real story that i’m one of the exhibitionist girl
Awal mula diriku merasakan gelora exhibitionist secara perlahan adalah sewaktu kelas XI akhir, naik ke kelas XII SMA. Aku ditembak seorang cowok yang pedekate kurang lebih 3 bulan menjelang kelas XI berakhir, awal jadian segalanya tampak normal seperti pasangan-pasangan lain, makan bareng, jalan-jalan, rangkulan di pundak, atau di pinggang, terkadang tangan cowokku turun dikit ke samping pantat. Ciuman pertama kulakuin bersamanya sewaktu mau turun dari mobil setelah pulang pesta, kira-kira 3 bulan setelah jadian. Yes, aku sayang banget sama dia, dan begitu pula sebaliknya. Liburan peralihan kelas XI ke XII kita pakai acara jalan bareng tiap hari, makan, dan lain sebagainya.
Suatu saat disiang hari pas pulang sekolah, kondisi rumahku yang kebetulan kosong, membuat dunia benar-benar milik kita berdua, kita memulai-nya dari french kiss, bertukar ludah, saling menjambak, yang akhirnya cowokku meremas pantatku sewaktu aku duduk menghadap dia di pangkuannya. Saat itu, dia minta ijin memegang susuku yang entah kenapa saat itu, reaksiku menunjukkan tanpa penolakan. Dia mulai meremas susuku dari luar seragam, yang membuat aku keenakan namun juga ada rasa sakit, perlahan tangannya masuk ke dalam seragamku dan langsung menyelip di balik BH yang kupakai dan meremas susuku secara langsung yang membuatku benar-benar terangsang. Setelah puas meremas, dia melucuti satu per satu kancing seragamku, membukanya, dan melepas BH-ku yang entah kapan kaitan di belakang sudah lepas. Saat itu juga kedua susuku terpampang dengan jelas di depan matanya, cowok pertama yang melihat susuku, kemudian dilanjutkan dengan menjilati susuku berikut putingnya. Enak banget, desahan demi desahan terus kulantunkan di kala merasakan nikmat susuku diremas dan puting dikulum. Setelah puas meremas dan mengulum putingku, kita berpelukan yang ternyata tangannya melepas gesper dan resleting rok yang kukenakan, kemudian setelah berpelukan, dia melucuti sendiri kancing seragamnya, kemudian mengarahkan aku untuk berdiri dimana dia melepas gesper celana dan menurunkannya sampai benar-benar telanjang, pertama kalinya aku melihat burung cowok yang pas itu tegang mencuat keatas. Setelah dia telanjang, kembali dia menarikku mendekat, rok seragamku dipelorot bersamaaan dengan CD yang kukenakan, dimana kita berdua full telanjang bareng. Dia menuntunku untuk duduk di pangkuannya, membelai burungnya sementara tangannya mengelus vaginaku, uenak pol, basah pol, sampai aku merasa mau pipis alias orgasme. Setelah mendapatkan orgasmeku, aku diajarin untuk mengocok burungnya sampai spermanya keluar banyak banget. Kita berdua ke kamar mandi saling membersihkan diri, dia membersihkan susu dan vaginaku, sedangkan aku mencuci burungnya yang sudah mulai melemas. Lalu kita duduk berdua di sofa tetap dalam keadaan telanjang sambil berpelukan. Entah kenapa aku ngikut saja dengan keinginannya dan tak ada rasa malu sama sekali dan rasanya tambah sayang banget sama dia. Hari-hari berikutnya kejadian ini terus berulang, tentu saja dengan sukarela dijalani, jelas, lha wong enak, dimanapun sikon memungkinkan, salah satunya di mobil. Dia rela mengganti kaca film mobilnya menjadi sangat gelap menurutku supaya bisa berasyik-asyik ria. Sudah dipastikan kalau kita pulang dari pergi mana gitu, aku masuk rumah tanpa daleman karena sudah dilepas di dalam mobil sebelum turun. Kalau di rumah ada keluarga, hal enak-enak ini pasti kita lakukan sewaktu dia pamit pulang, masuk mobil, dan sebelum dia meninggalkan rumah, kita pasti enak-enak dulu.
