Kelly Tandiono XXX
Kelly Tandiono XXX Note: Cerita ini tidak akan memiliki lanjutan dan tidak ada hubungannya dengan seri cerita Runner/Fahmi karya saya. Kelly Tandiono sendiri adalah seorang supermodel dan aktris. Saya pertama kali tertarik melihat dia setelah melihat cameo dia di film Gundala tahun lalu. Do not copy this story without my authorization! Perkenalkan, nama gue Michael. Gue adalah seorang fotografer yang sudah 5 tahun ini bekerja untuk seorang supermodel dan aktris Kelly Tandiono. Kelly juga dikenal masyarakat sebagai atlit triathlon yang sering mengikuti kejuaraan di berbagai daerah di Indonesia. Gue kenal Kelly melalui seorang teman kami yang kebetulan pernah bekerja dengan agency modeling Kelly. Selama 5 tahun Kami bekerjasama hubungan Kami berkembang lebih dari hubungan professional, bisa dikatakan Kami sudah akrab bagaikan adik dan kakak kandung meski usia Kami terpaut jauh (usia gue 25 tahun, sedangkan Kelly berusia 34 tahun). Bahkan ketika Kelly menikah dengan seorang pengusaha asal Italia gue juga ikut membantu persiapan preweddingnya, gue pun kini juga akrab dengan suami Kelly dan kedua orangtua Kelly. Tapi akhirnya ada satu kejadian yang membuat hubungan gue dan Kelly akhirnya berubah. Jakarta, 2020. Tidak hanya Jakarta, seluruh dunia kini merasakan dampak dari pandemi Covid-19. Banyak usaha terpaksa gulung tikar atau terpaksa merumahkan sebagian besar pegawainya, tidak terkecuali usaha milik Kelly dan suaminya yang pendapatannya mulai menurun. Kelly, yang biasanya juga mendapat begitu banyak endorsement, juga mengalami kerugian yang cukup lumayan. Baik Kelly dan suaminya pun bingung dengan keadaan financial mereka ini. Suatu hari Kelly mendapat tawaran untuk mengendorse sebuah villa mewah di Bali, tentunya kalau project ini diterima, gue akan pergi ke Kelly beserta dengan Kelly dan Jessica, assistant dari Kelly. Rumah Kelly Gue engga bisa bahasa Itali, tapi ya dari cerita yang gue denger dari Kelly kira-kira begini arti percakapan antara Kelly dengan suaminya. “Kamu yakin mau terima job ini? Ini di Bali loh?” Suami Kelly bertanya pada istrinya. “Ya mau gimana lagi, Kita lagi perlu uangnya.” Jawab Kelly. Massimo duduk di samping Istri tercintanya itu. “Tapi aku masih sanggup ngesupport hidup Kita. Kamu engga perlu ambil resiko kayak gini di tengah pandemi!” Ucap Massimo lagi. Mimik wajah Kelly berubah menjadi kesal. “Ini bukan waktunya gengsi deh, ini Aku lakukan juga buat Kita dan keluarga Kita, buat rumah Kita!” Tegas Kelly. Massimo juga mulai terlihat kesal melihat sang Istri tidak mau menuruti permintaannya. “Kok kamu jadi ngeyel gini sih? Aku ini suami kamu loh, Aku cuma ga mau kamu kenapa-napa!” Massimo berujar dengan nada tinggi. Kelly juga jadi ikut-ikutan kesal mendengar ucapan suaminya itu yang terkesan egois. “Yaudah, terserah kamu mau ngomong apa, pokoknya besok Aku tetep berangkat ke Bali!” Kelly berteriak sambil berjalan menuju kamarnya dan membanting pintu kamarnya. Keesokan Harinya. Gue dan Kelly akhirnya tetap berangkat, namun di saat terakhir assistantnya terpaksa tidak ikut karena salah seorang anggota keluarganya sakit. Massimo tidak nampak mengantar Kelly ke bandara, saat itu gue belom tau apa yang terjadi antara Kelly dengan suaminya. Sepanjang perjalanan dari rumah Kelly ke bandara Kelly hanya diam saja tanpa mengucapkan