Noura Holeyday
Setelah capek menjalani tur promo single mereka yang baru, Girlband Noura berencana melakukan kegiatan lain demi mendongkrak popularitas mereka. Hanya saja sebelum mereka mulai mengepakkan sayap lagi, sebelumnya mereka ingin melepas penat, sekaligus melepas kangen dengan orang-orang tercintanya. Sayangnya rencana ini tidak berjalan terlalu mulus, tidak ada waktu santai untuk grup musik yang sedang berkembang. Jelas para suami protes. Terutama suami Ussiy dan juga suami dari Nina. Sudah dua bulan ini karena keperluan tur dua orang lelaki ini terpaksa menahan rindu karena tidak bisa membelai mesra meski setiap kali istrinya tidur di sampingnya. Semua karena takut setiap pagi sebelum konser wajah-wajah istrinya meninggalkan noda putih, sisa-sisa peju yang membasahi mulut mungil personil senior girlband ini. Yang akhirnya menjadi image buruk bagi para fans yang menganggap mereka sempurna. Namun, rupanya Sasa yang polos mempunyai ide segar. Atas usulnya dia mempunyai saran agar pelaksaaan rapat Noura yang mendesak itu dilakukan saja sambil berlibur. Apalagi dengan cuti satu hari, keempat personil ini bisa menikmati liburan selama lima penuh. Nina, ussiy dan Laili yang ga mempunyai jalan lain akhirnya setuju. Mereka mulai memesan villa dan bersiap melakukan berbagai persiapan. Kini di sebuah vila di tengah kompleks kebun teh, Sebuah buah mobil Senia terparkir di area depan rumah itu. Disambut sepasang mas-mas yang terlihat menunggu di depan gerbang. Satu mukanya sedikit bewok yang satu lagi terlihat sedikit tonggos dengan topi vila yang terkenal “Ini dengan bapak Fuad?” “Iya, ini dengan mamang Iwan sama mamang Bewok?” “Iya pak, gimana kabarnya?” “Baik pisan euy, tapi capek udah pengen rebahan. Boleh langsung minta kuncinya” Jawab pria itu dengan ramah. “Iya teh pasti, udara dingin gini ditemeni eneng-eneng cantik bawaanya pengen langsung rebah biar ga gerah.” Ucap si bewok melirik ke dalam mobil. “Eh?” Mendadak pria bernama Fuad itu berkerut. Enak aja si bewok ini melirik istrinya dan dua temannya di depan wajahnya. Namun meski kurang ajar Fuad masih mencoba berniat baik. Dan muali mempercepat kegiatan penyerahan kunci itu. “Aduh maaf mang udah buru-buru nih. Liat istri saya cemberut nunggu lama-lama” “Eh iya maaf… ini pak kuncinya…” Tanpa basa basi lagi mamang Iwan menyerahkan serangkai kunci dan membuka gerbang untuk memudahkan mobil masuk. “Nanti kalau bapak atau neng butuh, SMS aja. BBM juga kita selalu siap” teriak dua mamang itu dari jauh. Sontak ucapan itu memancing reaksi dari Laili dan juga Sasa yang numpang di bangku belakang. “Iye bang! Genit banget sih ! jomblo ya?” ucap mereka berbarengan disambut gelak tawa cewek-cewek berkerudung ini “Hush!” seru Fuad mengingatkan. “ma-maaf….” jawab ketiganya serempak. Mohon sarang sama komengnya suhu, gan sis, ganolak cendol dan semacemnya
part2 Setibanya di dalam vila, Fuad berdecak kagum melihat kemewahan vila yang disewa oleh manajemen Noura. Di dalam vila itu terdapat fasilitas seperti kolam renang, kamar mandi yang luas lengkap dengan shower dan bathub untuk empat orang. Selain itu juga terdapat meja bilyar dan mini bar yang berisi minuman keras. Tidak sampai di situ untuk menunjang kemampuan Noura, vila itu juga dilengkapi mini theater plus karaoke dan ruangan alat musik yang lengkap yang dipasangi peredam suara. Cocok untuk para