cerita di kebun tomat (versi Crusader13)
Di kantin, Adrian dan 2 temannya duduk sambil menyeruput minuman untuk melepas dahaga.
“Gimana kalo kita neliti si tomat, dan tinggalnya di Villa ku di deket bogor?”,tanya Adrian untuk mendapatkan persetujuan temannya.
Virnie dan Stephanie saling berpandangan.
Stephanie & virnie (ilustrasi)
“Kita khan mau neliti tomat, sayang.. bukan liburan”. jawab Virnie, pacar Adrian.
Adrian tersenyum, “Nah itu dia.. di deket Villa ku itu ada kebun tomat.Gimana?”,Adrian mengedipkan matanya pada Virnie.
“Eh udah dong..gue jangan dilupain. Kapan nih kita berangkatnya?”,tanya Stephanie sambil merangkul Virnie.
Adrian berpikir sejenak, “Ntar malem pas jam 12, gimana?”.
“Setuju!Lebih cepet lebih baik!”,jawab Virnie.
“Yaaah.. jam segitu?masiih ngaantuuk”,rengek Stephanie
“Teph.. biarin.. kita kumpulin tugas kita secepetnya”, kata Virnie
“Sip.. ntar malem kita belanja kebutuhan buat di Villa, ok?”,ujar Adrian.
Stephanie dan Virnie mengacungkan jempol.
Merekapun menghabiskan minuman mereka sambil bercanda tawa, setelah itu bersiap2 pulang untuk mempersiapkan segala nya.
***
Esokan paginya, dimana para ayam belum berkokok dan masih tepar, tapi “ayam” spesies lainnya masih menjajakan diri mencari nafkah kebutuhan hidup, tapi 3 mahasiswa Universitas Triseksi ini baru tiba di tujuan dan memindahkan barang bawaan mereka dari mobil ke villa.
“Loe masuk duluan aja, Teph.. biar gue sama Rian bawa barangnya, ngantuk khan?”, ujar Virnie.
Stephanie menggosok kedua matanya, “Iya deh.. kamarnya yang mana aja khan?”
Virnie mengangguk.
Virnie dan Adrian memperhatikan Stephanie sampai masuk ke dalam villa, setelah itu Adrian langsung memeluk Virnie dari belakang.
Adrian menciumi leher Virnie dan diberikan sedikit jilatan2 yang merangsang. Virnie yang keenakan langsung membalikkan tubuh dan menghadap Adrian, mereka langsung berciuman nafsu. Disaat sedang menikmati ciuman, mereka tidak sadar bahwa ada seorang pria yang sekitar umur 50 awal memperhatikan mereka dari kejauhan.
Adrian dan Virnie masih berciuman, lidah mereka saling bertautan dan menghisap. Tangan Adrian yang di pinggang Virnie mulai meraba keatas perlahan menuju buah dada Virnie, lalu Adrian meremasnya.
“Ihhhh..”,Virnie melepaskan ciuman dan pelukan Adrian. “Aku masih capek.. bobo dulu yah, kamu urus tuh bawaan”.ucap Virnie sambil mengecup kening Adrian, lalu masuk ke dalam villa.
“ck! sialan… “, oceh Adrian sambil melihat Virnie masuk ke dalam.
Adrian mengangkat barang dari bagasi mobil,”Buset.. cewe2 bawa koper sampe tiga… padahal engga sampe seminggu”.
Tiba tiba sebuah tangan meraih pundak Adrian.
“‘Nak Rian?”, ucap suara laki laki yang agak berat dan terdengar mistis.
Adrian terkejut.
“Ya ampun… Pak Amir.. udah lama engga ketemu, gimana kabarnya?”, Adrian mengulurkan tangan kanannya kepada penjaga villa tersebut.
“Baik, Rian”,jawab Pak Amir sambil menjabat tangan Adrian. “Baru sampai yah?”
“Iya, Pak. Oh Iya tolong bantu saya bawa barang yah.. banyak banget nih”, ujar Adrian sambil memijit pundaknya.
“Oke bos.. tapi sebelumnya saya mau bilang sesuatu yang penting”, kata Pak Amir.
“Apaan, Pak?”, tanya Adrian penasaran.
“Gini ‘nak Rian, bapak cuma mau mengingatkan, kalau di tempat ini sebaiknya menjaga diri. tidak baik kalau dilihat orang lain”.
Adrian mengerti maksud Pak Amir.
“Tapi disini khan engga ada siapa2 lagi, Pak”, ujar Adrian.
Pak Amir tersenyum, “Yah saya hanya mengingatkan. Kalau sampai terjadi apa2, saya tidak bisa membantu banyak loh”
“Tenang aja, Pak”, ujar Adrian sambil tersenyum walaupun ia tidak mempedulikan ucapan Pak Amir tadi.
“Bagus kalau begitu”,kata Pak Amir sambil menepuk pundak Adrian. “Mari saya bantu bawakan”
Pak Amir dan Adrian pun membawakan barang bawaan ke dalam villa. Adrian mengantarkan koper2 Stephanie dan Virnie di depan kamar mereka, setelah itu Adrian membawa barang bawaan nya yang hanya berupa ransel ke kamarnya, lalu beristirahat.
Siang harinya, sekitar pukul 1 siang, ketiga mahasiswa berkumpul di meja makan sambil makan roti yang mereka bawa dari Jakarta.
“Kalian kok bisa barengan gitu sih siap2nya?”,tanya Virnie yang melihat Adrian dan Stephanie sudah siap untuk ke kebun.
“Makanya kamu jangan mandi kelamaan”,ucap Adrian.
Virnie menghabiskan rotinya dengan cepat, “Yaudah.. gue siap2 dulu ya”.Virnie berjalan ke kamarnya.
Stephanie dan Adrian pun telah selesai makan.
“Gimana nih, mau nungguin Virnie atau gue duluan?”, ajak Stephanie.
“Loe duluan aja deh, gue nungguin Virnie.. di kebun udah ada Pak Amir si penjaga villa, ada apa2 tanya ke dia aja, ok?”
“Oke ntar nyusul yaa”
Adrian mengangguk.
Setelah Stephanie menghilang dari hadapan Adrian, Adrian pun menghampiri kamar Virnie dan mengetuknya.
“Sayang.. kamu masih lama ga?”
“Bentaaaar, aku lagi mau pake… “, belum selesai Virnie bicara. Adrian sudah membuka pintu kamar Virnie yang tidak terkunci.
Terlihat Virnie sedang hendak memakai tanktop putihnya, tentu saja sekarang masih terlihat Virnie hanya memakai bra dan celana dalam berwarna hitam.
Adrian langsung menutup pintu dan menguncinya, lalu mendekati Virnie.