apapun. “Kel, are you okay?” Tanya gue padanya. “Fine.” Jawab Kelly dengan singkat dan agak ketus. Jujur, gue agak kaget mendengar jawaban Kelly, ini bukan seperti Kelly yang biasanya. Bahkan di pesawat saja Kelly lebih memilih untuk tidur, biasanya Kelly akan membaca majalah, menonton film, atau ngobrol sama gue. Gue merasa ada yang salah dengan Kelly, tapi gue putuskan untuk tidak mengganggu Kelly. Bali. Kami akhirnya sampai di Villa yang akan diendorse oleh Kelly. Setelah Kami melakukan serangkain test kesehatan demi mengikuti protokol kesehatan, kami berdua diajak berkeliling oleh petugas house keeping. Sementara Kelly masih sibuk berbincang dengan house keeper, gue mulai memilih-milih spot foto yang bagus untuk account Instagram Kelly. Setelah petugas house keeping meninggalkan villa, gue pun mulai menyetting Kamera seadanya. Toh untuk foto dan video endorsement di Instagram biasanya juga tidak perlu alat yang terlalu canggih. Gue bisa melihat Kelly duduk di sofa dengan wajah betenya dan gue putuskan untuk menghampiri Kelly. “Kel, lo kenapa sih? Gue perhatikan dari Jakarta sampai Bali lo murung terus?” Tanya gue penasaran melihat tingkah laku Kelly. Kelly hanya terdiam, tidak menjawab pertanyaan gue. “Cerita lah, Kel. Lo kayak lagi sama siapa aja sih?” Gue terus membujuk Kelly agar mau menceritakan masalahnya. Tiba-tiba Kelly menangis dan memeluk gue. “Udah, ceritain aja semua. Luapin masalah lo.” Gue terus berusaha menghibur Kelly sambil mengusap-usap kepalanya. Sambil terus memeluk gue, Kelly menceritakan masalah yang dialami dirinya dan sang suami. (Baca bagian awal cerita gue tadi) Sebagai sahabat yang baik tentu saja gue mendengarkan curahan hati Kelly sembari berusaha mencarikan solusi untuk bagaimana menyelesaikan masalahnya. Kelly banyak bercerita soal pertengkaran dengan sang suami. Sebagai seorang lelaki gue pun mengerti jalan pikiran suami Kelly, tetapi sebagai sahabat karib Kelly gue juga mengerti isi pikiran Kelly. “Thank you udah mau dengerin cerita gue ya.” Kelly mulai berbicara sembari menghapus air matanya. “Iya, sorry gue belom bisa banyak bantu.” Jawab gue sekenanya. “Dengan lo dengerin cerita gue aja itu sudah ngebantu kok.” Lanjut Kelly sambil memeluk tubuh gue. Kami berdua terdiam karena tidak ada topik pembicaraan lagi, kami hanya saling memandang. “Makasih ya mau dengerin cerita gue.” Ucap Kelly pada gue. “Yaelah Kel, santai aja! Kayak sama siapa aja sih!” Bales gue sambil tertawa kecil. Kelly pun terus memeluk gue, tapi entah kenapa pelukannya yang sekarang berbeda dengan pelukannya yang biasa. Gue pun melepas pelukannya dan memandang mata Kelly, begitu juga sebaliknya. Entah siapa yang memulai kamipun berciuman. Yang awalnya hanya ciuman pelan berubah menjadi ciuman yang ganas. “Tunggu sebentar Kel!” Gue berdiri dan berjalan menuju pintu. Setelah yakin tidak ada siapa-siapa, gue menutup dan mengunci pintu. Baru saja gue kelar mengunci pintu, Kelly sudah dibelakang gue dan mendorong tubuh gue ke arah pintu. Kelly kembali mencium gue dengan ganasnya. Lidahnya menari-nari dalam mulut gue. “Gue ga mau tau, malam ini lo harus puasin gue!!” kata Kelly. Gue hanya bisa mengangguk dan Kelly melepaskan pelukannya. Kelly melepaskan kemeja dan jeansnya sehingga kini dia hanya mengenakan BH dan celana dalam berwarna hitam. Saat gue ingin menyusu ke