L.U.Q.M.A.N.
Siapakah Luqman?
Mari kita simak kisah berikut ini seperti yang diceritakan oleh Bu Zakiyah pada saya :
L.U.Q.M.A.N.
SUAMIKU yang sedang berada di luar kota menelepon ke telepon selulerku.
Suamiku memberitahukan padaku bahwa nanti siang akan ada anak buahnya yang bernama Luqman datang ke rumah membawa paket yang dikirimkan oleh salah seorang teman kerja suamiku. Dialamatkannya paket tersebut ke kantor suamiku.
“Abi di sana baik-baik saja kan…?” tanyaku. Pertanyaan ini lebih kutujukan pada kesehatan suamiku daripada merindukannya cepat-cepat pulang ke rumah memelukku dan membelai ‘biji kacang merah’ku dengan batang kemaluannya.
Sebenarnya aku malu dan merasa tidak pantas menceritakan masalah seksku di tempat umum begini, tetapi kalau aku berkumpul dengan para ibu-ibu tetanggaku dan saking serunya mendengar mereka bercerita tentang suami mereka masing-masing terkadang terlontar juga dari mulutku cerita mengenai suamiku.
Aku sudah sekitar 2 tahun tidak berhubungan kelamin dengan suamiku. Usiaku 43 tahun, mempunyai suami lebih tua dariku 8 tahun. Suamiku berumur 51 tahun.
Maka itu kalau ia pulang kerja mengeluh kholestrolnya tinggi, tekanan darahnya naik, pundaknya suka sakit, lehernya sering tegang, sudahlah… aku jadi tidak tega mengajaknya berhubungan intim.
Aku bukan seorang istri yang bisa merayu suami. Mungkin dulu aku berasal dari keluarga yang cukup kolot dan taat beragama, tidak seperti Bu Jamil tetanggaku, misalnya.
Pasangan ini sudah lansia. Pak Jamil sudah berumur 60 tahun, sedangkan Bu Jamil berumur 56 tahun, tetapi dalam soal urusan ranjang, Bu Jamil kalau berolah malam dengan suaminya, mereka sambil nonton bokep. Bahkan mereka nyontohin gaya para bokep bersanggama sambil nungging. Aku bukan wanita yang seperti itu bisa nungging memberikan pantatku untuk suamiku.
Risih…
Lagi, misalnya Bu Fatimah. Ia tidak segan-segan bercerita bahwa ia masturbasi kalau suaminya telat memberikannya nafkah batin. Sedangkan aku, nyuruh aku ngocok kontol suamiku saja aku tidak tau bagaimana caranya, bagaimana aku bisa masturbasi seperti Bu Fatimah? Malahan serem aku mendengar mereka bercerita seperti itu.
Bu Kohir, punya dildo. Jangankan dildo yang berbentuk kontol itu masuk ke lubang memekku, melihat saja, aku sudah ngeri. Aku memang seorang wanita yang kaku dalam soal hubungan suami istri.
Aku selalu berada di bawah kalau berhubungan intim dengan suamiku. Aku biasanya hanya berbaring pasrah saja, terserah pada suamiku mau diapakan tubuhku yang telanjang itu, tetapi suamiku tidak pernah menjilat memekku seperti cerita Bu Mayang kalau ia berhubungan kelamin dengan suaminya.
Sebelumnya, memek Bu Mayang dijilat oleh suaminya dan ia menghisap kontol suaminya, ihh…
“Abi lagi sibuk nih Mah… Bos lagi ngajak Abi keliling-keliling melihat proyek, nanti kita sambung lagi ya, Mah…” jawab suamiku memutuskan pembicaraan.
Aku bangga dengan suamiku. Ia menapak dari tangga yang paling bawah sebagai seorang karyawan bawahan. Karena ketekunannya dan kerajinannya bekerja kemudian kariernya pelan-pelan menanjak naik hingga sekarang kami punya rumah bagus yang terletak di sebuah perumahan yang cukup elite dan dipercayakan oleh manajemen perusahaannya untuk memegang banyak proyek yang cukup mentereng.
Namaku Zakiyah.
