Sebelum Menikah

Rahasia Sebelum Kami Menikah (Untold Story)

Namaku (sebut saja) wawan, seorang karyawan swasta. Sekarang aku sudah menikah dan sudah dikaruniai 1 orang anak. Istriku bernama (sebut saja) Tiara, seorang tenaga medis di sebuah rumah sakit di kotaku.

Kisah ini adalah kisah nyata yang juga merupakan rahasia kami berdua yang terjadi sekitar satu tahun sebelum kami menikah. Hari itu kami berhubungan seks untuk pertama kalinya dan untuk pertama kalinya pula aku merasakan betapa nikmatnya tubuh wanita.

Hari itu hari Sabtu, sekitar pukul 10 pagi. Hari itu aku tidak masuk kerja dengan alasan sakit. Padahal aku cuma malas saja karena sehari hari sebelumnya aku baru pulang tugas dari luar kota. Lagian di kantorku Sabtu cuma kerja setengah hari. Aku sendirian di rumah karena kedua ortuku belum pulang dari sebuah resepsi pernikahan (Aku anak bungsu dan cuma aku yang tinggal bersama kedua ortuku, saudara2ku yg lain sudah menikah dan tinggal di kota lain).

Nama pacarku Tiara (dulu masih pacar, belum jadi istri). Usianya lebih muda 4 tahun dariku. Waktu itu usianya baru 19 tahun… Ibarat bunga, memang lagi mekar-mekarnya.

Singkat cerita.. Iseng2 aku menelpon ke rumah Tiara (dulu belum punya HP… masih miskin ?, sekarang jg masih miskin… he he he) karena biasanya hari Sabtu dia ada jadwal pesiar (Tiara tinggal di asrama, dia belum lulus akademi-nya waktu itu). Ehh.. ternyata dia ada dirumah. Langsung saja aku minta dia main kerumahku, dan kebetulan sekali, dia bilang memang mau kerumahku. Mau numpang ngetik, katanya.
(rumah Tiara gak ada PC waktu itu, dan lagi rumahku dan Tiara tidak terlalu jauh, masih satu kelurahan. Tidak sampai 1 km jalan kaki. Selain itu dia juga sudah sering kuajak kerumahku dan ortuku dan ortunya juga merestui hubungan kami).

“Mau dijemput nggak?” kataku.
“Nggak usah, naik becak aja, kakak kan lagi sakit..” kata Tiara.
“Ya udah.. aku tunggu ya…” sahutku.

Tidak berapa lama muncullah Tiara di di depan pintu dan langsung kupersilahkan masuk. Ia mengenakan rok putih seragam akademi-nya dan blus biru muda lengan pendek yang tampak ketat di tubuhnya. Hari itu dia tampak begitu cantik. Sinar matahari siang membuat kulitnya semakin tampak putih bersinar.

Dengan membawa tas besar penuh kertas dan buku, Tiara sudah siap dengan bahan-bahan ketikannya. Beberapa saat kami ngobrol sebentar di ruang tamu. Kemudian langsung saja dia kusuruh ke kamarku di lantai atas karena komputer dirumahku letaknya ada dikamarku.

Tiara tidak begitu bisa komputer, dia “gaptek”… untuk ngetik di Word saja aku harus selalu membantunya, dan hari itu untuk kesekian kalinya aku harus menemaninya mengetik.

Beberapa menit berlalu… Sambil ngobrol dan bercanda ria aku menemaninya mengetik di kamarku… Awalnya aku tidak berniat apa2. Tapi setelah beberapa lama berduaan dan duduk berdekatan di dalam kamar, nampaknya membuat setan mesum mulai merasuki otakku. Ditambah lagi situasi yang sepi sangat memungkinkan untukku berbuat yang aneh2 terhadap Tiara.

Sambil membantunya mengetik, aku mulai sesekali mencuri kesempatan menyentuh beberapa bagian tubuhnya. Karena dia diam saja, akupun semakin penasaran. Pelan2 aku memberanikan diri memeluknya dari belakang, kemudian pelan2 aku kecup tengkuknya yang putih itu. Karena Tiara diam saja, aku jadi semakin berani. Aku pun mulai menciumi lehernya yang putih jenjang. Terasa begitu harum dan hangat.

Kemudian perlahan2 tanganku mulai bergerak meraba2 dadanya. Pelan2 aku remas buah dadanya.. saat itu aku mendengar sedikit tarikan nafasnya yang berat. “ssshhhhh …!”
“Tiara terangsang !”, pikiranku mulai mesum. Jantungku pun semakin berdegup kencang tidak karuan. Maklum, selama kami pacaran paling2 cuma pegang tangan atau cium pipi. Sebelumnya belum pernah sekalipun aku berbuat yang sedikit “berbahaya” dengan Tiara.