Suatu ketika, minggu depannya, aku ada Penilaian Tengah Semester (PTS) sementara keluargaku di hari Minggu ada acara nikahan saudara di kota lain, aku sudah pasti tidak ikut untuk persiapan PTS, keluargaku berangkat Sabtu pagi, dan baru pulang Minggu malam setelah acara selesai, karena keesokan harinya adikku masih sekolah namun belum memasuki masa PTS. Kelonggaran di rumah ini menjadikan kita semakin panas dan bebas apalagi sejak kejadian tempo hari, sewaktu di rumah aku lebih sering tidak memakai daleman baik itu BH maupun cd, tujuannya ya agar lebih mudah memperoleh kenikmatan, begitu pula dengan cowokku. Hari itu, aku hanya memakai baby doll dengan kancing di depan, di bawah ketiak cukup lebar sehingga susuku mudah terlihat, panjang baby doll ini hampir selutut. Ketika dia datang, kita berciuman dengan panas sambil meremas-remas pantatku, kemudian aku duduk di pangkuannya, membuat dia semakin mudah meremas-remas, dan memilin puting susuku, ya selanjutnya sudah jelas bahwa kita saling melucuti pakaian kita dan saling memuaskan.
Selesai ronde pertama, kita bersih-bersih di kamar mandi, dan karena memang hanya ada kita berdua saja, kita sama sekali tidak memakai apa-apa lagi. Lanjut lah kita belajar untuk persiapan PTS, kurang lebih 2 jam-an. Setelah itu, kita makan siang bareng, saling menyuapi, sambil sesekali saling colek mencolek tubuh kita, mulai susu, pantat, burungnya, dan vaginaku yang membuat kita “naik” lagi. Setelah makan, sembari aku mencuci piring kotor di dapur, dia datang meremas-remas susuku dari belakang sambil menempelkan burungnya yang sudah tegak berdiri di pantatku, aku pun sungguh menikmati hal ini. Setelah selesai mencuci piring kotor, aktivitas panas ini kita lanjutkan di sofa, kali ini dia memintaku duduk, lalu mengangkangkan kedua kakiku lanjut menjilati vaginaku untuk pertama kalinya, rasanya melayang, dan jauh berbeda dari dibelai-belai oleh jarinya sehingga tidak membutuhkan waktu lama aku pun orgasme. Setelah aku orgasme, perlahan dia menarik tubuhku yang masih bersandar di sofa, kemudian mengarahkan burungnya untuk gantian dijilatin. Pertama kalinya aku merasa jijik namun perlahan tapi pasti aku menikmatinya. Tidak lama sehabis aku mengulum tanpa diduga dia berbisik di telingaku, pengen dimasukin, jujur saja aku takut tapi dalam hati kecil aku juga menginginkannya, akhirnya aku mengangguk tanda setuju dan saat itu juga dia melesakkan burungnya ke dalam vaginaku, perih tapi enak dan terlihat di sofa percikan darah virginity-ku, serta tidak lama setelah itu dia orgasme di luar dengan memuncratkan semua spermanya di perutku. Dia menuntunku ke kamar mandi, lalu saling membersihkan diri bersama-sama, aku sempat membersihkan darah viriginity-ku yang menempel pada burungnya. Semalaman itu pula kita tetap telanjang sambil mengulangi kegiatan making love 2x sampai kita berdua benar-benar lemas.
Setelah kejadian pada hari itu, kita agak kesulitan mengulang making love, kecuali pas memang lagi ada duit, kita check in di hotel, itu pun kita berani-nya di luar kota. Tetapi ada yang berbeda, sejak kejadian itu, dia makin sayang, lalu dia seringkali memilihkan pakaian yang akan aku pakai dimana biasanya pakaian yang dipilihkan lebih mengarah ke sexy dan terbuka, alasannya supaya mudah meraba dan seringkali memintaku untuk tidak memakai daleman baik itu BH atau cd ketika keluar rumah. Awalnya aku risih, takut tapi semuanya itu sirna ketika mendapat kenikmatan, suatu contoh aku diminta cuman memakai tube top dilapisi cardigan dipadukan dengan hotpants, di dalamnya aku sudah tidak memakai apa-apa. Biasanya kita hanya di mobil saja depan rumah, kali ini kita berputar-putar keliling kompleks perumahan, kemudian tube top ku dipelorotkan sehingga memudahkan susuku untuk diremas, tidak lama aku disuruh melepas hotpants-ku dan dia mulai mengobok-obok vaginaku. Rasa takut dan cemas ketahuan orang membuatku semakin cepat orgasme, lalu aku diminta mengulum burungnya sembari dia menyetir mobil sampai untuk pertama kalinya aku kaget spermanya muncrat di mulutku. Yang jelas mulai saat itu, ketika berdua dengan dia, aku ndak diperbolehkan memakai daleman sama sekali, entah itu di dalam rumah, di depan rumah, atau sewaktu pergi dengan dia. Di beberapa jenis pakaian, aku cenderung risih, terutama karena putingku yang lumayan nongol atau terlebih ketika memakai pakaian yang agak longgar, longgar atau cukup terbuka.