Para tetangga memanggil aku Bu Yayah. Sehari-hari aku memakai pakaian yang tertutup rapat kalau keluar dari rumah, tetapi kalau di rumah aku biasa hanya memakai daster panjang dan kadang tidak memakai BH. Kami mempunyai seorang anak laki-laki berumur 18 tahun.
Arsyad, suami Zakiyah sebenarnya bukan sedang berkeliling melihat proyek dengan bossnya. Arsyad juga bukan sedang tugas kantor. Zakiyah tidak banyak mengetahui tentang sepak terjang suaminya jika saat ini suaminya itu sedang cuti beberapa hari dan waktu cutinya dipakai untuk keluar kota bersembunyi di sebuah hotel dengan seorang janda berumur 30 tahun.
Janda ini memang sudah beberapa kali dipakai oleh Arsyad kalau Arsyad datang ke kota ini.
Arsyad sekarang sedang dipijit di sebuah kasur yang empuk di sebuah kamar hotel yang berudara sejuk yang terletak di ketinggian 150 meter dengan pemandangan kota yang indah.
Janda ini kalau diukur kecantikannya dengan Zakiyah, jelas cantik Zakiyah. Tetapi mengenai service seks-nya pada Arsyad jelas lebih memuaskan janda ini dibandingkan Zakiyah.
Wanita ini mau diajak Arsyad untuk mengolah seks dengan berbagai gaya, sedangkan Zakiyah tidak. Zakiyah kaku seperti yanh tadi yang sudah diakuinya.
Di saat aku sedang memasak hidangan untuk makan siang bersama anakku nanti sewaktu ia pulang dari sekolah aku mendengar suara ketokan pintu di rumahku.
Pasti Luqman yang datang membawa paket, kataku dalam hati agar Luqman tidak menunggu terlalu lama menunggu, aku segera menuju ke ruang depan membuka pintu.
Sejenak aku tidak bisa menjawab memandang seorang anak muda berwajah tampan dan bertubuh tegap seperti seorang atlit itu berdiri di depanku.
“A.. apakah kamu Luqman…?”
“Iya Bu, saya Luqman disuruh Bapak membawa paket ini untuk Ibu,” jawab Luqman sopan.
Aku menjulurkan tanganku mengambil paket yang dibungkus plastik hitam itu dari tangan Luqman, dan pada saat yang sama mau saja aku memberikan tanganku dipegang oleh Luqman, lalu Luqman mencium punggung tanganku sejenak.
Setelah itu aku menyuruh Luqman masuk ke rumahku. “Duduk, Man.” suruhku meletakkan paket yang dibawa Luqman di meja ruang tamu.
Entah Luqman duduk di kursi ruang tamu atau tidak, aku tidak memperhatikan Luqman, aku pergi ke dapur ingin mengambil air minum untuk Luqman.
Tetapi secara tiba-tiba sewaktu aku sedang berdiri di depan bak cuci piring mencuci tangan, Luqman memeluk aku dari belakang.
Aku kaget!
Aku panik, karena aku menyakini bahwa Luqman ingin melakukan sesuatu perbuatan jahat terhadap diriku, tentu saja aku tidak siaga, sehingga tangan Luqman yang kekar itu menjamah tetekku dari luar daster panjang yang kupakai, tetekku diremas Luqman.
Seketika, nyee..ett…
Tetekku yang hanya dilapisi daster berbahan tipis itu rasanya ngilu diremas Luqman sampai merasuk ke dalam lubang pori-pori di tubuhku yang mulus dan putih itu karena tetekku sudah sekian lama tidak pernah diremas oleh tangan laki-laki.
“Ibu Zakiyah cantik dan seksi deh, apalagi berhijab…” kata Luqman di samping telingaku.
Aku meronta. “Kurang ajar kamu, Luqman…!!!” marahku sambil menahan ngilu di tetekku yang sedang digenggam tangan Luqman dengan kuat. “Mau ngapain sih kamu…? Kalau kamu berani memperkosa aku, akan aku lapor suamiku, dan kamu akan kehilangan pekerjaanmu, bahkan kamu akan masuk penjara…!” ancamku.