artis dan musisi yang menginginkan inspirasi. “Beneran nih?” ucap Fuad sambil mengelus-elus meja bar dan sloki yang tersusun di atas meja. Fuad tergoda membuka beberapa botol dan mulai meracik minuman seperti bartender pada pilm-pilm barat. Hanya saja, Fuad masih takut ketahuan istrinya dan teman-temannya cewek istrinya itu yang manis-manis. Apalagi bisa gawat kalau dia sampai mabuk dan hilaf memperkosa tiga cewek-cewek teman istrinya itu. Sementara Fuad sibuk melihat-lihat botol-botol minuman yang terpajang di lemari, Ussiy, Laili dan juga Sasa sudah beranjak ke lantai atas memeriksa satu persatu ruangan di lantai atas. Ketiganya saling berebut memperebutkan kamar dengan pemandangan dan pencahayaan terbaik. Tentu saja semua itu untuk foto yang semuanya akan di upload ke ins**gram. “Aku disini!” teriak Sasa paling pertama. “Eh aku duluan disini!” teriak Ussiy sengit. keduanya pun mulai bertengkar memperebutkan kamar dengan view menghadap dua gunung kembar dan sebidang kebun teh. Sebuah spot sunrise yang viewnya pasti bagus saat subuh nanti. “Ih! mbak Ussiy ngalah dong sama yang muda.” “Eh ga bisa dong, Sasa ngalah sama mbak, mbak kan mau romantis-romantisan.” “Ih paling maen kuda-kudaan sama mas Fuad sampe pagi, mana sempet bangun pagi liat sunrise mbak!” “Eh, justru karena mbak digenjot begitu, mbak bangun pagi-pagi tau.” Dan seperti itulah, karena ulah Sasa, pertarungan keduanya untuk memperebutkan kamar itu mulai berhias kata-kata yang vulgar. Membuat Laili yang sebelumnya juga pengen nimbrung berebut kamar dengan spot istimewa itu mulai nyerah karena ga kuat. Tempik tembem miliknya yang terbungkus Cd bergambar beruang mulai becek dan membuat Laili gerah. Akhirnya dengan terpaksa cewek beralis tebal ini terpaksa mencari kamar lain . Cairannya sedikit ganjel dan butuh di keluarkan manual dengan tangan-tangannya. “Ih kamu pasti ga tau kan enaknya kalo tetek di isep-isep?” “hahaha, kalo Cuma isep mah Sasa bisa sendiri, emang mbak ga nyampe karena teteknya kecil?” “Eh dasar bocah bau kencur! Berani bilang tetek mbak kecil kamu mau liat?” “Ya udah buka disini mbak kita liat siapa yang lebih gede?” Hidung Laili mulai mekar dan kembang kempis, Lalili mulai membayangkan kedua rekannya di grup vokal itu mulai saling membuka baju dan kerudungnya untuk kemudian telanjang demi menyombongkan parts-parts tubuh mereka. Lali pun mulai memelintir putingnya dari balik kerudung dan bajunya sambil berusaha memasukkan tangannya ke dalam rok. Laili akhirnya memilih satu kamar yang terbuka dan dengan sembarangan ia memutar kunci kamar itu. Lalu, Setelah memastikan kamar itu terkunci rapat, ia mulai melompat ke atas tempat tidur melapisi tubuhnya dengan selimut, dan mulai melanjutkan pelayanan seks sendirinya itu. Tanpa sadar ia lupa menutup jendela dan menguncinya. Namun nafsu yang sudah di ubun-ubun membuat Laili tidak peduli sekitarnya lagi. Sambil bergumul dengan puting dan tempik juga biji kacang di tubuhnya, Laili mulai membuka bajunya kasar menelanjangi tubuhnya yang putih mulus belum terjamah lelaki manapun. “Aduh nafsu banget…. jadi konak pengen di entotin begini…” “uhhh… susah banget keluarnya…. pegeellll ” “Sasa gilaaaa, mbak Ussiy gilaaa” Laili terus memaki dalam hatinya kepada dua cewek yang kini masih aja berantem di kamar sebelah. Laili mencoba bolot, tapi ucapan Sasa dan mbak Ussiy yang masih aja