Suatu saat kita jalan-jalan ke sebuah mall, waktu itu aku memakai tube top warna biru navy, putingku cukup terlihat nongol dipadukan dengan cardigan, bawahannya rok mini tanpa celana dalam. Sepanjang jalan aku kawatir rok mini-ku ini tersingkap. Tiba-tiba dia menarik aku ke salah satu dept. store di counter pakaian dalam. Dia bertanya ukuran BH yang biasa aku pakai, lalu memilih beberapa model, yang terbanyak adalah BH half cup, kemudian dia mengajak untuk mencoba di kamar pas. Ukuran yang dibawa adalah 34 A dan 34 B, sesuai perkiraan, 34 B terlihat agak kebesaran, tetapi 34 A lumayan ketat, keduanya menunjukkan sedikit aerolaku yang memang cukup lebar, akhirnya pilihannya jatuh di 34 B, kurang puas, dia memilih yang 34 C dan menyuruhku mencoba, hasilnya aerolaku cukup terlihat, akhirnya kita membeli sejumlah BH berukuran 34 B dan 34 C lalu meminta ketika ke sekolah, aku hanya boleh memakai BH itu saja, tidak dengan BH yang lain. Aku pun menurutinya, yang membuat di beberapa posisi, susuku dapat terlihat dengan sempurna oleh beberapa teman yang berada di dekatku. Ketika aku berupaya menutupinya, dia selalu dengan berbagai cara menghalangi dan memberikan keyakinan kalau susuku tidak terlihat.
Pada saat weekend tepat seminggu setelah membeli BH tersebut, dia mengajakku nongkrong bersama teman-teman, dia memilihkan pakaian buatku yaitu tank top putih dengan kedua tali di pundak plus hotpants, aku tidak diperbolehkan memakai celana dalam, tetapi disuruh memakai BH 34 C yang dibeli, plus karena memakai tank top, dia meminta supaya kedua tali BH dilepas saja. Entah terkena sihir apa, aku pun menuruti dengan ikhlas dan rela hati semua keinginannya. Waktu itu ber-enam, 4 cowok, 2 cewek nongki di sebuah cafe kekinian, ngobrol, bercanda, termasuk omongin rencana mau kuliah apa dan dimana. Dia berbisik ke aku untuk ke kamar mandi, trus disuruh longgarin kedua tali yang terikat di bahu, aku pun bertanya buat apa, tetapi dia mengabaikan dan tetap menyuruhku untuk melonggarkan kedua tali itu yang membuat tank top ini agak turun. Sekembalinya dari toilet, aku disuruh mengambilkan minumannya yang ditaruh di meja bulat depan kita, otomatis badanku agak condong, temen cowok di depanku terlihat agak kaget karena tentu saja dia melihat susuku. Aku yang tersadar berusaha menarik bagian depan tank topku ke belakang. Tidak lama kemudian, 2 orang temen cowok kembali memesan tambahan snack ke bawah, lalu 1 orang cowok dan cewek yang berpasangan, ke toilet bersamaan tinggalah aku dan dia, kemudian dia melepas satu tali tank top-ku kemudian mengikat kembali agak kebawah, begitu juga dengan sisi satunya yang membuat tank top-ku semakin turun dan hampir berbatasan dengan BH yang aku pakai, aerolaku yang memang tidak tertutup sempurna oleh BH terkadang bisa terlihat. Aku jadi risih, tetapi dia mengatakan, ndak apa-apa, anggap saja kasih rejeki ke temen. Aku kaget tapi aku juga penasaran sehingga aku kembali menuruti keinginan dia. Benar saja ketika beberapa temen kembali, pandangan mereka mengarah ke dadaku, apalagi aku duduk agak tegak yang membuat belahan dadaku semakin lebar dan longgar, plus bila perhatian, mungkin mereka bisa melihat susuku. Aku merasakan vaginaku basah karena aktivitas ini, gatal dan pengen dijilat atau dibelai tapi apa daya kita masih di tempat umum. Setelah selesai ngobrol, kita pulang ke rumah masing-masing, di dalam mobil, kedua tali tank topku sudah dilepas olehnya, BH juga dilepas, lalu hotpants disuruh nurunin yang otomatis membuat aku hampir telanjang, ya hanya tersisa tank top aja dan itupun sudah di perut. Dia mengocok vaginaku dengan sesekali meremas-remas susuku, dan di sebuah lampu merah, dia mengulum putingku sambil terus mengelus klitorisku. Tanpa sengaja aku melihat seorang remaja penjual koran menempelkan wajahnya di kaca melihat adegan yang kita lakukan, aku pun memberitahunya namun di luar dugaan dia cuek saja malah makin intensi mengulum, meremas susu dan putingku serta memainkan klitorisku. Aneh tapi dengan melihat ke arah remaja itu membuat aku semakin terangsang dan semakin cepat orgasme.
