Nita dan Gelandangan
Sore hari yang berawan menyelimuti sekitar area Taman kota XXX yang tamom sepi di hari itu, terletak di dekat Sungai yang mengaliri kota XXX, taman kota tersebut meruoman tempat favorit warga untuk menghabiskan waktu. di pojokan taman yang terletak dekat Sungai, terlihat sosok wanita cantik yang terlihat sedang termenung memandang kearah Sungai sambil menyandarkan badannya di besi pengaman yang terletak di pinggir taman, tangan-nya beberapa kali menyampingkan rambutnya yang panjang sebahu terlihat terurai bebas karena tiupan angin sepoi-sepoi yang kencang, wajahnya yang cantik jelita terlihat sedang termenung menatap kejauhan “hmmmm…enaknya buat tentang apa ya” ujarnya sambil wajahnya mendongak ke atas sambil berpikir. Nita, 19 Tahun, adalah siswi akademi XXX, saat ini ia tamom kebingungan memikirkan tugas sekolah yang ia dapat yang akan dipresentasikan bulan depan “hmmmm…buat konten dan ulasan tentang kehidupan sosial warga kota xxx…hmmmm apa ya” Nita, meskipun dikaruniai wajah cantik dan bodi yang seksi, namun tidak dalam hal Pelajaran “hmmm..mana tugasnya tidak kelompok lagi, coba kelompok saja” ujarnya sedikit menggerutu. Pandangannya kemudian terlihat mengamati aliran Sungai yang ada di hadapannya, sambil mengamati aliran Sungai yang tamom bening tersebut, pandangannya kemudian beralih ke sosok yang muncul dari balik kolong jembatan Sungai tersebut.Nita tampak memperhatikan sesosok pria yang kira-kira berusia paruh baya, dengan rambut beruban tidak karuan , kulit coklat gelap, badan kurus, mengenakan baju kaos singlet lusuh dan celana pendek lusuh terlihat sedang melihat sekeliling sambil memungut sampah yang ia lihat ada di sekitar Sungai. “hmmm…siapa itu ? pemulung, gelandangan?” ujar Nita dalam hati, sambil memperhatikan aktivitas pria tersebut. Pria tersebut kemudian menoleh kebelakang, ia memperhatikan Nita yang sedang melihat dirinya, ia kemudian tersenyum dan mulai bicara “hai cantik…hai cantik” katanya sambil melambai-lambaikan tangan, “eh..” Nita terlihat heran sambil menoleh ke kanan-kiri untuk melihat siapa yang pria ini sapa, “oi…kamu dik, kamu yg cantik disana” kata pria tersebut sambil berjalan mendekati Nita , wajah Nita terlihat heran, ia pun reflek mulai menjauh saat pria kumal tersebut bergerak mendekat ke dirinya “hei..jangan kabur, sedang bingung ya, cantik-cantik kok bingung” kata pria tersebut sambil tersenyum-senyum. Nita terlihat agak kaget karena pria tersebut mengetahui dirinya sedang bingung “Ti…tidak, saya hanya lagi bengong saja, jangan sok tahu” kata Nita agak kesal sambil menjauh. “Pasti tugas sekolah ya…jng khawatir, saya Mamat bisa membantu, apalagi cewe cantik kaya dik” kata Mamat, pria tersebut sambil matanya memperhatikan tubuh Nita dari ujung rambut sampai kaki, Nita selain berwajah cantik, juga mempunyai tubuh yang seksi, dengan payudara 37B, lengkap dengan busana sekolahnya membuat penampilannya begitu menggoda. “Nita kemudian terdiam, ia kemudian memperhatikan sosok pria tersebut dari atas ke bawah, sambil kadang menutup hidungnya, karena aroma badan pria ini yang tidak sedap “da..dari mana om tahu” kata Nita dengan heran. “Mamat punya indra ke 6..hehe, tapi kl sudah dibantu, cium pipi saya ya” Goda mamat sambil tertawa-tawa sendiri “hnggg….ini orang gila sepertinya, tapi tunggu dulu….” Pikir Nita dalam hati, ia kemudian tersadar bisa membuat ulasan tentang mamat untuk tugas sekolahnya “huh..aku tidak sudi cium pipi om, tapi…om mau tolong saya gak?” Tanya Nita “yah….kl gk cium, yang lain deh hehe…baik deh, ayo sini kita ngobrol di bawah saja” Kata mamat sambil mengulurkan tangannya mengajak Nita untuk mengikutinya ke bawah jembatan. Hati Nita berdegup kencang “bukankah ini bahaya” pikirnya.. “ada om-om gila mengajak aku ke kolong jembatan”, namun disisi lain dirinya juga merasakan suatu adrenalin yang mengalir di tubuhnya membuatnya entah kenapa bersemangat , suatu hal yang ia tidak pernah rasakan sebelumnya dalam hidupnya, “ba..baik, uhh jalan saja duluan aku bisa jalan sendiri “ kata Nita dengan wajah agak kesal “yah baru, om mau meraba tangan mulus dik cantik” kata mamat sambil menggaruk2 kepalanya, namun ia senang melihat Nita mau menerima ajakannya
Mamat kemudian mengajak Nita ke bawah kolong jembatan, disana ia melihat ada semacam lokasi tersembunyi di bawah jembatan yang tidak terlihat jika tidak benar-benar turun kesana, di dalamnya Nita melihat terdapat barang2 rongsokan, sebuah bangunan Semi Permanen berukuran kecil. “nghh..om selama ini gak kena Razia petugas ya” kata Nita sambil sesekali menutup hidungnya “hehe…gak donk, Mamat kan bisa jurus menghilang” kata mamat dengan ceria sambil tangannya menirukan gerakan silat “hhhngg…dasar om-om gila” ujar Nita sambil menatap mamat dengan pandangan jijik “hehehe..awas lo naksir” balas mamat sambil mengambil 2 kursi plastik , mamat pun mempersilahkan Nita duduk. “ohya…dari tadi saya lupa nanya..siapa nama mu cantik?” tanya mamat sambil menatap Nita dengan tatapan menggoda “ughh…nama saya Nita, saya siswi akademi XXX” kata Nita , “saya Mamat…superhero, salam kenal” sambil mengajak Nita untuk berjabat tangan “ughh…tadi om sudah bilang kelez” kata Nita sambil menjabat tangan mamat “waduh…mulus bgt tangannya hehe” kata Mamat sambil meraba tangan Nita “hnggg…udah stop…serius nih, aku mau minta tolong ke om” kata Nita sambil menarik tangannya “hehe…baik, jadi bagaimana apa yang bisa saya bantu ?” Nita kemudian menjelaskan tentang tugas sekolahnya kepada mamat “hmmmmm…..ah gampang itu, deal…mulai besok mamat siap bantu…tapi ada bayarannya hehe” kata mamat “nanti aku kasi peralatan mandi/ makanan kaleng deh” ujar Nita. “hooo…mamat