Perawan Anak tetangga 200 ribu rupiah

Aku Dodik seorang seorang duda yang barusan saja menceraikan istruku karena susah dapat anak. Usiaku sudah menginjak 36 Tahun, tinggi badan cuma 168 cm, badanku kurus kerempeng, kulit sawo matang, entah kenapa ga bisa gemuk, padahal nafsu makanku ga pernah bermasalah, aku tinggal di sebuah komplek perumahan dengan jarak masing-masih rumah yang lumayan rapat, sehingga kadang suara suara kencang tetangga sebelah kanan dan kiri yang sedang bertengkar atau berbicara kencang bisa sayup sayup kedengaran.

Cerita berawal ketika pagi-pagi aku sedang duduk duduk di depan rumah, anak perempuan tetangga depan rumahku sedang bersiap-siap berangkat sekolah, namanya Putri, baru kelas 3 sekitar 1X tahun, kulit putih bersih, dengan wajah ke orientalan, posturnya mulai agak berisi dengan baju seragamnya, terutama dibagian dada. Tanpa sengaja aku melirik ke arahnya, dia baru keluar rumah. Dengan santainya dia jongkok ketika mau memakai sepatu, tidak sadar kedua kakinya seenaknya ngangkang membuat rok birunya terbuka sehingga memperlihatkan celana dalamnya yang berwarna pink dan kedua pahanya yang putih mulus, karena jarak rumah kami yang berhadapan hanya dipisahkan jalan perumahan kecil selebar 2 meter saja, maka terlihat jelas pemandangan itu, sampai-sampai ketika kuperhatikan dengan seksama, celana dalam yang dia pakai ternyata agak transparan, sehingga belahan vaginanya terpeta jelas dan samar2 terlihat, aku perhatikan tanpa berkedip sampai dia selesai memakai sepatu dan siap-siap keluar rumah. dia hanya tersenyum ketika melihat aku dan aku sapa basa-basi.

“Berangkat sekolah dik ?”.

Wajahnya aku perhatikan dari dekat, ternyata cantik sekali ini anak.

“ya Om, ini buru-buru takut telat ke sekolah” jawabnya.

dengan senyum polos dia ngeloyor pergi dengan sepeda kayuhnya. Inilah kenapa aku tidak pernah melewatkan duduk di depan rumah ketika pagi, bisa dapat pemandangan indah dari wanita-wanita bening di kompleks ini.

Suatu sore ketika aku habis pulang kerja aku mandi dan duduk di teras rumah, kulihat Putri sedang duduk diteras rumahnya, dengan menggunakan celana pendek, pendek sekali malah sehingga hampir seluruh pahanya terlihat, begitu mulus, dia hanya memakai kaos tipis tanpa lengan yang ketat juga padudaranya yang barusa tumbuh sebesar bola tenis terlihat jelas. Dia asik sedang mengutak atik laptopnya, sekali sekali mengeluh sambil memainkan keyboard laptopnya berulang ulang, mungkin sedang ada masalah dengan laptopnya.

Aku datangi Putri yang sepertinya sebal karena laptopnya sedang hang.

“Kenapa yen, laptopnya ?” sapaku.

“Ini om laptop Putri kok layarnya diem aja ga bisa diapa apain dari dinyalain tadi”

“Oh, mungkin kena virus” tambahku

“Iya nih mungkin, tadi abis pinjem flashdisk temen mindahin lagu, habis itu kok jadi gini” katanya

“Mau om benerin ? om kan kerja di tempat servis komputer” tawarku.

“Tapi kan ongkos servisnya mahal ya Om?” tanya dia.

“Kalo sama Putri ga usah bayar lah, kan sama tetangga sendiri, tapi laptopnya om bawa dulu ke rumah buat di benerinya, mau?” tawarku lagi.

“Mau om kalo begitu! Eh boleh ga Putri ikut ngeliat om nyervis laptopnya ? Kalo boleh, Putri mau ijin mama dulu,”

“Boleh saja” kesempatan nih, sambil benerin laptop bisa dapet ngecengin anak seksi ini pikirku

Laptop dia aku bawa ke rumah untuk diservis, sesampai di rumah aku cek langsung laptopnya, ternyata bener, OSnya eror kena virus, lumayan agak lama nih scan virusnya.