ngomong kotor membuat gesekan Laili yang udah pengen baget di perawanin semakin intens. “Aduh apa aku nyari kontol aja ya…” Sementara itu, kembali ke kamar istimewa kedua cewek alim itu ternyata sudah membuka kancing baju mereka dan memamerkan toked-toked yang sudah terekspos sepenuhnya. Terlihat Ussiy memiliki toked berukuran 36B dengan puting mungil sementara Sasa yang mungil dan terkesan polos itu tokednya sudah mencapai 34C dengan puting-puting panjang lebih besar dari milik Ussiy. Ini memicu bahan baru dalam pertengkaran keduanya. “Ih tuh kan tokednya kecil, Sini Sasa gedein, cukup Sasa remes, sambil Sasa gigit, ga perlu nunggu sebulan deh, bisa naik dua cup tuh” Suara Sasa sambil dengan mata merem melek. “halah bilang aja toked mbak lebih menggoda kan? Muka horni gitu. anu kamu udah banjir ya?” “ih enak aja nggak! Mbak kali…” balas Sasa sengit. “hihihi, bilang aja kali, tapi kalo mbak becek mah , tinggal ke bawah. Ada Kontol pribadi ga perlu repot nyari lagi. ga kaya kamu yang perlu nelepon dulu itu juga kalo ada yang mau weeeek” jawab Ussiy sambil memeletkan lidahnya. Sasa mulai menggigit bibirnya mencoba membalas, namun sebelum sasa bicara Ussiy sudah lebih dulu nyerocos lagi. “uuuhhhh kontol… gatel… geli… shhh .. aduh pengen di ganjel deh.. hahaha” “Ih apaan kontol segitu mah kecil! Enakan juga pake botol sampo! Lebih gede! ” “hihihi bialang aja sirik. Enakan kontol beneran tau, anget! ganjel! Puas! ” “Weeek toked kecil” “DIh gitu, makanya kawin!” “Yeee….” Keduanya pun mulai bertengkar sambil meremas putingnya masing-masing. Susu putih berbAu amis mulai merembes keluar dari puting Ussiy membuat Sasa diam-diam iri pada cewek yang sedikit lebih tua darinya itu. Sementara kedua cewek itu masih bertengkar, badan Laili sudah tidak karuan. Selimutnya sudah terlempar entah kemana membuat tubuh montok bening cewek berkerudung itu nongol sepenuhnya di atas ranjang yang berantakan. Satu tanggannya meremas-remas tokednya yang sudah membulat tegang, sementara satu tangan lainnya menelusup ke dalam celana dalamnya yang masih terpasang diantara kedua pahanya. “Sialaaaan! Udah pada berenti dong… berenti! Capek ga kuat lagi… uhhh. pegelll” “sialan! Sialan! sialan!” Lalili sudah tidak lagi bisa menahan birahinya. Ia tidak lagi menyebut-nyebut nama Sasa dan Ussiy melainkan ngedumel kepada dirinya sendiri. Ia ingin berhenti, namun gairah yang tidak kunjung reda membuat cewek yang masih memakai kerudungnya ini hanya fokus pada pemuasan tubuhnya, Kini sensasi gatal itu datang lagi. Membuat Laili semakin semangat menjadikan ini orgasme terakhirnya. “crrt crrtt crrtt” Lali terus menggosok vaginanya. “crrrt crrt nghh” Mendadak tubuh Laili menegang, pinggangnya mulai mengangkat namun tangannya masih menempel di tempiknya. Mencoba terus mengocok melewat selaput daranya. Laili hampir tidak perawan lagi kalau saja… “nghhhh Kheluarrrpph ! Lhailhi kheluarprrh lagi… oooohhh… kheluaaaar…. aaaaaaahhh ” Dengan mulut membuka membetuk huruf O, Laili berteriak orgasme untuk kesekian kalinya. Namun berbeda dengan sebelumnya, Cairan tempiknya itu, tidak lagi merembes dari celana dalamnya, melainkan menyemprot keras seperti kencing. Membuat si pemilik cairan itu menegang dengan punggung menekuk dan mata membelalak sampai putih. Pinggang Laili kelojotan tiga kali sampai akhirnya roboh ke atas tempat tidur. “apaan itu.. enak banget…” ucap Laili ngos-ngosan. Orgasme yang dirasakannya barusan menghabiskan seluruh libido dan juga tenaganya. Laili mulai mengantuk dan matanya perlahan-lahan menutup. Sebelum tertidur, Laili sempet mendengar sebuah suara, “Ih! tuh kan horni sendiri!”