“Silahkan saja lapor Umi cantik…”
Ummhh… Luqman mencium leherku yang basah dengan keringat. “Umi Zakiyah mau berteriak juga boleh…” kata Luqman, slurp… slurpp… sluurpp… Luqman menjilat leherku.
Aku benar-benar tidak berdaya dilecehkan oleh Luqman, pemuda tanggung itu. Umurnya menurutku baru 25 tahun.
Luqman melepaskan genggamannya pada tetekku, lalu dengan satu tangan ia menaikkan daster panjangku.
Meskipun Luqman memeluk aku dengan satu tangan, dalam keadaan aku ketakutan dan gemetaran mana mungkin aku mampu melepaskan diri?
Luqman benar.
Aku mau berteriak sampai tenggorokanku kering saat itu, nggak bakalan ada orang yang datang menolongku.
Pos satpam jauh jaraknya dari rumahku, selain itu sesiang begini, isi rumah para tetanggaku hanya PRT. Lagi pula parang dan pisau dapur bergelantungan di rak dapurku, dalam sekejap mata nyawaku bisa melayang kalau aku nekat melawan Luqman yang sedang kesurupan.
Luqman menarik kuat celana dalamku, brreeetttt….
“Uuummhh… ooohh… kuluman mulutmu sangat nikmat, sayang… kulum terus dan kocok…” suruh Arsyad saat mulut janda itu mengulum kontolnya yang tegang.
Service ini tidak didapatkan Arsyad dari Zakiyah. Maka itu kontol Arsyad sangat keras jika ia bermain dengan si janda muda ini.
Arsyad berbaring terlentang dengan telanjang bulat di kasur sementara kontolnya dikocok keluar-masuk oleh mulut si janda.
“OOOHHH… UUUMMHH… OOOHHH…” lenguh Arsyad nikmat. “Terusss… oooh, sayangku… trussss… oohhh… oohhh… agghhh…!!” erang Arsyad.
Tubuhnya bergetar hebat. Pantatnya bergoyang tak teratur ke atas ke bawah, sedangkan kontolnya yang keras di dalam mulut si janda, menyemburkan cairan nikmatnya, crroott… crroott… crroott… si janda terus menghisap kontol Arsyad, bahkan ia menelan cairan nikmat itu seperti menelan juice alpokat.
Arsyad langsung terlentang lemas dengan begitu banyak cairan nikmat yang keluar dari kontolnya, tetapi… tidak… tidak… tidak… seruku saat Luqman hendak memasukkan kontolnya ke lubang anusku.
“Tidak, Luqman… tidak…! Jangan Luqman… jangan kamu lakukan itu…” teriakku. “…kamu pengen duit berapa saja akan aku berikan padamu… perhiasanku di lemari boleh kamu ambil, tapi jangan itu… itu milik suamiku…” jeritku.
Tapi mana mungkin aku mencegah Luqman. Ternyata Luqman tidak jadi memasukkan kontolnya ke lubang anusku. Luqman menekan tubuhku ke bawah sehingga aku bersikap nungging, lalu kontol Luqman, yang aku rasakan dari memekku saat itu… hanya kepala kontolnya saja yang membelai-belai bibir memekku.
“Luqman….! Jangan, Luqman…!!” aku masih sempat menjerit, “Umi mohon…” kataku mengiba, tetapi kontol Luqman yang kesetanan itu sudah menguak lebar bibir memekku.
“AWWWWHH…. LUQM…AANNN….” teriakku saat batang kontol Luqman yang besar menghujam liang memekku dari belakang.
Liang memekku terasa penuh oleh kontol Luqman meski kontol besar itu hanya masuk ke liang memekku setengahnya saja.
“Kamu setan, Luqman…!! Neraka tempatmu…!” umpatku, tetapi setelah kontolnya berhasil masuk ke liang memekku, mana mungkin Luqman menggubris umpatanku lagi. Mau aku mengumpatnya dengan seribu kata-kata umpatan atau mau aku memakinya dengan seribu kata-kata cacian, kata-kataku bagai masuk ke kiri telinga Luqman, keluar dari telinga kanannya dan hanya membuat mulutku capek saja.