“om gimana laptopnya?” tiba2 Putri sudah nongol di belakangku, berani juga nih anak nylonong langsung masuk rumah orang.

“Kena virus, aga lama benerinya” jawabku

Putri langsung duduk disampingku, ikut ngeliat laptopnya, dengan cueknya mepet ke badanku karena kursi cuma ada 1, badannya yang wangi sabun terasa segar disebelahku, tanpa sadar pula dia menempelkan buah dadanya ke lenganku, terasa lembut walaupun kalau ku lirik belahannya, belum terlalu besar.

Lama juga dia duduk rapat di dekatku sampai lama-lama aku jadi konak sendiri dan tidak terasa batangku tegang karena terangsang, saat aku lirik dia ternyata wajahnya sangat dekat di sebelahku, cantik sekali cantik sekali nih bocah! Aku mulai memutar otak bagaimana caranya bisa menikmati tubuh daun muda ini.

“Om numpang ke kamar mandi ya, mau pipis nih, tolong dianterin dong, takut” tiba tiba dia nanya.

“itu lurus saja” kataku

Akhirnya Putri pergi ke belakang, dia buru buru masuk ke kamar mandi dan menutup pintu. Entah dari mana datengnya niat jahatku, mumpung suasana sepi dan dia lagi di rumahku, ini saat yang tepat. Aku ambil cutter di laci meja dan langsung susul masuk ke kamar mandi, dan segera menutup rapat pintunya. Karena aku tinggal sendiri disini, aku tidak pernah kepikiran buat memperbaiki kunci pintu kamar mandi.

“Om, kok main masuk aja, Putri kan lagi pipis… malu tau !!!!”

“Om kebelet pipis juga nih, lagian Putri juga ga nutup pintu” balasku

Setelah Putri selesai pipis dan membersihkan bekasnya, belum sempat dia memakai celana pendek dan cdnya langsung kutarik dia kepelukanku, dan kupeluk erat, bibirnya langsung kucium, awalnya dia berontak, mau teriak, tapi pelukan eratku buat dia merasa lemas sehingga dia hanya diam saja ketika kuciumi bibir, wajahnya dengan beringas. Aku tempelkan bilah cutter ke perutnya.

“Sssst… anak lonte, diam! Kamu mau Om bunuh disini!” ancam ku

“om … ahhh… jangan… Ampun om…” wajah Putri jadi pucat dan akhirnya pasrah ketika kucumbu seluruh wajahnya, tanganku mulai masuk ke sela bajunya dan meremas-remas dadanya yang masih terbungkus BH ukuran B, dengan sigap kulepas BHnya dengan satu tangan sambil terus kucumbu dia. Putri yang ketakutan setengah mati cuma diam saja ketika aku gerayangi, sesekali mendesah pas kuciumin bibirnya.

Sekarang Putri hanya memakai kaos tanpa lengan saja, BHnya sudah kulepas, celana pendek dan CD masih melorot, tanganku bergerak kebawah ke arah kemaluannya yang sudah terbuka, masih basah, dan belum berbulu, desahannya mulai kencang ketika ujung jariku mulai mengelus pinggir memeknya. Aku mulai mengelus lembut klitorisnya yang masih kecil. Kontolku sudah tegang dari tadi, langsung aku lepas celanaku, hingga tampak “pedang” yang menjulang, walau aku kurus kecil tapi kejantananku ini tetep besar hampir 16 cm, haha.

Putri semakin ketakutan dan pasrah saat melihat batangku, dia semakin memejamkan mata, mungkin karena risih, takut dan malu jadi satu.

“Sudah kamu jangan takut. Gak akan sakit kok, malah enak banget, kaya digelitikin saja kok rasanya” rayuku

“Jangan Om! Putri takut om, takut sakit, Putri takut dimarahin mama, Putri belum boleh beginian!”

“Nggak apa-apa, kok, nanti om kasih Putri duit buat jajan 200 ribu, mau ya?” rayuku lagi

Karena Putri merengek-rengek terus, tanpa babibu aku sikat saja sekalian, posisi kami masih berdiri, kurenggangkan kakinya, dah langsung kutusukkan tongkatku yang sudah siap sejak tadi. Terus aku dorong masuk kontolku sampai dengan kerja keras ku jebol juga keperawanannya, aku bekap mulutnya saat selaput daranya ku robek, karena takut teriakanya terdengar sampe keluar, setelah beberapa kali keluar masuk memeknya, aku mulai bisa menikmati memek ABG yang masih sangat peret itu walaupun cuma masuk 10 cm. Wah, aku baru saja memerawani gadis 1X tahun!