tidak perlu itu, sebagai bayaran awal, bagaimana kalau dik Nita tunjukkan celana dalamnya hehe” kata mamat , wajah Nita terlihat merah merona, expresinya bercampur kesal dan malu “nghhhh..om ini….” kata Nita dengan wajah kesal. “hehe..ayo coba deh, mamat bisa merasakan…bahwa hidup dik nita itu hambar dan membosankan , butuh adrenalin” balas mamat menyela, Nita tamom tertegun sejenak, ia kaget karena geladangan gila di hadapannya ini seperti bisa menerawang dirinya “ia…benar, selama ini aku merasa hidupku begini..begini saja..aku memang kadang merasa jenuh rutinitas ini” ujar Nita dalam hati “hngggg….baiklah” ujar Nita sambil mulai menaikkan roknya sambil duduk di kursi “nih…puas?” ujarnya agak kesal. Mata mamat terlihat melotot melihat celana dalam Nita yang putih bersih,ia bisa melihat jelas, bentuk Vagina nita yang tertutup celana dalamnya “wow…cantiknya…dan sungguh indah” puji mamat sambil melihat kearah celana dalam Nita dengan tatapan kagum “su…sudah ya” ujar Nita “eit…tunggu dulu, siapa suru sudah” respon mamat dengan cepat “bagaimana dik Nita tidak merasa suatu yang aneh” tanya Mamat “nghhh…ti..dak, malu iya” kata Nita. “yakin? Hehe” tanya mamat Kembali , Nita pun merasa..setiap pujian dari mamat dan menunjukkan celana dalamnya menimbulkan suatu sensasi aneh namun menyenangkan dari badanny “ti…tidak ada” ujar Nita Kembali sambil memalingkan wajahnya. “hehehe…..jangan bohongi diri Nita, kau punya sesuatu dalam dirimu” kata Mamat apa “sesuatu apaan? Hmmmm….u..udah ya, aku turunkan rokku” ujar Nita sambil wajahnya bersemu merah “Mamat punya indra ke 6, mamat tahu segalanya tentang km, dik Nita cantik” kata mamat tersenyum mesum “nghhh…dasar om gila, sudah ya hari ini, sampai jumpa besok lagi” kata Nita yang kemudian berdiri sambil mengambil tasnya dan berjalan keluar dari kolong jembatan dengan wajah bersemu merah. Mamat terlihat tersenyum menatap Nita yang berjalan pergi , ia bisa melihat sekilas Nita yang terlihat tersenyum kecil.
Ke esokan harinya…..
Cuaca sore hari yang terasa panas dan lembab, tidak menghalangi 2 insan yang berbeda bak langit dan bumi di sebuah kolong jembatan ini untuk beraktivitas, Nita sambil membawa kamera perekam terlihat mengarahkan Mamat sesuai dengan adegan yang Nita inginkan, selain membuat seuah essay, tugas sekolah Nita juga mengharuskan Nita membuat sebuah film pendek layaknya sebuah documenter “om…jangan kya gitu expresinya ih” gerutu Nita sesekali terlihat tampak kesal melihat mamat yang tertawa sendiri. Setelah kira-kira 1 jam mengambil gambar mereka pun memutuskan untuk beristirahat. Nita tamom duduk termenung sambil melihat ke arah langit yang tampak berwarna orange. “hmm..dik nita dengan seragam sekolahnya, sungguh cantik menggoda..ayo senyum di kamera” kata Om Mamat tiba-tiba meraih kamera Nita dan mulai merekam “eh…om..tunggu jangan, rekam saya” Kata Nita yang beranjak bangun dan mencoba meraih kameranya, namun mamat bergerak gesit menghindari Nita. “hehehe….sebagai bayaran hari ini..bagaimana kalau sekarang kita gantian merekam” kata Mamat tersenyum “ma..maksudnya..nghh kembalikan kamera ku om” kata Nita berusaha meraih kameranya. “bayaran hari ini, dik Nita harus mau di rekam hehehe” kata Mamat. “hnghhh baiklah….lalu aku harus bagaimana” kata Nita yang kemudian berdiri di hadapan mamat yang mulai merekamnya “pertama-tama..bagaimana kalau dik Nita buka kancing bajunya hehe” ujar Mamat. “he..hei ja..jangan yg begitu, nanti ada yang melihat” kata Nita dengan gugup “tenang, tidak akan ada yg melihat, Mamat jamin hehe” kata mamat. “ta…tapi…ayolah, hal lain saja” kata Nita mencoba menolak. “hehe..dik Nita cantik, tidakkah kau ingin merasakan sensasi nikmat di dirimu seperti kemarin saat km menunjukkan celana dalammu” ujar Mamat “ti…dak ada sensasi aneh” kata Nita dengan wajah merona. “Sampai kapan kau berbohong terus Nita cantik hehe” kata Mamat sambil merekam Nita “nghhh…baiklah” Kata Nita.Nita kemudian mulai melonggarkan dasi yang ia kenakan, secara perlahan tangannya mulai meraih kancing bajunya yang paling atas “a..apa yang aku lakukan , aku memperlihatkan tubuhku ke gelandangan gila ini” ujar Nita dalam hati “tapi…tapi sensasi tersebut…aku..aku” tambahnya , Nita kemudian mulai melepas dasi yang ia kenakan, dan mulai membuka kancing bajunya hingga mulai memperlihatkan bra yang ia kenakan “uh wow….wajah cantik, body seksi..ingin aku remas payudaramu” kata mamat menggoda Nita “tidak…enak saja huh” kata Nita sambil wajahnya merah merona. “hehe..bagaimana , apakah kau merasakan sesuatu” kata Mamat sambil mendekatkan kamera yang ia bawa ke wilayah dada Nita. Nita yang berada di situasi ini langsung Kembali merasakan sensasi aneh pada dirinya, sensasi yg membuat jantungnya berdetak kencang “hehe bagaimana….mulai terasa enak kan” kata Mamat sambil mengarahkan kamera ke wajah Nita yang merah merona, “hnghhhh…..i..iya” Katanya dengan pelan “hehe…pernah kaya gini ke pria lain ?” tanya mamat ke Nita “i..interview macam apa ini, tentu tidak!” ujar Nita dengan expresi wajah kesal “bagus…bagus, perlihatkan khusus ke mamat saja hehe” ujar mamat, “sekarang berikutnya, lepas Rokmu” tambahnya. “enak saja, udah cukup gini ajaa” kata Nita sambil menggeleng-gelengkan kepalanya”, “Ayolah….Nita cantik, kasi Mamat hiburan, toh Cuma kita berdua ada disini hehehe…sensasinya lebih beda lo” . “Ta..tapi, aku malu kalau di luar sini” ujar Nita sambil melihat ke sekeliling” , “Berarti kalau di dalam mau ya hehe” goda mamat sambil merekam wajah nita yang merah merona “hngghhh…baiklah, tapi mulai besok om harus serius ikuti instruksiku” kata Nita. “siap Nona cantik..” kata mamat sambil merangkul bahu Nita dan mengajaknya kedalam sebuah Lorong di bawah kolong jembatan