Mubazir…
Lebih baik aku nikmati goyangan Luqman. Hah….???
Kok sekarang aku menjadi berbalik arah begini? Menerima dengan pasrah apa yang Luqman lakukan padaku? Kontolnya telah menodai kesucian memekku!
Bahh…
“Ohh… Luqman, kamu brengsek… ooohh… ooohhh… kamu setan… ooohh… oohh… kamu iblis… oohh…” rintihku saat liang memekku digenjot kontol Luqman keluar-masuk dan bertubi-tubi.
“Ternyata nikmat juga memek Umi… auuughh… uughh… oohhh…” rengek Luqman tanpa ampun kontol besarnya itu menghujam-hujam liang memekku dengan cepat dari belakang.
Herannya memekku tidak merasa sakit. Apakah Luqman yang sudah profesinal ngentot, atau aku yang terpengaruh karena sudah lama tidak bersanggama dengan suamiku?
“Ohhh… ohhh… Luqman… belum dalam kontolmu, Luqman… yang dalam, Luqman…” suruhku malah, sehingga membuat Luqman berani memeluk aku dari belakang dan mencium leherku yang basah berkeringat.
“Aku lepaskan daster Umi, ya… Umi..” kata Luqman.
“Badan Umi sudah badan ibu-ibu, Luqman… malu ah, Umi… apa kamu nggak diomeli kelamaan di rumah Umi…?”
“Nggak Umi…” jawab Luqman dengan kontol masih menancap di lubang memekku, ia melepaskan daster panjangku.
Aku telanjang bulat di depan Luqman sewaktu Luqman membuang dasterku ke lantai. Luqman menjilat keringat di punggungku dan di leherku.
Oh… sekujur tubuhku merinding merasakan geli-geli nikmat lidah Luqman yang kasar. Aku semakin pasrah dan tak berdaya, malah kuangkat lenganku saat Luqman ingin menjilat ketiakku.
Lidah Luqman menyapu-nyapu keringat di ketiakku.
Bagaimana perbuatan zina ini kalau ketahuan Arsyad? Oh… tidak… tidak… tidak… Arsyad tidak mungkin mau menyetubuhi aku kalau ia pulang dari luar kota. Tenaganya terkuras habis karena pekerjaannya, pasti badannya juga capek, sehingga membuat kontolnya tidak tegang maksimal untuk menikmati liang memekku.
Padahal kontol Arsyad sedang dikocok keluar-masuk dari atas oleh lubang memek wanita simpanan Arsyad. Sembari kedua tangan wanita itu bertumpu pada dada Arsyad, tubuh telanjang wanita yang berkulit sawo matang dengan kedua teteknya yang besar bergelantung itu bergoyang tak teratur sampai kedua teteknya saling bertabrakan, saat tubuhnya naik-turun menari-nari di pangkal paha Arsyad, terkadang pantatnya maju-mundur meliuk-liuk melilit batang kontol Arsyad.
Ahh… nikmat…
Mana mungkin Arsyad mendapatkan pelayanan seks jenis begini dari Zakiyah?
Arsyad lalu menusuk lubang memek wanita simpanannya dengan gerakan yang cepat dari bawah.
“Uuuggg… sayang… oohhh… saaa… saa… nggat nikmat memekmu, sayang…” seru Arsyad.
“Apa Bapak mau aku nungging…?” rayu sang wanita membuat jantung Arsyad meledak-ledak kagum.
Luqman menaikkan aku dan mendudukkan tubuh telanjangku di tepi tempat cuci piring. Aku menurut saja.
Lalu sambil berdiri di depanku di antara kedua pahaku yang terkakang lebar, sekarang aku bisa melihat ukuran kontol Luqman dengan jelas saat Luqman memasukkan kontolnya ke liang memekku yang sudah basah kuyup.
Kontol Luqman berurat dan gemuk. Panjangnya sih ukurannya normal saja.
Bleessshh… bagaimana aku bisa begitu pasrah melihat kontol Luqman memasuki liang farjiku? Bahkan setelah itu aku melihat kontol Luqman menggenjotnya keluar masuk lubang di selangkanganku yang kujaga baik-baik dengan pakaian yang tertutup rapat dan kurahasiakan itu?