Plek! Tiba2 Tiara memegang tanganku yang sedang “nakal”. Gawat !!! kupikir dia marah dan akan menamparku !!!

Tetapi ternyata tidak !.. Tiara berhenti mengetik, tangannya yang tadi dipakai mengetik dan memegang mouse, kini membuka satu persatu kancing bajunya dan mengarahkan kedua tanganku menyelusup ke dalam bajunya. Tanganku pun semakin liar meremas sepasang payudaranya yang terasa semakin kencang. Sementara bibirku juga semakin buas melumat leher Tiara yang putih dan jenjang itu.

Beberapa saat kemudian Tiara berdiri. Kancing bajunya hampir terbuka semuanya, bra-nya pun sudah bergeser dari tempat yang seharusnya. Dalam situasi itu, otakku sudah benar2 kacau… langsung kupeluk dia dan kulumat bibirnya dengan bibirku. Tak dinyana, dia menyambut ciuman2ku. Aku pun semakin bernafsu, ciumanku pun mulai turun ke leher, turun ke pundak, turun ke dada, lalu mendarat di payudaranya. Kulumat puting susunya yang berwarna pink itu… Kulihat wajahnya. Tiara hanya memejamkan mata.. entah apa yang dia rasakan, tapi aku yakin dia menikmatinya.

Sambil terus menciuminya, tanganku dengan cepat melucuti baju dan bra-nya. Aku pun melepas bajuku… Tiara yang sudah setengah bugil (topless!) aku tarik ke ranjangku dan kurebahkan tubuhnya ke atas ranjang.

Sungguh pemandangan yang luar biasa… Tubuh Tiara yang putih mulus dengan payudara yang mengkal menantang, ditambah lagi rok putih-nya yang tersingkap tinggi memperlihatkan sepasang pahanya yang putih mulus itu kini ada dihadapanku… Jujur saja. Itu adalah untuk pertama kalinya aku melihat langsung payudara wanita tanpa tertutup bra.

Diatas ranjang itu kami bercumbu dalam keadaan setengah telanjang. Kami bergumul dan saling berciuman dengan sedikit liar. Saat itu pengalaman pertama bagiku berpelukan dengan wanita dalam keadaan tanpa busana. Kulit badanku bersentuhan dengan kulit tubuhnya yang mulus, kenyal dan hangat … Aihhh, Ternyata kehangatan dan keharuman tubuh wanita benar2 nikmat.

Ciumanku2 bertubi2 melumat bibir Tiara, kemudian turun ke lehernya, lalu turun lagi ke pundaknya, lalu mendarat di dadanya. Payudara yang putih mengkal itu pun habis kulumat, putingnya yang berwarna merah muda itu terasa nikmat sekali kumainkan dengan lidahku.

“Gigit aja kakk…” kata Tiara perlahan.
“Nanti kamu sakit..” kataku
“Nggak koq..” jawab Tiara

 

Mendapat ’lampu hijau’ seperti itu, langsung saja kugigiti puting payudaranya. Tiara menjerit kecil… “Ssshhh!!”. Membuat nafsu syahwatku semakin tak tertahankan.
Dalam keadaan seperti itu… setan mesum diotakku semakin menggila. Aku tak tahan lagi menahan nafsu birahiku. Penisku yang sudah sejak tadi mengeras rasanya semakin meronta minta dikeluarkan. Aku mulai berfikir untuk bersetubuh dengan Tiara !

“Kita main, yuk”, perlahan kubisikkan ke telinga Tiara.
“Tiara takut, Kak”, jawabnya pelan.
“Nggak apa-apa… Kakak ‘kan sayang sama Tiara”, rayuku.
“Kalo nanti hamil, gimana Kak?”, kata Tiara
“Nanti kakak keluarin diluar aja”. Jawabku
“Tapi pelan-pelan, ya Kak… Tiara takut!”, katanya perlahan.

Saat itu aku tidak lagi dapat berfikir waras. Nafsu birahi sudah menyelimuti otakku. Yang ada di fikiranku waktu itu hanya satu… Pokoknya bagaimana caranya aku harus bisa bersetubuh dengan Tiara! Untungnya Tiara menerima ajakanku… kalau saja dia menolak, mungkin sekarang aku sedang dipenjara dengan tuduhan pemerkosaan.

Waktu itu sudah hampir jam 12 siang. Masih cukup waktu pikirku… Biasanya pulang resepsi siang ‘kan sekitar jam 1-an. Untuk keamanan, aku meninggalkan sebentar Tiara di dalam kamar. Kupastikan semua pintu rumahku terkunci. Aku tidak ingin momen singkat tapi “bersejarah” ini terganggu. Dari ruang tamu aku melihat sebentar kondisi sekeliling rumahku.. Cukup sepi.

“Aman !” pikirku.