Adrian mengambil tanktop putih yang Virnie pegang dan membuangnya kelantai. Adrian menciumi leher Virnie sementara kedua tangannya meraih kaitan bra Virnie dan melepasnya. Ciuman Adrian turun ke buah dada Virnie sambil mendorongnya ke atas ranjang dan menindihnya.
Adrian menjulurkan lidahnya ke puting susu Virnie, dan menjilatnya berulang kali. “Aihh.. geli banget..”.
Adrian tidak merespon, malah tangan kanannya menurunkan celana dalam Virnie.
Tangannya mengusap paha Virnie lalu naik ke vagina nya. Jari telunjuk dan manis Adrian membuka bibir vagina Virnie sementara jari tengahnya mengusap klitorisnya. “Yan… jangan…. kita…ma… mau ke… kebun …”, desah Virnie.
“Biarin.. aku engga tahan, sayang”,jawab Adrian sambil tetap menikmati buah dada Virnie.
“Ahh… hhh… geli kalo lidah kamu gitu..”, erang Virnie disaat lidah Adrian memutari puting susu Virnie.
“Oke aku brenti…”, kata Adrian menyudahi rangsangannya, sambil melepaskan seluruh pakaiannya.
Adrian menyodori penisnya di depan wajah Virnie, “tapi kamu isep ini…”. paksa Adrian.
Walau dipaksa, Virnie pun menurut dan membuka mulutnya, dimasukkannya batang penis Adrian perlahan lalu dikocokkan maju mundur dengan cepat. “Ouh … good… ouh yes..slow down”
Virnie memperlahan sepongannya, lalu mengeluarkan penis Adrian dari mulutnya. Dilahapnya testis Adrian sambil dihisap2.
“Ohh.. i like it, baby”. racau Adrian sambil mengusap rambut Virnie.
Virnie senang kekasihnya suka dengan perlakuannya itu. Virnie menyepongi Adrian dengan tatapan manja dan nakal.
“Udah.. udah.. gantian aku bikin kamu enak”.kata Adrian sambil melepaskan testis nya yang dihisap Virnie.
Virnie mengecup kepala penis Adrian. Virnie membuka lebar kedua kakinya, kedua tangannya membuka bibir vaginanya sendiri.
“Come to mama”, goda Virnie.
Adrian yang tak tahan melihat pemandangan itu, langsung melahap vagina Virnie.
Dijilatnya bibir vagina Virnie, sesekali sengaja memasukkan lidahnya ke lubang vagina Virnie, lalu diputar2 didalam.
“Uhh.. enak banget sayang… lebih enak lagi yang ini”, kata Virnie sambil menarik kepala Adrian lebih dekat, mulut Adrian menempel di klitoris Virnie.
Adrian langsung menggesekkan bibirnya di klitoris Virnie dengan cepat. “Ihh jangan… jangan… jangan brenti..”
Adrian mengulum klitoris Virnie, sesekali digigit lembut. “Ohh.. gitu Yan.. gitu…”.
Melihat Virnie semakin mendesah keenakan, Adrian semakin horny. Lidah Adrian makin nafsu memainkan di klitoris Virnie.
“Udah… udah.. aku engga tahan niih..”
Adrian menyudahi oralan nya di klitoris Virnie.
“Entot sekarang aja ya?, tanya Adrian.
Tanpa menunggu Virnie menjawab, Adrian sudah mengarahkan penisnya di depan vagina Virnie.
Virnie memejamkan mata sambil meremas sprei kasur, penis Adrian menerobos lubang vagina Virnie.
“Ahhh..”, desah Adrian saat penisnya sudah masuk semuanya ke dalam vagina Virnie. Tapi Adrian mengeluarkan penis nya lagi.
“Ihhh…”,protes Virnie. “Fuck me, baby”. pinta Virnie dengan bahasa kasarnya tapi manja.
“Sshh..”, Adrian menutup mulut Virnie. “Jangan brisik dulu sebelum kamu rasain ini”.Adrian langsung menyodok penisnya ke dalam vagina Virnie dengan hentakan kuat.
Tangan Virnie meremas sprei kasur semakin kuat, dipadu dengan desahan2 nikmatnya.
Adrian mengocok penisnya di vagina Virnie, sesekali dikocok memutar. Virnie mendesah, meracau, dan mengerang keenakan.
“Uhh.. entot gitu mem*kku, sayang”.
Bahasa kasarnya tanpa sadar keluar dari mulutnya. Adrian semakin semangat menyetubuhi kekasihnya yang berumur 19 tahun itu. Dipandangnya tubuh Virnie dari atas sampai bawah.
Perfect! Payudara yang berukuran 34B yang masih sangat kencang dan montok, kulit yang begitu putih dan mulus, apalagi vagina Virnie yang begitu terawat dengan bulu bulu yang tercukur rapi Adrian meremas payudara Virnie dengan kedua tangannya sambil mengocok batang penisnya di dalam vagina Virnie.
Desahan erotis Virnie makin tidak karuan. Adrian menyetubuhi kekasihnya seperti orang kesetanan.
Sekitar puluhan menit mereka bersetubuh.
“Yan.. ahh.. aku… mau… k..”
Adrian mengerti walaupun ucapan Virnie. Adrian langsung menyudahi *ntotan nya, lalu mengarahkan vagina Virnie didepan wajahnya.
Adrian menjilati vagina Virnie penuh nafsu. Dikulumnya klitoris Virnie dan dihisap2. “Mmmh.. ayo.. mm. keluarin”.
kata Adrian sambil melahap kembali vagina Virnie.
Virnie menjambak kepala Adrian. “Akkhh…..”.
Semprotan air dari vagina Virnie memenuhi mulut Adrian. Adrian pun menelan air cinta dari vagina kekasihnya.
Nafas Virnie masih terengah – engah, sekujur tubuhnya lemas. Adrian mengecup kening Virnie, lalu menatap Virnie, memberikan isyarat untuk mengajak kekasihnya bersetubuh lagi. Virnie mengangguk. Adrian langsung menciumi leher Virnie, menjilatinya dari atas sampai bawah, turun ke belahan dadanya.
Adrian pun menciumi buah dada Virnie, menjilat-jilat putingnya. Namun tiba-tiba terdengar suara deringan dari handphone Virnie.
“siapa seh gangguin ajah”, ucap Adrian kesal.
“sabar yaah.. aku angkat dulu telponnya”, Virnie mengelus kepala Adrian yang masih menempel di dada nya.
“Stephanie telpon”, kata Virnie saat melihat layar handphonenya.
“Halo, Teph?”. sapa Virnie di telpon.
“Virniiii! Eloe kemana?buruan dong jangan pacaran.. bete nih gue dari tadi yang kerja, kesini dong”, Stephanie kesal.