dada yang tidak terlalu besar itu, tiba-tiba Kelly malah menghentikan gerakan gue. “Eh, lo juga lepas dong!” kata Kelly. Sambil tersenyum, gue mulai melepaskan Kaos dan celana gue, ternyata Kelly juga mulai melepas BH dan celana dalamnya. Gue mulai menyosor dan menyusu di dadanya itu. Kelly hanya bisa mendesah. Sambil menyusu, gue mendorongnya ke sofa tempat kami berbincang tadi. Dengan ganasnya Kelly merubah posisi kami sehingga kini Kelly menimpa gue. Kelly mulai menciumi pipi dan dagu gue lalu turun menciumi dada hingga akhirnya turun ke perut lalu ciuman Kelly turun ke penis. Kelly mulai mengocok penis gue dengan tangan halusnya dan gue hanya bisa mendesah sambil berkata “Terus Kel!” Ucap gue yang keenakan menerima perlakuan sahabat gue ini. Kelly Tandiono tersenyum nakal lalu mulai menciumi kepala penis itu. “Duh, udah lama nih gue ga makan kontol lokal.” kata Kelly yang mengikuti omongan itu dengan melahap penis gue. Lidahnya dengan lihai menari-nari dipermukaan penis dan itu membuat gue hanya bisa mendesah. Mengingat masih ada beberapa orang di villa sebelah, gue berusaha untuk mengendalikan desahan gue dengan menutup mulut gue sendiri dengan tangan. Kemudian Kelly melakukan sesuatu yang mengejutkan. Kelly menghentikan sepongannya dan menaruh penis gue di antara belahan dadanya. Meski ukuran dadanya tidak besar, Kelly men-titfuck gue dengan penuh nafsu sambil sesekali menciumi kepala penis gue. Sambil bergetar gue hanya bisa berkata “Duh, Kel, kalau gini bisa-bisa gue keluar ini!” Ucap gue berusaha menahan orgasme. “Yaudah keluarin di mulut gue aja sih.” Balas Kelly dengan nada agak sewot. Kelly kembali memasukan penis itu kedalam mulutnya. Gue yang sudah tidak kuat akhirnya menyemburkan sperma di dalam mulutnya. “Gila lo, Kel, emang hebat banget lo! Pantes laki bule lo itu betah sama lo.” kata gue sebisanya sambil ngos-ngosan. Kelly tersenyum mendengar pujian dari gue. “Nah sekarang giliran lo puasin gue, sayang!” kata Kelly sambil mengelus rambut gue yang sudah berantakan. Gue, yang mengerti maksudnya, langsung mengarahkan kepala gue ke arah vaginanya dan tanpa basa basi langsung menjilat dan menghisapnya.
Lagi-lagi Kelly hanya bisa mendesah sambil berteriak “Terus! Terus! Ah fuck!” Kelly terus berteriak sambil mengeluarkan kata-kata kasar. Kelly memejamkan matanya dan tangannya terus menggenggam bantal sofanya. “Owh, shit!” Tiba-tiba Kelly berteriak agak kencang dan cairan surga pun keluar dari vaginanya. Gue pun menghisap cairan itu sebisanya dan mengumpulkannya dalam mulut gue. Gue langsung meng-french kiss Kelly dan Kelly akhirnya merasakan cairannya sendiri. Kami yang ngos-ngosan akhirnya beristirahat sejenak. Kelly membukan handphonenya dan membaca chat dari suaminya. Suaminya itu meminta maaf karena kelakuannya, tapi Kelly masih terlalu kesal untuk menjawab pesan dari suaminya. Karena suasana villa yang dingin, penis gue kembali berdiri. “Michael, kontol lo udah berdiri lagi aja tuh” kata Kelly sambil tertawa. Tanpa menjawab gue langsung mencium bibir Kelly sambil menggosok vaginanya dengan tangan gue. Gue menatap Kelly seakan minta persetujuan, Kelly kembali menatap gue seakan menerima permintaan gue. Perlahan gue mulai memasukan penis gue kedalam vagina Kelly Tandiono, seorang supermodel terkenal sekaligus sahabat gue sendiri! “Ah, memek lo sempit