Di kamar istimewa, Sasa sedang kelihatan blingsatan sendiri, Tangannya sedikit-sedikit bergerak menggesek selangkangannya sambil sesekali menjepit puting dan meremas susunya. Nafasnya mulai mendesah dan tubuhnya juga berkeringat. Ia tidak lagi memperdulikan Ussiy, yang kini melongo tidak percaya melihat juniornya tahu-tahu horni sendiri. “Eh Sasa nyebut, kok lo keasikan sendiri.?” Sasa menggeleng , dengan nafas berat ia mulai menjawab “horni mbak… ga tahan… ” Lalu keringat membasahi tubuh Sasa yang birahi membuatnya ingin melepaskan bajunya satu-persatu. Namun baju kemeja yang dipakainya susah dilepaskan. Kancing lengannya masih nyangkut membuat tangganya tidak bisa menjamah tubuh-tubuh sensitifnya. Dan semakin membuatnya menderita, Sasa mulai melirik Ussiy dan akhirnya mulai meminta tolong kepadanya. “Aduh mbak bantuin dong nyangkut nih…” “Mbak ussiy… jangan liatin aja… bantuin Sasa mbak…” Ussiy berkerut, dengan risih Ussiy mulai menjawab. “Ih bantuin apaan? emang kamu horni banget? Banget banget?” Sasa kembali mengangguk, “Aduuuh … Sa, sekali ini aja ya… ga ada lagi-lagi” “Iya deh mbak… cepetaaan… udah ga tahan nih…” Dengan ragu Ussiy mulai mendekati Sasa. Namun bukannya bergerak membuka kancing lengan Sasa, Tangan istri Fuad ini malah bergerak mencaplok toked besar Sasa. Sambil menyentil-nyentil puting Sasa yang besar dan panjang itu. “Mbak Ussiy” teriak Sasa horni. “mmmphh slluruupp mmmpphh” “Mbak apain toked Shashaaaa?” Sambil berteriak kaget Sasa terlompat karena mengalami reaksi orgasme. Putingnya yang masih terjepit di gigi Ussiy membuat puting yang sudah sering Sasa tarik-tarik itu mulai tergores. Membuat cairan orgasme keluar lagi padahal orgasme sebelumnya masih belum selesai. “aduuuuh keluar lagi… mbaaaak” Sasa kembali kelojotan dan melompat-lompat. Namun lagi-lagi itu membuat orgasmenya datang. Karena Ussiy sendiri masih tidak mau melepas puting Sasa dan malah semakin menghisapnya keras. Sasa semakin ngilu akhirnya mulai berusaha memberontak menjauh. Namun Seluruh sudah keburu lemas. Alhasil malah membuatnya jatuh bedua ke atas kasur. Dengan tubuh Ussiy menindih tubuhnya yang mungil. “oughh” Sasa merasa sesak dan mulai sayu. Sementara Ussiy semakin menikmati kegiatannya. Puncaknya kemeja Sasa mulai diikat dan di jepit ke sisi atas kasur sementara rok panjangnya mulai di tarik kebawah sampai lepas membuat Sasa terikat telanjang dengan dada membusung karena tangannya terentang keatas. “hihihi , mbak perkosa kamu Sa…” “Kita lihat kamu masih mau sombong?” “Ja-jangan mbak… Sasa minta-” Sebelum Sasa menyelesaikan ucapannya Ussiy sudah menarik pentil Sasa tinggi-tinggi membuat Sasa melengguh kesakitan dan mulai mengangkat punggungnya untuk mengurangi rasa sakit. “Ampuuun mbaaaak” “brekkk” Ussiy membetot BH Sasa sampai robek. BH yang tebuat dari bahan kain berwarna merah muda itu kini ngewer-ngewer didepan hidung Sasa, membuat hati Sasa perih. BH itu harganya mahal diatas seratus ribu. Sayang sekali kalau hanya robek di tangan seniornya itu. Namun saat Sasa hendak protes, Ussiy malah manyumpal BH itu ke mulutnya, “nih makan supaya ga berisik