Bulan madu yang dinikmati bersama

Halo hu izinkan ane kembali menulis cerita di rum ini

Sebelum memulai, ane tegaskan cerita ini hanya fiktif belaka, tidak ada kesengajaan dalam kesamaan nama tokoh dalam cerita ini.

Baik tanpa memerpanjang mukadimah langsung saja kita mulai cerita nya.

Jeng jeengg

PART 1
Namaku Rendra, umur ku saat ini 30 tahun, tinggiku 172cm, aku bisa dibilang seorang pengusaha muda yang baru saja naik daun. 3 minggu lalu aku baru saja menikahi gadis 32 tahun bernama Qilla, Qilla adalah pacarku, yang dulunya adalah kakak tingkat ku di waktu kuliah, oleh sebab itu umur Qilla lebih tua 2 tahun dibanding aku. Meskipun kami berbeda fakultas, namun kami berada di satu lingkungan kampus yang sama. Qilla saat ini berkarir sebagai dokter, sementara aku dari fakultas ekonomi memang sebagai pengusaha.

Qilla seorang wanita berjilbab, kulit putih, mata nya sipit walaupun bukan keturunan tionghoa, dan tinggi 168 cm, dan berat badan 52 kg. Ukuran payudara Qilla cukup besar dan padat untuk ukuran tubuhnya yang tidak gemuk yaitu 36 B.

Semenjak menikah, aku dan Qilla tinggal di sebuah rumah kontrakan, satu kali dalam seminggu kami sering mengunjungi orang tua Qilla, seperti waktu itu. Di saat kami berpamitan pulang, ibu Qilla menitipkan suatu makanan untuk keponakan Qilla (anak dari Kakak Qilla) yang saat ini tinggal di sebuah asrama suatu sekolahan.

Karena memang asrama itu dan arah rumah kami satu arah, jadi aku tak keberatan. Waktu itu hari sudah menunjukkan pukul 22, Qilla mengenakan kemeja hijau dengan celana panjang coklat dan juga jilbab coklat yang sewarna dengan celana panjang nya. Saat masih dalam perjalanan kami sempat membicarakan mengenai rencana bulan madu kami di Bali minggu depan, aku menunjukkan sebuah paket di kursi belakang mobil yang mana isi nya adalah semacam sex toy, kemudian beberapa model lingerie yang akan kami gunakan sebagai fantasy saat kami berada di Bali nanti.

“Eh yang, aku udh beli loh persiapan buat enak2 kita di Bali” goda ku kepada Qilla sambil menunjuk paket yang berada di kursi belakang tersebut

“Emang isi nya apa yang? Aku buka ya jadi penasaran” ucap Qilla yang mencoba meraih paket itu

“Eehh jangan yang, ntar aja buka nya pas di Bali aja biar surprise” ucap ku mencegah Qilla membuka paket itu

“Iya dehh iyaa surprisee” goda Qilla yang semakin penasaran dan tak sabar ingin membuka nya

Tak lama kami pun sampai di sebuah asrama dimana keponakan Qilla berada, dari luar asrama itu tampak menyeramkan, sekilas seperti sekolahan Suzuran di film Crows Zero.

“Kamu yakin yang si Adit sekolah disini?” Tanyaku yang penasaran kenapa sosok Adit yang notabene orang tua nya orang berada mungkin mampu untuk menyekolahkan nya di sekolah yang menurut ku lebih baik, karena menurutku ini sekolah tidak wajar, memang seperti sekolahan Crows Zero yang mana adalah tempat anak2 berandal yang tidak diterima di sekolah bagus.

“Hhmm bener kaya nya yang, coba berenti di sana yang, ada Pak satpam di depan gedung itu” tunjuk Qilla ke arah satpam itu.

Mobil kami pun berhenti di depan bangunan asrama tersebut. Qilla kemudian turun dan menghampiri satpam itu sambil membawa tentengan titipan untuk Adit, dari gerakan tubuh Qilla dan Satpam itu, sepertinya Satpam mengatakan bahwa gedung asrama ini memang tempat sekolahan Adit, Qilla pun melangkah ke sebuah lorong dari asrama tersebut mengikuti instruksi dari Satpam itu.

