Budhe Iis Partner Seksku

Namaku Yans umur 22 tahun. Aku, anak pertama dari 3 bersaudara, sejak SMA aku memang ikut Budhe karena Suaminya sudah meninggal, dan kedua orang tuaku bercerai karena Papaku punya WIL.

Budheku sama Mamaku usianya lumayan jauh selisih hampir 10tahun. Kalo soal body, ma toket masih yahud punya budheku, TB 165cm, BB 75kg, ukuran bra 36B, Rambut sebahu tetapi berjilbab saat keluar, bekerja, dll..

Ceritanya, begini saat budhe mencuci baju seragamnya hanya memakai bra, ma cd aja. Akupun di panggil:

“Le ambilin rinso di lemari.”
“Nggeh budhe.” Ku ambilkan rinso itu.
“Ini budhe.” Ujarku.

Dengan tatapan nakal budhe melihat kontiku yang berdiri.

“Le nyapo karo manukmu??” Kata budhe.
“Haduh sepurane budhe.” Ujarku.
“Kamu apa pengen ngempeng budhe?” Tanya budhe.

Saya cuman manguk” saja.
“Yo, wes sebentar nyelesaikan cuciannya dulu.” Kata bude.

Dalam hatiku “yess dolanan empeng ki”

Setelah, cucian selesai budhepun nyusul ke kamarku hanya dengan mengenakan bra, dan cd. Lalu melucuti celana boxerku sekaligus cdku.

“Wow, manukmu gede yo. Bude oleh ngemut??”
“Nggeh budhe monggo mawon. Tapi kula ngemut pentil’e yo.”

Kontiku memang lumayan gede & panjang. Lalu di emut oleh budheku.

“Ohhh ohhh.” Akupun mendesah.

Setelah itu giliran aku meremas – remas payudaranya. Putingnyapun blm berwarna hitam maklum gak punya anak, bahkan baru saya yang mengemut putingnya budhe.

“Le, buka cd budhe saiki.” Kata budhe sambil ngos”an.
“Nggo opo budhe??”
“Wes, lebokno manukmu nang bawuk’e budhe.”

Kubuka cdnya, jembutnya pun lumayan lebat. Lubang vaginanya pun masih lumayan rapat.

Slep, slep, slep. Gesekan kontiku masuk ke vaginanya budheku sendiri. Kulakukan hal tersebut selama hampir 30menit.

“Budhe, spermaku mau keluar.” Ujarku.
“Sudah keluarkan di dalam saja.” Kata budhe.

Surrrrrr akhirnya spermaku keluar di dalam rahim budheku.

“Makasih, ya le sudah memuaskan budhe mu ini.” Katanya sambil malu”.
“Iya budhe sama sama. Apa gak hamil nanti?” Tanyaku.
“Gak tenang saja.” Kata budhe.

Setelah itu aku sering melakukan hubungan seks setiap saat. Bahkan budheku sudah menganggap aku sebagai anak sekaligus partner seksnya.

Budheku Partner Seksku..

PART 2..

Saat, kejadian itu akupun sering melakukan affair sama budheku sendiri. Bahkan setiap liburan aku, dan budheku sering berhubungan.

Saat kuliah libur akupun hanya bengong di rumah. Sambil nunggu budhe pulang akupun melihat koleksi pakaian” dalam budhe meskipun tidak “branded” alias gak bermerek budhepun pantas” saja macam” warnanya ada hitam, putih, abu” dll.

Tinn.. Tin.. Tin.. Klaksonpun berbunyi itu pertanda budhe sudah pulang dr kerja sekitar jam 2 siang..

“Le, budhe capek tolong pijetin ya.” Katanya.

“Ok, budhe siap.” Kataku.

Setelah itu budhe melepas jilbab – dalaman jilbab – melepas ikatan rambutnya hingga rambutnya yang sebahu di cat ungu itu terurai.

Setelah itu memanggil aku.
“Le, buka baju budhe sekalian branya. Payudara budhe gerah banget.”

Aku buka langsung akhirnya. Kubuka secara perlahan kancing bajunya sekaligus bra hitamnya hingga nampak puting coklatnya. Lalu akupun memijat punggungnya. Namun baru berapa menit kemudian.

“Sekalian celananya ya le, buka sekalian cawetnya.” Katanya

Kubuka celana lalu cawetnya hingga nampak memeknya dengan di hiasi jembut yang lumayan lebat.

Kulanjutkan, pijatanku setelah punggung, dan kaki yang kupijat lalu budheku berkata.

“Lho, sekalian yang depan le. Tanggung terserah mau kamu apakan.” Katanya.

“Aku, remas ya payudaranya. Biar gak kena kanker budhe.” Candaku.

“Terserah, kamu le.” Katanya.

Kuremas – remas payudaranya yang masih kencang, putingnya yang berwarna coklat. Lalu kujilat putingnya itu. Beuh rasanya nikmat sekali.

Setelah bosan aku beralih ke vaginanya. Kuraba lubangnya lumayan rapet. Maklum wong belum pernah melahirkan sampai saat ini.