“Nggak usah terburu-buru, Man…” kataku.
“Aku sudah gak tahan, Umi. Lubang memek Umi sungguh sedap dan nikmat masih kayak lubang memek gadis, aku sudah mau keluar, Umi… oohhh… oohh… Um… ummm….iiiii….” rintih Luqman segera, lalu ia mencabut kontolnya dari memekku.
Luqman menghadapkan wajahnya ke selangkanganku dengan pemandangan bulu-bulu hitam tipis menghiasi bagian atas belahan memekku dan kini memekku dijilat Luqman.
Ssstth… ooougghh…
Seluruh aliran darahku seperti berpusat di otakku, apalagi kelentitku atau ‘biji kacang merahku’ dijilat Luqman. Aku mendorong selangkanganku kuat-kuat ke mulut Luqman biar ia menjilat lebih jauh kelentitku. Kelentitku seperti diamplas lidah Luqman.
“Jilat truusss… Luqman… oohh… Luqman… lagi… lagii..iihh…”
Lidah Luqman meliuk-liuk di dalam lubang farjiku. Sebelum gumpalan kenikmatan di otakku itu meledak, Luqman kembali mendorong masuk batang kontolnya ke lubang memekku.
Dikocoknya dengan cepat. Lalu ia mendorong kontolnya tersebut sejauh mungkin ke dalam lubang memekku, sehingga selain lubang memekku merasakan kontol Luqman yang keras memadati seluruh lubang memekku, kemudian aku merasakan sangat nikmat ketika sperma Luqman memancar menendang ke rahimku.
Aku memeluk Luqman, “Ooohh… Maa…aaannn… Luqman… Umi… Ummiii… pengen mengandung anakmu, Mann… trusss, Maa..ann… terusss, lagi… crooott… crroott… crroott…” racauku.
Crroott… crroott… crroott…
Kami berpelukan, sementara di kamar hotel Arsyad belum selesai menyetubuhi wanita simpanannya.
Kontol Arsyad kini berada di dalam lubang anus wanita simpanannya. Sambil kedua tangannya memegang pinggul montok wanita simpanannya itu, Arsyad menggoyang-goyang kontolnya maju-mundur keluar-masuk di lubang dubur keset si wanitanya itu. Lubang itu sudah terasa longgar, karena sebelum Arsyad, sudah pernah ada kontol laki-laki lain yang menggoyangnya.
Sambil sekali-kali Arsyad memukul dengan telapak tangan pantat si wanitanya yang menul semok dan bahenol itu, plakk… plakk… plakk…
“Ohhh… aaahh… aaahhh… ahhh…” rintih wanita simpanan Arsyad.
Arsyad sama sekali tidak terbayang dengan wajah Zakiyah, apalagi memikirkannya ketika kontolnya telah bertemu dengan lubang memek si wanita simpanannya, atau lubang anusnya yang kini sedang disetubuhi Arsyad dan Arsyad sudah tidak mampu menahan air maninya lebih lama lagi.
Arsyad mendorong batang kontolnya sedalam mungkin ke lubang dubur si wanita, lalu menggelontorkan air maninya.
“Uugghhh…” lenguh Arsyad.
Crrooott… crrooott… crroott…
Wanita itu jauh ke kasur ditindih Arsyad dengan kontol Arsyad masih tertancap di lubang dubur si janda. Mereka tertawa senang melewati siang yang melelahkan tetapi memabukkan itu seperti Zakiyah dan Luqman.
“Kamu pulang dulu ya Man, jangan kelamaan di sini, nanti anak Umi pulang dari sekolah…” kataku pada Luqman merasa lubang memekku masih merekah berisi kontol Luqman. “Kapan-kapan kamu boleh kesini lagi ketemu Umi…”
Siang itu birahiku terasa dipuaskan oleh kontol Luqman yang telah menyetubuhiku.
Luqman pergi dari rumahku, aku merasa kesepian, sedangkan Arsyad dengan si janda bertelanjang bulat menikmati makan siang yang dipesan Arsyad dari restoran hotel.