hihihi” “mmmpphh mmbbbmhhh jngahmmmapn ” Sasa pun akhirnya menyesal. Sebenarnya tadinya ia cuma mau minta tolong untuk membantunya membuka kancing lengan bajunya saja dan menariknya supaya ga nyangkut lagi. Namun Ussiy yang diam-diam gemas melihat toked yang dua cup lebih besar dirinya itu akhirnya salah ngartiin permintaan Sasa. Akhirnya sekarang saat keduanya sudah bertindihan Ussiy mulai mencaplok susu Sasa dan menghisap puting-puting Sasa yang panjang-panjang itu. Seperti yang suaminya biasa lakukan belakangan ini karena tokednya sudah mengeluarkan susu. “Mmmmmphhhh… enak bener kata mas Fuad.. isep toked… enak! “mmmmphhh srottt sroott” “sluruuurp slurrrppp …” Dengan semangat Ussiy menyedot toked bulat dengan puting-puting sebesar jari kelingking itu. membuat Sasa blingsatan berkelojotan sampe konak minta ampun. Namun Ussiy yang udah gelap mata tentu aja ga peduli. Sampai akhirnya mulutnya terasa kering dan pegal. Namun itu sudah malam dan Sasa sudah pingsan ga sadarkan diri. “uuuh ga enak lagi deh… sasa ga ngelawan ga seru…, uuuh apa aku cari Laili aja ya?” ***
Iwan dan Bewok adalah pengurus vila-vila di daerah kebun teh itu. Meski disebut vila-vila namun jumlah vila yang mereka urus hanya ada tiga. Dan salah satunya kini di tempati oleh Ussiy dan kawan-kawan. Jarak antar vila yang mereka urus terpisah setidaknya sejauh 500 meter. Membuat Iwan dan Bewok mau tidak mau harus membuat gubuk untuk di tengah-tengah tiga vila itu kalau-kalau penyewa vila butuh bantuan darinya. Agak merepotkan memang. tapi karena itu perintah dari majikannya, mau tidak mau keduanya harus menurutinya kalau mau masih bekerja di tempat itu. Tapi masalah MCK menjadi masalah di tempat itu. Misalnya saja malam ini, Iwan yang kebelet berak terpaksa harus pergi ke semak-semak untuk menuntaskan hajatnya. Namun baginya tidak masalah karena saat itu malam gelap dan orang-orang pun jarang keluar sampai ke ladang itu. Sambil berjongkok, iwan terlihat merokok sambil menonton video di hapenya. Bunyi-bunyi ikeh-ikeh dan kimochi bermunculan bergantian seiring pemutaran video tanpa subtitle itu menimbulkan kesan Iwan yang tonggos mahir dalam bahasa jepang. Magister mesum gravure dan AV. “Sensei ikeh ahh ikeh ” Iwan mulai meracau sendiri dan mulai mematikan rokoknya. Pupnya sudah selesai tapi ular didepannya mendadak minta keluar juga. Video biru di depannya yang bercerita tentang cewk polos dan gurunyam membangkitkan birahi iwan dan membuat otongnya tegak berdiri seperti batang kayu. “geulis pisan euy, otong pengen nyoblos eta? Kapan sih Iwan ketemu cewek kaya gini? di sodok-sodok trus minta nambah” “ikeh-ikeh” “Coli dulu ah.. mumpung ga ada yang liat.” “Pyass” Baru Iwan ngomong begitu lampus sorot mobil tiba-tiba menyenteri kegiatan beraknya. Bahkan tidak hanya itu, Mobil berjenis pajero terus melaju bahkan hampir menabrak Iwan. Sontak iwan terguling kaget dan mulai melompat Hapenya pun terlempar dan jatuh ke dalam kolong mobil. “ngentot! Keluar lo!” teriak Iwan tiba-tibasambil menggebrak kap mobil pajero itu. “Brakk!” Mendengar dan melihat tindakan Iwan, akhirnya pintu mobil itu membukajuga. Seorang cowok berumur dua puluh tahunan dengan muka pucat menghampiri Iwan. Wajahnya ganteng dan penampilannya bersih persis orang kaya dari ibukota. Begitu melihat Iwan, wajah supir itu berkerut. Ia mencium bau tidak sedap badan Iwan yang