Kebebasan Sang Istri dan Pengalaman Baru Suami
Jadwal sudah ditentukan dan mereka memilih untuk dipijat di hotel untuk keleluasaan. Seperti yang diatur sebelumnya, yang datang adalah tukang pijat laki-laki dan perempuan, yang laki-laki akan memijat bram sedangkan Linda akan dipijat tukan pijat perempuan, aman dan suaminya setuju.
Ruang hotel ditata supaya dapat disekat sehingga kalau seandainya Linda dan Bram harus telanjang, tukang pijat lawan jenis tidak dapat melihat. Di tengah sesi pemijatan Bram beberapa kali mendengar Linda melenguh dan mendesah yang biasanya karena mendapatkan kenikmatan secara seksual.
Bram bertanya kepada tukang pijatnya, “istri saya kenapa begitu?”
“itu karena istri bapak dipijat dan mengenai bagian yang sensitif sehingga secara alami akan bersuara seperti itu, tapi tenang pak, kan tukang pijatnya perempuan”
“iya tapi kamu kan ikut dengar”
“ah sudah biasa bagi saya bahkan jika itu saya langsung yang memijat”
“kalau saya kira-kira apa bisa dipijat seperti istri saya?”
“bisa pak walaupun agak beda karena area sensitif pria tidak banyak, tidak seperti perempuan.”
“kalau laki-laki bagaimana?”
“kalau bapak tidak mau dipijat burungnya maka biasanya pakai ini”, sambil si tukang pijat menunjukkan vibrator prostat. “ini dimasukkan lewat belakang dan langsung ke sasaran di dalam tanpa harus dipijat burung bapak”
“sakit tidak?”
“tidak pak, cuma kalau belum terbiasa agak geli, tapi ini bagus buat menjaga kesehatan prostat”
“mau coba boleh?”, tanya Bram ragu-ragu.
“boleh pak, saya usahakan sehati-hati mungkin”
Si tukang pijat menyiapkan peralatannya membersihkan prostat vibrator dan membungkus menggunakan kondom agar bersih dan mudah dibersihkan.
“permisi ya pak?”
Bram tengkurap sementara si tukang pijat menyiapkan anus Bram untuk dimasuki vibrator.
“ooh, wooh”, Bram melenguh ketika anusnya dimasuki vibrator prostat, “rasanya sepertinya mau bab tapi yang ini enak banget”
Begitu vibrator dinyalakan, lenguhan bram semakin keras matanya terpejam. Tubuhnya menegang menikmati pijatan tukang pijat sambil anus dan prostatnya dirangsang. Pikiran Bram kini terfokus pada kenikmatan baru yang ia temukan.
“Bagaimana pak rasanya”
“coeg! Tahu gini enaknya dari dulu saya pakai”
“mau yg lebih enak pak?, saya tukar dengan pemijat sebelah, jadi bapak bisa lihat istri bapak saya pijat sambil bapak dipijat perempuan?”
“yah oh shit manalah yang enak”
ketika tangan tukang pijat perempuan menyentuh kulit Bram, Bram melenguh lagi, sementara si tukang pijit laki-laki membuka tirai, Bram melihat tubuh istrinya diselimuti dan kini dipijat oleh tukang pijat laki-laki.
Linda tersenyum kepada Bram,
“enak sayang?”
Bram mengangguk,
“mau yang lebih enak lagi?”
Bram sekali lagi mengangguk,
Linda membuka selimutnya, tubuhnya telanjang di depan Bram dan disaksikan oleh dua tukang pijat bersama mereka. Mata Bram melotot melihat istrinya bugil di depan laki-laki lain, tapi rasa cemburunya langsung runtuh oleh pijatan tangan tukang pijat perempuan dan rangsangan pada prostatnya. Kini matanya terpaku melihat jari jemari tukang pijat laki-laki memijat tubuh polos istrinya. Tampak istrinya mendesah menikmati pijatan dan sentuhan laki-laki asing. Kecemburuan yang muncul dari dalam hati Bram segera menjadi pembakar nafsu oleh kenikmatan pijatan pada jalan belakangnya.
“saya pingin lihat yang lebih hot”, Bram tiba-tiba nyeletuk. Kamu juga buka baju. Tukang pijat laki-laki tampak bingung sesaat tapi kemudian mengerti. Tukang pijat melepaskan pakaiannya dan tampak tubuh berototnya dan penisnya menggantung tampak lebih besar dari pada punya Bram. Bram kini melihat istrinya dan tukang pijat laki-laki sama-sama telanjang, sang istri tersenyum melirik si tukang pijat.
“atau mas Bram mau adil, sini mbak gantian pijat saya”, Linda meminta tukang pijat perempuan memijat dirinya.
“mbak boleh buka bajunya? Gak usah semuanya dalamannya dipakai aja”, Linda berusaha meminta dengan sopan dan itu sudah masuk dalam layanan yang dibayar.
Si tukang pijat melepaskan bajunya menyisakan BH dan CD saja, Bram lebih melotot lagi pertama kali setelah menikah melihat tubuh nyaris telanjang perempuan lain selain istrinya. Kesadarannya hampir melayang ditambah dengan prostatnya yang dibombardir getaran dan tangan tukang pijat laki-laki kini memijat tubuhnya. Perasaan antara terangsang, nikmat, geli, dan tabu bercampur menjadi satu. Dalam pikiran Bram sekarang adalah mencari yang lebih nikmat lagi.