Putri hanya menangis tersedu-sedu saat keperawanannya kurengut, “Sakit om… Sakiiiit….” ratapnya

Aku tidak perduli, masih terus saja ku goyang kontolku keluar masuk memeknya, lama lama dia merasa keenakan juga, sesekali meleguh ketika aku percepat goyanganku.

“Hmm…, aumm…, aah…, uhh…, ooohh…” desahnya, tangannya mulai memelukku, kakinya mulai menggelantung dipahaku.

Setelah 5 menit aku goyang dia, tiba2 dia mencakar punggungku dan badannya mengejang, sambil meleguh panjang “ahhh…. uhhhhhhh, om, Putri pipis…..”

“Gak apa tri, pipis saja” balasku sambil terus menggoyang pinggulku.

Tidak berapa lama aku merasakan kontolku seperti disiram air hangat. Tubuh langsung lemas mau terjatuh ke lantai. Aku tahan tubuhnya. Putri yang sudah aku lemas aku gendong keluar kamar mandi. Aku rebahkan dia di kasur kapukku. Aku permainkan lagi memeknya yang berdarah dangan jari-jariku untuk menaikan lagi nafsunya, jariku jadi belepotan lendir cintanya. Aku tarik tangan aku dari memeknya dan aku meletakan tangan aku tersebut dihidungnya agar Putri dapat mencium bau cairan cintanya. Setelah beberapa saat aku melihat putri mulai merasa segar kembali.

Aku naikan kakinya ke pundakku dan aku masukan lagi kontolku mulai memompa lagi memek putri.

“Auuuuuggggkkkk…” jerit putri

“Ommm Ahh…, matt.., maatt.., .ii… aku…”

Mendengar erangan tersebut aku tidak peduli. Aku sodok penisku ke dalam memek Putri dengan cepat namun karena masih sempit dan dangkalnya memek putri maka kontolku Cuma bisa masuk 10 cm saja, sehingga dia berteriak kesakitan ketika aku paksa lebih dalam lagi.

“Uhh…, aahh…, ugghh…, ooohh”

“Hmm…, aumm…, aah…, uhh…, ooohh…, ehh”

“Ooommm…,sakkkitt…… uuhh…, Ommm…,sakitttt……….. ahh”

“Sakit sekali………… Ampun ommm…, auhh…, ohh…”

”Heh anak lonte, jangan terlalu keras, kamu mau kita digerebek tetangga!?” bisikku di telinganya. Putri langsung berusaha mentupi mulut dengan tangan, nerusaha meredam rintihannya sendiri.

Untuk menambah daya nikmat aku meminta putri menurunkan kedua kakinya ke atas pinggulku sehingga jepitan memeknya terhadap penisku semakin kuat..

Sempit dan hangat sekali memeknya! Kukocok keluar masuk penisku tanpa ampun, sehingga setiap tarikan masuk dan tarikan keluar penisku membuat putri merasakan sakit pada memeknya. Rintihan kesakitannya semakin menambah nafsuku. Setiap kali penisku bergesek dengan kehangatan dinding memeknya membuatku merasa nikmat tidak terkira.

Kemudian aku raih kedua gunung kembar yang berguncang-guncang di dadanya dan meremas-remas daging kenyal padat tersebut dengan kuat dan kencang, sehingga Putri menjerit tertahan. Akupun langsung melumat bibir Putri membut tubuh putri semakin menegang.

“Oooom…., ooohh…, aahh…, ugghh…, aku…, au…, mau…, ah…, ahh…, ah…, ah…, uh…, uhh”, tubuh putri menggelinjang hebat, seluruh anggota badannya bergetar dan mengejang, mulutnya mengerang, pinggulnya naik turun dengan cepat dan tangannya menjambak rambutku dan mencakar tanganku, namun tidak ku pedulikan. Untunglah dia tidak memiliki kuku yang panjang.