Setelah Virnie menenangkan temannya yang sedang kesal itu, Virnie pun mengajak Adrian ke kebun. Adrian mengiyakan ajakan kekasihnya walaupun birahi nya masih menggebu-gebu.
Sepasang kekasih itu berjalan menuju kebun sambil bergandengan tangan. Tak lama kemudian, terlihatlah Stephanie yang sedang kepanasan melambaikan tangan kearah mereka dari kejauhan.
“OIII… buruan! masa gua doang yang kerja daritadi??Pak Amir juga kasian tuh gua tahan disini nemenin gua!”.
Virnie berlari kecil kearah Stephanie.”Sori, Teph. Tadi.. “. belum selesai Virnie melengkapi kalimatnya, “Udah buruan sini bantuin gue”, Stephanie menarik lengan Virnie.
Mereka bertiga pun meneliti si tomat tersebut, Virnie bertanya2 pada Pak Amir, Stephanie mencatat percakapan mereka, sedangkan Adrian memilih untuk memperhatikan kerja mereka. Sesekali matanya tertuju pada buah dada kekasihnya, Virnie. Jakunnya bergerak naik turun.
“Aih..kapan yah..gua bisa entotin cewe gua ini lagi”, pikir Adrian dalam hati.
Pikiran Adrian pun melayang layang, membayangkan ia menyetubuhi kekasihnya.
Imajinasi seks Adrian memenuhi kepalanya, ia membayangkan menyetubuhi kekasihnya di kebun. Betapa nikmatnya..
Tak lama kemudian Stephanie dan Virnie menghampiri Adrian yang sedang bengong, dan menepuk kedua tangannya di depan wajah Adrian.
Adrian yang sedang bengong pun sadar, “eh.. i.. iya.. apa?”
“bengong aja.. “, kata Stephanie.
Virnie yang sedang berbicara dengan Pak Amir pun menghampiri Adrian. “balik ke villa yuk sayang..”. ajak Virnie sambil menggandeng lengan Adrian.
“lhoo?”, kata Adrian terheran heran.
“iya udahan..”, kata Virnie.
Tanpa disadari, Adrian telah bengong lumayan lama, tugas penelitian mereka selesai untuk hari ini.
Mereka bertiga pun berjalan kembali menuju Villa. Tiba2 Stephanie terdiam, ia merasakan sesuatu yang aneh, merinding…
“duh sial gue kebelet pipis.. kalo gue pipis di Villa, mana keburu. dari villa kesini aja hampir 20 menit”
Stephanie yang sudah ketinggalan jauh di belakang Adrian dan Virnie pun berteriak. “Virrrr! loe orang jalan dulu ke villa yaaa! gue balik ke tempat pak Amir, ada yang ketinggalaan!”
Terlihat Virnie menggangguk dari kejauhan.
“fiuh.. aman gue”
Setelah Stephanie melihat kedua temannya sudah tak terlihat lagi, ia pun menurunkan celana pendek dan celana dalamnya sambil celingak celinguk melihat sekitar.
“nah ga ada yang liat”
Stephanie pun jongkok dan pipis. Ia melihat pembalut wanita yang di atas celana dalamnya dan ia memperhatikan ada sedikit noda darah di celana dalamnya. “ihhh gilaa banyak banget darah mens nya,sampe tembus lagi padahal dah pake softex yang panjang tapi untung ga ad orang yang liat”.. ntar ganti di villa deh”.
Air pipis Stephanie pun keluar dan berwarna sedikit kemerahan karena bercampur dengan darah mens nya. currrr……
gambar softex berdarah (jgn dibuka kalau tidak siap hahaha):
http://i278.photo*bucket.com/albums/kk96/crusader1307/Image01_zpsce67454f.jpg
http://i278.photo*bucket.com/albums…0E190E150E230E210-GuMonk00043_zps1750c79d.jpg
Setelah selesai kencing dan kembali mengecek pembalutnya apakah bocor atau tidak, Stephanie memakai kembali dan merapikan posisi pembalut dan celana dalamnya, lalu berjalan kembali menuju Villa.
Ketiga mahasiswa fakultas pertanian itu pun membersihkan diri alias mandi, setelah selesai.. mereka berkumpul di ruang makan.
Makanan – makanan lezat telah dihidangkan di meja.
“waahh.. siapa nih yang masak.. Pak Amir kali ya”. ucap Stephanie.
“saya yang masak, non”, ucap seorang ibu ibu setengah tua.
Semuanya pun menoleh ke arah ibu ibu itu.
“panggil saya Mbok Tari, saya tinggal di rumah sebelah.Pak Amir manggil saya kesini, katanya suru masakin buat tamu penting”, ucap Mbok Tari sambil tersenyum.
“ah ada2 aja.. ga penting2 banget lah, Mbok.. namanya juga kita kesini sekalian liburan”, kata Adrian.
Mbok Tari pun mendekati meja makan sambil mempersilahkan mereka duduk.
“ayo semua nya makan malam, ini udah saya masakin yang enak2 lho…”
Virnie melihat makanan2 yang terpajang di depan matanya,”wahh enak nih.. ada ayam goreng mentega kesukaan aku nih, Mbok”.
Stephanie dan Adrian tidak berkomentar apa2, mereka berdua melahap makanan mereka dengan cepat.
Virnie menggeleng2kan kepala melihat temannya dan kekasihnya yang kalap.
Adrian menghempaskan diri ke sofa ruang tamu sambil mengelus elus perutnya, “fuuuh.. gila kenyang banget”.
Virnie duduk disebelah Adrian, “makanya siapa suruh makan 5 piring, dasar kalap”.
“Vir!”, terdengar suara Stephanie dari belakang. Adrian dan Virnie pun menoleh.
“Jangan pacaran! ayo kita bahas penelitian tadi”, kata Stephanie yang datang sambil membawa notebook dan beberapa lembar hasil penelitian tadi siang.
“Sekarang suruh si Adrian salin ulang nih hasil teliti kita tadi, diketik rapih juga ya, di kebun khan dia engga ngapa-ngapain tuh”. perintah Stephanie.
“Yaaah…”, Adrian mengeluh.
Lalu Stephanie membisikkan sesuatu di telinga Virnie, Virnie tersenyum. “boleh juga.. yuk sekarang”.kata Virnie.
“Kamu disini yah ketik dulu hasil penelitian kita, aku mau ke kamar Stephanie”.
“Kalian mau ngapain emangnya sampe ke kamar?”,tanya Adrian penasaran.
Stephanie dan Virnie saling berpandangan. “Adaa.. ajaah”, kata Virnie sambil mengedipkan matanya.
Virnie pun mengikuti Stephanie jalan ke kamarnya. “Dasar cewe.. ngapain sih ke kamar segala”.