Keesokan harinya di hari minggu, kebetulan kondisi rumahnya sedang sepi, dia menjemput aku untuk ke rumahnya. Seperti biasa dia request pakaian yang aku pakai, kali ini pake tank top lumayan ketat, warna putih yang membuat putingku kelihatan banget tonjolannya sama hotpants, aku sempat protes tetapi dia kembali meyakinkan aku kalau tidak akan ada masalah. Akhirnya dengan berbekal hem aku keluar rumah tetapi pas di mobil, aku lepas kembali. Sesampainya di rumah, dia langsung mengajak making love terutama karena dia bilang bawah semalam sewaktu nongkrong dengan temen-temen, aku sexy banget sehingga pandangan mengarah ke aku plus membuat dia sangat terangsang, kok ya pas hari ini rumah kosong sehingga kita bisa making love dengan enak. Sesudah making love dan bebersih, aku diajak untuk beli makan, kali ini aku ndak dibolehin pake kemeja, melainkan hanya tank top putih ini saja, aku pun takut tetapi sekali lagi dia meyakinkan aku kalau tidak apa-apa. Aku pun kembali mengikuti apa yang jadi keinginan dia. Di resto fast food itu banyak pandangan mata mengarah ke susuku, terutama tonjolan puting dan karena warna tank top putih, cukup menyita perhatian karena samar-samar aerolaku juga terlihat. Aku jadi sangat terangsang sekali, terasa vaginaku basah, tidak lama setelah pesanan kita siap, kita pun beranjak pulang. Memek aku sangat basah sekali, dan oleh dia langsung digosok sampai orgasme sewaktu perjalanan pulang ke rumahnya. Sesampai di rumah, kita makan bersama, kemudian setelah makan, dia menunjukkan beberapa video cewek telanjang jalan di tengah kota dilihat oleh banyak orang. Dia bilang, dia suka cewek seperti itu dan berharap, kalau aku berani seperti itu. Aku pun kaget namun dalam hati yang galau aku juga penasaran terhadap aktivitas itu, nude in public. Setelah melihat video itu, kita kembali making love cuman kali ini lebih hot lagi dibanding sebelumnya, mungkin karena efek ke resto fast food dengan puting susu kemana-mana. Setelah hot making love, dia kembali bertanya, apakah aku mau secara bertahap melakukan seperti video itu, sekali lagi tanpa tersadar aku pun mengangguk mau untuk mencoba hal itu.
Malam sebelum pulang ke rumahku, dia menyuruhku untuk memakai cardigan panjang milik adik ceweknya, cardigan ini memiliki kombinasi kancing dan tali tetapi tidak banyak serta waktu kupakai, panjangnya separo paha. Aku tidak pede namun dia kembali meyakinkan komitmenku untuk berubah yang akhirnya aku memakainya dengan perasaan tidak karuan. Dag dig dug, terangsang dengan memek basah, dsb. Kita membeli fast food dengan cara yang sama seperti tadi siang, bedanya 1 kancing atas disuruh lepas dan ikatan di perut dilonggarkan. Aku merasa orang yang berada di sampingku bisa melihat susuku dengan jelas, seketika putingku mengeras dan vaginaku basah dengan cairan kewanitaan. Sesampainya di mobil, aku langsung melepas cardigan itu, dan dia langsung mengelus-elus vaginaku serta untuk kesekian kalinya aku orgasme. Lemes banget, ditambah ketika aku sampai di rumah aku tidak melihat mobil keluargaku yang kemungkinan mereka sedang keluar rumah. Ketika masuk di teras, kebetulan pagar rumahku cukup tinggi, dia memintaku melepas seluruh cardigan dan masuk ke dalam rumah dalam kondisi telanjang. Aku yang tidak yakin bahwa keluargaku pergi semua menjadi ragu, namun dia kembali meyakinkan aku dan menemaniku masuk dalam kondisi bugil. Untung saja semua keluargaku sedang pergi dan malam itu berakhir dengan kembali making love yang sangat hot karena rangsangan yang begitu tinggi. Setelah selesai, dia pun pulang ke rumahnya, tidak lama aku mendengar keluargaku pulang. Di dalam kamar, aku masih dalam keadaan telanjang, sepertinya aku mulai menikmati ketelanjangan ini.
Sementara ceritanya sampai disini dulu, so sorry kalau tidak menarik dan ruwet. Cheers…