Mamat kemudian membawa Nita masuk ke dalam sebuah bangunan semi permanen yang ternyata di dalamnya terdapat sofa usang, kasur yang usang, dan dengan pencahayaan yang cukup terang dengan disekeliling nya berisi barang rongsokan “hmmmm seingatku kemarin lebih berantakan” ujar Nita sambil melihat sekeliling “rapi kan? Iya donk mau ada tuan putri cantik berkunjung” kata mamat sambil menggoda. “huh..ayo kita cepat selesaikan ini” kata Nita yang kini berada di tengah ruangan, mamat kemudian mengarahkan kameranya ke Nita sambil berkata “oke…and ACTION” teriak mamat bak sutradara handal. Wajah Nita terlihat grogi, ini pertama kalinya ia melakukan hal ini, dan terlebih lagi ke orang yang notabene ia baru kenal dan tidak waras pula “tenang nita, ayo lakukan dan segera keluar dari sini” katanya dalam hati, ia kemudian mulai membuka risetling roknya, dan menurunkan perlahan roknya hingga tergeletak di lantai, memperlihatkan celana dalamnya yang terlihat imut menggoda, dan kedua pahanya yang putih mulus “wow…..sungguh indah ,mantappp” Puji mamat dengan semangat memegang camcorder milik Nita di tangannya “Ayo bergaya…ayoooo” ujar mamat. “ga.***ya gimana ,ihhh…udah cukup ya” kata Nita kesal sambil kedua tangannya menutup celana dalamnya. “hmmm nah itu ada sofa, coba km naik kesana dan menghadap ke belakang, sambil menungging” kata mamat sambil mengarahkan gaya “a..paaa..enak saja” kata Nita, namun mamat yang terus menyemangatinya membuat Nita merasa sensasi yg ia rasakan semakin bergejolak di tubuhnya, ia pun kemudian menaiki sofa tersebut sambil menghadap belakang, membuat Nita kini tamom sedang di posisi menungging sambil berpegangan pada sofa “be…begin ikan…” kata Nita agak grogi, “Iya….passss…hehe” mamat kemudian mengitari sofa sambil membawa camcorder di tangannya , ia tak henti-hentinya memuji keseksian lekuk tubuh Nita, dan pantatnya yang seksi menggoda “i..ingat rekam saja, tidak ada sentuh-sentuh” kata Nita dengan wajah bersemu merah, mendengar pujian mamat, merasakan berada di situasi seperti ini, Nita merasakan dirinya semakin bersemangat, badannya terasa bergetar, jantungnya pun terasa berdegup kencang, ia mulai merasakan rasa aneh pada selangkangannya “ke…kenapa aku ini, kenapa aku menikmati hal ini” ujar Nita dalam hati sambil memperhatikan Om mamat yang dari tadi mengelilingi tubuhnya dan tak henti-hentina memuji muji badannya. “om Mamat pegang ya pantatnya” sambil tangan nya terliha ingin meremas sesuatu “eit…tidak, emmm sudah cukup hari ini” kata Nita yang kemudian bergerak turun dari sofa dan berjalan menjauh dari om mamat. Nita kemudian mengambil roknya di lantai “hehe gimana…enak kan?..Mamat juga gak tahan nih” kata mamat sambil melihat kearah penisnya yang mulai tegang di balik celana , wajah Nita pun tamom kikuk melihat kearah penis Om mamat “hehe….baiklah cukup dlu, ini kameranya besok lagi ya” ujar mamat sambil menyerahkan kameranya ke Nita “sana pulang, mamat mau coli dulu, kecuali dik nita mau bantu hehe” goda Mamat “hngggg…enak saja, aku pulang deh, besok siap2 ya” ujar nita dengan wajah kesal , dan malu. Beranjak pergi keluar ruangan “hehe…nita cantik…nita cantik..siap2 bakal petik nih” ujar mamat sambil mulai mengocok penisnya
Hari berikutnya……………
Sama seperti hari kemarin, Nita Kembali mengunjungi tempat om Mamat di kolong jembatan, sekarang ini om mamat terlihat lebih patuh dan serius dalam mengikuti arahan Nita, Nita pun terlihat tersenyum puas karena kali ini Om Mamat mau lebih menurut dengan dirinya. “sip baguss….nah gini donk” kata Nita sambil tersenyum . setelah kurang lebih 1 jam shooting, mereka berdua pun terlihat duduk berhadapan sambil menikmati minum dan snack yang Nita siapkan, Nita pun melihat kearah langit yang mulai terlihat berwarna orange karena matahari yang mulai tenggelam. “langit di atas sungguh indah, tapi lebih indah lagi dik Nita donk” goda Mamat sambil tertawa cengengesan “ihh om gombal” kata Nita sambil memalingkan wajahnya , mamat kemudian meraih camcorder yang Nita “Nah sekarang giliran mamat hehehe” ujarnya sambil mengarahkan camcorder ke wajah Nita “hmmmm karena om hari ini performa bagus, baiklah” ujar Nita sambil tersenyum dan mulai berdiri , Mereka berdua pun mulai berjalan ke dalam
“Nah sekarang, sama seperti kemarin, ayo buka baju dan roknya” kata Om Mamat sambil tersenyum mesum , “huh dasar om mesum” balas Nita, namun tidak seperti kemarin, Nita kini lebih pede untuk membuka busananya. Dengan tanpa perasaan ragu, Nita mulai membuka satu persatu kancing baju kemejanya, menyingkapnya ke samping dan memperlihatkan wilayah payudaranya yang terutup oleh bra, dan perutnya yang mulus, ia kemudian membuka risetling roknya dan menurunkannya, kini Nita berdiri di hadapan mamat hanya dengan mengenakan daleman saja, mamat pun terlihat berulang kali menelan ludahnya sambil tangannya mulai mengelus-ngelus penisnya yang mulai menegang dari balik celana pendek kumal yang ia kenakan “jangan bengong saja kaya orang idiot, lalu skrang apa” kata Nita sambil kedua tangannya tamom bingung apa menutup wilayah payudaranya atau selangkangannya “ohyaaa” lalu om mamat menarik sofa usang ke dekat Nita, “Ayo duduk hehe” kata Om Mamat sambil meminta Nita untuk menaikkan kedua kakinya dan membuka lebar kedua pahanya sehingga kini mamat bisa melihat jelas selangkangan Nita “ughhh…begin ikan” Kata Nita dengan perasaan yang campur aduk “wuihh cakeeppppp” puji mamat sambil mendekatkan camcorder yang ia bawa kea rah selangkangan Nita “he…hei jangan terlalu dekat” kata Nita sambill mendorong menjauh badan Mamat. “wuih seksinya, Mamat Sudah gk tahan…uhh sange..sange” kata Om Mamat sambil mulai mengelus-ngelus penisnya yang menegang “he..hei jng lakukan disini, setidaknya tunggu aku pulang” kata Nita sambil menutup wajahnya. “hehe…sekarang giliran dik Nita “serius” mengikuti instruksi om” kata Mamat dengan pede. “iya…iya, tapi jangan yg aneh-aneh” kata Nita dengan wajah malu-malu, reaksi Nita yang malu-malu kucing membuat Mamat semakin gemas, ia pun tiba-tiba membuka celananya