belepotan dengan tanah membuat perutnya mual. Apalagi ketika melihat iwan tidak memakai celana.. dia takut juga di sodomi di ladang itu. Apalagi… kontol besar iwan berukuran jumbo kaya negro. “ma-maaf bang, ga sengaja… ga tau mas lagi buang hajat…” “Siapa lo? Ngapain malem-malem lo kesini?” “narik bang.. narik… maaf…” Mendengar kata narik, Iwan terdiam. Sambil tertawa ngeledek Iwan berkata, “Bisa banget? Mobil mahal bagus kaya gini lo pake ngojek? Mau booongin gue lo?” “Ga bang… sa-saya taksi online… buat nyari modal kuliah bang.. ” “Sama aja kupret! Gue beri juga lo! Kalo lo narik mana penumpangnya? Ga ada orang itu di banku belakang lo!” Mendengar bentaka Iwan, supir itu keok. Akhirnya ia nurut juga samnbil jawab pasrah “Ada bang, ada… dia ti-tidur bang… di paling belakang…” “Oh gitu? Ya udeh karena lo masih anak kuliahan, lo gue maafin. ” Lalu si supir pun terlihat lega. Namun saat supir itu mengucapkan terima kasih dan berniat ngeloyor pergi. Kerahnya segera Iwan angkat membuat cowok yang lumayan ganteng itu tercekik. “Mau kemana? Urusan kita belum selesai!” “ta-tapi bang? Tadi kata abang?” “Eit, masalah gue udah selesai, tapi masalah hape belom.” supir tadi pun mendadak pucat lagi. lalu dengan memelas dia mengatakan “ma-maaf bang… ta-tapi sa-saya ga bawa duit banyak… ” namun , iwan seperitnya punya pikiran lain, dia tidak ingin memalak cowok gendut itu “Siapa yang minta hape baru? ” “a-abang?” “Enak aje! Ga sudi gue minta hape sama anak kecil.” “te-terus bang?” “Lo cukup ambilin aja hape gw yang jatoh ke kolong tuh mobil. “ “Gi-gitu bang? ba-baik …” Sedikit kesel juga supir online itu mulai membungkuk mencari hape milik Iwan. Untungnya cowok muda ini ga gendut-gendut banget sehingga bisa sedikit nyelip di bawah kolong pajero yang gede. Namun mendadak nafas supir itu tertahan karena benda yang dicarinya mengeluarkan suara keramat. “ikeh- ahhh ehhh ahhh” Dengan muka takjub sekaligus horni, supir berwajah ganteng dan agak buncit itu mulai cekikikan sambil mencoba mengambil benda berukuran genggaman tangan yang sekarang terkubur tenggelam dalam semacam gundukan tanah. Namun tiba-tiba tangan supir itu merasakan sebuah firasat buruk. saat tangannya tercelup, mendadak bau menyengat menyebar dari tumpukan tanah itu. “Hoekk” supir itu mendadak muntah. Matanya pun berubah sayu air mata berlinang di pipinya. “Ampun gusti salah apa aye ini ?” “Anj**** tangan.. arggh kemeja favorit gue kena belepotan… tau gini gw cancel tadi siang…” Namun penderitaan cowok ini malah semakin bertambah. Saat dia ngedumel dan muntah-muntah Hape iwan tesenggol dan membuat hape usang itu semakin tenggelam dalam tumpukan ta*. Mendadak supir itu mengalami pergulatan batin dan memilih untuk bayar mentahnya aja. Tapi apa mau dikata, supir itu tidak punya uang. Tapi kalau mau mengacak-ngacak ta* itu merendahkan banget. “gw kasih juga penumpang gue buat dia entot mah kalo gini…” Namun baru supir itu berpikiran seperti itu, Iwan merusak niat baik supir gendut itu. “heh! Lo ngentot di bawah sana? Cepetan bego! Lo kira kontol gue ga dingin?” teriak iwan marah-marah. “”jduukk” Kepala supir itu terbentur kolong mobil membuat supir ini mulai bersumpah serapah marah-marah juga. Namun Iwan yang masih tampang garang bikin supir ini jiper lagi dan nunduk lagi sambil berusaha ngobok=ngobok ta* Namun rupanya teriakan Iwan tadi di tambah bunyi pala