Kemudian aku kembali naik kelantai 2 menuju ke kamarku..

“Tiara !!!” aku tercekat, mataku terbelalak dan jantungku berdegup kencang.

Sungguh pemandangan yang luar biasa indah dan belum pernah kulihat sebelumnya. Tiara sudah melepas rok dan celana dalamnya… dia berbaring telentang di ranjangku dalam keadaan polos, telanjang bulat tanpa sehelai benang pun menutupi tubuhnya. Wawww… mulus dan bening sekali !!!

“Koq, lama sekali… Kakak kemana aja?” katanya dengan tatapan mata menggodaku.

Aku tercekat beberapa saat.. Tapi tanpa membuang waktu lagi, langsung kubuka celanaku beserta celana dalamnya. Kini aku juga sudah telanjang bulat. Penisku yang dari tadi sudah mengeras kini siap “menunaikan tugas”nya.

Tanpa pikir panjang langsung “kuterkam” Tiara… Beberapa saat kami kembali bergumul dan bercumbu lagi. Tapi kali ini lebih bernafsu.

“Ayo, Kak… masukin”, kata Tiara lirih. Nampaknya dia juga sudah terangsang.
“Iya, sayang!” jawabku dengan pelan tapi pasti.

Perlahan-lahan kucoba memasukkan penisku ke dalam vaginanya. Awalnya sulit. Aku belum tau dengan tepat dimana posisi vaginanya (maklum, baru pertama kali). Tiara tersenyum, kemudian tangannya meraih penisku dan membantu mengarahkan ke vaginanya yang ternyata sudah basah.

Srtt… srrt… srrrt ! Perlahan tapi pasti penisku masuk menghujam vagina Tiara. Sungguh nikmat ! Terasa sempit, lembut, basah dan juga hangat di dalam sana.

Perlahan kugoyang-goyangkan pinggulku maju mundur. Terasa semakin nikmat. Sambil kupandangi wajah Tiara. Dia hanya memejamkan mata sambil menggigit bibirnya. Entahlah… nampaknya dia sedikit kesakitan. Tapi sepertinya dia juga menikmatinya.

“Aawwhh !!!” tiba-tiba Tiara menjerit kecil. Aku terkejut.
“Kenapa? Sakit ya?” tanyaku dengan lugu.
“iya … tapi gak apa-apa, koq” jawabnya.

Aku cabut sebentar penisku. Kulihat vagina Tiara basah dan ada sedikit bercak darah disana. Keperawanannya baru saja pecah !

“Ayo, Kak… terusin” katanya manja.
“I..i.. iya..” kataku sedikit gugup.

Aku tersadar aku baru saja mememerawani pacarku. Tapi, Ahh ! Sudahlah. Nasi sudah menjadi bubur pikirku. Lagian sudah kepalang enak. Lanjutkan saja.. Pokoknya hajarrrrr terusss!!!

Kutindih lagi tubuh Tiara, kumasukkan lagi penisku ke dalam vaginanya dan kembali “kuperkosa” dia. Kali ini aku menggenjot lebih keras dari sebelumnya. Ranjangku yang terbuat dari kayu sampai berderik-derik seperti mau ambruk. Tiara juga memeluk tubuhku semakin erat. Sementara bibirku dan tanganku terus bergerilya ke sekujur tubuh Tiara. Leher Tiara yang putih jenjang itu semakin berwarna kemerah-merahan karena kugigiti. Sementara payudaranya yang bulat itu pun terus kuremas dan kulumat!

Udara jam 12 siang yang cukup terik membuat tubuh kami berdua bermandi keringat (kamarku gak ada AC, cuma ada kipas angin, itu pun kecil), menambah asyik permainan “gulat” kami, walaupun tetap dengan gaya yang konvensional (aku diatas, Tiara di bawah… maklum, baru pertama kali. Belum ngerti gaya2 yg lainnya ?).

Beberapa menit berlalu dan semakin lama semakin terasa nikmat… ditambah lagi rintihan2 lirih dari mulut Tiara membuatku semakin terangsang! Ya ampuunn… beginikah rasanya berhubungan seks dengan wanita…. ternyata rasanya sangat nikmatt !!!

Tiba-tiba tubuh Tiara seperti meregang.. “Ooohhh!”, dia merintih panjang. Inikah yang disebut ‘puncak kenikmatan itu’? Di saat yang hampir bersamaan aku pun merasakan kenikmatan yang semakin luar biasa pada penisku. Spermaku sudah hampir keluar !

Aku tidak ingin Tiara hamil.. makanya langsung ingin kucabut penisku. Tapi apa yang terjadi?… Tiara memeluk erat pinggangku dan menarik pantatku.. dia tidak ingin aku mencabut penisku !