“Om Mamat, apa-apaan ini” Kata Nita yang terlihat kaget saat melihat penis om mamat yang sudah berdiri tegak memanjang , dengan sekitarnya dipenuhi rambut kemaluan yang cukup tebal “pakai celananya lagi om!” kata Nita yang menutup matanya “hehe…ayolah, tidak usah pura-pura seperti itu, dari kemarin kau penasaran kan, kuperhatikan dik Nita dari kemarin selalu curi-curi pandang ke ini” kata Om Mamat sambil menunjuk penisnya “ishhh…om sok tahu enak aja “ kata Nita dengan expresi wajah tamom tidak jujur “aku…iya, dia benar sebenarnya aku penasaran dari kemarin” ujar Nita dalam hati, sensasi yang ada pada dirinya terasa bergejolak melihat penis Mamat yang menegang. “Ayoo….sini, pegang ini” kata Mamat sambil duduk di kursi dan mengarahkan camcorder yang ia bawa ke Nita yang hanya memakai dalaman saja. Pikiran Nita bercampur bingung dan penasaran jadi satu, namun sensasi yang ia rasakan seakan mendorong dia untuk mencoba hal baru ini “huh..baik jawab Nita yang kemudian mulai berjalan kearah Mamat, dan mulai duduk bersimpuh di hadapan Mamat, di hadapannya kini ada benda yang selama ini ia hanya tahu dari buku Pelajaran saja / saat diam-diam melihat teman sekelasnya ada yang menonton film biru. “sini Om Mamat ajarkan, ayo jangan malu-malu” kata Mamat sambil meraih tangan kanan Nita dan menaruhnya di penisnya “ah..ihhhh” kata Nita dengan malu, namun tatapan matanya terlihat kuat bahwa ia pun penasaran dan ingin. “sekarang mulai gerakkan tangannya ke atas bawah kya dikocok” Nita dengan wajah penasaran mulai menggerakkan tangan-nya, gerakan yang awalnya terlihat kaku, mulai terlihat terlihat luwes “oh…nikmatnya, hehe km memang jago, diajar sedikit langsung Pro” kata Mamat sambil mengelus rambut Nita “e..nak saja, aku tidak seperti itu om” kata Nita sambil menatap wajah Mamat, namun disisi lain entah kenapa ia semakin penasaran dengan penis dihadapannya ini, dan semakin dia mengocok penis om mamat, semakin ia merasakan tubuhnya terasa ada yang berbeda “bagaimana kalau diemut saja pakai mulut” goda Mamat “iyuh…ti..tidak mau” ujar Nita menolak “Ayolah, kapan lagi ada momen seperti ini hehehehe, mulut mu bilang tidak, tapi setiap Bahasa tubuhmu mengatakan iya” kata Mamat sambil membelai pipi Nita, Nita kemudian melihat ujung penis Mamat dengan seksama , bau keringat dan ruangan sekitar bercampur jadi satu, namun hal ini entah kenapa tidak lagi membuat dirinya merasa mual , Mamat yang terus menyemangati dan merayunya membuat Nita semakin goyah, ia kemudian mulai membuka mulutnya dan bibirnya pun mulai bersentuhan dengan ujung penis Mamat. “baguss..ayo mulai hisap Nita Cantik” kata Mamat, sedikit demi sedikit Nita mulai memasukkan penis Mamat ke dalam mulutnya “mpphhh..” Mulut Nita terasa penuh oleh penis Mamat yang tegang, ia pun menatap kearah mamat dengan tatapan seakan menunggu instruksi selanjutnya . “Ayo mulai hisap cantik hehe” kata Mamat sambil mengelus rambut Nita, Nita kemudian mulai mengulum penis Mamat, lidahnya secara reflek mulai menjilat setiap bagian penis di mulutnya , sambil kepalanya mulai bergerak maju mundur mengoral penis Mamat. “ohhh….mantap, dik Nita memang berbakat” Puji Mamat sambil mengelus-ngelus rambut Nita, dan mulai meraba leher dan bahu Nita “duh mulusnya..ohh” puji Mamat sambil merasakan kuluman Nita yang terlihat mulai jago hanya dalam waktu singkat “empphh…clepp…clepp…emppphh” suara kuluman Nita pada penis Mamat mulai memenuhi ruangan, gerakan kepalanya mulai bertambah cepat, dalam hati Nita ia merasakan sensasi luar biasa, badannya terasa panas, Nita dengan semangat mengulum penis Mamat, semakin cepat gerakannya, semakin juga penis tersebut terasa berdenyut, hingga akhirnya Nita mulai merasakan sesuatu, “nghhhhh….sudah saatnya” kata Mamat sambil menekan kepala Nita sehingga penisnya lebih dalam masuk ke dalam mulut Nita “emppphh……..nghhhh” Nita terlihat sedikit meronta , kedua tangannya berusaha mendorong badan Mamat “ini Croott pertama dik Nita Cantik!” kata Mamat dengan suara keras, Nita bisa merasakan sesuatu cairan menyembur keluar memenuhi seluruh mulutnya “nghhhhhh…empppphhhh” kata Nita sambil berusaha meronta, namun ia tidak bisa membuat badan Mamat menjauh dari dirinya “nghhh….glek…glekk…” Nita terlihat menelan Sebagian cairan sperma tersebut, Sebagian tamom mengalir keluar dari pinggir bibirnya , “puwahh…hah..hah” Nita bernafas lega saat Mamat mengeluarkan Penisnya dari mulutnya, cairan sperma terlihat mengalir keluar dari mulutnya “ughh…iyuh…puih” Nita sambil meludah Sebagian sperma di mulutnya “enak kan…hayoo mau lagi” goda Mamat sambil memegang penisnya , Nita pun menolak tawaran mamat sambil melambaikan tangannya, Nita merasa perasaanya semakin campur aduk, ini kali pertama ia melakukan hal yang selama ini ia Cuma tahu dari cerita saja, terlebih lagi melakukan-nya dengan seorang gelandangan tua namun disisi lain, hal ini seakan me “cup..cup..jangan galau gitu” kata Mamat membelai rambut Nita yang duduk bersimpuh di lantai sambil memberikan Nita Botol air mineral, Nita pun segera mengambil minuman tersebut dan memakainya untuk berkumur “puwah, cukup ya hari ini..aku pulang dulu” kata Nita sambil memperbaiki bajunya dan mengambil Roknya. Mamat pun lalu mengantar Nita keluar
Esok Harinya………….