sayang!” Kata gue berusaha memuji ukuran vaginanya. “Kontol lo juga gede!” Jawab Kelly yang juga memuji ukuran penis gue. Gue mulai menggerakan penis gue keluar masuk vaginanya. Agar desahannya tidak terdengar penghuni villa sebelah, gue mencium bibir Kelly dengan penuh nafsu. Gerakan gue yang awalnya lamban, lambat laun menjadi lebih kencang dan Kelly makin memperdalam ciumannya untuk menahan desahannya. Gue, yang sudah tidak kuat lagi, akhirnya berusaha melepaskan penis gue dari vagina Kelly. Di luar dugaan Kelly malah menahan pinggang gue dengan kedua kakinya yang jenjang itu. “Kelly sayang, gue keluar!” kata gue sambil mendesah. “Iya, gue juga mau keluar. Bareng ya!” jawab Kelly juga sambil mendesah. Penis gue memuntahkan peju di dalam vaginanya bersamaan dengan Kelly yang mengeluarkan cairan surgawinya. Kami berdua hanya bisa bernafas dengan kencang, Kelly kemudian mencium kening dan bibir gue. “Makasih ya sayang” ucap Kelly sambil kembali mencium kening gue dan mengusap-usap rambut gue. Kelly lanjut dengan mengecup ujung penis gue. Akibat kecupan itu, penis gue kembali berdiri lagi. “Hah, berdiri lagi? Pake obat apaan sih lo?” tanya Kelly sambil tertawa girang. Gue hanya tersenyum saja lalu mencium bibir Kelly. Dengan posisi misionaris, gue kembali memasukan penisnya ke dalam vagina Kelly Tandiono. “Mike, peluk gue please!” pinta Kelly dengan nada yang lembut. Gue kemudian memeluknya. “Goyang yang pelan yah, gue ingin merasakan yang lembut. Please Michael!” pinta Kelly. Gue pun mengerti keinginannya. Kelly tak ingin kasar ternyata. Ia ingin dilembuti. Mungkin ini efek dari kegalauan Kelly setelah berkelahi dengan suaminya. Sesekali gue mencium dan menjilat payudara Kelly. Vagina Kelly terasa mulai mengencang dan semakin memijat penis gue. Gue dan Kelly sama-sama merasakan kami akan mengalami orgasme. Sadar bahwa gue tidak mengenakan kondom, gue berusaha untuk melepaskan Kelly, tapi Kelly menolak dan malah mempercepat gerakannya. Bahkan Kelly mengunci tubuh gue dengan kedua kakinya yang jenjang itu. “Kellyyyy… gue keluaaaar!!!” teriak gue “Michaeeeel… gue jugaaa!!! Aaaahhh!” teriak Kelly dengan suara merdunya. Kami berdua orgasme secara bersamaan dan gue menyemburkan sperma gue ke dalam rahim Kelly dan Kelly menyemburkan cairan surgawinya. Gue yang lemas akhirnya ambruk di atas tubuh supermodel terkenal itu. Kami berdua berciuman dengan mesra lalu tertidur pulas. Setidaknya malam itu gue sudah membantu Kelly sedikit melupakan kesedihannya. Keesokan harinya. Hari Minggu. Gue terbangun dan menemukan Kelly sudah tidak berada di samping gue, namun gue mendengar suara shower yang berbunyi. Gue lalu masuk ke kamar mandi lalu menghampiri suara itu dan melihat Kelly yang sedang mandi. Tentu saja gue sudah pernah melihat tubuh polos Kelly semalam, tapi pemandangan Kelly yang sedang mandi malah semakin membuat gue kembali bernafsu pada sahabat gue ini. “Sini yuk, gabung” ucap Kelly ke arah gue sambil tersenyum nakal. Gue masuk ke dalam bilik shower itu dan mulai menciumi bibir Kelly dengan penuh nafsu. Yang terjadi berikutnya tidak dapat terelakan lagi, Kelly dan gue bercinta di bawah pancuran air hangat. Gue mendorong Kelly ke tembok kamar mandi lalu kembali memasukan penis gue ke dalam vagina Kelly. “Come on, terus Michael!” Pinta Kelly dengan penuh nafsu. Gue terus mempercepat