“Masukan, kontolmu juga gpp le. Budhe pengen lagi.” Kata budhe.

Kumasukan, kontolku perlahan namun pasti. Budheku mendesah lumayan keras..

“Ough.. Enak le kontolmu besar.” Katanya.

Akupun mempercepat ritme permainan affair ini. Setelah hampir 30menitpun mencapai titik klimaks. Rasanya mau keluar sperma ini.

“Budhe, mau keluar nih.” Kataku.
“Keluarkan saja le di dalam.” Kata budhe “Budhe juga sudah gak tahan.”

Spermapun keluar di dalam rahim budheku yang paling cantik ini. Lalu budhepun menjilat kontiku supaya bersih dari sperma.

“Permainan, hari ini mantab sekali le. Sekali lagi budhe puas.” Kata budhe sambil memainkan kontiku.

“Iya, budhe aku juga seneng kok.” Katalu sambil memegang payudaranya.

“Gimana, le lanjut apa tidak??” Tanya budhe.

“Kita tidur dulu saja budhe kan sudah ngos ngosan. Sudah jam stgh 6 sore lho.” Kataku.

Lalu aku french kiss sama budheku ini.

Muachhhhhhh. Lega sekali.

Aku, memakai celana boxerku, dan budhekupun memakai celana, serta kaos singlet putihnya. Tanpa mengenakan BH maupun CD.

Bersambung..

 

PART 3..

Di saat ku pulang kuliah di cuaca yang panas. Akupun membuka pintu depan, kulihat di dapur budheku hanya memakai bra, sama cd kebetulan warna krem.

“Le, makan dulu udah budhe siapin.” Katanya.
“Iya budhe saya juga sudah lapar banget.” Kataku sambil melihat gundukan payudaranya yang indah.

Saat makan siangpun aku gak konsen. Kebetulan budheku juga makan siang nemenin aku. Wow puting payudaranya menonjol. Wah pokoknya bikin aku konak.

“Le, dengaren sudah pulang? Katanya tadi mau rapat ormawa??” Tanya budhe.
“Gak, budhe colut saja pasti ngaret jam mulai rapatnya harusnya jam 12 bisa telat 30menit – 1jam. Bahkan bisa sampai sore. Sekali kali biar temenku saja si Candra.” Jawabku.
“O gitu to le. Padahal temen temen ormawamu kan ya cantik juga yang cewek.” Tanya budhe seraya menggoda aku.
“Ah, budhe bisa saja. Di sana saya kan hanyalah jadi bahan lawakan.” Kataku.

Setelah itu budheku memakai kaos oblong + celana pendeknya. Maklum budheku sangat jarang pakai daster. Setelah itu budhe rebahan tidur di kasurku. Meskipun, kamarnya luas budheku justru sering tidur sama aku di kamarku. Memang aku sudah di anggap sebagai anak kandungnya.

Bahkan semuanya budheku yang nanggung. Mau gimana lagi aku hanyalah anak broken home. Untung ada budheku yang mau mengasuh kalo gak ada pasti aku gak bisa kuliah. Budheku ini memang cantik, bodynya masih sexy, kulitnya masih halus, bahkan lebih muda 10tahun dari usianya, sayang sudah menjanda karena pakdheku meninggal karena penyakit strokenya.

“Budhe, kenapa gak menikah lagi? Kan budhe masih pantas.” Tanyaku.
“Gak, le menikah lagi malah bisa bisa suami baru cuman numpang hidup saja. Dari pada nikah lagi mending mengasuh kamu le sampai lulus, sampai mapan, bahkan sampai kamu nikah. Kamu memang sejak kecil sudah budhe minta ke mamamu. Karena budhe sudah berusaha membuat anak tapi keguguran 2kali. Dari pada buat lagi mending ngambil kamu, itu usulan pakdhemu le.” Kata budhe sambil merangkul tubuhku.
“Ya, budhe aku bersyukur atas semua ini. Belum tentu mama mengkuliahkan saya kan cuman punya toko kecil kecilan. Trus papaku yang playboy itu entah kemana sekarang. Bahkan adik adikku di biayai budhe, sama tante tantenya.” Kataku sambil memeluk tubuh budheku.
“Ya, le semenjak ada kamu budhe jadi senang, meskipun kamu nakal, jadi budhe ada temennya di rumah. Kamu serba bisa pula muasin budhe sampai lemes.” Katanya sambil tersenyum nakal sambil mencium pipiku, tangan kirinya memegang kontiku yang lagi ngaceng.
“Aduh, budhe sakit. Di apain ini?” Tanyaku.
“Di pegang sambil di pijit biar tamabah gede. Biar budhe lebih puas lagi.” Katanya sambil tersenyum nakal.

Akupun, menaikan kaos yang dipakai oleh budheku. Lalu kubuka branya langsung kuemut putingnya. Hmm kalo begini trus badanku bisa kebal hehehehe. Meskipun sudah expired bagi seumuran budhe tapi enak saja. Budheku mengelus kepalaku. Lalu tangan kiriku meraba vaginanya yang sudah becek. Pertanda budheku sudah horny. Bahkan hingga “ngecap” di CDnya.