Sama seperti hari sebelumnya, Nita Kembali mengunjungi Mamat di bawah kolong jembatan pada sore hari untuk melanjutkan proyek dokumentasinya, Mamat pun semakin mantap mengikuti segala arahan Nita, sehingga kali ini tidak butuh waktu lama untuk segala sesuatunya cepat selesai. Selesai mengambil gambar dan wawancara , Mereka berdua pun duduk bersebelahan dengan Nita, Tidak seperti sebelumnya Dimana mereka duduk selalu berhadapan , kini mereka berdua duduk bersebelahan, Mamat pun tidak segan lagi memeluk Nita dari samping, wajahnya yang mesum berulang kali ingin mencium pipi Nita, namun selalu ditepis oleh Nita “ihhhh…stop Om, kalau gk aku pindah duduk nih” ujar Nita dengan wajah agak kesal, namun ia diam saja dengan Mamat yang memeluknya dari samping, sambil tangan-nya meremas-remas bahunya. “gimana semalam, enak kan? Hehe mau lagi ? pasti bakal makin jago” Goda Om Mamat, “Enak Apanya, aku sampai 3x sikat gigi” keluh Nita. “oh tapi selama ambil gambar, kenapa terus curi-curi pandang kesini lagi hehe” Kata Mamat sambil menunjuk penisnya yang ereksi Kembali “Ti..tidak enak saja” Kata Nita sambil memalingkan wajahnya, “yee…skarang juga Sudah mau duduk dekat-dekat, mau dipeluk juga, naksir dengan Mamat ya akhirnya” Goda Mamat Kembali sambil mencolek-colek pipi Nita dengan jari telunjuknya, Mamat memperhatikan expresi Nita yang seperti masih berusaha keras menahan dorongan nafsu pada dirinya “ihh…apaaan si om, bete deh” Kata Nita yang beranjak bangun dengan wajah merah merona. “setidaknya Om Sudah lebih wangi sekarang, makanya aku mau duduk di sebelah om” kata Nita membela diri. Selama syuting ini Nita memberikan Mamat peralatan mandi, dan juga baju kaos dan celana murah. Penampilan Om Mamat masih terlihat seperti gelandangan kumal, namun kini setidaknya lebih rapi “oh sekarang lebih ganteng ya, awas makin naksir hehe” Goda Mamat. “hah…dasar om mesum..btw langit semakin mendung ya” kata Nita melihat ke arah langit “hmmm sepertinya akan hujan badai, lebih baik dik Nita sayang..nginap disini saja hehe” goda Om Mamat “sok tahu, memangnya om peramal cuaca…wekkk” Ejek Nita sambil menjulurkan lidahnya “oh lihat saja nanti hehe” kata Mamat. “hah…baik, hari ini om mau apa sebagai “bayaran” “ tanya Nita “Ayo cepat kita selesaikan hari ini” tambahnya “oh bersemangat sekali…kemarin-kemarin harus dipaksa, sekarang malah Minta” Goda Mamat Kembali, wajah Nita terlihat merah merona Kembali..ia kemudian berjalan menarik tangan Mamat ke dalam “bukan itu, aku tidak mau pulang kehujanan” kata Nita. Mereka berdua pun Kembali ke dalam, seperti kemarin Mamat meminta Nita untuk membuka baju dan Roknya menyisakan hanya bra dan CD nya, Mamat kemudian meminta Nita untuk berpose dengan gaya-gaya yang erotis menantang, sesekali Om Mamat menggoda Nita untuk telanjang saja, namun ditolak oleh Nita. Nita sendiripun tidak ada malunya lagi menunjukkan badan-nya di hadapan Mamat, meskipun ia menolak untuk hal lainnya, namun dalam dirinya bergejolak antara keinginan untuk melakukan hal-hal yang seksi atau tidak sama sekali. Pengalaman beberapa hari kebelakang ini membuat pertahanan logic Nita semakin melemah, bangkit sesuatu dalam dirinya yang ingin lebih dan lebih, namun segala perasaan ini masih ia bisa redam dengan maximal. *Grudugggg….Jdarrrrr* suara gemuruh petir terdengar dari luar, Nita pun langsung melihat kearah keluar sambil memperbaiki bajunya “oh sebaiknya aku pulang dahulu” kata Nita, saat beranjak ke pintu keluar, Om Mamat memegang tangan Nita “sudah cantik, sebaiknya km disini saja malam ini ” goda Mamat. “Ti..tidak, nanti orang rumah khawatir” kata Nita sambil melihat ke arah wajah Mamat “jangan bohong lagi, kau tinggal ngekos di kota ini hehe” balas Mamat “ah…ba..bagaimana om?” kata Nita keheranan, dalam hati ia masih heran bagaimana Mamat bisa menebak benar kehidupannya, Mamat hanya tersenyum..ia kemudian melepaskan tangan Nita dan berkata “Sampai jumpa Kembali” kearah Nita yang berlari kearah Pintu keluarNita kemudian mulai berjalan dengan cepat sambil melihat kearah langit mendung yang semakin gelap “duh jangan hujan” harap Nita, Tiba-tiba Rintik-rintik hujan mulai turun , dari yang awalnya gerimis kecil dalam hitungan detik berubah jadi hujan deras bak air terjun, di iringi angin kencang “Kyaaaa….” Nita berteriak sambil menahan badan-nya yang seakan ingin terdorong ke belakang oleh Angin kencang, Angin kencang dan Petir saling bersahutan satu sama lain, Nita kemudian melihat ke kiri-kanan mencoba mencari bantuan, namun suasana sekitar saat itu sedang sepi. Ia kemudian berjalan ke dekat Pohon di taman tersebut, Nita mulai merasakan kedinginan karena badannya yang basah kuyuppp “Brrrr…..dingin, apa yang harus aku lakukan. Di tengah kebingungan dan cuaca yang dingin, Tiba-tiba ada yang menepuk bahunya, ia pun menoleh ke belakang, dan melihat sosok yang tidak asing lagi “om Mamat” ujar Nita dengan senyum bahagia, Mamat pun hanya tersenyum sambil mengelengkan kepalanya “Mamat bilang juga apa dik hehe..ayo sini kita kembali ke tempat Om” kata Mamat sambil tangannya meraih telapak tangan Nita, Nita pun mengenggam erat tangan Mamat dan mereka berdua berjalan bersama Kembali ke tempat Mamat.