Karena hari ini Jumat malam, aku tetap pergi ke rumah tetanggaku dengan beberapa ibu-ibu untuk mengadakan arisan dan pengajian bersama.
****************************************
Dua hari kemudian Luqman datang ke rumahku. “Boleh aku masuk, Umi…?” tanya Luqman saat aku membukakan pintu rumahku untuknya.
Luqman bekerja di kantor tempat suamiku bekerja ternyata belum cukup 2 bulan. Pekerjaannya sebagai office boy!
O… astagaaa…
“Maaf ya, Umi… Umi nggak melaporkan aku sama Bapak kan?”
“Kamu salah apa sih sehingga Umi harus melaporkan kamu sama Bapak…?” tanyaku.
“Umi jangan pura-pura, ah…”
“Umi nggak pura-pura. Apakah spermamu yang begitu deras itu masuk ke rahim Umi bisa dihapus begitu saja? Kalau nggak, ya sudah… seandainya Umi hamil, Umi rela kok terima kenyataan itu…” sahutku.
“He… he…” Luqman tertawa polos. “Umi cantik…”
“Gombal ah kamu, Luqman… Umi sudah tua cantik apanya…?” jawabku, sebenarnya di dalam hati aku bangga dibilang cantik oleh Luqman. Aku merasa tersanjung oleh kata-kata seorang office boy.
“Masa perlu aku menjelaskannya lagi sih, Umi…?” jawab Luqman.
Luqman banyak bicara sekarang. “Umi masih ada sedikit pekerjaan, kamu duduk dulu ya, Man…” kataku.
Belum sempat aku melangkah dari tempat berdiriku, Luqman sudah menumbruk aku, menjatuhkan aku ke sofa, menindihku dan melumat bibirku.
Aku tidak akan meronta lagi. Aku tidak mau memaki-maki Luqman lagi. Bukankah dulu aku memaki-maki Luqman sebenarnya aku menjilat ludahku sendiri yang kubuang ke lantai? Memalukan diriku saja.
Kini aku membalas lumatan bibir Luqman. Aku membuka mulutku membiarkan lidah Luqman masuk ke dalam mulutku menyapu langit-langit mulutku dan menggelitik lidahku dengan lidahnya sehingga lidahku pun turut beradu dengannya.
Kami larut dalam birahi menjalin sebuah nada indah yang bernama NAPSU, malahan kini aku lebih berani memainkan lidahku di dalam mulut Luqman.
Sehingga aku membiarkan jari Luqman mengorek liang memekku. Tidak terbersit sama sekali dalam pikiranku tentang suamiku. Malahan aku mendesis dan mendesah, “Oohh… oohhh… Luqman, Umi merasa sangat nikmat, Luqman… truuss… Luqman… oohhh…”
Breettt…
Luqman menarik celana dalamku dengan tak sabar.
Setelah itu Luqman mencium perutku. Daster panjangku disingkap lebih ke atas, lalu satu tangannya naik ke payudaraku, darahku makin bergolak ketika telapak tangannya kemudian meremas gumpalan daging kenyal di dadaku itu.
Luqman yang merasa mendapat restu dariku menjadi semakin buas. Luqman mencium payudaraku, lalu dikulumnya dengan mulutnya puting susuku, agghhh….
Luqman kelihatannya sangat
bernafsu menghisap payudaraku yang montok itu,
tangannya meremas-remas dan terkadang memilin-
milin putingnya.
Disedot dan dihisapnya puting yang berwarna coklat tua itu sehingga sedotannya terasa sampai ke memekku.
Aku terus memberikan peluang pada Luqman untuk mengeksplorasi tubuhku lebih jauh.
“Kita pindah ke kamar saja ya, Man.” ajakku.
Di kamar, yang sebenarnya kamar itu adalah kamar pribadiku dengan suamiku, sekarang aku merelakan Luqman melepaskan daster panjangku di kamar itu kemudian aku juga melepaskan pakaian Luqman.
Aku tidak merasa malu dan risih bertelanjang bulat di depan Luqman dan ketika sudah di tempat tidur, malah aku melihat takjub pada kontol Luqman yang begitu besar dan berurat, warnanya hitam pula, jauh lebih menggairahkan dibanding milik suamiku.