Lalu budheku membuka celana boxerku yang kupakai. Budheku menjilat + memainkan kontiku. Aku hanya meringis saja sambil menahan geli. Makin lama semakin liar budheku ini. Meskipun penampilan saat di luar rumah berjilbab tapi beda saat di dalam rumah. Ya gpplah kalo aku jadi pelampiasan seksnya. Jam pun menunjukan jam 17.00. Permainan itu selesai. Meskipun gak seheboh kemarin lumayan dapat susunya budhe, sedangkan budhe dapat mengemut lolipopku.

“Punya kamu lebih enak daripada pakdhemu le.” Puji budheku.
“Hahahaha masa sih.” Tanyaku.
“Iya le yang muda lebih bergairah soalnya.” Kata budheku.

Bersambung.. Tunggu aksi selanjutnya..

 

PART 4..

Di siang bolong kebetulan aku, dan budhe lapar.
“Le, ayo mencari makan siang. Mumpung masih tanggal muda.” Kata budhe yang sudah memakai baju berwarna coklat, serta jilbab panjang yang menutupi gundukan payudaranya, dan celana jeansnya.
“Ya, budhe bentar q ganti baju dulu.” Kataku.
Setelah itu aku, dan budhepun keluar dengan mobil daihatsu taruna kesayangannya tapi yang mengemudikan budhe. Akupun berbincang – bincang dengannya sambil melihat gundukannya yang tertutupi jilbab yang panjang.
“Gimana, le budhe cantik gak pakai baju beginian?” Tanya budhe padaku.
“Cantik budhe kalau gak pakai jilbab lebih hot lagi.” Kataku sambil sedikit tertawa.
“Hush aurat budhe itu tidak sembarang di lihatkan ke orang yang melihat. Kecuali kamu.” Katanya
“Iya ya ntar yang bejo laki-laki lain apalagi budhe janda.” Kataku sambil merangkul budhe.
“Kalau untuk kamu sih gpp le.” Katanya.

Lalu kamipun berhenti di sebuah rumah makan selama hampir setengah jam. Setelah itu kamipun berkeliling kota hampir sejampun keliling. Kamipun pulang kerumah.

Setelah sampai rumahpun pagar dikunci bahkan pintupun di kunci rapat. Setelah itu seperti biasa melepas celana di kamar lalu ke tempat cuci baju melucuti jilbab baju yang dia pakai. Saat itu hanya memakai bra + cd berwarna krem menghampiri aku.

“Le, budhe pengen.” Katanya sambil melepas celana jeans + cdku.
“Aku juga pengen budhe.” Kataku.

Lalu permainanpun di mulai. Seperti biasanya budheku mengemut kontolku ini dengan liar bagaikan menjilat es krim magnum. Akupun menikmati sepongannya yang handal ini. Memang handal dalam sepongan padahal secara umur sudah 51tahun alias hampir nenek-nenek tapi gairahnya seperti abg berumur 25tahun.

“Budhe, aku minta susunya dong.” Rayuku kepada budheku.
“Ini le emut saja.” Katanya sambil membuka branya sekaligus cdnya.

Wow bekas seponganku dulu masih membekas di payudaranya. Lalu memeknyapun terlihat becek. Akupun mengemut putingnya dan menjilat payudaranya itu.

“Ahhh ahhh ahhh enak le, enak le.” Desahan budheku menambahku agresif.
“Budhe kumasukan kontolku ke memek budhe ya.” Kataku.
“Ya le budhe sudah gak tahannnnn.”

Akupun langsung memasukan senjataku keliang senggama budheku dengan kencang kugesekan kontolku ke memeknya sambil memegangi payudaranya.

“Jlep jlep jlep jlep jlep jlep.” Suara kontolku menggesek memek budheku.
“Ahhhhhhhhhhh.” Desahan budheku semakin kencang.

Prosesi tersebut hampir 30menit sampai – sampai kontolku sudah mencapai G-Spot areanya.

Tanpa bisa di tahan akhirnya “surrrrrrr” spermapun membasahi rahim budheku.

“Ahhhhhhhhh legaaaaa.” Kataku sambil sedikit berteriak.
“Enak le hari ini sangat puas.” Kata budheku sambil lemes.

Lalu kontolku disepong kembali oleh budheku. Karena ingin menelan sisa spermaku. Akupun kembali meremas, mengemut payudara budheku ini. Sambil mencium tengkuk lehernya.

“Jujur hari ini kamu sangat ganas diranjang pasti besok istrimu sangat puas sama kamu le.” Katanya sembari memuji.
“Sebenarnya temanku cewek anak fakultas hukum ada yang ngajak begituan samaku, berjilbab tapi bodynya sip. Tapi kutolak takut jadi skandal besar di kampus nanti. Ya cuman ciumin tengkuk leher sama remes – remes payudara sudah puas kok.” Kataku sambil terkekeh.
“Hehehehe kamu ternyata di taksir sama cewek juga ya.” Katanya budhe sambil memakai kembali bra, cd, sekaligus dasternya.

Demikian PART 4 ini tunggu posting selanjutnya ya..