Sesampainya di tempat Mamat, ia kemudian menghidupkan Listrik dan membuat ruangan nya menjadi cukup terang oleh nyala lampu-lampu kecil yang ada disekitar ruangan “Hiii…dingginn…kita harus mengeringkan baju kita” ujar Mamat yang dengan spontan membuka kaos dan celana pendek yang ia kenakan dan melemparnya kearah tali jemuran “kyaaaa..om , bilang-bilang dulu kl mau buka baju”protes Nita sambil menutup matanya. Mamat hanya tertawa terbahak-bahak sambil memainkan penisnya dihadapan Nita “buka baju mu juga, kalau tidak kau bisa sakit” ujar om mamat “aku tidak bawa baju ganti, masak telanjang juga!” protes Nita. mamat hanya tersenyum, ia kemudian membalikkan badannya dan terlihat mengambil sesuatu dari sebuah dus yang berisi barang-barang. “ini cantik,pakai ini saja” kata Mamat sambil memberikan sebuah Jubah Mandi berwarna putih dengan bahan cukup tebal dan sebuah handuk usang “eh…dapat dari mana om” kata Nita dengan heran “udah , gk usah cerewet…sana buru ganti di belakang hehe” kata Mamat sambil sibuk mencari barang lain. Tidak beberapa lama kemudian, di belakang Nita yang mulai melepas busananya yang basah terlihat galau, karena ia hanya akan mengenakan jubah mandi ini saja, dan semalaman bersama Mamat “uhhh…apa yang aku pikirkan” Kata Nita yang merasa gejolak dalam dirinya semakin membara, jantungnya berdegup kencang, ia merasa aneh pada daerah kelamin, dan payudaranya, belum lagi melihat Mamat yang telanjang dengan penisnya yang ereksi memberikan Nita suatu gejolak dalam dirinya “hah…tetap tenang Nita…tenang” kata Nita berusaha menarik nafas, ia kemudian melepas busana yang ia kenakan dan mengeringkan badannya dengan handuk yang Mamat berikan dan mulai mengenakan jubah Mandi yang diberikan, Nita pun kemudian mulai berjalan menemui Mamat Kembali
Nita tampak kaget melihat ruangan om mamat, sekelilingnya dipenuhi lampu kecil berwarna kelap kelip, membuat suasana ruangan menimbulkan sensasi yang berbeda, di tengah ruangan tamom terdapat mesin penghangat dan kasur yang cukup empuk di dekatnya, beda dengan kasur usang yang selama ini Nita sering lihat. Diatas kasur tampak Mamat sedang duduk dekat mesin penghangat “om…ini aku gantung Dimana” Kata Nita memecah keheningan ruangan , Mamat pun seketika menoleh ke belakang, wajahnya tampak tersenyum sumringah melihat Nita dalam balutan jubah mandi yang ia berikan “uwooo….cantiknya, ayo duduk sini..duh gemas deh lihatnya” Kata mamat sambil tangannya melambai-lambai meminta Nita duduk disebelahnya, Nita kemudian berjalan ke sebelah mamat sambil menyerahkan bajunya yang basah “wauuu…omaian basah dik Nita hmmmmm” kata Mamat sambil mencium-cium baju dan dalaman Nita yang basah “ihhh jangan gitu, ayo jemur saja” balas Nita dengan wajah malu. Mamat kemudian beranjak bangun dan menaruh baju basah Nita di tali jemuran,ia pun Kembali duduk di sebelah Nita. “wuihhh hujan di luar semakin keras ya , dan dingin”kata Mamat “hmmm ini makan dulu biar lebih hangat” katanya sambil menyodorkan 2 sup kaleng yang hangat “ah..emmm terimakasih” mereka berdua pun kemudian mulai makan di tengah suasana hujan dan suhu dingin di sekitar ruangan. Setelah selesai makan, “bagaimana lebih hangat tidak?” tanya Mamat ke nita yang masih terlihat kedinginan “sudah…tapi penghangat ini sepertinya tidak berfungsi baik deh” ujar Nita, “Om sendiri tidak kedinginan dengan telanjang seperti itu?” tanya Nita sambil sesekali melihat kea rah Penis Mamat yang daritadi ereksi “iya nih, Namanya saja penghangat mungut di tong sampah haha…tapi tenang saja Mamat punya solusinya” ia kemudian beranjak berdiri dan mengambil sebuah botol minuman yang berwarna coklat gelap dans sebuah gelas kecil “nah minum ini, jamin badan akan hangat” kata Mamat sambil menyodorkan gelas kecil brisi minuman tersebut “i…ini bukan alkohol kan? “ tanya Nita. “Tidak…ini hanya jamu, tenang 100% aman , Mamat biasa minum ini agar tidak sakit hehe” jawab Mamat, Nita pun kemudian mulai meminum minuman yang rasanya asam-manis ini “hhhhhnggg…rasanya anehhh” komplain Nita. Namun beberapa detik kemudian, Nita merasakan tubuhnya menjadi hangat, Cuaca yang tadinya dingin seketika ia tidak rasakan lagi, malah sebaliknya kini ia seperti berada dalam sebuah sauna “uhhh…skarang kenapa jadi panas” Kata Nita sambil menyeka keringat di keningnya, ingin rasanya ia membuka jubah mandi yang tebal ini karena membuat badannya semakin berkeringat. Mamat spontan memeluk Nita dari samping, tangan-nya menyusup masuk ke punggung Nita yang terasa basah oleh keringatan “hnggggg…..” Nita memejamkan mata merasakan tangan Om Mamat mulai meraba punggungnya yang basah oleh keringat “Nita cantik, Nita sayang” bisik Mamat dengan pelan di telinga Nita, Mamat pun mulai mencium pipi Nita sambil sesekali menjilat daerah pipi dan lehernya “hnghhhhh…..om, mppphh……” Nita terlihat memejamkan matanya , gejolak dalam dirinya semakin besar seiring dengan sentuhan tangan Mamat pada punggungnya, Badan Nita terlihat mulai bergerak ke kanan dan kiri mengikuti gerakan tangan Mamat yang membelai-belai punggunnya, ia kemudian memiringkan badan Nita sehingga kini wajah mereka saling berdahapan satu sama lain, suhu yang hangat, suasana lampu yang remang-remang membuat suasana jadi beda, tanpa berkata Apa-apa, bibir Mamat mulai menempel pada bibir Nita, Nita terlihat hanya memejamkan