PETUALANGAN JONI
Kesamaan latar belakang cerita dan tempat serta waktu murni ketidak sengajaaan jadi monggo silahkan di nikmati dengan santai hehehe langsung saja kita ke ceritanya…
PETUALANGAN JONI BAB 1
Pagi itu di sebuah komplek kecil perumahan joni baru saja mengantarkan beberapa pesanan galon yang biasa dia antarkan ke beberapa rumah yang menjadi langganan tempatnya bekerja.
Motor vario 2010 dengan 5 keranjang galon di belakangnya baru saja habis. Dia bersiul ria ketika menghitung tips dari beberapa rumah yang baru saja ia datangi itu.
Memang profesinya yang hanya menjadi tukang galon saja tidak terlalu berdampak signifikan untuk keuangannya. Joni sendiri adalah seorang perantau dari sebuah kota kecil di sumba nusa tenggara timur.
Dengan tekad yang kuat ia memutuskan untuk pergi merantau ke pulau Bali. Dimana banyak sekali kawan sekampung nya dulu yang juga ikut pergi mencari penghidupan yang lebih baik di pulau kecil yang cantik ini.
“Bang tolong ya galon 3 seperti biasa anterin ke dalam” Ucap seorang pelanggan masuk lewat whatsapp nya.
“Ah siap cik saya ambil dulu sebentar” Balas joni cepat lalu memasukkan hp beserta uang ribuan rupiah tadi ke dalam tas selempangnya.
….
“Wah akhirnya dateng juga bang keselek saya dari tadi makan air habis” Ucap seorang perempuan cantik berumur sekitar 38tahunan itu.
“Hehe maaf cik tadi saya harus bantuin ada barang datang dulu jadi gak bisa langsung antar” Ucap joni turun dari motornya kemudian mulai membuka tali yang di gunakan untuk menjadi pengaman agar galonnya tidak jatuh.
“Yaudah gapapa seperti biasa ya ini antar ke dalam di dapur aja. Satu masukin ke dispenser” Ucap perempuan cantik beretnis Tionghoa itu.
“Siap cik” Ucap joni dan kemudian segera melaksanakan semua perintah yang di berikan oleh perempuan bernama tanti itu…
“Cik sudah nih semua” Ucap joni keluar dan mendapati cik tanti tengah duduk di teras dengan kaki menyilang yang lumayan memperlihatkan beta mulus dan putihnya perempuan itu.
Dan kemudian perempuan itu pun berdiri dan memberikan uang untuk membayar galon. Tak lupa ia menyelipkan 50ribu untuk joni sebagai tips. Memang beberapa pelanggan di kompleks ini kebanyakan sering memberinya tips yang tidak sedikit. Terkadang mereka juga memberikan joni makanan atau terkadang bahkan pernah memberikan joni sepatu milik keluarga mereka yang tidak terpakai.
“Wah terima kasih cik. Kalau ada apa-apa chat saya aja ya? Kalau saya tidak sibuk ntar saya samperin hehe” Ucap joni dengan wajah sumringah.
“Bener ye awas lu kalau gua butuh bantuan lu gak dateng ogah gua langganan galon di tempat lu” Ucap cik tanti bercanda.
“Bisa di atur cik asal waktunya kosong saya dateng kok” Ucap joni terkekeh sembari menyaksikan kembali paha cik tanti.
“Ketawa lu ya mata tuh di jaga kemana-mana dari tadi gua perhatiin” Ucap cik tanti lagi bercanda. Ia justru membuat gerakan seperti mengelus pahanya yang membuatnya semakin tersingkap.
“Yah sedikit cik biar mood makin bagus liat yang bening begitu” Ucapnya bercanda lagi.
“Yee mau lu tuh yang bening. Udah kapan-kapan ikut gua ya kalau mau duit lebih” Ucap cik tanti dengan pandangan jail nya.
“Hah mau kemana emang cik?” Tanya joni penasaran.
“Gus mau jual elu sama tante-tante dapa tau laku ntar gua bagi lu 50:50 haha” Ucap cik tanti tertawa yang membuat dada bulat nya sedikit bergetar.
“Kalau ada yang mau boleh sih cik biar jdi kerjaan sampingan hehe” Joni tak kalah tertawa menimpali candaan cik tanti.
“Halah kek gede aja titid lu pake sok mau jadi gigolo” Ucap cik tanti iseng dengan semakin bercanda dengan joni.
“Ah cik tanti gak percayaan nih ntar saya kasih liat malah kaget” Ucap joni tak mau kalah dengan bercandaan mesumnya.
“Halah paling gedean juga kelingking gua” Rupanya cik tanti juga penasaran dengan apa yang di katakan oleh joni.
“Beneran ya saya buka” Ucap joni lalu menurunkan celananya yang udah lumayan sesak.