gerakan penis gue di dalam vagina Kelly Tandiono. Gue mengeluarkan penis gue dari vagina Kelly dan membalikan tubuh Kelly sehingga kini wajah dan dada Kelly menempel ke dinding kamar mandi. Tanpa izin, gue langsung memasukan penis guw ke dalam lubang pantat Kelly. “Bangsat lo, Mike! Ngomong-ngomong dong kalau mau main anal!” bentak Kelly. Gue hanya tertawa sambil terus menggerakan penis gue sehingga Kelly terus mendesah keenakan. Gue dan Kelly bercinta cukup lama di bawah shower. Bahkan kali ini Kelly kembali menghisap penis gue sehingga merasakan bekas pantatnya sendiri. Sambil berjongkok Kelly berkata: “Nanti keluarin aja di muka gue ya!” Kelly dengan segera langsung melahap penis gue dan Kelly segera keluarkan kemampuan terbaiknya, lidahnya memijat-mijat batang penis dan kepala penis gue. Kelly semakin ganas mengulum penis gue. Tidak lupa tangan Kelly juga ikut mengurut penis gue serta memijat buah zakar gue. Gue, yang sudah tak tahan lagi, kemudian menembakkan seluruh isi spermanya ke dalam mulut dan wajah Kelly.
Gue mengeluarkan semua sperma gue di wajah supermodel seksi itu. Setelah permainan panas itu, Kami memutuskan untuk terus mandi dan bersih-bersih. Selesai mandi dan berpakaian, gue dan Kelly memutuskan untuk makan siang bersama di villa. Kami menghabiskan waktu bersama dengan menonton film di TV, meminum beberapa kaleng bir, dan berbincang-bincang seputar teman-teman dan keluarga besar Kelly yang tinggal di Singapore. Tiba-tiba Kelly memberikan sebuah ide. “Berenang yuk!” Ajak Kelly pada gue. “Boleh juga sih, Ayo deh!” Gue menerima ajakan Kelly. Gue akhirnya melepaskan seluruh pakaian gue tanpa sisa dan berendam di kolam renang itu tanpa sehelai pakaian, alias nude swim. Kelly mulai ikut melepaskan seluruh pakaiannya dan ikut berendam di dalam kolam renang itu. “Uuuuhhhh…. Enak banget….” ujar Kelly ketika merasakan hangat air di kolam renang itu. Kolam renang itu memang adalah kolam renang modern yang bisa disetting menjadi hangat. Gue mengambilkan segelas sampanye untuk Kelly. “Jadi, sekarang kita ngapain?” tanya gue dengan wajah yang memancing. “Rasanya lo udah tau gue mau ngapain.” jawab Kelly dengan senyuy nakal. Gue mendekati Kelly mulai menciumi bibir Kelly dengan penuh nafsu. Jelas Kelly sudah mabuk alcohol. Gue keluar kolam dan duduk dipinggir kolam. Tanpa disuruh, Kelly mulai mengocok-ngocok penis gue. Gue jelas sangat menikmati permainan tangan Kelly Tandiono sambil menenggak sampanye. “Kelly, kocok terus!” Gue terus memerintah Kelly. Tangan Kelly terbukti lihai dalam memijat penis gue. Gue tidak heran lagi, karena gue yakin Kelly pernah “menggarap” penis yang lebih besar lagi dari milik gue. Terdengar suara air kolam bercipratan akibat perbuatan Kelly. “Gue buktiin, setelah malam ini lo bakal lupa sama suami lo yang bodoh itu!” Gue berkata sambil mengelus-elus kepala Kelly. Kelly tiba-tiba menghentikan kocokannya dan mendekatkan wajahnya ke arah penis gue. Tanpa memberi aba-aba, Kelly langsung menjilati penis gue bagaikan anak kecil yang sedang menjilati ice cream. “Hhhmmmmm… Ssstttt…..” Gue benar-benar sudah tidak mampu berkata-kata lagi. Lidah supermodel itu menari-nari dengan panasnya di kepala penis gue. Kelly juga sesekali menjilati dan menciumi lubang kencing gue. “Hhhmmmmm… Hmmmm…” hanya suara itu yang bisa gue dengar keluar dari