matanya dan membiarkan bibirnya saling bersentuhan, Lidah Mamat kemudian mulai mencoba masuk kedalam mulut Nita, Nita pun merespon dengan membuka mulutnya dan membiarkan lidahnya dan lidah Mamat saling bergulat satu sama lain “mpppphhhhh…mphhh…hah….mpppphhhhhh…clepp…clepp” suara bibir dan lidah saling berkontak satu sama lain memenuhi ruangan, kedua Tangan Mamat mulai menurunkan jubah mandi yang Nita kenakan, dan mulai mengexpose wilayah bahunya yang putih bersih “hah…mppphhh….hah..mpphh” Nita dan Mamat masih asik berciuman, Selang beberapa lama Mamat pun mulai mencupang leher Nita secara bergantian “stttt….ahhh…sttt…emppphhh” desah Nita dengan suara yang seksi menggoda, ini pertama kali Mamat mendengar desahan Nita dengan jelas, dan hal ini membuatnya semakin semangat “om….nghhh..ahhh…geli” ujar Nita sambil badannya memeluk Tubuh om Mamat, om Mamat kemudian menghentikan cupangannya dah mencoba menurunkan jubah Mandi yang Nita omai hingga ke perutnya .”Ayo jangan malu…cantik” bisik mamat sambil menurunkan Tangan Nita yang menutupi payudaranya, perlahan Mamat menurunkan tangan Nita hingga jubah mandi yang ia kenakan bisa melorot hingga ke perutnya, Mamat pun berdecak kagum melihat bentuk payudara Nita yang berukuran 37B dengan tekstur yang kenyal, dan puting susunya yang berwarna kemerahan terlihat menegang “sungguh indah…” tatap Mamat, Nita hanya terdiam dengan wajah yang Sudah bernafsu “ahhh….om emppph” Nita seketika mendesah ketika Mamat mulai meremas-remas payudaranya dan sambil menarik-narik Puting susunya “ohhh…ssttt geli om..empphhh” desah Nita sambil mendongakkan wajahnya, badannya tampak mengkilap oleh keringat yang bercucuran, Tangan kanan Mamat mulai meremas-remas payudara kanan Nita, sementara bibirnya asik mulai menyusu pada payudara kirinya “mppphhh…sssttt…ahhh” desah nita merasakan sensasi yang baru kali ini ia rasakan, “jadi begini rasanya mpphhhh” katanya dalam hati dengan dirinya yang semakin dikuasai oleh nafsu, sambil meremas-remas payudara Nita, om Mamat perlahan mulai merebahkan badan Nita di kasur yang ada di dekat nya
Suara hujan deras, Cahaya lampu yang remang-remang menambah kemesraan antara Nita dan Mamat, setelah merebahkan Nita di kasur, tangan om Mamat Kembali bergerilya di payudara milik Nita, tangannya tidak henti-hentinya meremas-remas dan menarik Puting susu Nita seperti hendak memerah sesuatu, sementara mulutnya tidak berhenti bermain d susu sebelahnya bgaikan bayi kelaparan “ahh…om…nghhhhh..geli…ssstttt…ahhh” desah Nita sambil tubuhnya bergerak-gerak ke kanan kiri “nanti kl hamil bisa keluar ASI dri sini” Goda Mamat sambil menggesek-gesek puting susu Nita “ahhh….i..ya….keluar ASI…” kata Nita mulai meracau tidak jeas, tangan Mamat juga tidak henti-henti mengelus-ngelus perut dan pinggang Nita yang seksi dan basah oleh keringat tersebut.tidak hanya menjilati payudaranya, lidah Mamat juga bergantian mulai menelusuri setiap lekuk tubuh Nita yang basah dengan lidahnya “hmmm…..stttt…..ahhh…omk….nghhhh” desah Nita sambil menutup matanya dengan posisi terlentang di kasur dan kedua tangan nya memegang erat ujung atas kasur, membuat badannya lebih menegang, dengan paydaranya yang terlihat semakin seksi karena terangkat oleh otot bahunya. “Tubuh dik Nita harum dan Nikmat..sungguh buat om nafsu berat” Puji Mamat sambil lanjut meremas payudara, dan menjilati setiap lekuk tubuh Nita. Tidak puas sampai disana Om mamat kini membuka tali jubah mandi yang ada di tubuh Nita, dan mulai membuka ke samping kiri dan kanan kain yang ia kenakan, Mamat berdecak kagum melihat tubuh telanjang Nita dari ujung kepala hingga kaki. Nita hanya bisa terdiam sambil melihat kea rah langit-langit ruangan dengan tatapan bernafsu. Perhatian Om Mamat kemudian tertuju kearah selangkangan Nita yang terlihat bersih tanpa selehai rambut.” Hehe saatnya hidangan utama” kata Mamat sambil bergerak turun kearah Selangkangan Nita “..om mau apa..ja..jangan” Kata Nita sambil tangannya berusaha bergerak kearah selangkangan nya, Mamat kemudian membuka lebar ke dua paha Nita sehingga vaginanya terlihat jelas “hmmm bau perawan memang beda….saatnya bermain dengan vaginamu hehe” kata mamat yang mulai membenamkan wajahya d vagina Nita “ohhhhhh…..emmmmmmppphh…ahhhh” Nita mendesah dengan keras hingga badannya melengkung ke atas, saat Lidah Om mamat mulai menyentuh bibir vaginanya “sttt……..ahhh…..omkkkk” Nita semakin mendesah dengan kedua tangannya tidak henti-henti meremas rambut Om Mamat “stttt……….ohhhhh…mppphhh” lidah Mamat mulai bergerilya di bibir vagina Nita , menyapu seluruh bagian depan vagina Nita, dan jilatannya mulai terfokus pada klitorisnya “mppphhh…..sttttt…mppphhh…auhhh geliiii….mpph” Nita mulai menggelinjang tidak karuan, melihat pergerakan tubuh Nita, Om Mamat semakin bernafsu menjilat Vagina Nita “stttt…..ahhh…geli om…pipis…ingin pipis..mphhhhhh” Om Mamat kemudian berdiri dan lanjut mengoral vagina Nita dengan jarinya “stttt….mppphhhhh…ahh” Nita makin mendesah tidak karuan, badannya pun bergetar hebat “aahhhhhhhhhh” Nita pun mendesah dengan kerasnya, vagina pun terlihat mengeluarkan banyak cairan dan urine bercampur jadi satu “nnghhhhhhhhh” desah Nita Kembali “hehe habis ini ak harus jemur kasur sepertinya karena ada yang mengompol” canda Mamat melihat vagina Nita yang sangat becek. Mamat kemudian