yang kepentok. Membangunkan Sesosok cewek manis di bangku paling belakang. Cewek itu sambil mengucek-ucek matanya dan mulai melongok mengintip dalam keadaan berantakan. Kerudung berbahan tipisyang acak-acakan serta kancing gamis yang terbuka menampakkan siluet BH lingerie ketat dan juga kulit putih berhias merah-merah. “Ada apaan sih? Kontol dingin apa?” gumam seorang cewek sambil mengucek matanya. Ia pun mulai melonggarkan gamisnya yang dan menggaruk tokednya dari luar baju. Sebelum menyadari ia berada di tempat asing. Namun entah karena berani atau malah blangsak, cewek ini malah jelalatan dengan tamapk cuek. Sampai matanya berhenti pada sebuah pipa besar di selangkangan seorang cowok… dengan horni… “uuuh kontol… “ batin cewk itu sambil memainkan bibirnya. Cewek berkerudung ini ternyata adalah Nina. Cewek paling senior dari grup Noura yang sudah malang melintang di dunia perkontolan. Meski baru beberapa kali memuaskan kontol para produser dan hidung belang yang besar ia mulai ketagihan membandingkan spesies ulat-ulat kasur itu, tapi sejauh ini, kontol suaminya tetap yang nomor satu. Rasa bersih dan baunya yang tidak pesing selalu membuatnya kangen. Apalagi setiap kali main Nina selalu di buat KO. Melihat kontol dari balik jendela itu Nina mulai horni. Dan mulai membayangkan benda itu mengganjal tempiknya yang sudah sedikit dower. “uuuh kalo tegang segede apa ya? Masih muat ga ya masuk tempik Nina?” Nina lalu menggosok selangkangannya. Cairan basah sedikit menempel di jarinya yang kemudian Nina jilat di mulutnya tanpa rasa jijik. Cairan itu adalah sisa peju suaminya, yang selama siang tadi Nina menggempur tempik Nina tiga ronde. Namun kenapa Nina menaiki taksi online kalau sebelumnya ia bersama suaminya ? Semua bermula ketika mendadak suaminya ada panggilan di kantor. Ada kebutuhan mendesak yang mengharuskan suami cewek berwajah Binal ini pergi keluar kota untuk beberapa hari ditambah rasa kangen Nina yang udah dua bulan tidak mendapat siraman batin.Membuat suami Nina terpaksa menghajar Nina dua ronde sampai Nina KO dan pingsan. Barulah setelah Nina KO, suaminya memakaikan baju menyiraminya dengan parfum lalu mengirimnya seperti paket dengan taksi Online menuju vila. Kini di tengah malam yang dingin, Nina yang bermimpi di gumuli suaminya terbangun ditengah-tengah adegan penetrasi. Jadilah Nina birahi dan tidak tahan melihat kontol-kontol lelaki yang berdiri menantangnya . Nina saat itu berharap Iwan sedikit lebih berani dan mendobrak masuk ke dalam mobil memperkosanya. Sayangnya keinginan Nina sedikit susah dikabulkan, kaca film dan suasana yang gelap membuat tubuh cewek yang ternyata sudah membuka kemejanya tidak kelihatan dari luar. “uhh basaaaah… pengen dong dimasukin…” “eh kontol, tegang dong Nina penasaran kamu segede apa kalo tegang… masukin tempi Nina…’ “ih tegang dong …ngaceng… Biar Nina ga penasaran….” Nina pun mulai meracau melihat iwan. Wajahnya yang kelas pinggiran tidak membuat Nina jengah. Melainkan membuat Nina birahi membayangkan gigi-gigi maju itu menggerus tempiknya dan menggaruk itilnya yang sudah bengkak itu. Roknya terangkat dan G-string yang ternyata sudah tergantung di dekat jendela. Nina beruntung, kontol Iwan pun akhirnya ngaceng. Benda sepanjang 16cm itu bertambah panjang lagi dan membengkak sampai setebal lengan anak kecil dengan kepala jamur berkilat pucat. membuat