Adrian terpaksa mengetik hasil penelitiannya di Notebook. Belum sampai 5 menit, Adrian menyerah.
“Duuh.. engga ada ide nih gue..”, kata Adrian sambil menggaruk kepalanya.
Beberapa detik kemudian, sebuah pikiran muncul di benaknya. “Oiiyaah..”
Adrian berjalan menuju kamar Stephanie. Saat dua langkah lagi sampai di kamar Stephanie, terdengar suara canda tawa Stephanie dan Virnie.
Rasa penasaran Adrian semakin tinggi. Ia mencari cara agar bisa mengintip mereka.
Akhirnya ia menemukan cara, “nah dari sini mungkin bisa”.
Adrian membungkuk dan menyipitkan matanya di depan lubang kunci. “Nice… lumayan juga bisa liat dari sini”
Terlihat Stephanie sedang mengorek ngorek isi koper yang ia bawa.
“Nih gue bawa yang baru nih”. kata Stephanie sambil memberi sepasang bra dan CD warna pink muda kepada Virnie.
“Wah.. lucu banget, Teph”. Virnie melihat CD yang Stephanie berikan, ditengah nya tepat di bagian belahan vagina terdapat gambar Hello Kitty.
“Iya.. nyokap suruh gue nawarin itu ke loe gara2 tau loe demen Hello Kitty”
“Buset.. nyokap Stephanie jualan begituan ternyata”,kata Adrian dalam hati.
“Tuh cobain dulu, Vir”, kata Stephanie.
“Nah ini nih yang gue tunggu.. come on, girl”, tangan Adrian sudah memegangi penisnya yang masih terbalut oleh celana.
Adrian melihat Virnie sedang melepas tank top Virnie dan celana pendeknya. Lekukan tubuh Virnie terlihat begitu jelas, apalagi kulitnya yang putih mulus. Virnie membuka kaitan bra-nya, lalu melepas bra nya. “Wuih gile.. dahsyat..”, kata Adrian dalam hati.
Tak lama kemudian, Virnie tak terlihat oleh Adrian. “Yah.. kok pergi siih.. disitu aja dong, sayang”. Yang terlihat malah Stephanie sedang mengeluarkan barang dagangannya.
“buset.. isinya kolor sama beha semua tuh koper”. Adrian menggelengkan kepala. Beberapa saat kemudian, Virnie terlihat lagi. Kini ia sudah memakai bra dan CD yang Stephanie berikan, yang bergambar Hello Kitty di bagian belahan vagina. Bentuk CD nya sangat mini, membungkus gundukan vagina Virnie dengan ketat.
Tipe bra nya seperti push up bra, sehingga payudara Virnie terlihat lebih besar dan menantang.
“bagus banget, Vir. gua beliin deh..”, tangan Adrian mulai meraba masuk ke dalam CD nya sendiri dan meraih batang penisnya.
“Lucu tuh Vir.. beli ga”. tanya Stephanie.
Virnie bergaya di depan cermin, melihat tubuhnya yang begitu indah dengan penuh bangga. “hmm beli deh.. lucu banget”.
Adrian tanpa sadar mengocok penisnya sendiri sambil melihat tubuh kekasihnya, Virnie.
“Cuman beli satu, Vir?”, tanya Stephanie agak kecewa.
“Ntar aja deh, Teph.”, kata Virnie sambil melepas bra dan CD yang baru ia coba. “kasian si Adrian di luar ga ada yang nemenin”, lalu Virnie memakai kembali pakaiannya semula tadi.
Adrian menyudahi permainan tangannya di penisnya. Ia buru – buru kembali ke sofa dan berlagak serius di depan notebook.
Beberapa saat kemudian, Stephanie dan Virnie kembali ke sofa dimana Adrian berada.
“Lho.. kok belum mulai ketik apa2, Yan?”, tanya Stephanie saat melihat layar Ms.Word di notebook masih kosong.
“Emm.. ya.. ga tau mau ketik apaan, ga ada ide nih gara2 kekenyangan”, kata Adrian beralasan.
“Yaudah deh.. gue tinggal tidur dulu yah, perut gue juga lagi engga enak nih”, Stephanie meringis sambil meremas perutnya.
“lagi dapet ya?”, tanya Virnie.
Stephanie mengangguk.
“yaudah.. gue bantu Adrian bikin laporan penelitian kita dulu, loe tidur aja.”
Stephanie mengangguk lagi, lalu jalan menuju kamar tidurnya.
Setelah Stephanie sudah hilang dari peredaran, Virnie membalikkan tubuhnya ke hadapan Adrian. Adrian langsung mengecup bibir Virnie.
“eeeh.. iseng banget sihh”, kata Virnie manja.
“suka khan?”, goda Adrian, Adrian mencium kembali bibir Virnie.
Virnie melepas ciumannya.
“kenapa?”, tanya Adrian.
“ntar Mbok Tari ngeliat lhoo”, kata Virnie.
“dia udah pulang tuh sama Pak Amir”. Adrian mencium lagi bibir Virnie.
Virnie pun membalas ciuman Adrian.
Lidah mereka saling beradu, saling menjilat.
“E…ehhh.. udah udah! ayo aku bantu bikin laporan dulu, aku ngomong, kamu ketik”, perintah Virnie.
Adrian memasang muka kecewa, dengan pasrah ia menurut perintah Virnie.
Mereka pun sibuk mengerjakan tugas kuliah mereka, meskipun Adrian sesekali merengek minta jatah.
Ternyata, tugas kuliah mereka memakan waktu berjam jam. Tugas mereka pun selesai pada pukul 2 pagi.
Virnie membereskan kertas2 yang berserakan di meja, sedangkan Adrian meng-switch off notebooknya.
Tiba2 Adrian mengangkat tubuh Virnie dan mendudukkannya diatas pangkuannya.
Adrian menciumi leher Virnie yang jenjang, diselingi dengan jilatan dan cupangan kasar.
Virnie mengacak acak rambut Adrian, mengusap punggung Adrian. Ciuman Adrian kembali lagi ke bibir Virnie. Mereka berdua French Kiss penuh nafsu.
Kedua bibir mereka basah oleh air liur mereka yang sudah bercampur jadi satu. Tiba2 Adrian menyudahi ciumannya.
Ia menggendong Virnie ke teras, dan menduduki Virnie diatas balkon.
Mereka kembali berciuman. sekitar 5 menit kemudian, kedua tangan Adrian berusaha melepaskan celana pendek Virnie, sementara Virnie menjilat jilati leher Adrian.
setelah celana pendek Virnie lepas, Adrian melepas tank top Virnie. Buah dada Virnie langsung terlihat, ia tidak memakai bra.