berbaring di sebelah Nita yang tamom lemas sehabis orgasme, ia memeluk Nita dari belakang sambil kedua tangannya meremas-remas payudaranya “lagi beberapa hari Mamat akan pergi dari sini, ayo ikut om jadi istri om” Goda Mamat sambil menggigit dan mencupang leher Nita “ahh….tapi…tapi…” jawab Nita sambil mendesah “inilah hidup yang dik Nita cari selama ini, tinggalkan kehidupan lamamu” cium Mamat Kembali pada leher Nita. Nita pun mulai kehabisan akal sehatnya tergantikan oleh gejolak nafsu yang ada, memang benar bahwa selama ini hidupnya begitu hambar dan membosankan. “Jamu yang tadi dik minum, sebenarnya juga berfungsi sebagai obat penyubur yang paten, kemungkinan besar dik akan hamil habis ini” “jangan khawatir , aku akan menjagamu dan bayi kita hehe” goda mamat sambil dengan intens meremas-remas payudara Nita. “hah…aku…mph…setelah aku presentasi tugasku…….aku akan ikut om, janji..mpphhh ahhh” kata Nita, Mamat pun tersenyum puas ia pun kemudian mengambil posisi di atas tubuh Nita dengan penisnya yang sudah tegang maksimal “hehehe…akan kuberi skarang dik Nita bayi cakep” kata Mamat sambil Bersiap-siap mengambil perawan Nita
Wajah Nita dan Om Mamat saling bertatap satu sama lain, Nita sejenak menatap pria yang akan mengambil perawannya dan menghamilinya , tidak ada rasa ragu-ragu di wajahnya, expresi wajahnya terlihat semakin mantap “siapp ya? “ kata Om Mamat yang dijawab dengan Nita mengangguk pelan, Om Mamat pun mulai menindih Nita sambil berciuman, Penis Mamat yang sudah ereksi mulai memasuki bibir Vagina Nita “mpppphhhhhhh…sssttt..auhhhhh” desah nita, “hnggggggg…..aduh….mppphhhhh “ teriak Nita sambil kedua Pahanya menjepit erat Pinggang Om mamat “hah….ahhhhh….aduh…ahhhh” Nita mulai bisa merasakan penis Mamat yang masuk semakin dalam “cup..cup tenang..tenang tidak apa” kata Mamat berusaha menenangkan Nita yang mulai berlinang air Mata , penis Mamat pun mulai bergerak maju Kembali hingga kini penis Mamat sudah berada di vagina Nita, Mamat pun memberikan kesempatan istirahat sejenak untuk membiasakan penis yang ada dalam vaginanya, saat Nita mulai tenang, Om Mamat pun mulai menggenjot Vagina Nita dengan gerakan yang pelan terlebih dahulu “ohhhhhh…auhhhhhhhhh…ahh om” kedua tangan Nita terihat memeluk erat punggung Mamat , penis nya pun dari gerakan yang lambat mulai naik tempo, memberikan Nita kenikmatan tiada tara “ahhhh…..terus..om…ohhh…mpphhhh” desah Nita dengan seksi menggoda, Mamat pun semakin bernafsu menggerakkan penisnya di posisi misionaris ini “ahh…sttttt….mppphhh…enak…om..ah “ racau Nita tidak karuan, Mamat pun semakin cepat menggerakkan penisnya , pinggang Nita pun terlihat bergerak menyesuaikan dengan ritme gerakan Om Mamat, Om Mamat pun semakin bernafsu melihat wajah Nita yang tamom semakin bernafsu dengan kedua payudaranya yang bergerak naik turun sesuai dengan ritme gerakkan Om mamat, ia pun semakin mempercepat gerakannya “hnnggggg….siap-siap istrikuu sayang” kata Om Mamat yang akan segera mencapai orgasme nya “hnggggg….terima ini semua ahhh” desah Om Mamat yang mencapai orgasmenya bersamaan dengan Nita juga yang mencapai orgasmenya “nghhhhh…ahhh” Nita bisa merasakan rahimya penuh dengan sperma Mamat, Nita hanya bisa terbaring lemas dengan nafas tersengal-sengal, namun senyum menghiasi wajahnya, mereka berdua pun Kembali berpelukan dan berciuman
EPILOGUE
Beberapa hari kemudian Nita mempresentasikan hasil dokumenntasinya, dan sungguh mengejutkan mendapat hasil yang memuaskan , bahkan film tersebut di usulkan untuk mengikuti lomba di Tingkat Nasional. Namun setelah itu, Nita seperti menghilang tanpa bekas, tidak ada yang tahu ia kemana, bahkan ia pun mendadak berhenti dari sekolah. Gosipnya konon orangtua nya di kampung menjodohkan dia dengan seorang pengusaha kaya raya yang mengajaknya langsung menikah dan tinggal di luar negeri sambil bersekolah disanadi suatu tempat, lokasi tidak diketahui
“Ohh…ahhh….ahhh…mppphhh….ahhhhh” suara desahan menggema di ruangan kecil yang terlihat berisi barang-barang bekas, di tengah suasana lampu yang remang-remang bisa terlihat dua sosok sedang melakukan hubungan sex dalam posisi doggy style “ahhhh…….om….mppphhh..ahhhhhh” desah Nita sambil vaginanya di genjot oleh penis Mamat sementara kedua payudaranya asik diremas-remas oleh kedua tangan Mamat bak sedang memerah susu sapi “sttt…ohhh…ahhh” desah Nita Kembali seiring gerakan penis Mamat yang bergerak makin kencang. “hmmmm payudaramu makin gede ya sepertinya..hehe” puji Mamat “ahhh…ommm” desah Nita Kembali, kedua jari tangan Mamat pun merasakan cairan ASI yang mengalir keluar dri puting susu Nita “asiknya sekarang Mamat bisa minum susu hehe”.. “ihhh…itu buat bayi nanti..gimana si…ahhh’ desah Nita Kembali. Setelah orgasme, mereka berdua pun duduk bersebelahan , Mamat kemudian mulai mengelus-ngelus perut Nita yang mulai membesar ,Mamat pun kemudian melihat kearah payudara Nita sambil tersenyum “boleh ya? Please” ujar mamat memelas.. “iyaaa deh boleh” jawab Nita “mpphh stttt……ahhh” desah Nita saat mamat mulai Kembali menyusu pada payudaranya “stt…ahh…pelan-pelan om” desah Nita “hmmmm…sedapppp…” puji mamat. “tenang istriku, mamat pastikan akan mengurus kalian berdua” kata Mamat sambil mengelus rambut Nita. Nita pun tersenyum sambil melihat wajah Mamat, dan mereka berdua pun Kembali berciuman The end