bau tempik menyebar memenuhi mobil “uhh gede banget! Ih Pejunya pasti banyak? Hihihi mau ga kontol… Nina sedot sampe kering…” Nina mulai berkhayal dan mengelinjang, melengguh dan birahi konak. tangannya mulai menusuk-nusuk tempiknya yang sudah belepotan peju-peju kering. “Anj**** kok gue mendadak horni?” tiba-tiba Iwan merasakan angin dingin menghembus tengkuknya, Namun angin dingin itu bukan membangkitkan rasa takut melainkan keinginan coli yang membludak dan ga tertahan. “kok gue merasa horni kaya lagi di liatin? Sialan apa karena gue belom cebok? skarang gue di gangguin setan?!” “Sialan… sialan…” “coli lagi ah biar ga dingin… tapi …. masa gue bacol pake punggung cowok?” “setan kasih bahan yang asik dong… tapi sebodo ah… bayangin cewek tadi aja…” Iwan pun mula mengocok kontolnya. Mengabulkan harapan nina. Kepala jamur dan urat-urat birahi menonjol membuat Nina kelojotan sendiri. “Ih di kocoknya pelan banget bang… ga puas Nina… kencengin lagi… abis itu kencingin Nina hihihi…” Namun Iwan tidak mendengar. Ia masih malu-malu mengocok kontolnya yang masih belum tegang maksimal. Pusing juga ngeliat cowok gendut dan membayangkannya sebagai cewek. Walau keduanya sama-sama punya tetek tapi tetap saja terasa aneh. Sementara dua insan ini saling memuaskan, supir online itu masih belum berani mengais ta* menuntaskan urusan hape jelek itu. “kampr** bunyi mesum terus… kan gue jadi horni … aduh tapi ta*nya bikin mual…” “aduh keingetan cewek tadi… bau pejunya kecium banget…” Kontol supir itu mulai membesar dan membuat celananya sesak. Namun sebelum benda yang masih segede pulpen itu membesar sampe merobek celananya, mendadak punggung supir Online itu merasakan sesuatu menetes ke punggungnya. Sontak supir ini kaget dan akhinrya terbentur. Secara reflek tubuhnya jatuh dan mulai berkubang tanah. Seluruh tubuhnya belepotan. “kampret! apaan nih anget-anget?” Akhirnya dengan sisa tenanganya, ia menarik kepalanya dari bawah mobil. Dengan pandangan kabur dia melihat mobilnya sekarang penuh dengan cairan putih seperti cendol. Cairan itu begitu banyak sampai membasahi jendela belakang mobilnya. Cairan itulah yang jatuh dan mengalir membasahi punggungnya. Namun bukan merasa jijik, ia malah bergidik ngeri. Sesosok bayangan berambut panjang mengintip dari kursi belakang. Seorang cewek dengan toked besar kencang menggantung menjilat jendela dari dalam mobil. “Si-siapa tuh?” Supir itu mendadak ketakutan dan gemetar.dan melupakan hape Iwan. “Bang- maaf bang ini hape abang masih di bawah…” teriak supir itu melompat ke dalam mobil Iwan kaget dan berusaha berteriak lagi. Namun supir itu sudah berhasil menyalakan mobil dan mulai tancap gas. iwan pun akhirnya tertinggal dan akhinya mulai menyumpah-nyumpah dari belakang. Sementara Nina… kini terkapar tidak berdaya di bangku belakang. Bau yang menyengat dan gerakan mobil yang tiba-tiba membuat seluruh tenaganya hilang. Terutama setelah terbentur cukup keras. “aduh bauuuuu .. ih makan apa sih ini …. ilang deh mood Nina uuuh…. ” Bau amis dan lembab dari peju yang sebelumnya memenuhi mobil mendadak berganti dengan bau kotoran manusia. Nina yang tadinya sudah birahi pol dengan bau tubuhnya sendiri dan bau dari cairan putih di dekat setir, akhirnya hilang tanpa bekas. Ia mulai merapikan baju juga kerudungnya yang sebelumnya sudah bergeletakan dimana-mana. Bahkan nyelip di bangku depan.