Adrian langsung menciumi dada Virnie, menjilati nya pelan2 sampai ke putingnya.
“Ahh… disitu geli banget”. Virnie merasakan getaran di tubuhnya saat puting susunya dijilat Adrian pelan pelan penuh perasaan.
Lidah Adrian memutari puting susu Virnie, dijilatnya naik turun, lalu dilahap dan dihisap lembut.
“hhhh.. kamu bikin aku horny banget, Adrian”
Adrian semakin semangat. Adrian mengenyoti puting susu Virnie sambil meraba selangkangan Virnie.
Desahan Virnie semakin keras.
Adrian beralih ke buah dada Virnie satu lagi, digesek2annya giginya di puting susu Virnie. Virnie memejamkan mata dan tangannya mengusap kepala Adrian, sementara tangan Adrian meraba masuk ke celana dalam Virnie.
Jari2nya membelah bibir vagina Virnie, menyentuh klitorisnya. Adrian memilin klitoris Virnie dengan jempol dan telunjuknya, digesek2 dan digetar2kan.
Adrian masih asyik memainkan lidahnya di puting Virnie, jari2nya masih terus merangsang klitoris Virnie. “hhh.. Yan…. “, Virnie mendesah manja.
Cairan bening dan lengket mengalir sedikit demi sedikit dari vagina Virnie dirasakan oleh jari2 Adrian.
Adrian langsung menurunkan celana dalam Virnie dan melepaskannya. Virnie inisiatif melebarkan kedua kakinya, sehingga lubang vagina Virnie terlihat jelas di wajah Adrian.
“hmm… lengket banget..”, Adrian semakin horny.
Virnie menatap Adrian seakan pasrah apapun perbuatan nikmat kekasihnya terhadap dirinya.
Adrian mendekatkan wajahnya di vagina Virnie, dihirupnya aroma kewanitaan kekasihnya.
“hmmmff…aku suka banget aroma memekmu”
Virnie semakin terangsang akan kata2 Adrian.
Adrian membuka bibir vagina Virnie dengan kedua tangannya, lubang vagina Virnie terlihat jelas.
“kok yang lengket2 keluar dari sini?”. “gini aja ya biar ga keluar lagi”.Adrian memasukkan jari tengahnya ke dalam lubang vagina Virnie.
Virnie menahan nikmat disaat Adrian memasukkan jarinya pelan2 semakin dalam. “sshh…. enak banget, sayang”
Adrian mengeluar masukkan jari tengahnya dari pelan.. perlahan2 makin cepat, memasturbasikan kekasihnya sambil menjilati selangkangannya.
Virnie mendesah keenakan, sesekali menggerakkan pinggulnya saking nikmatnya di masturbasi oleh kekasih.
“ahhh.. hhh.. Adrian… gituu…hh..”.Virnie meracau nggak jelas.
Adrian memperlahan kocokan jarinya di vagina Virnie. “kok makin deras ya lengket2nya ini”.
“diapain dong biar ga ngalir lagi?”.goda Adrian.
Nafas Virnie agak terengah – engah. “di.. hh.. sedot…”.
Adrian langsung melahap lubang vagina Virnie. Lidahnya dimasukkan ke dalam lubang vagina Virnie, sambil diseruputnya cairan vagina Virnie yang lengket.
Virnie menatap kekasihnya yang sedang me’makan’ vagina nya penuh nafsu, pemandangan tersebut membuat dirinya semakin terangsang.
“hhh.. sedotnya pelan2.. geli banget”, desah Virnie.
Adrian malah semakin nafsu menyedot cairan vagina Virnie. Lidahnya memutar mutar di dalam lubang vagina Virnie. Adrian menjilati cairan vagina Virnie yang masih mengalir sedikit demi sedikit, sampai habis.
Setelah itu, Adrian mengangkat Virnie dari balkon dan berbisik di telinganya. “gantian..”
Adrian duduk di kursi teras lalu menurunkan celananya. Batang penisnya terlihat jelas, panjang dan sudah tegang.
“ayo, Vir… make me feel good”, pinta Adrian.
Virnie berlutut didepan Adrian. Virnie mengecup kepala penis Adrian.
Dijulurkannya lidah Virnie, dan menjilat testis Adrian dari bawah sampai ke kepala penis Adrian. “oouh.. pelan gitu asyik juga”.
Virnie tersenyum, lalu melanjutkan jilatannya. Virnie menjilati seluruh batang penis Adrian, lalu melahap kepala penis Adrian. Kepala penis Adrian dihisap sampai lepas dari mulutnya. Adrian memejamkan mata sambil kedua tangannya memegang kepala Virnie. “oohh.. sedotan kamu dahsyat”.
Tanpa mereka sadari, ada sebuah bayangan hitam dan tinggi besar memperhatikan mereka sedari tadi.
Ia tersenyum licik. “dasar anak muda jaman sekarang.. liat aja nanti”
Lalu makhluk itu pun menghilang begitu saja.
Virnie sedang asyik mengoral kekasihnya, tangan kanannya mengocok batang penis Adrian, sementara mulutnya menghisap hisap testis Adrian dengan lembut. selembut apapun hisapan yang mendarat di testis Adrian, begitu geli dan ngilu dirasakannya.
“OOuuuuggghh!”, erangan Adrian menjadi lebih keras. Tangan Adrian tiba2 menjambak rambut Virnie dan mengocokkan kepala nya di penis Adrian dengan ganas.
Penis Adrian pun ikut disodok ke mulut Virnie dengan kuat. “mmmm! hmmm!… hkk…..”. Sodokan penis Adrian sampai ke tenggorokannya membuatnya ingin muntah.
Stephanie yang sedang tidur di kamarnya, jadi terbangun karena mendengar suara2 aneh. Ia keluar kamar dan mencari tahu dimana suara itu berada.
“Arrghh.. b*ngsat! enak banget!”.
Virnie semakin panik karena mulai sesak nafas, tangannya berusaha mendorong dan melepaskan sodokan penis Adrian.
“KENAPA?!?! kenapa kalo aku entot mulutmu, hahh?!”. Bentak Adrian dengan nada tinggi, itupun bukan suara Adrian, melainkan suara kasar dan asing, yang belum Virnie dengar sebelumnya.
Nafas Virnie semakin sesak. Namun apa daya.. tenaga Adrian jauh lebih besar. Usaha Virnie untuk mendapatkan udara hanyalah sia sia. Tidak sampai 2 menit, Virnie pingsan.
“AAAAAA!” teriak seorang wanita dibelakang Adrian. Wanita itu adalah Stephanie. Ia terkejut melihat Virnie telanjang bulat di lantai dalam keadaan pingsan.