Akupun pelan-pelan meraih benda itu, ya ampun tanganku seperti tak muat menggenggamnya, sungguh fantastis ukurannya.
“Ayo Umi, emutin kontol aku ini dong…” minta Luqman.
Kubimbing kontol Luqman yang berada dalam genggaman tanganku ke mulutku. Sekilas tercium bau keringat dari kontol Luqman sehingga aku harus menahan nafas juga waktu lidahku menyentuh kepalanya, namun aku terus memasukkan lebih dalam ke mulutku lalu mulai memaju-mundurkan kepalaku.
Istri macam apakah aku ini? Kontol suamiku saja tidak pernah kucium, tetapi kontol Luqman selain aku menyepongnya tanganku turut aktif mengocok ataupun memijati buah pelirnya.
“Uaahh.. uueennakk banget, Umi…” ceracau Luqman menikmati seponganku, sementara tangannya yang bercokol di payudaraku sedang asyik memelintir dan memencet putingku.
Setelah lewat 15 menitan ia melepas penisnya dari mulutku, sepertinya ia tidak mau cepat-cepat klimaks sebelum permainan yang lebih dalam.
Akupun merasa lebih lega karena mulutku sudah pegal dan dapat kembali menghirup udara segar.
Ia berpindah posisi di antara kedua belah pahaku dengan penis terarah ke memekku. Bibir memekku disibaknya sehingga mengganga lebar siap dimasuki dan tangan yang satunya membimbing kontolnya menuju sasaran.
Kontolnya yang kekar itu menancap perlahan-lahan di dalam memekku. Aku memejamkan mata, meringis, dan merintih menahan rasa nikmat akibat gesekan
benda itu pada milikku.
Ternyata Luqman piawai juga, ia memasukkan kontolnya sedikit demi sedikit kalau terhambat ditariknya lalu dimasukkan lagi.
Kini ia sudah berhasil memasukkan setengah bagiannya dan mulai memompanya walaupun belum masuk semua. Rintihanku mulai berubah jadi desahan nikmat.
Kontolnya menggesek dinding-dinding memekku, semakin cepat dan semakin dalam, saking keenakannya ia tak sadar penisnya ditekan hingga masuk semua.
Bleeesss…..
Aku dibuatnya serasa terbang ke awang-awang, rasa ngilu dan nikmat bercampur baur dalam desahan dan gelinjang tubuh kami.
“Oohh… Umi, sayang… memekmu… enaknya….!” ceracau Luqman di tengah
aktivitasnya.
Dari posisi berlutut, ia mencondongkan tubuhnya ke depan dan menindihku, aku merasa hangat dan nyaman di pelukannya, bau badannya yang khas laki-laki meningkatkan birahiku. Kembali ia melancarkan pompaannya terhadapku, kali ini ditambah lagi dengan cupangan pada leher dan pundakku sambil meremas payudaraku. Genjotannya semakin kuat dan bertenaga, terkadang diselingi dengan gerakan memutar yang membuat memekku terasa diobok-obok.
“Ahh.. aahh.. yeahh, terus entot Umi, Luqman…” desahku dengan mempererat pelukanku.
“Nungging yuk, Umi…” ajak Luqman.
Aku cuma bisa mengangguk.
Luqman mendekatkan wajahnya ke sana dan menciumi kedua bongkahan pantatku, dengan gemas ia menjilat dan mengisap kulit pantatku, sementara tangannya membelai-belai punggung dan pahaku.
Mulutnya terus merambat ke arah selangkangan. Aku mendesis merasakan sensasi seperti kesetrum waktu lidahnya menyapu naik dari memek sampai anusku.
Kedua jarinya kurasakan membuka kedua bibir memekku, dengusan napasnya mulai terasa di sana lantas ia julurkan lidahnya dan memasukkannya disana.
Aku mendesah makin tak karuan, tubuhku menggelinjang, wajahku kubenamkan ke bantal dan menggigitnya, pinggulku kugerak-gerakkan sebagai ekspresi rasa nikmat.