Kemudian putri memeluk tubuhku dengan erat. Putri telah mengalami orgasme untuk yang kesekian kalinya. “Aaww…, ooww…, sshh…, aahh”, desahnya lagi.

“Aawwuuww…, aahh…, sshh…, udah Ommm, memek Putri ngiluuuu…, oohh”

“Oohh…, ooww…, ooww…, uuhh…, aahh… “, rintihnya lemas menahan nikmat ketika hampir seluruh penisku masuk kedalam memeknya dan menyentuh rahimmnya.

“Ahh…, ahh…, Oohh…” dan,

“Crrott…, crotr.., crot…, crott”, lendirnya keluar.

“Uuhh… uuh… aduh.. aduh… aduhh.. uhh.. lepasin… lepasin Putri omm… aduhhh..!”

Sementara nafas ku seolah memburunya, “Ehh… ehhh… ehh..”

“Uhhh… uhhh…. aduh… aduh… cepat.. cepat Ommm… aduh..!”

“Hehh.. eh… eh… ehhh..”

“Aachh… Putri keluar… oohh… aagh,” dan… “Creeet… creeet… creeet…”

Setelah Putri orgasme aku semakin bernafsu memompa penisku kedalam memeknya, aku tidak peduli lagi kalau tubuh yang aku nikmati ini masih gadis remaja tanggung anak tetanggaku sendiri. Putri pun semakin lemas dan hanya pasrah memeknya aku sodok. Sementara itu, aku dengarkan lirih suara Putri menahan sakit karena tekanan penisku kedalam liang memeknya yang semakin dalam menembus rahimnya.

“Uduuh… uhhh…. aduh… sudah omm… Putri udah gak kuat… aduh..!”

Aku pun semakin cepat untuk mengayunkan pinggulku maju mundur demi tercapainya kepuasan. Kira-kira 10 menit aku melakukan gerakan itu. Tiba-tiba aku merasakan denyutan yang semakin keras untuk menarik penisku lebih dalam lagi. Sampai akhirnya aku sudah tidak bisa bertahan lebih lama lagi.

Ketika batangku melaju dengan kecepatan tinggi,

CROOOOOOOTH…..

meledaklah muatan di dalamnya. batang kejantananku menghujam keras, dan kandas di dasar jurang. Putri pun melengking panjang sambil mendekap kencang tubuhku, tubuhnya bergetar hebat.

Aku peluk putri dan mencumbu bibirnya, lalu menarik batang kontolku yang sudah lemas. Sperma bercampur darah perawan meluber keluar dari memek Putri. Aku berbisik, “Kamu hebat sayang, apa kamu puas..?”

“Ha… ha…. Haaa….. Sakit Om, memek Putri ngilu banget….” lirih desahnya.

Setelah mandi bareng dan membersihkan diri masing-masing, Aku rencananya mau melanjutkan kembali memperbaiki laptopnya. Putri pamit pulang tak lama setalah itu. Sebelum pulang kucium bibirnya dan beri dia uang 200 ribu yang ku janjikan.

“Ingat! Jangan sampai ini bocor ke siapa-siapa! Atau Om bunuh kamu dan mamamu sekalian, paham?!”

Putri hanya mengangguk dan bilang “Pa… paham Om…”

Setelah kejadian itu Putri jadi pemurung dan tidak pernah menyapaku lagi setiap pagi. Aku yang masih penasaran dengan badan ranumnya sering mengerjainya berkali-kali. Bahkan pernah sekali karena begitu konaknya, aku mendatangi sekolahnya dan menggarap Putri di toilet sekolah. Hubungan ini terus berlajut selama sebulan sampai aku merasa bosan dengannya dan mencampakannya begitu saja.

Beberapa lama kemudian tiba-tiba rumahku didatangi warga dan mereka beramai-ramai menghajar dan menyeretku ke kantor polisi. Disana barulah aku tahu kalau ternyata Putri kemarin melahirkan seorang bayi perempuan di toilet sekolahan. Guru dan mamanya yang gempar akhirnya menanyai Putri dan terbongkar kalau dia hamil sejak aku cabuli.

Jadilah aku mendapat vonis penjara 15 tahun atas ulahku dan kemungkinan suntik kebiri juga. Selama di penjara aku beberapa kali dihajar napi lain yang jijik dengan ulahku.