“Yan! Loe kenapa?! Virnie kenapa?! Loe apain???!?!?!”, tanya Stephanie dengan pertanyaan yang bertubi tubi dan takut melihat keadaan mereka.
Adrian menoleh ke arah Stephanie. “Ah.. ini dia yang ngotorin tempat gua tadi siang.. ketemu juga akhirnya!”.
Stephanie takut melihat wajah Adrian karena untuk pertama kalinya Stephanie melihat wajah Adrian yg berbeda. Wajah Adrian yang tampan menjadi terlihat begitu menyeramkan, ada sinar jahat di matanya. Dan yang lebih membuatnya takut adalah, karena suara yg didengarnya itu bukan suara Adrian yg ia kenal.
Saking ketakutan, Stephanie hanya bisa berdiri terpaku diam.
Melihat Stephanie terdiam seperti itu. Adrian melompat ke arah Stephanie dan menerkamnya. Stephanie menjerit jerit berusaha melepaskan Adrian dari tubuhnya. “diem loe!”, bentak Adrian sambil merobek daster yang dikenakan Stephanie.
Buah dada Stephanie yang berukuran tidak terlalu besar, sekitar 34A langsung terlihat jelas. Stephanie tidak mengenakan bra saat tidur, sekarang hanya celana dalamnya yang tersisa. Robekan dasternya diikatkan ke tangan Stephanie di belakang.
“Gilaa apaan sih loe Yan?!?!”.
PLAKKK! tamparan yang sangat menyakitkan mendarat di pipi Stephanie.”diem aja! gua mau ngentotin loe!”. bentak Adrian.
Stephanie yang semakin panik pun menangis. “jangan… gua masih perawan, Adrian..”, rengek Stephanie.
PLAKKK! tamparan yang kedua kalinya pun mendarat lagi di pipi Stephanie.
“Loe udah ngotorin tempat gua tadi siang! giliran gua yang sekarang ngotorin en nodain loe!”, bentak Adrian sambil tertawa terbahak bahak.
Adrian memploroti dan menarik celana dalam Stephanie sampai ke paha.
Terlihat cairah darah mensnya yang terserap di pembalut yang menempel di celana dalam Stephanie.
“ini nih yang ngotorin tempat gua! sekarang loe musti rasain pembalasan gua, gua bikin memek loe makin berdarah darah!”
Lalu Adrian pun menunggingkan Stephanie dengan posisi berdiri sambil memegang tangannya yang sudah diikat. “Jangan Yan! jangannn! gua ini temen loe!sadar dong Adrian!”.
Adrian tidak mempedulikan jeritan Stephanie.
Adrian mengarahkan penis nya yang tiba tiba berubah menjadi besar dan panjang, 2x lipat ukuran penis Adrian yang aslinya, ke dalam vagina Stephanie. Disodokkannya dengan kuat. “Aaaaaaaaaaarrrhhhh!”, jeritan Stephanie pun berlanjut karena kesakitan.
“Yan.. please Yan.. jangan…keluarrriiinnnn….sa aakiitt “, rengek Stephanie.
“Ouugh gila.. memek perawan masih sempit banget ya”. kata Adrian sambil menyodok nyodokan penis nya kedalam vagina sempit Stephanie.
Darah mens dan darah perawan Stephanie mengalir bersamaan, melumuri penis Adrian dan jatuh ke mengotori lantai.
“Aaaa.. Yan.. aaaa……sakiiitttt”, Stephanie menangis dan mengaduh kesakitan karena keperawanannya yang telah dijaga baik selama 19 tahun telah hilang begitu saja di tangan temannya sendiri dan ironisnya lagi saat ini ia sedang menstruasi,disaat organ kewanitaannya sedang membengkak karena sedang berusaha keras mengeluarkan sel telurnya,di saat itu pula dia harus diperkosa dengan ganasnya,tak terbayang sakit yang harus dialaminya saat ini sakit karena diperawani dengan kasar dan menahan sakit dimasuki saat memeknya sedang membengkak
“Aaaaa…sakiitttt…pliss s stopp…berhen…tiiii…aaaa. ..” Stephanie hanya dapat menangis sesengukan sambil meracau “aaaahh….yaannnn…sakittt.. .aaaa…ammpunnn”
“aahhh…ahhh…ggua…tteemen ..luww..ahhh…jaahhaatt..stto o…pppp..aaaa”.Stephanie masih tak percaya dia sedang dinodai oleh temannya sendiri
“Hmmmfff”, Adrian memperlambat gerakannya dan menyodorkan jari ke lobang memek Stephanie yang sudah memerah dan membengkak, dia mencolek dan menghirup aroma amis darah mens dan perawan Stephanie. “Gua demen banget bau darah mens loe, loe baru mens hari pertama kalo ga hari kedua loe ya?
Stephanie hanya terdiam ketika mendengar pertanyaan temannya yang menanyakan pertanyaan yang tabu Stephanienyakan kepada seorang wanita itu. Stephanie hanya dapat menangis dan mengerang sambil terus menahan sakit, diperkosa dan dipermalukan oleh temannya sendiri.
“enak banget memek luw Teph, loe sengaja jaga buat gua ya nih memek” hahahahahaha…..
“memek perawan emank mantaap rasanya”
“Apalagi pas loe lagi mens gini, berasa makin peret nih memek loe hahahahahaha”.
“aargghhh mantappp…memek perawan lagi mens..hahahaha” erang Adrian sambil terus mengocok penisnya di dalam memek Stephanie tanpa lelah…
Stephanie hanya dapat terdiam dan terus menangis dan menjerit kesakitan tanpa dapat berkata apa-apa.
Penis Adrian terus disodok sodok dengan kuat ke vagina Stephanie. “Adrian… jangaaann..lagii….stoopp…u daahh.. ampun Yaan” teriak Stephanie dengan tersenggal-senggal,
Cairan vagina yang bercampur darah Stephanie pun ikut mengalir, membuat penis Adrian yang mengentoti vagina Stephanie semakin basah dan lengket.
“plak plak….”
“plakk ploook…”
“plak plok plak plak plak…”
bunyi persengamaan dua anak manusia yang dipaksakan ini…
“aaa… Adrian… hh.. jangaaan…. saa…kit… stopp… “, Stephanie terus merengek kesakitan memohon ampun dari Adrian.
“aahahha… baru gini aja kesakitan”. Tangan kanan Adrian meraih buah dada Stephanie yang berukuran 34a dan meremasnya dan memain-mainkan putingnya.
“Toket loe kecil yah kyk toket anak SMP, engga segede nyali loe yang ngotorin daerah kekuasaan gua,nihh rasaiinnn konntoll guaa!”. Adrian yang makin kesetanan memaju mundurkan kontolnya itu pun tertawa terbahak bahak. Jempol dan jari telunjuk Adrian pun memilin milin puting susu Stephanie. “Aaaa! jangan Yan..jangann…aammpunn!”.