Di tengah-tengah desahan nikmat mendadak kurasakan lidahnya berubah jadi keras dan besar pula. Aku menoleh ke belakang, ternyata yang
tergesek-gesek di sana bukan lidahnya lagi tapi kepala kontolnya.
Aku menahan napas sambil menggigit bibir merasakan kejantanannya menyeruak masuk. Aku merasakan rongga kemaluanku hangat dan penuh oleh kontolnya. Urat-urat batangnya sangat terasa pada dinding kemaluanku.
“Oouuhh.. Luqman!” itulah yang keluar dari mulutku dengan sedikit bergetar saat penisnya amblas ke dalamku.
Ia mulai mengayunkan pinggulnya mula-mula lembut dan berirama, namun semakin lama frekuensinya semakin cepat dan keras.
Aku mulai menggila, suaraku terdengar keras sekali beradu dengan erangannya dan deritan ranjang yang bergoyang.
Ia mencengkeramkan kedua tangannya pada payudaraku, terasa sedikit kukunya di sana, tapi itu hanya perasaan kecil saja dibanding sensasi yang sedang melandaku. Hujaman-hujaman yang diberikannya menimbulkan perasaan nikmat ke seluruh tubuhku.
Aku menjerit kecil ketika tiba-tiba dia tarik rambutku dan tangan kanannya yang bercokol di payudaraku.juga ikut menarikku ke belakang.
Rupanya ia ingin menaikkanku ke pangkuannya. Sesudah mencari.posisi yang enak, kamipun meneruskan permainan dengan posisi berpangkuan membelakanginya.
Aku mengangkat kedua tanganku dan melingkari lehernya, lalu ia menolehkan kepalaku agar bisa.melumat bibirku. Aku semakin intens menaik-turunkan tubuhku sambil terus berciuman dengan liar.
Tangannya dari belakang tak henti-hentinya meremasi dadaku, putingku yang sudah mengeras itu terus saja dimain-mainkan. Gelinjang tubuhku makin tak terkendali karena merasa akan segera keluar, kugerakkan tubuhku sekuat tenaga sehingga kontol itu menusuk semakin dalam.
Mengetahui aku sudah diambang klimaks, tiba-tiba Luqman melepaskan pelukannya dan berbaring telentang.
Disuruhnya aku membalikkan badanku berhadapan dengannya. Harus kuakui ia sungguh hebat dan pandai mempermainkan napsuku, ia biarkan aku mencari kepuasanku sendiri dalam gaya woman on top. Kelihatannya ia sangat senang menyaksikan payudaraku yang bergoyang-goyang seirama tubuhku yang naik-turun.
Beberapa menit dalam posisi demikian ia menggulingkan tubuhnya ke samping sehingga aku kembali berada di bawah.
Genjotan dan dengusannya semakin keras, menandakan ia akan segera mencapai klimaks, hal yang sama juga kurasakan pada diriku. Otot-otot kemaluanku berkontraksi semakin cepat meremas-remas kontolnya. Pada detik-detik mencapai puncak tubuhku mengejang hebat diiringi teriakan panjang.
Cairan cintaku seperti juga keringatku mengalir dengan derasnya menimbulkan suara kecipak.
Luqman sendiri sudah mulai ejakulasi, ia mendesah-desah menyebut namaku, kontolnya terasa semakin berdenyut dan ukurannya pun makin membengkak, dan akhirnya.. dengan geraman panjang ia tumpahkan ke dasar memekku, crroottt… crroott… crroottt…
•••
•••
Setelah menyelesaikan hajatnya dia langsung terkulai lemas di sebelah tubuhku yang berlumuran keringat. Aku yang juga sudah KO hanya bisa berbaring di atas ranjang yang sepreinya sudah berantakan, mataku terpejam, buah dadaku naik-turun seiring napasku yang ngos-ngosan, pahaku masih mengangkang, celah memekku serasa terbuka lebih lebar dari biasanya.
Dengan sisa-sisa tenaga, kucoba menyeka ceceran sperma di celah memekku, lalu kujilati maninya yang berada jari-jariku.
*************************************************
Suamiku pulang untung Luqman sudah pergi dari rumahku.