Dengan cepat joni menurunkan celana training dan celana dalam boxer milik nya. Dan nampak kemaluan berwarna coklat legam itu mengayun bergelantungan di sela paha joni.
“Buset jon lu titid apa belalai gajah gede banget itu” Ucap cik tanti yang terbelalak menatap kemaluan joni yang jauh lebih besar dari milik suaminya. Dengan urat yang melingkar dan nampak tak terbuat iu gagah bak belalai gajah.
“Ya makanya cik tanti sih gak percaya malah nantangin. Coba mana jari kelingking cik tanti sini bandingkan sama punya saya” Ucap joni mendekatkan penisnya ke dekat cik tanti.
“Heh mana bisa gitu ya” Ucap cik tanti sedikit mundur.
“Gak mau pegang cik? Baru pertama kali ini loh saya nunjukin kaya gini ke orang di komplek ini.
” Ishh ogah takut gua takut di patok udah kayak ular kobra aja tuh item begitu” Ucap cik tanti bergidik ngeri menatap batang penis tak bersunat milik joni.
“Ayolah kesempatan enggak datang dua kali loh cik pegang nih biar tau rasanya. ” Ucap joni untung posisi mereka sedang di dalam teras yang dimana itu tertutup gerbang dan hanya menyisakan pintu kecil untuk orang masuk.
“Is itu mah mau lu doang ye mana bisa gitu” Ucap cik tanti yang dimana ia juga penasaran sebenarnya tapi tertutup gengsi untuk menyentuh batang penis raksasa itu.
“Ayolah dikit aja biar tau gimana rasanya” Ucap joni yang sudah di kandang birahi dan nekat. Dia tak memikirkan apapun dia hanya ingin menjajal kue basah milik wanita Tionghoa sexy itu.
Cik tanti pun menoleh kanan kiri dan tidak mendapati siapapun karena itu habis lebaran jadi pembantu rumah tangganya sedang pulang kampung. Suaminya yang bekerja sebagai direktur di salah satu hotel dan anaknya yang sedang tidak ada di rumah membuatnya sedikit berani.
Tangan Mungilnya meraih batang kejantanan joni dan mulai merasakan dan meresapi bagai mana penis sebesar itu di miliki seorang pemuda kurus kering berkulit coklat yang hanya berprofesi sebagai tukang galon.
“Buset jon ini kenapa bisa gede gini sih lu makan apaan dah?” Ucap cik tanti kemudian sedikti menggerakkan batang kejantanan nya itu.
“Gimana cik gedean mana sama kelingking cik tanti?” Ucap joni sembari menyeringai menatap cik tsnti yang sejak tadi tak melepaskan pandangannya kearah penis joni.
“Buset dah sama lengan gua ini kayanya belum tentu menang sih ini” Ucap cik tanti berbicara dalam hati mengagumi bagai mana penis besar itu semakin menegang dan semakin membesar.
“Gak mau coba ngemut cik??” Ucap joni sedikit memajukan penisnya kearah mulut cik tanti.
“Ih gak gitu ya konsepnya tadi gua cuma pegang doang. Kalau ngemut enak di elu” Ucap cik tanti.
“Kapan lagi yakan di emutin sama cik tanti yang sexy ini. Bayangin cik masuk ke lubang cik tanti pasti cik tanti langsung kelenjotan itu” Ucap joni dengan berani
Cik tanti tak menjawab dan mulai memajukan kepalanya. Tercium aroma khas kelamin laki-laki yang membuatnya sedikit menahan nafas. Namun entah apa yang membuatnya seberani itu memberikan blowjob cuma-cuma untuk tukang galon yang biasa mengantarkan galon ke rumahnya. Yang jelas vaginanya mulai licin dan sedikit gatal serasa ingin di garuk dan di masuki oleh penis pemuda itu.
“Ahh udah ah udahh sana deh” Ucap cik tanti kemudian melepaskan sepongan bibirnya di batang penis milik joni.
………
“Lu sibuk gak malam ini?” Ucap cik tanti pada joni yang kemudian di balas dengan cepat oleh joni.
“Tidak cik tidak sibuk sama sekali” Ucapnya. Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam. Joni baru saja merebahkan diri di kamar kostnya itu.
“Yaudah mandi yang bersih dan wangi datang ke sini temenin gua ntar gua sharelock” Ucap cik tanti.
“Siap cik” Ujar joni segera melesat dan mengganti pakaian nya dengan pakaian bagus dan mulai berdandan rapi.
“Ahh sebentar lagi ko aan dapat makanan mahal wahai kobra. Tampang boleh kurang tapi selera harus lebih haha” Ucapnya sembari mengelus batang kemaluannya yang mengenakan celana jeans selutut itu.
Joni menyalakan motornya dan berangkat ke lokasi yang di kirim oleh cik tanti dengan senang hati…