Sodokan di vagina Stephanie pun menjadi pelan lalu dihentikan. Pada saat Adrian hendak mencabut penisnya, tanpa sadar, Stephanie masih menggoyangkan pinggulnya.
“hahaha… mau apa engga sih sebenernya”, ledek Adrian. Stephanie pun sadar dan malu. “hhh…ng.. engga..”.
Adrian pun mencabut penisnya. Stephanie merasa sedikit lega, tetapi juga merasa sedikit kecewa; lega karena dia pikir perkosaan ini sudah berakhir, kecewa karena sebenarnya ia lambat laun mulai menikmati perkosaan itu. Namun, perasaan lega dan kecewa itu tidak berlangsung lama.
Tiba2, Adrian mengangkat tubuh Stephanie membawa masuk kedalam rumah, dan melemparnya di lantai dekat meja makan, sehingga Stephanie jatuh tertelungkup. “Ahh!”, Stephanie meringis kesakitan tubuhnya dilempar ke lantai. Adrian pun lalu menindih tubuh Stephanie dari atas, sambil membuka belahan pantat Stephanie. Adrian mengarahkan penisnya ke anus Stephanie dan pelan2 menekannya masuk. Stephanie dan Adrian mengerang bersamaan.
“Aaaahhhh! Yan.. jangan disitu!”, jerit Stephanie.
Adrian lagi lagi tidak mempedulikan Stephanie. Adrian mencoba menggenjoti Stephanie dengan cepat, tetapi, lubang pantat Stephanie begitu sempit.
Adrian melihat sayur pare yang masih mentah di meja makan, Adrian pun meraihnya dan mencoba memasukkan pare tersebut ke dalam vagina Stephanie.
“Aaaahh! Yaaann! loe ngapain brenggseekkk! aaakkkh…. Yaaan!”
“jaanggaaann yaaannn…!”
“Akh.. brengsek, memek loe masih sempit banget”, pare itu tidak bisa dimasukkan karena memekk Stephanie masih terlalu sempit.
Maka Adrian pun berinisiatif dengan membasahi pare dengan darah dari memek Stephanie, Adrian mencelup-celupkan jarinya kedalam vagina Stephanie untuk membasahi jarinya dengan darah perawan dan darah menstruasi Stephanie. setelah terasa cukup, Adrian lalu mengoleskannya darah dari jarinya tersebut ke batang pare tersebut. Hal ini diulang oleh Adrian sampai beberapa kali karena memang vagina Stephanie masih sangat rapat untuk dapat dimasuki pare mentah yang cukup besar tersebut.
Akhirnya pare dipaksa dimasukkan secara brutal ke vagina Stephanie.
“Aaaaakhh! ampun Yaann! jangaaan!”. Stephanie mencoba memberontak karena kesakitan, tapi kedua tangannya masih terikat.
Adrian terus memasukkan pare yang bergerigi bergelombang ke vagina Stephanie sampai dalam, sementara penisnya mengocok anus Stephanie yang sangat sempit itu.
Baru pertama kali di dalam hidupnya Stephanie merasakan sensasi seperti ini. Pantatnya perih serasa mau robek, namun disamping itu, Stephanie juga merasakan kenikmatan yg luar biasa. “anus loe sempit banget, enak, tapi gua lebih suka memek loe”. Adrian mengeluarkan penisnya dari anus Stephanie, lalu memasukkannya ke vagina Stephanie baru saja diperkosa oleh pare.
Vagina Stephanie menjadi semakin basah, bercampur dengan darah mens nya. apalagi Stephaniembah cairan licin vaginanya yang membuat Adrian yang kesetanan itu semakin semangat menyetubuhi nya. Perlahan2, rasa sakit dan malu dan takut yg dialami Stephanie mulai tergantikan dengan rasa nikmat.
“Ahhh… Yaan… ahhhhh..!”. Setelah 15 menit, akhirnya Stephanie mengalami orgasme yang pertama kalinya, Stephanie mengenjang, otot2 nya mengeras, sehingga ikatannya mengendur dan sedikit2 terlepas. Melihat ikatan di tangan Stephanie sudah terlepas, Adrian pun bergerak untuk mengikatnya lagi, namun ia mengurungkan niatnya, sebab Ia melihat Stephanie sudah menyerahkan dirinya sebagai pelampiasan nafsu birahi.
Merekapun berganti posisi, Adrian merebahkan dirinya di lantai dan Stephanie inisiatif jongkok diatas batang penisnya. Adrian memasukkan penisnya lagi ke dalam vagina Stephanie. Kali ini Stephanie pasrah diperlakukan apa saja.
Adrian memegang erat pinggang Stephanie dan mengocokkan penisnya didalam vagina Stephanie dengan cepat. Namun, Stephanie inisiatif menggoyangkan pinggulnya sendiri. “Akh gila.. memek loe asli enak banget Teph!”, racau Adrian.
Adrian meremas remas payudara Stephanie sementara Stephanie masih asyik memompakan penis Adrian di dalam vaginanya. Stephanie malah ikut meremas remas payudaranya sendiri. Melihat Stephanie meremas payudaranya sendiri, tangan Adrian beralih ke pantat Stephanie dan meremasnya.
Lalu, dibukanya belahan pantat dia. Jari telunjuk dan tengahnya dimasukkan ke anus Stephanie secara paksa. “AAkkkhh… Yaan! jangaaan, Yan!”. Stephanie menjerit jerit. Lubang anus Stephanie terasa berdenyut dan sangat sakit setelah disetubuhi dari belakang. Walau rasa sakit yang Stephanie rasa, ia masih menikmati perlakuan Adrian.
Perlakuan Adrian membuat Stephanie semakin terangsang. Kocokan pinggulnya semakin cepat dan dalam. “Ahh… hhhh.. hhss..Yan. enak, Yan..”.
“Akkh…Oughh.. oooh……… “, Erangan Adrian semakin kencang karena keenakan. Tak lama kemudian, otot – otot vagina Stephanie berkontraksi, pijatan vaginanya di penis Adrian menjadi lebih kencang.
Dan…semburan cairan orgasme dari vagina Stephanie menyemprot penis Adrian yang ada didalam vaginanya.
Pijatan otot vagina Stephanie, terasa meremas penis Adrian dengan dahsyat setelah ia orgasme. “Yan.. g… gue.. pengen….k… kencing..”, namun Adrian memegangi pinggul Stephanie dan menggerakkan pinggulnya sendiri naik turun, mengocoki vagina nya dengan cepat dan kuat. “Ouhh… gila.. memek loe enak begini..masa mau gua berentii???.Ouggh.. tanggung…eloe sendiri juga keenakan!”