Sambil menunggu di mobil aku buka youtube dan nonton beberapa podcast, aku pun tertawa terpingkal2 karena beberapa scene di podcast itu lucu menurutku

“Eh udah jam 22.45 aja, si Qilla mana ya? Kok lama banget?” Ucapku sembari mlirik ke arah jam tangan ku

Aku pun memilih menunggu sebentar lagi dan melanjutkan menonton.

Setelah sekian menit aku kembali melirik ke jam tangan ku, jam menunjukkan pukul 23.15

“Wah ini terlalu lama, si Qilla ngapain aja sih?” Gerutu ku dalam hati.

Aku pun memutuskan untuk menyusul Qilla, aku keluar mobil dan menanyakan pada satpam tersebut

“Oh ya mas, disini memang Asrama cowo, mas nya masuk aja ke lorong itu, nanti naik tangga aja. Kamar siswa2 cowo ada di lantai 2 semua mas, nanti mas cari aja” ucap satpam tersebut

“Ohh oke mas, saya izin masuk yah” ucapku sambil berlalu berjalan ke lorong asrama tersebut.

Saat aku mulai memasuki lorong asrama tersebut, kesan yang aku dapat dari asrama ini persis memang seperti asrama Suzuran, bangunan nya kurang terawat namun di beberapa pekarangan nya ada beberapa lampu yang menyala,

Aku pun menaiki tangga menuju lantai 2, di lantai 2 bangunan itu tampak seperti ruang ruangan kamar2 yang aku pikir memang kamar nya para siswa di sekolah ini. Saat aku berjalan mencari Qilla, tiba tiba kepalaku dihantam sesuatu dari belakang

“Bruaakkk” tubuhku pun terjatuh ke lantai, pandangan ku terasa gelap dan aku sudah tak ingat apa kejadian saat itu.

Ketika aku membuka mataku, tiba2 aku melihat beberapa orang siswa laki2 mengelilingi ku, mungkin ada sekitar 4 orang. Saat aku mencoba menggerakkan tubuhku, ternyata aku baru sadar aku sedang berada duduk di sebuah kursi, tangan ku terikat kebelakang, dan kedua kaki tu terikat pada kedua masing2 kaki kursi tersebut

“Ehh apa ini? Lepasin ikatan gue! Apa mau kalian” Teriak gue pada siswa siswa itu

-BERSAMBUNG-

 

PART 2

“Ooo jadi ini suami cewe itu ya?” Ucap seseorang sambil mencengkram rambut ku

“Bangsat, mana istri gue? Kalo berani lo satu lawan satu ama gue!” Teriak ku menantang mereka. Sebenarnya aku dulu adalah seorang atlet karate di kampus, namun karena kondisi ku terikat, aku tak bisa berbuat apa2

“Tenang booyy, lo mau ketemu istri lo?? “Plok plok.. bawa sini cewe si monyet ini!” Ucap seseorang yang belakangan aku ketahui namanya adalah Bayu itu sambil menepok2 tangan nya

Rasa panas mendebu2 rasanya ingin ku hajar bocah ingusan yang berada di depan ku ini, seenaknya memanggil ku monyet, dari tampang nya saja aku taksir umur nya masih di bawah 16 tahun, yang mana masih setengah dari umur ku. Bayu ini tinggi nya memang lebih pendek dari ku, karena wajar untuk seumuran dia, namun di antara yang lain, dia yang paling tinggi dan berisi, jadi wajar seperti nya dia adalah bosnya. Kulitnya yang hitam, rambut cepak seperti potongan tentara dan si bocah ini kayanya baru tumbuh kumis