“ada yang lebih enak lagi gak?” tanya Bram.
“ada pak, kalau bapak mau ngerasain yang asli, yang ada di dalem bapak sekarang”
Sekarang pemandangan istrinya sedang dirangsang oleh tukang pijat perempuan semakin mengkabutkan pikirannya.
“apalah, rasanya enak banget ini”
Si tukang pijat laki-laki lalu mencari sesuatu di dalam tasnya dan mengeluarkan beberapa bungkus kondom. Bram melihat penis si tukang pijat mengeras, rasa nikmat yang bertubi-tubi menjadikan pemandangan penis di belakangnya menjadi sangat erotis. Si tukang pijat memakaikan kondom pada penisnya yang tegak, rupanya Linda diam-diam menyewa seorang tukang pijat gay.
Si tukang pijat perlahan melepaskan vibrator prostat dari anus Bram, sebentar Bram merasakan kehampaan dalam anusnya. Tidak seberapa lama kehampaan tersebut tergantikan oleh batang yang lebih besar dan terasa hangat. Pertama kali Bram merasakan perpaduan antara kenikmatan yang tabu dari penis laki-laki di dalam tubuhnya.
“kalau sakit bilang ya pak?”
Bram hanya mengangguk, tubuhnya seolah dikuasai seluruhnya oleh sebatang penis milik si tukang pijat.
Ketika tukang pijat memulai gerakan maju mundur, Bram mendesah dan melenguh. Tubuhnya terasa seperti seorang perempuan yang sedang dipuaskan oleh laki-laki perkasa. Bram menggapai lengan tukang pijat yang berotot mengagumi lekuknya. Tangannya yang lain mencengkeram sprei ketika sodokan ke dalam tubuhnya semakin cepat. Anus dan prostatnya menyebarkan kenikmatan ke seluruh tubuhnya.
Pikirannya membayangkan seorang laki-laki yang sedang menyetubuhi perempuan, terucap di antara desahannya yang semakin keras,
“aku mau liat laki-laki ngentot”
Mendengar itu si tukang pijat laki-laki di tengah sedang menggenjot Bram, memberikan kode kepada rekan wanitanya. Si tukang pijat bergegas mengambil ponsel dan menelpon.
Linda tersenyum melihat Bram sedang dilanda kenikmatan, kali ini Bram tengah menyeberang ke zona kenikmatan sesama jenis. Linda membelai kepala Bram.
“tunggu ya sayang aku kasih kamu pertunjukan terhebat.”
Bram hanya tersenyum, matanya setengah terpejam menikmati sensasi seks, bukan dari penisnya seperti biasa, tetapi dari anus dan prostatnya langsung dari dalam.
Terdengar pintu kamar dibuka perlahan dan masuklah seorang laki-laki yang cukup ganteng dengan postur gagah, si tukang pijat perempuan berbisik,
“ayo cepetan”
Si laki-laki baru langsung membuka pakaiannya dan menunjukkan tubuh berotot dan penis yang tak kalah besar dari milik tukang pijat.
Mata Bram melotot, tubuhnya tiba-tiba bergetar nikmat melihat laki-laki yang baru datang tadi langsung membenamkan wajahnya ke selangkangan istrinya. Bram mengalami orgasme yang baru pertama kali dirasakan bersamaan dengan desahan Linda dijilat oleh seorang laki-laki asing. Orgasmenya menyebar ke seluruh tubuh dan Bram tidak merasa ingin berhenti. Kenikmatan dalam tubuhnya semakin hebat seiring sodokan dari si tukang pijat dan kini menyaksikan tubuh Linda menggeliat di dalam pelukan laki-laki yang nampak lebih perkasa. Bram merasakan tubuhnya seperti seorang perempuan yang menikmati keperkasaan laki-laki. Bram merasakan seolah tubuhnya adalah tubuh Linda yang sedang foreplay bersama laki-laki lain.
Linda kini dapat dengan leluasa merasakan kenikmatan bersetubuh dengan laki-laki lain di depan suaminya. Bram kini berpegangan tangan dengan Linda, Bram merasakan orgasme berulang-ulang seperti Linda saat ini dimanjakan oleh pelukan tubuh berotot dan penisnya yang menjangkau hingga ke dalam.
Jari-jari Bram sesekali mengelus bokong naik turun laki-laki yang tengah menggenjot istrinya. Linda akhirnya merasakan orgasme terhebatnya setelah kesekian kali. Ia merengkuh dan mencium bibir laki-laki yang memberinya kepuasan.
“oh ya sayang, enak ngentot sama kamu”
Si tukang pijat laki-laki segera mengangkat bokong Bram untuk menjangkau penisnya dan mengocoknya. Tak berlangsung lama tubuh Bram gemetar, penisnya menyemburkan mani banyak sekali, tak ketinggalan si tukang pijat mencium bibir Bram. Bram tengah dilanda kenikmatan depan belakang luar dan dalam, tampak menikmati ciuman dari si tukang pijat laki-laki.
“oh kontolmu keras, aku suka kontol, suka banget kontol, coeg!”
Semenjak itu hubungan Bram dan Linda berubah, lebih tepatnya diperbaharui. Bram menikmati bersetubuh dengan Linda walaupun kenikmatan lebih besar kalau melihat seorang laki-laki menyetubuhinya. Penis Bram sendiri ketika bersetubuh dengan Linda tidak sekeras dulu lagi karena excitement nya sudah berubah.