“Yaaaann..”, Stephanie mengerang erang tidak tahan. “Udaa.hhh… pleasee…. hhh… gue… j.. juga.. haauusss”.
“Brisik!”, Adrian memukul pantat Stephanie sambil tetap menggenjoti nya dari bawah.
“Yaan… g.. gue.. ga tahaan….ma… mau… ken….c…”, belum selesai kalimat Stephanie, air pipis Stephanie mengalir deras, menyirami penis Adrian. Terasa begitu hangat penis Adrian oleh air pipis Stephanie..air kencing itu agak berwarna kemerah mudaan mungkin karena sedikit bercampur dengan darah yang ada di vagina Stephanie.
Adrian menutup mata dan menikmati rasa nikmat itu sambil menggenjoti vagina Stephanie. “hhh.. udah lega khan?!”
“hh.. tapi.. ha..us…”,kata Stephanie sambil menelan air ludahnya. “Uda..han.. Yann….aaahhh….aah”, rengek Stephanie.
“Ohh..ooh… DIKIT LAGII….!”, teriak Adrian dengan suara kasarnya dan keras.
Tiba2 Adrian melepaskan penisnya dari vagina Stephanie, Ia memasukkan penisnya yang basah oleh air kencing dan darah Stephanie
“Isep sampe gua keluar!”, perintah Adrian.
Entah mengapa Stephanie malah nurut tak memberontak, padahal pertama kalinya ia mengoral kemaluan pria, apalagi ia menjilati air kencingnya sendiri dan darahnya perawan dan menstruasinya sendiri. Adrian menggoyangkan pinggulnya, mengentoti mulut Stephanie.
“ini anak suka ya yang jorok2,gimana enak ga rasa kencing en darah luw sendiri?”, kata Adrian sambil tertawa.
“AAAArggggggggggggghhhhhhh! !”. sperma Adrian menyembur di dalam mulut Stephanie. Semburan sperma Adrian sampai luber dari mulut Stephanie.
Stephanie yang baru pertama kali menerima sperma di mulutnya langsung memuntahkan dari mulutnya dan terbatuk batuk. Adrian tertawa. “Kok dimuntahin?katanya haus..”.
Teriakan Adrian terdengar sampai rumah sebelah, rumah Mbok Tari. Mbok Tari yang lagi tidur jadi terbagun, langsung membangunkan suaminya, Pak Amir.
“Kang.. bangun Kang”,kata Mbok Tari sambil menguncangkan tubuh Pak Amir yang sedang tertidur pulas.
“Kang… bangun Kang…ada suara teriakan dari sebelah”, kata Mbok Tari panik.
Pak Amir tertidur sangat pulas akhirnya bangun juga. Mbok Tari memberitahukan kembali apa yang barusan ia dengar.
Akhirnya mereka berdua pun cepat – cepat ke villa sebelah.
Sesampainya disana, mereka melihat Virnie pingsan di lantai teras tanpa terbalut pakaian sehelaipun, pakaiannya pun berserakan. “Ya ampun.. ada apa ini..”.
Mbok Tari memungut pakaian Virnie dan menutup tubuhnya. Ia mencoba untuk membangunkan Virnie. Sedangkan Pak Amir masuk kedalam villa, mencari suara teriakan yang dimaksud Mbok Tari.
Pak Amir mengecek tiap ruangan di dalam Villa, namun saat ia tiba di ruang makan, ia melihat sebuah pemandangan yang ia belum pernah liat sebelumnya. Pak Amir terkejut. Ia mencoba untuk menghentikan perbuatan Adrian, namun Adrian yang sedang kesetanan itu memukul Pak Amir dengan tenaganya yang kuat. Pak Amir terlempar dan jatuh ke lantai dengan hempasan yang kuat. Pak Amir berusaha bangun dan mencoba melawan Adrian.
“Kayaknya kesetanan ini anak”, pikirnya dalam hati.
Pak Amir langsung membacakan mantra, namun Adrian yang kesetanan itu semakin marah dan menjadi lebih ganas, ia mencoba menghajar Pak Amir agar ia kehilangan konsentrasi. Mereka berdua pun akhirnya berkelahi. Pak Amir kalah tenaga dibandingkan Adrian, akhirnya ia berteriak memanggil Mbok Tari.
Mbok Tari yang berada di teras langsung datang dengan tergesa gesa. “TARR… KAMU BACAIN DOA! ADRIAN KESETANAN..!”, kata Pak Amir yang sedang berkelahi dengan Adrian.
Mbok Tari terkejut melihat situasi tersebut, ia langsung membacakan mantra mantra untuk mengusir setan yang ada di dalam tubuh Adrian. Saat Adrian melihat Mbok Tari, ia ingin menyerangnya, tapi tubuhnya Stephanie dan oleh Pak Amir. Tiba2 tubuh Adrian terasa panas dan terguncang.
“Yan… bangun yan..”
Adrian terbangun kaget dari mimpinya dan berusaha membuka matanya. “Yan… bangun dong.. ntar kita telat lho nyampenya”.
Adrian melihat Virnie, kekasihnya, saat matanya sudah terbuka lebar.
“Lho…?”, Adrian pun bertanya tanya.
“Lha lho lha lho.. buruan.. kita sekarang jemput Stephanie”, ajak Virnie, menarik kekasihnya bangun dari tempat tidur.
Sesampainya di Villa,
“Loe masuk duluan aja, Teph.. biar gue sama Rian bawa barangnya, ngantuk khan?”, ujar Virnie.
Stephanie menggosok kedua matanya, “Iya deh.. kamarnya yang mana aja khan?”
Virnie mengangguk.
Virnie dan Adrian memperhatikan Stephanie sampai masuk ke dalam villa, setelah itu Adrian langsung memeluk Virnie dari belakang.
Adrian menciumi leher Virnie dan diberikan sedikit jilatan2 yang merangsang.
Tangannya meremas remas pantat Virnie,” ih jangan disini”
Virnie melepaskan ciuman dan pelukan Adrian. “Aku masih capek.. bobo dulu yah, kamu urus tuh bawaan”.ucap Virnie sambil mengecup kening Adrian, lalu masuk ke dalam villa.
“ck! sialan… “, oceh Adrian sambil melihat Virnie masuk ke dalam.
Adrian mengangkat barang dari bagasi mobil,”Buset.. koper buanyak amaaat”
Tiba tiba sebuah tangan meraih pundak Adrian.
Adrian berbalik.
“Bapak cuma mau mengingatkan, kalau di tempat ini sebaiknya menjaga diri. tidak baik kalau dilihat orang lain”Adrian pun mengangguk kecil, membayangkan apa yang akan terjadi kalau tidak mentaati peringatan Pak Amir itu.