“Tiara !”, kataku. Aku sedikit panik.
“Biarin, Kak… Jangan dicabut!”, kata Tiara.
“Nanti kamu hamil, sayang…”kataku dengan lembut.
“Pokoknya biarin… Tiara gak peduli!..Ayo terusiiiiiinn, Kakk !” katanya memaksa.

Akhirnya aku “menyerah”. Toh, sudah kepalang tanggung, pikirku. Aku pun kembali menggoyang pantatku. Kali ini lebih cepat dan lebih keras, sampai membuat Tiara menjerit-jerit kecil.

Semakin lama .. aku merasakan kenikmatan yang semakin nikmat… nikmat… nikmatttt…. dan nikmaatttt luar biasa !!! Aku tak tahan lagi, tubuhku seperti meregang !… dan .. Arrggghhhhh…..

CROTTT ! … CROT! … CROT!…

Masih di dalam vaginanya, penisku memuntahkan sperma yang aku rasa banyak sekali! Rasanya itu adalah detik2 paling nikmat selama hidupku…

Aku pun terkulai lemas. Nafasku masih terengah-engah seperti habis lari marathon… Sementara Tiara langsung loncat ke kamar mandi lantai 2 yang tidak jauh dari kamarku. Dia langsung membersihkan spermaku yang masih lengket di vaginanya.

Jam sudah menunjukkan pukul setengah satu. Sebentar lagi kedua ortu-ku pasti pulang. Kami langsung bergegas merapikan diri dan berpakaian lagi. Setelah itu kami hanya duduk saling berpandangan. Bingung, takut, menyesal, campur aduk jadi satu. Rasanya tak percaya kami berdua baru saja melakukan hubungan layaknya suami istri yang belum seharusnya kami lakukan.

Hari-hari setelah hari itu menjadi hari yang penuh beban bagiku. Aku dihantui perasaan takut kalau Tiara hamil. Bagaimana ini ??? Gawat kalo sampai hamil, pikirku. Dia masih sekolah dan aku walaupun sudah kerja, tapi gajiku masih pas-pasan. Mana cukup buat berdua seandainya aku terpaksa harus menikahinya. Belum lagi aib yang harus ditanggung oleh keluarga. Walahhhh.. Kacau nihh !!!

Beberapa hari kemudian datanglah “kabar baik” itu. Tiara menelponku dan katanya dia baru saja menstruasi. Ahhhhh…. Rasanya bebanku hilang berkilo-kilo. Lega sekali rasanya.

Tapi bukannya tobat, malahan tambah gawat. Mungkin ketagihan ‘kali ya?
Sejak saat itu, rasanya aku terus merindukan Tiara. Rindu kehangatan tubuhnya dan rindu aroma tubuh dan rambutnya yang khas saat aku memeluknya.
Singkat cerita, sejak hari itu hubungan kami malah semakin intim. Setiap ada kesempatan kami melakukan dan melakukannya lagi. Supaya tidak hamil, “muntah diluar” jadi pilihan. Lagian waktu itu masih malu kalo mau beli kondom ke apotik.. he he.

Dulu, yang kalo jalan paling2 cuma pegangan tangan, sekarang sudah pake rangkul-rangkulan segala.
Dulu cuma cium pipi, sekarang ciuman di bibir, french kiss pula …
Dulu, kalo Tiara kuajak kerumahku, paling2 kami cuma ngobrol di beranda atau di ruang tamu, sekarang tiap kali kerumahku, begitu ada kesempatan, langsung masuk kamar dan ML !

Oh ya, Percaya nggak?… sejak hari itu, setiap kencan, aku selalu meminta Tiara untuk mengenakan rok. Tujuannya, supaya gampang berbuat “nakal” kalau ada kesempatan ! (tinggal singkap roknya dan lepas celana dalamnya aja).

Bahkan kalo nonton di Studio 21, kami sengaja mencari film jelek yang sepi penonton. Lalu mencari kursi yang agak pojok. Di dalam kegelapan studio bioskop, sudah pasti Tiara melepas celana dalamnya, kemudian membuka restluiting celanaku, lalu mengocok penisku hingga spermaku keluar (biasanya kumuntahkan di tissue atau sapu tangan) … dan selama itu pula tanganku memainkan vaginanya dengan jariku hingga basah !

Pokoknya hubungan kami tambah mesra dehh… malahan kelewat mesra !… bahkan cenderung mesum…

Kisah diatas adalah awal dari petualangan seks kami berdua. Entah sudah berapa kali kami berhubungan seks sebelum kami akhirnya menikah.

Tapi satu hal yang perlu pembaca ketahui, walaupun katakanlah aku sudah puas menikmati tubuh Tiara.. Tidak sedikitpun terlintas dibenakku untuk meninggalkannya, karena aku memang benar2 mencintainya sampai saat ini. Dan aku merasa Tiara pun seperti itu.

SEKIAN