
Aku hanya menaikkan bahuku tanda setuju.
Joan ternyata cwo yang ga suka basa basi. Dia langsung membuka baju nya sampai bugil, terlihat kontolnya panjang diluar standar Indonesia, dengan diameter standar. Waw, aku suka kontol panjang dibanding kontol yang besar. Bakalan nikmat nih. Fikirku. Lalu Joan buru-buru membuka bajuku. Joan ciumi leherku, lalu perlahan menuju payudaraku.
“Hhmmmm, Jo, sedot putingnya. Aaaghhhhh…” Desahku saat Joan mulai menyusu dipayudaraku. Nikmatnya. Aku benar-benar suka saat pasanganku menyusu.
“Jo, aahhhhhh.. Ya, Jooooo. Ooghhh Jo, nikmat jilatanmu.” Desahku makin menjadi.
Jilatan Joan terasa makin ke arah bawah tubuhku. Dan tiba-tiba, memekku serasa hangat dan geli. Oohhhh Joan menjilati memekku. Ahhh geli rasanya. Dia menyedot clit nya. “Yes Joan. Teruss, aku suka Jo. Ougghh.. Ya, yaaa Jo.” Ah, rasanya darahku berdesir kencang.
Tak tahan hanya terdiam menikmati, aku bangkit dan membalikkan posisi. Joan berada dibawah. Ku jilati kupingnya, kucucuk pakai lidah. “Ooughhhh Be, geli sayang.” Joan tak bisa dia
“Be,Beeee enak beee, terus Be disana be. Ahhhh, benar kata cwo mu dulu Be. Kalo kamu jago nyepong. Ohhh Beeeee” Ceracau Joan kenikmatan.
Kulanjut menjilat batang kontolnya berulangkali, Ku masukan kontolnya ledalam mulutku. Kukenyot-kenyot, kujilat-jilat. Terlihat dari bawah kalau mata Joan merem melek. Ya, Joan keenakan.
Tak sabar, Joan langsung menyuruhku bangun dan mengangkang di atas tubuhnya.
Aku menurut karna memang memekku pun sudah cenat cenut dan basah ingin dimasuki kontol.
Ku atur agar kontol itu langsung masuk dalam-dalam ke memekku.
Hhmmm, blessss… “Aaghhhhhhh.” Teriakku. Sengaja aku langsung menekan dalam-dalam kontol itu. Oohhhh nikmaaaattttt… Kontol panjang gini yang buat aku menderita karna keenakan.
“Oughhh Be, dalem Bee, o..oohh o, ohhh Beee. Gila Be, enaaaakkkk..” Desah Joan tak mau kalah dengan desahku.
“Ya jo. Enak banget.” Kataku sambil menggoyang atas bawah, depan belakang dan memutar. Aku variasikan semua goyangan yang aku bisa. Wajahku menengadah, merasakan nikmatnya yang tak terkira.
“Ohhh Be, aku mau kluarr Bee, aahh Be, ce.. cepatin Be.” Kata Joan. Tangannya memegang pinggangku membanti mempercepat goyanganku.
“No Jo. Aku masih menikmati nya. Jangan dulu.” Jawabku kaget.
“Aagh, gakuat be, memeknya enak.”
“Maaf Beeeeee….” Kata Joan sambil melepas kontolnya dan mengocok-ngocok berusaha mengeluarkan spermanya.
Ahhhhh siaaal!!!!
Coott.. croooottttt.. Croootttt.. Sperma Joan muncrat mengenai tubuhku yang masing mengangkang diatasnya.
“Maaf be, enak banget. Kan masih ada kiki yang bakal nuntasin.” Katanya. “Ya be.” Lanjutnya sambil tersenyum.
Aku bangkit dan membersihkan sperma yang ad di perutku sambil cemberut.
Joan melaju ke arah kamar mandi. Oh, ternyata Kiki sedari tadi melihat permainan ku dengan Joan. Karea aku masih horny, dan tanggung. Ku tarik tangan Kiki menuju kasur. Lalu merebahkannya. Tanpa basa basi, kulumat bibirnya, lidah kami saling bergulat didalam bibir nya. Aahhh aki sudah tak tahan. Lebih baik langsung saja.
Kubuka celana Kiki dengan terburu-buru. Ku pegang kontolnya. Hah? Aku kaget. Kontolnya ko belum mengeras? Ukurannya hanya sebesar jempol anak kecil. Wajar fikirku, kan masih mati. Ku kocok dan ku jilat kontol Kiki. Kurangsang dia agar cepat konak. Ya, berhasil, dia konak. Tapi, ada yang salah. Kontol Kiki hanya sebesar jempol tangan orang dewasa. Aku bengong sejenak. Melirik Kiki yang terlihat sangat tegang dan malu. Karna ga mau buat dia tambah merasa minder, aku kangkangi dia. Ku oles -oles kontolnya didepan memekku, tapi… Crott, crotttt.. Spermanya keluar. Astagaaaaaa.. Aku kaget. Padahal baru beberapa detik hidup, udah ngecrot aja? Kali ini aku ga bisa menyembunyikan rasa kagetku.
Kulirik Joan. Di menggeleng. Kiki lalu bangkit dan memakai celananya. Dia tertunduk. “Maaf, ya Be.” Katanya. Aku lalu berlalu, 6bersih-bersih diri di kamar mandi. Ku pakai bajuku.
“Kemana Be? Kan belum selesai.” Tanya Joan. “Aku juga mau lagi.” Lanjutnya.
“Udah ah Jo. Aku masih ada janji jam 9 malam. Jadi harus pulang dulu.”
Terserah deh apa fikir mereka.
Karna, ya aku memang begini, sekali kecewa. Ga ada kesempatan kedua lagi.
***
Gila! Yang 1 punya kontol enak tapi sayang lemah. Yang 1 lagi… Aduuhhhhh miris. Kasian, gimana nasib istrinya nanti.
“Udah nyampe Non.” Suara supir taxi membuyarkan lamunanku.
**************************
Sekian cerita pertamaku. Maaf kalau ga seru dan bertele-tele.
Mohon kritik dan saran nya agar nanti, tulisan-tulisanku lebih baik dari ini.