Tak lama datang 3 orang laki2 menghampiri kami, sambil memegangi seorang wanita yang ternyata itu adalah Qilla. Qilla di posisi tengah diapit 2 orang laki2 yang belakangan juga ku ketahui namanya adalah Fikri dan Sazri, Fikri bertubuh kerempeng yang juga lebih pendek dari Qilla, dan Sazri yang fisiknya hampir mirip Bayu namun lebih pendek, dan satu pria lagi adalah Adit yang aku kenal adalah ponakan nya Qilla. Namun disini Adit tampak nya sedang di bully oleh komplotan ini. Karena aku melihat dia menunduk2 ketakutan. Sementara yang bikin aku kaget dan syock adalah saat melihat Qilla

Qilla yang diapit oleh 2 orang laki2 ingusan itu dengan tangan yang diikat ke belakang, dan yang aku kaget adalah semua kancing kemeja hijau Qilla sudah terlepas, dan di balik kemeja itu ada tang top hitam yang sudah dinaikkan ke atas payudara Qilla sehingga kedua payudara Qilla yang putih dan padat itu mencuat seolah menantang mata para lelaki yang ada disitu. Perut putih Qilla dan pusar nya tidak lagi tertutup sehelai benang pun, namun di bagian bawah celana Qilla masih terpasang.

“Eh monyet!! Cakep juga bini lu ya? Lihat tu toket, gede njir. Puting nya juga pink lagi, mantep juga lu milih cewe ya? Malem ini, ini cewe bukan lagi jadi bini lu, tapi bini kami semua, hahahaha” ucap Bayu menertawakanku diiringi oleh tawa rekan2 nya yang berjumlah 5 orang.

Aku menatap Qilla dengan wajahnya yang khawatir apa yang akan di lakukan para pria ingusan ini kepada nya, sementara Adit masih menunduk2 tak berdaya menyaksikan tante nya dilecehkan oleh teman2 nya ini

-BERSAMBUNG-

 

PART 3

“Bangsat lo semua, gue hajar kalian semu….” Bruaakkk belum sempat kuseleseikan kalimatku satu pukulan mendarat ke bibirku yang ternyata dari arah kiri ku

Sebuah pukulan didaratkan oleh seorang bocil yang kepala nya agak botak dengan rambut tipis keriting, kulit hitam dan kurus yang juga akhirnya ku kenal sebagai Haekal

“Aahh anjing!!” Teriak ku kesakitan, tiba2 aku merasakan bibir kiri ku berdenyut dan ada cairan aneh yang masuk ke mulut ku, ternyata itu darah yg keluar dari bibir ku

“Bangsat ini bocah, pengen gue hajar semua” ucapku dalam hati, namun aku masih tak berdaya karena tubuku masih terikat kuat ke kursi

“Hahaha, si monyet ini berisik juga ya, bawa lonte itu kesini, kita perlihatkan ke si monyet ini lonte ini bisa kasih kita apa!” Perintah Bayu kepada Fikri dan Sazri

Fikri dan Sazri pun menggiring Qilla ke depan ku, setelah Qilla berada tepat di depan ku Sazri kemudian jongkok di depan kaki Qilla dan membuka kancing celana Qilla, celana Qilla pun ditarik kencang hingga tubuh Qilla tersandar ke arah Fikri yang berada di belakang nya

” Aahh, apa apaan ini, jangann, lepasin kami, kalian semua mau apa, ambil aja semua uang yang ada didompetku!!” Teriak Qilla yang berharap akan dilepas oleh para berandal ini

“Apaa? Ambil uang mu? Eh lonte, kami ini bukan orang susah, jangan anggap enteng kami, lepas celana dalam ini Lonte!!” Teriak Bayu kepada Sazri

Sazri pun menarik CD Qilla dengan paksa hingga terpampang lah sebuah gundukan di antara kedua paha Qilla, gundukan itu tertutup bulu2 halus yang tertata rapi dengan bentuk labia dan vagina nya yang berwarna ke pink2an terlihat indah dengan kulit nya yang putih

“Wuiihh gilaa, ini Lonte memang punya body yang topp broo, kita pakek aja malam ini setuju??” Teriak Bayu memberi semngat kepada teman teman nya

-BERSAMBUNG-