mulut Kelly. Kelly semakin memperdalam sedotannya sehingga kini Kelly mendeep throat penis gue. “Gilaaaa!!!” Teriak gue dengan puas. Setelah beberapa menit gue benar-benar sudah tidak kuat lagi “Kellyyyy…. gue mau keluar!” Teriak Gue. Kelly malah semakin menyedot penis gue dengan kencang dan akhirnya gue menyemburkan seluruh sperma gue kedalam mulut Kelly. Kelly menelan semua sperma gue tanpa sisa dan menjilati sisa sperma yang masih menempel di bibirnya dan penis gue. Bahkan Kelly juga menjilati sperma gue yang tersisa di jari-jarinya. “Banyak banget sih keluarnya? Masih kuat ga abis ini?” tanya Kelly pada gue. “Masih lah, Michael gitu loh!” Jawab gue dengan sombong. “Gue benar-benar engga nyangka, kontol lo ternyata enak banget!” Ucap Kelly lagi. Sambil menunggu penis gue berdiri kembali, kini giliran gue yang akan memuaskan Kelly. Gue masuk ke dalam kolam dan Kelly gantian duduk di pinggir kolam. Gue berusaha untuk merangsang vagina Kelly dengan cara memijatnya. “Uuuuuhhhh” Kelly melenguh pelan. Pijatan tangan gue di vagina Kelly Tandiono terasa cukup enak dan membangkitkan gairah Kelly. Lama kelamaan, vagina Kelly mulai terasa basah. Pijatan tangan gue akhirnya semakin cepat sehingga membuat Kelly mengerang keenakan. “Aaaahhhh!!!” Supermodel kelas international itu mengalami squirt akibat pijatan tangan gue. Setelah dirasa sudah cukup basah, sekarang gue memutuskan untuk menarik Kelly kembali ke kolam dan mulai mengarahkan penis gue ke vagina Kelly. Yang terjadi berikutnya tidak dapat terelakan lagi, Kelly dan gue bercinta sambil berendam di kolam renang air hangat. Gue mendorong pemeran film Gundala itu ke pinggiran kolam lalu memasukan penis gue ke dalam vagina Kelly. “Arrggghhh… Enak!!!” seru gue saat merasakan hangatnya vagina Kelly. “Come on, terus Michael! Fuck me!” pinta Kelly. Gue terus mempercepat gerakan gue di dalam vagina Kelly Tandiono. Sensasi bercinta sambil berendam air hangat memang berbeda. Suara air bercipratan mulai terdengar akibat gerakan gue. Penis gue keluar masuk vagina Kelly dengan sangat liar. “Teeeruuuusss!!!!” teriak Kelly keenakan. Gue merasa tidak perlu diperintah-perintah lagi dengan segera mempercepat gerakan penis gue di dalam vagina Kelly. “Oh, shit!!!” Teriak Kelly lagi dengan kencang. Supermodel sekaligus aktris itu merasa akan mendapatkan orgasmenya. “Michael, gue mau dapet nih!!” Gue, yang dari tadi masih menggerakan penis gue keluar masuk lubang vagina Kelly yang hangat itu akhirnya merasa akan mendapatkan orgasme. “Bareng, gue juga!!!” Jawab gue sambil merasa keenakan. “Aaaaahhhhhh!!!!” Teriak gue dan Kelly bersamaan. Kami berdua ngos-ngosan seperti orang yang kehabisan nafas setelah lari Marathon berkilo-kilometer. Sensasi bercinta di kolam renang sangat berbeda. Jelas sebelum bersama Kelly gue udah bukan perjaka, tapi yang jelas seks bersama Kelly adalah seks terhebat yang pernah gue lakukan. Kelly tau persis bagaimana memperlakukan lawan mainnya sehingga lawan mainnya juga tidak mau kalah. Sejak saat itu hubungan persahabatan Kami jelas berubah. Tanpa sepengetahuan suami Kelly, Kami diam-diam jadi semakin sering bercinta. Kami sering melakukannya di apartment Kelly, di hotel, di kamar mandi, bahkan di lift. Gue bukan lagi sekedar fotografer pribadi Kelly, tapi gue sekarang menjadi budak seks seorang Kelly Tandiono. The End.